Tak Perlu Menyesali Pecundang.

Sejak kembalinya Salsa semalam setelah aksi kaburnya yang tidak heroik, gadis itu belum bertemu lagi dengan Ares juga dengan Fariz. Tapi pagi ini, Jon, salah satu bodyguard di rumah kali ini ditugaskan untuk mengantar Salsa bahkan mengawasi Salsa di kampus. Jika saja hari ini bukan hari terakhir UAS, sudah dipastikan Fariz akan mengurung Salsa atau mungkin akan lebih parah yaitu langsung menikahkan Salsa dengan Ares.

"Sal!" Rere melambaikan tangan ketika mereka - Rere, Sita dan Mesya - melihat Salsa keluar dari dalam gedung fakultasnya, melangkah gontai dengan wajahnya yang ditekuk menuju gajebo tempat biasa empat sahabat itu duduk menghilangkan penat sambil menikmati pemandangan danau buatan di depan mereka.

"Lo udah dengar kabar belom sih?" Mesya segera menyusul Salsa dan menariknya untuk segera duduk di gajebo.

"Kabar apa?" tanya Salsa lesu.

"Dafian sama Maya?"

Salsa membuang napas berat.

Sita menutup mulutnya yang menganga dengan tangan, menyadari ekspresi Salsa. "Lo udah tau, Sal?"

Salsa mengangguk. "Gue ikut ngegerebek mereka kemarin, gue yang bobol kunci pintu kosan Dafian malah waktu mereka-"

"Eh tunggu-tunggu!" Rere mengangkat tangannya. "Ngegerebek? Maksudnya?" Pertanyaan Rere mewakilkan juga kebingungan Sita dan Mesya.

"Loh, kalian tanya ke gue tentang Dafian dan Maya, kan?" Salsa jadi ikutan bingung.

"Iya, mereka berdua di DO, nggak tau sebab apaan, tapi tadi gue lihat sempet ada wartawan gitu sih." jawab Sita.

"Jadi, maksudnya apaan nih?" Tanya Mesya.

Salsa mengusap wajahnya dengan gusar, kemudian menceritakan bagaimana dia datang ke kosan Dafian dan melakukan aksi Macgyver membuka pintu kamar kosan Dafian yang terkunci, dan bagaimana Salsa dan beberapa penghuni kosan itu menjadi saksi perbuatan menjijikan antara Dafian dan Maya di dalam kamar itu. Dan yang paling membuat Salsa sakit hati adalah, bagaimana Maya tersenyum sinis pada Salsa padahal ketika itu posisi Maya sangat menggelikan. Bagaimana rivalnya itu masih tak punya malu untuk menunjukkan senyum kemenangan di depan Salsa.

"Bajing*an!" Umpat Rere sambil menghentakkan tasnya sendiri. "Gue bilang juga apa, kan? Si Dafian itu udah kayak benalu! Dia selalu ngebaikin elo kalo lagi butuh uang aja! Nih, jangan-jangan uang yang sering dia minta ke lo itu dia pake buat jalan sama si Meye! Karena sama lo dia nggak pernah ngajak jalan duluan, kan? Selalu lo yang ngajak jalan, selalu lo yang bayarin, selalu lo yang-" Ujaran kebencian dan kemarahan Rere terpotong begitu Mesya menyenggol lengan Rere.

Sita merangkul Salsa, mengusap rambut Salsa dengan lembut, menenangkan sahabatnya yang mereka yakin pasti saat ini hatinya sangat remuk.

"Sorry, Sal, gue kebawa emosi." Ucap Rere.

"Gue nggak ngerti, apa salahnya gue, ya? Kalo memang dia udah nggak mau ngelanjutin hubungan, kan bisa ngomongin baik-baik, nggak perlu main di belakang gue, sama Maya pula!" Keluh Salsa.

"Padahal dia tau si Maya itu selalu aja bikin ulah ke lo." Mesya ikut kesal.

Salsa hanya mampu menghela napas panjangnya yang lelah. Pikirannya semerawut sekali. Masalah Dafian dan ditambah masalah pernikahan paksa yang dilakukan Fariz untuk dirinya dan Ares membuat Salsa tidak mempunyai alasan untuk menyunggingkan senyum pada wajahnya.

