Lima menit! Salsa hanya diberikan waktu lima menit untuk menentukan masa depan perjalanan hidupnya. Sebagai istri Ares atau sebagai perawan tua yang tak memiliki apa-apa. Sungguh dua pilihan hidup yang tidak pernah terlihat sedeik pun dalam sel-sel otak kepala Salsa selama 20 tahun hidupnya.
Ah sial! Kenapa hidup gue jadi begini! Nggak bisa! Kali ini gue harus kabur lagi. Bodo amat lah sama warisan, gue akan buktikan ke Kak Fariz, kalo nggak semua laki-laki itu pecundang! Ya kali gue jadi perawan selamanya!
Salsa bertekad untuk kabur kembali, masih dengan gaunnya yang sudah koyak-koyak seperti habis diserang macan tutul yang nyasar. Tapi baru juga berdiri, tiba-tiba saja otak Salsa menyebutkan nama-nama dari semua laki-laki yang pernah dekat dan nama-nama dari barisan para mantannya. Yeah, walaupun tidak lebih dari empat orang, api keempat orang itu semuanya pecundang yang secara tulus hanya memanfaatkan materi saja. Sementara orang-orang yang mendekatinya hanya sekadar main-main saja. Ah, sial memang, tidak ada satu pun pengalaman ia pernah bertemu dengan lelaki sejati.
Salsa melongok ke luar jendela kamarnya yang ternyata beberapa penjaga ditempatkan di bawah sana. Wah, benar-benar tidak ada pilihan lain!
Sial! Sial! Sial! Oke tenang. Gue harus tenang.Tenang... Ayo Salsa berpikir... Kak Fariz bilang, si manusia batu itu nggak akan mengkhianati janjinya? Oke, kalo gitu gue akan buat si manusia batu itu menyerah! Tunggu aja, Res, lo akan nyesal karena udah sekongkol sama Kak Fariz, menjebak gue dalam pernikahan sialan ini!
Pintu diketuk tepat lima menit setelah Fariz keluar dari kamar Salsa. Gadis itu memejamkan matanya, menenangkan dirinya sebelum membuka pintu.
Ares menaikkan kedua alis matanya saat melihat penampakan Salsa. Tapi hanya sebentar, setelah itu ekspresinya kembali pada ekspresinya yang datar.
"Sudah menentukan pilihan, Nona?" tanya Ares, masih dengan nada dan panggilan formalnya, meski wanita di depannya itu akan segera menjadi istrinya.
"Ya."
Ares menunggu.
"Gue akan nikah sama lo. Puas?!" Jawab Salsa dengan nada sinis dan benci.
Ares mengangguk, kemudian menggerakkan tangannya kepada beberapa orang yang menunggu disisi lain. Tak lama, dua wanita datang. Wanita-wanita yang tadi sempat Salsa usir,
"Waktu kalian lima menit untuk menyiapkan Nona." Titah Ares dingin kepada dua wanita itu.
Salsa mendengkus malas seraya menatap sinis pada Ares yang kemudian berlalu dari depan kamar Salsa.
"Menyiapkan?! Lo pikir gue apaan?!" Gerutu Salsa.
* * *
Setelah selesai berganti gaun yang lebih sederhana dan wajah yang sudah disapukan dengan riasan yang lembut membuat Salsa terlihat sangat manis dan cantik. Pemandangan yang membuat dada Fariz bergemuruh penuh haru. Bahkan Ares pun tak kuasa menahan ekspresi datarnya yang berubah menjadi ekspresi yang terpesona, sampai membuat Fo menyenggol-nyenggol Jon untuk melihat bagaimana ekspresi Ares yang langka itu.
Salsa masuk ke dalam ruangan yang sudah disiapkan untuk acara ijab qobul, tidak banyak tamu yang datang hanya ada Pak RT dan istrinya, Pak RW dan istrinya, tetangga kanan dan kiri juga...
"Salsa!" Mesya dan Rere memanggilnya dengan senyum lebar, begitu pun dengan Sita yang ikut melambaikan tangan dengan senyumnya.
Rasanya saat itu juga Salsa ingin menangis. Setidaknya kehadiran sahabat-sahabatnya membantu perasaannya labih baik.
Prosesi ijab dan qobul itu pun akhirnya berjalan dengan tenang, khidmat dan singkat. Salsa pun cukup tertegun ketika mendengar bagaimana Ares berbicara dengan yakin, lancar dan tegas di depan penghulu dan semua tamu yang ada.
"Sah!"