"Wah, wah... lihat deh siapa yang lagi patah hati." Suara cewek dengan nada menyebalkan membuat keempat sahabat itu menengok.

Dinta, Kila, Freya berdiri di depan gajebo itu dengan gaya mereka yang pongah, senyuman mengejek tergantung pada wajah-wajah menyebalkan itu.

"Kasian banget sih lo, Sal, mati-matian ngejaga hubungan manis lo sama Dafian, eh taunya selama ini cuma dijadiin selingkuhannya doang." kata Kila yang disusul tawa mengejek dari bibir Dinta dan Freya.

"Eh, apaan tuh maksudnya? Nggak usah ngomong aneh-aneh deh lo pada kalo nggak mau gue sambit!" Rere sudah menggelung lengan kemeja flannelnya hingga siku untuk memberikan pelajaran pada tiga cewek itu.

Tangan Salsa sudah mengepal kuat. Jadi seperti itukah hubungan dirinya dengan Dafian selama ini? Dirinya hanya dijadikan selingkuhan? Dan itu artinya...

"Heh, siapa yang ngomong aneh-aneh, memang pada kenyataannya selama ini Maya itu pacarnya Dafian, dan temen kalian itu cuma dijadikan selingkuhan. Hahahahaha. Kaisan, cantik tapi gampang dibodohi." Ejek Freya sambil tertawa.

Ejekkan itu membuat Rere tidak lagi bisa menahan hasratnya untuk menghajar Freya. Rere langsung berdiri dan melompat kemudian menampar mulut Freya hingga membuat Dinta dan Kila histeris. Mesya dan Sita pun tak kalah kaget dengan serangan Rere yang tiba-tiba.

Freya hendak membalas Rere, tapi Rere lebih cekatan dalam menangkis dan menghindar yang akhirnya Freya lagi yang terkena tamparan pedas Rere. Pekelahian antara Rere yang memang sudah terbiasa ikut tawuran dan demo dan bekelahi dianggap tidak imbang dengan Freya yang hanya mampu memukulkan kedua tangannya tanpa arah yang sama sekali tidak mengenai Rere.

Hingga banyak orang termasuk Jon datang untuk akhirnya melerai mereka, menahan Freya yang menutupi kekalahannya dengan memaki dan berteriak. Begitu pun dengan Dinta dan Kila. Sementara Jon menahan Rere agar tidak lagi menyerang Freya dan dua kawannya. Rere tidak banyak bicara, hanya tangannya saja yang beraksi.

Umpatan dan makian terus dilontarkan dari kubu pendukung Maya meski sudah banyak orang meminta mereka berhenti.

"CUKUP!" Teriak Salsa pada akhirnya. Teriakannya cukup menggelegar karena dia berdiri di atas gajebo. Semua mata tertuju padanya. Salsa melompat turun dari gajebo dan mendekati Frea, Dinta juga Kila yang menatap Salsa kesal.

"Kalian pikir gue sakit hati? Kalian pikir gue sedih? Kalian pikir gue patah hati karena bajing*an kayak Dafian dan jala*ng seperti Maya?"

"Heh lo-" Dinta sudah mau berteriak lagi, tapi Salsa dengan tenang memotongnya.

"Lo tau kenapa dua orang menjijikan itu di DO? Karena mereka ML dikamar kosan Dafian dan itu disaksikan oleh semua penghuni kosan, bahkan gue yang ngebobol kunci pintu kamar kosan Dafian waktu mereka lagi asik berasusila di dalam sana dan gue yang membuat mereka digiring memalukan." Penjelasan Salsa yang tenang tapi tegas membuat trio cewek itu terdiam dengan wajah mereka yang terkejut. Begitu pun dengan orang-orang yang ada di sana. Bisik-bisik dan cibiran pun langsung terdengar.

"Apa kalian pikir gue akan terpuruk karena manusia rendahan macam mereka? Cuih!"

"See? Salsa jauuuuh lebih terhormat dari pada kawan kalian yang jala*ng itu. Digerebek ML di kosan, di DO, bentar lagi masuk berita deh karena kasus asusila. Malu-maluin!" Semprot Mesya pada Dinta, Kila dan Freya yang kini hanya bisa membungkam bibir mereka.

"Lo bilang apa tadi? Gue gampang dibodohi?" Salsa mendengkus, kemudian dia membuka ponselnya, membuka sebuah aplikasi dan menunjukkan bentuk undangan pernikahan digital yang mencantumkan nama dirinya dan seorang pria.

"Tell to Dafian, next week, Salsa is going to married!" Senyum miring terpeta jelas pada wajah cantiknya yang luar biasa membungkam Dinta, Kila dan Freya yang tadinya begitu semangat mengejek Salsa. "Sekarang katakan, siapa yang dibodohi?"

* * *

Kabar tentang bagaimana kronologi Salsa kabur, menggerebek Dafian dan Maya hingga tentang pernikahan antara Salsa dan Ares tentu saha menjadi tema obrolan yang tak habis-habis untuk Salsa, Sita, Rere dan Mesya sore itu di sebuah kedai kopi yang santai. Setelah keributan yang terjadi di kampus, mereka memilih untuk mencari tempat yang netral.

Yang membuat Salsa heran adalah, ketiga sahabatnya itu justru mendukung tindakan Fariz yang ingin menikahkan Salsa dengan manusia batu yang Salsa tidak suka sama sekali.

"Kalian mendukung hidup gue di bawah tekanan batin seumur hidup sama si batu purba itu?" tanya Salsa tak menyangka.

"Gini deh, kalo dia batu, udah pasti dia ga punya hati dan perasaan dong, tapi dia payungin lo kemaren, sementara dirinya keujanan. Ih itu tuh... romantis banget!" Seru Mesya yang memang ngefans berat sama Ares.

"Romantis dari Hongkong!" Cibir Salsa.

"Jangan terlalu kelewat benci sama Ares lho, Sal, nanti bisa kena karma jatuh cinta tujuh turunan, delapan pengkolan, sembilan puteran balik." Goda Rere.

"Ish! Logikanya, mana bisa orang sedatar, setanpa ekspresi dan senyebelin Ares bisa bikin orang jatuh cinta coba?" Salsa masih awet dengan kebenciannya pada Ares.

"Ehhh, jaman sekarang cowok modelan dingin tanpa ekspresi tapi peka secara sikap justru sangat mempesona tau." Mesya membela Ares.

"Lo aja deh kalo gitu yang gantiin gue, Mes." ujar Salsa.

"Mauuuuu!" Pekik Mesya hingga membuat beberapa pengunjung yang duduk dekat dengan meja mereka mengengok.

"Maaf, maaf, temen saya belum minum obat." Celetuk Rere.

"Memang kenapa sih lo benci banget sama Ares?" tanya Sita.

"Ya benci aja. Dia tuh apa ya...." Salsa melirik ke langit-langit kedai kopi untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaannya. "Kayak robot, nggak bisa fleksibel dikit, apa-apa karena tugas, apa-apa karena perintah, seolah nggak cukup gue dapat peraturan ini itu dari Kak Fariz, si Ares ini ikut-ikutan ngebuat gue merasa sesak napas, bikin gue kayak orang dicekik, kayak-"

"Ng-Sal... Sal... minum dulu Sal, biar adem tenggorokan lo." Tiba-tiba saja Sita Mesya menyodorkan Cafe Latte dingin ke bibir Salsa hingga membuat Salsa menghentikan ocehannya.

"Iya Sal, minum dulu, biar tenang." Sambar Rere membuat Salsa menenggak minumannya secara paksa.

"Ih! Apaan sih?!" Omel Salsa begitu dua sahabatnya itu berhasil membuat Salsa menghentikan ocehannya.

"Eh, Sal, kayaknya gue balik duluan ya, bisa kacau kalau gue kemaleman pulangnya." Sita tiba-tiba saja berdiri, dan langsung menyandangkan tasnya.

"Eh, iya, gue juga, gue lupa hari ini temen gue minta gantian shift di salon. Hehehe." Mesya ikutan berdiri.