Bi Itay membawakan cincin pernikahan, yang kemudian Ares menyematkan cincin itu pada jemari lentik Salsa. Dan Salsa pun melakukan yang sama, menyematkan cincin pernikahan itu pada jemari besar dan kasar Ares. Dan yang paling terberat adalah ketika untuk kali pertama Salsa harus mencium tangan pria yang selama ini berstatus sebagai tangan kanan Kakaknya sekaligus pengawal pribadi itu sebagai suaminya mulai detik itu.
Salsa langsung memalingkan wajahnya dengan cara yang paling natural untuk memeluk Bi Itay, yang dia anggap sudah seperti bagian dari keluarganya.
"Silahkan pengantin pria boleh mencium kening istrinya." ucap penghulu itu. Yang langsung saja membuat ketiga sahabat Salsa, Fo dan Jon bersemangat untuk menantikan bagaimana manusia batu itu mengecup kening Salsa.
Salsa kembali duduk dengan ekspresinya yang datang, dia sangat yakin Ares si manusia batu purba itu tidak akan melakukan hal menggelikan itu, mengecup keningnya apa lagi di depan...
Cup.
Kecupan singkat yang seringan sehelai bulu ayam itu pun akhirnya tetap mendarat pada kening Salsa yang kini mematung. Antara geram, marah dan jijik. Dia bersumpah akan menggosok keningnya dengan abu gosok!
* * *
Setelah kepulang semua tamu, termasuk sahabat-sahabat Salsa yang paham bagaimana jalan cerita tentang pernikahan Salsa, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain memberikan dukungan dan doa agar sahabatnya dapat menjalani hidup barunya dengan baik. Dan berharap semua akan baik-baik saja.
Salsa dan Ares duduk di depan Fariz di dalam ruang kerja. Mereka duduk bersisian, namun dengan jarak di antara mereka yang bisa saja dilewati truk gandeng.
Fariz tiba-tiba saja meletakkan sebuah kunci di atas meja.
"Kunci apa itu?" tanya Salsa.
"Kado pernikahan dariku. Rumah untuk kalian." jawab Fariz dengan tenangnya.
"Apa?!" Salsa terkejut bukan main. Ia menengok pada Ares, dilihatnya pria itu pun juga terkejut, tapi tidak langsung bersuara seperti Salsa.
"Kenapa terkejut? Kalian sudah sah secara agama dan negara, dan sudah seharusnya kalian tinggal berdua sebagai pasangan suami istri."
"Oh yang benar saja! Seolah aku sangat mengharapkan pernikahan ini!" Cibir Salsa.
"Tuan... saya rasa ini berlebihan. Saya dan Nona tidak masalah jika kami tetap disini bersama Tuan." ujar Ares.
Salsa melirik sinis pada Ares. Entah kenapa dia merasa tidak suka dengan cara Ares mengungkapkan seolah dirinya adalah tanggung jawab Ares, yeah walaupun sebenarnya memang seperti itu.
"Nona?" Fariz mengulang. "Adikku sekarang adalah istrimu, Res. Dia bukan lagi Nona mudamu. Kamu bertanggung jawab dan juga memiliki hak penuh atas istrimu."
"Enak saja! Nggak bisa begitu dong! Kalian pikir aku ini barang! Dia tetap nggak boleh menyentuhku tanpa ijin dariku!" Salsa menunjuk Ares dengan jari telunjuknya.
"Salsa jaga sikapmu!" Tegur Fariz.
"Nggak mau! Aku sudah turuti keputusan kalian yang nggak adil terhadap kebebasan juga hak ku sebagai manusia. Jadi, jangan harap setelah pernikahan ini semua akan baik-baik saja! You will not gonna touch me, forever and ever!" Salsa berdiri, kemudian meninggalkan ruang kerja Fariz dengan langkahnya yang lebar-lebar.
Fariz menghela napas kemudian berdecak. "Dia akan sangat menyulitkanmu, Res."
"Saya tau, Tuan."
"Omong-omong," Fariz menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi. Entah bagaimana, Fariz merasakan kelegaan luar biasa sekarang, adiknya berada dibawah tanggung jawab orang yang sangat dia percaya. "Bagaimana menurutmu tampilan Salsa malam ini?"
"Nona-"
"Nona?"
"Maksud saya, ehm... Salsa... sangat cantik."
.
.
.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rita Riau
sabar ya Res,,,,Salsa lagi puyeng,,, barusan patah hati,, detik berikutnya nikah dgn mu🤭🤔🥰😁
2024-01-10
1