"Nah, kan gue juga lupa kalo hari ini gue mau nyuci sepatu." Rere tak mau ketinggalan.

"Apaan sih pada pergi semua tiba-tiba?!" Salsa hendak berdiri, tapi sebuah tangan menahan Salsa untuk berdiri. Ia mematung seketika begitu mendengar suara Fariz di belakangnya.

"Makasi udah temenin Salsa, ya. Hati-hati dijalan. Biar Jon antar kalian pulang ke tempat masing-masing." ujar Fariz. Bukan, Fariz sedang tidak menawarkan apakah Mesya, Sita dan Rere mau diantar, tapi Jon sudah siap untuk mengantarkan ketiga sahabat adiknya itu ke tempat tujuan masing-masing dengan selamat.

Setelah ketiga sahabatnya meninggalkan kedai, Fariz mengambil tempat di sebelah Salsa, menyingkirkan gelas milik Rere sebelumnya, melap permukaan meja yang basah dengan tisu. Kemudian duduk dengan tenang namun mengintimidasi, tatapannya lurus membuat Salsa enggan untuk menatap balik sang kakak.

"Jadi, apakah itu yang kamu rasakan selama ini? Sesak dan tercekik?"

.

.

.

Bersambung~

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

awas Salsa,,, ntar bucin lho sama Ares 🤭😁🥰

2024-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01: Asisten Menyebalkan! (Revised)
2 Chapter 02: Aksi Protes Salsa! (Revised)
3 Chapter 03: Bermain Di Belakanng. (Revised)
4 Tangisan Di Bawah Hujan.
5 Tak Perlu Menyesali Pecundang.
6 Empat Mata Antara Ares dan Salsa.
7 Putri Yang Kabur, Lagi!
8 Ancaman Yang Menyudutkan.
9 Kecupan Seringan Bulu Ayam.
10 "Ini Malam Pertama Kita."
11 Healing Yang Gatot.
12 Tantangan Bagi Ares.
13 Omelan Yang Ditunda.
14 Serumah.
15 Perhatian ala Ares.
16 Obrolan Malam Yang Random.
17 Kenyamanan Yang Berbahaya
18 Pelarian.
19 Bertemu Keluarga Ares.
20 Pemandangan Yang Menggoda
21 Halo Pembaca
22 Sisi Lain Ares.
23 Pulang
24 Debaran Jantung
25 Hubungan Baru.
26 Diserang bukan Di Serang!
27 Sesuatu.
28 Berbeda
29 Hari Uring-uringan Sedunia!
30 Perang Batin
31 Sekarang Atau Tidak Selamanya
32 Penolakan Ini Menyakitkan.
33 Setidaknya Berusaha
34 Pengkhianat.
35 Berubah Pikiran?
36 Hati Yang Resah.
37 Kekhawatiran Yang Manis.
38 Cokelat Permohonan.
39 Bukan Kisah Dongeng.
40 "I'm Full Yours."
41 Keresahan dan Ketakuan Dari Masa Lalu
42 Rahasia Yang Disembunyikan
43 Kekecewaan.
44 Kecurigaan
45 Cemburu
46 Gara-gara Cemburu
47 Getir yang Ares Rasakan.
48 Jarak
49 Serangan Balik
50 Kejanggalan dan Kecurigaan
51 Pengalihan
52 Persembunyian
53 Pondok Romantis (Adegan + + ya!!!)
54 Kabar Mengejutkan Dipenghujung Hari
55 Kegelapan
56 Masa Lalu Yang Datang Kembali
57 Terungkap!
58 Perlawanan
59 Kumohon Selamatkan!
60 Kehilangan Bukan Akhir
61 Sudah Waktunya.
62 Salah Target.
63 Romantisme Setelah Insiden Mesya.
64 Babak Terakhir
65 Kejutan Tak Terduga
66 Kekhawatiran Fariz
67 TWINS!
68 Awal Baru Yang Penuh Warna
69 [Bonus Chap 1] Perempuan Aneh.
70 [Bonus Chapter 2] Pertemuan Kedua
71 [Bonus Chapter 3] Kepikiran
72 [Bonus Chapter 4] Rasa Rasanya Ada Rasa
73 [Bonus Chapter 5] "Kamu Aman Sama Aku."
74 [Bonus Chapter 6] Pria Duda.
75 [Bonus Chapter 7] Persiapan.
76 [Bonus Chapter 8] Pria Di Bawah Lampu Sorot
77 [Bonus Chapter 9] Marry Me?
78 [Bonus Chapter 10] Obrolan Perempuan
79 [Bonus Chapter 11] Mission Accomplished!
80 [Bonus Chapter 12] Ini Sangat Manis!
81 Ucapan Terima Kasih Penulis
82 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Chapter 01: Asisten Menyebalkan! (Revised)
2
Chapter 02: Aksi Protes Salsa! (Revised)
3
Chapter 03: Bermain Di Belakanng. (Revised)
4
Tangisan Di Bawah Hujan.
5
Tak Perlu Menyesali Pecundang.
6
Empat Mata Antara Ares dan Salsa.
7
Putri Yang Kabur, Lagi!
8
Ancaman Yang Menyudutkan.
9
Kecupan Seringan Bulu Ayam.
10
"Ini Malam Pertama Kita."
11
Healing Yang Gatot.
12
Tantangan Bagi Ares.
13
Omelan Yang Ditunda.
14
Serumah.
15
Perhatian ala Ares.
16
Obrolan Malam Yang Random.
17
Kenyamanan Yang Berbahaya
18
Pelarian.
19
Bertemu Keluarga Ares.
20
Pemandangan Yang Menggoda
21
Halo Pembaca
22
Sisi Lain Ares.
23
Pulang
24
Debaran Jantung
25
Hubungan Baru.
26
Diserang bukan Di Serang!
27
Sesuatu.
28
Berbeda
29
Hari Uring-uringan Sedunia!
30
Perang Batin
31
Sekarang Atau Tidak Selamanya
32
Penolakan Ini Menyakitkan.
33
Setidaknya Berusaha
34
Pengkhianat.
35
Berubah Pikiran?
36
Hati Yang Resah.
37
Kekhawatiran Yang Manis.
38
Cokelat Permohonan.
39
Bukan Kisah Dongeng.
40
"I'm Full Yours."
41
Keresahan dan Ketakuan Dari Masa Lalu
42
Rahasia Yang Disembunyikan
43
Kekecewaan.
44
Kecurigaan
45
Cemburu
46
Gara-gara Cemburu
47
Getir yang Ares Rasakan.
48
Jarak
49
Serangan Balik
50
Kejanggalan dan Kecurigaan
51
Pengalihan
52
Persembunyian
53
Pondok Romantis (Adegan + + ya!!!)
54
Kabar Mengejutkan Dipenghujung Hari
55
Kegelapan
56
Masa Lalu Yang Datang Kembali
57
Terungkap!
58
Perlawanan
59
Kumohon Selamatkan!
60
Kehilangan Bukan Akhir
61
Sudah Waktunya.
62
Salah Target.
63
Romantisme Setelah Insiden Mesya.
64
Babak Terakhir
65
Kejutan Tak Terduga
66
Kekhawatiran Fariz
67
TWINS!
68
Awal Baru Yang Penuh Warna
69
[Bonus Chap 1] Perempuan Aneh.
70
[Bonus Chapter 2] Pertemuan Kedua
71
[Bonus Chapter 3] Kepikiran
72
[Bonus Chapter 4] Rasa Rasanya Ada Rasa
73
[Bonus Chapter 5] "Kamu Aman Sama Aku."
74
[Bonus Chapter 6] Pria Duda.
75
[Bonus Chapter 7] Persiapan.
76
[Bonus Chapter 8] Pria Di Bawah Lampu Sorot
77
[Bonus Chapter 9] Marry Me?
78
[Bonus Chapter 10] Obrolan Perempuan
79
[Bonus Chapter 11] Mission Accomplished!
80
[Bonus Chapter 12] Ini Sangat Manis!
81
Ucapan Terima Kasih Penulis
82
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!