Rumah Ayah

"SANDRA! " Teriak Alex.

Aku menoleh dengan tatapan tajam ke Alex. Tatapan dengan amarah yang tidak bisa ku bendung lagi.

"Kenapa Lex? Kamu mau nyalahin aku gara-gara menampar Karin? Apa kamu gak liat bekas tamparan di pipiku? Aku nampar dia karena mengembalikan apa yang dia kasih ke aku." jawabku sambil menahan emosi.

Alex juga terlihat menahan amarah. Aku sudah tidak peduli bagaimana Sikap alex terhadapku, toh setelah ini dia juga akan kembali ke karin. Jadi aku juga gak mau berkorban terlalu banyak. Apalagi karin sudah sangat keterlaluan.

"Gak gitu Lex, Sandra bohong mana mungkin aku nampar dia lex. Dia aja yang gak terima aku kembali ke hidupmu. Dia takut kamu ceraikan." ucap Karin manja ke Alex.

Aku hanya melirik jijik ke arah Karin. Kenapa dia begitu tega padaku. Kalaupun dia bicara baik-baik padaku, aku pun mau meninggalkan Alex. Kejadian tadi siang aku anggap mungkin karin masih kaget menerima kenyataan kalau aku yang menggantikannya menikah dengan Alex. Tapi setelah kejadian barusan aku yakin, memang karin ingin aku terlihat buruk di mata Alex.

"Terserah kamu lex mau percaya atau tidak. Yang pasti aku tidak mau harga diriku diinjak-injak oleh dia. Silahkan kalau mau dilanjut, aku mau tidur. Jangan lupa tutup pintunya." ucapku acuh.

Aku berjalan menuju kamar tanpa ingin tahu kelanjutan dari drama ini. Hah, semoga ini mimpi buruk. Begitu besok aku terbangun, semuanya seperti sebelumnya.

...***...

Tak terasa 2 bulan lagi perjanjian kontrakku dengan Alex berakhir. Ya, beberapa bulan terakhir ini ku jalani hidupku dengan susah payah. Setelah kejadian Karin menamparku, hubunganku dengan Alex tak begitu baik. Dia tak pernah mengajakku bicara. Aku juga tak berminat mengajaknya bicara. Dengan seperti itu, aku tahu kalau Alex sudah mengambil sikap. Kepada siapa dia percaya. Aku pun enggan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Rumah ini terasa sepi karena sudah tidak ada lagi teriakanku kepada alex, dan suara Alex yang mengomeliku. Bahkan makanan dan minuman yang kusajikan setiap hari tidak pernah dia menjamahnya. Aku tak keberatan. Aku masih mencoba menjalankan peranku sebagai istri yang baik. Makanan yang tersedia, baju yang sudah kucuci bersih dan menyetrikanya. Aku tak pernah melewatkan peranku. Karena aku ingin menjalankan pernikahan ini dengan normal.

"Selamat pagi Alex sayang. " ucap manja Karin di sofa ruang tamu.

Ya, ini juga salah satu pemandangan beberapa bulan terakhir. Karin hampir setiap hari kesini. Pergi bersama dengan alex kemanapun Alex pergi. Aku tak pernah bertanya mereka akan pergi kemana dan melakukan apa. Terkadang saat aku pulang kerja, mereka sudah berada di ruang tamu berdua. Dan aku tak pernah mengubrisnya.

"Kamu bawa apa sayang." tanya Alex pada karin, memuakkan.

"Aku bawa Capucino panas kesukaanmu sayang. " ucap karin masih dengan manjanya yang dibuat-buat.

"Kesukaan Alex itu es Capucino. Bukan Capucino panas, rin..karin." omelku dalam hati.

"makasih sayang, kamu tau aja kesukaanku. " jawab alex.

Mendengar mereka berbincang, rasanya ingin muntah. Aku yang berada didapur sedang menikmati Roti dan sosis panggang, hanya menahan mual akibat ulah mereka berdua. Untung setelah ini aku akan pergi dan menginap di rumah Ayah. Hari ini aku libur, dan sengaja ambil cuti lagi 1 hari. Karena Aku rindu rumah, ayah, dan Dinar.

Setelah selesai, aku langsung menuju kamar. Aku tidak membawa tas besar. Aku hanya memakai slingbag. Karena bajuku masih banyak dirumah. Jadi lebih enak, gak perlu packing. Aku keluar dari kamar. Secara tidak sengaja, mataku dan matanya Alex bertatapan. Tatapan mata itu. Aku sangat merindukanmu Lex. Sungguh.

"Aku mau menginap di rumah Ayah selama 2 hari, kebetulan aku libur dan ambil cuti. Aku kangen rumah. Kulkas dan kabinet sudah aku isi, mungkin kamu mau cari camilan atau makanan. Aku jalan dulu." Ucapku pada Alex.

"Yah baguslah, seegaknya gak ada yang ganggu waktuku dengan Alex. Ganggu pemandangan tau gak loe. Kenapa gak dari kemarin kemarin aja loe balik ke rumah orang tua loe. Kok sadarnya telat." sahut karin.

Alex hanya diam saja tanpa menjawab. Aku juga malas meladeni karin, aku gak mau moodku jadi buruk pagi-pagi. Karena tidak ada jawaban dari Alex, aku langsung melengang pergi dan menaiki motor kesayanganku.

...***...

"Sandra? masuk nduk, sama siapa kamu kesini?".

"Sendirian Budhe. Kebetulan sandra mau nginep ke rumah Ayah, jadi sekalian mampir kesini. " ucapku pelan, dan mencium tangan budhe.

Aku meletakkan kue spikoe kesukaan budhe di meja tamu. Ya, aku memang bertamu ke rumah budhe. Ada yang perlu aku pastikan kepada budhe.

"Budhe, Sandra kesini ada yang mau sandra tanyakan ke budhe. " ucapku langsung pada niatku kesini.

" Ada apa san? coba kamu bicara budhe mendengarkan. " jawab budhe.

"Apa Karin sudah pulang ke rumah budhe? " tanyaku ragu-ragu.

"Karin? Karin belum ada hubungi budhe atau balik ke rumah nduk. Memangnya kamu ada ketemu karin? " jawab budhe terkejut.

"Budhe tidak bohong pada sandra? " tanyaku memastikan.

"Demi Allah nduk, budhe tidak bohong. Budhe masih sering mencari dan mencoba menghubungi karin tapi tidak pernah ketemu. Apa kamu pernah ketemu karin, nduk? " tanya budhe dengan raut wajah serius.

"Maaf budhe, kalau sandra tanya hal lain apa boleh? " tanyaku lagi. Raut wajah budhe terlihat bingung dengan sikapku.

"Mau tanya apa lagi nduk? " jawab budhe pelan.

"Sandra pernah melihat budhe beberapa kali pergi ke cafe cozy, di pusat kota. Kalau boleh tau, ada urusan apa budhe kesana? budhe menemui siapa? desakku karena aku begitu penasaran.

Raut wajah budhe berubah. Terlihat sangat bingung. Susah digambarkan ekspresi budhe saat ini. Budhe masih diam. Tak ada jawaban.

"Budhe? " tanyaku sambil memegang tangan keriput budhe.

"Sandra.. budhe bingung menjelaskan dari mana. " mata budhe berkaca-kaca. Lalu dia mengambil nafas panjang.

"Sebenarnya 1 tahun terakhir Karin berpacaran dengan nak Alex, karin selingkuh dengan lelaki lain Sandra. Dan yang budhe temui di cafe itu adalah pemilik cafe itu. Dia lelaki yang berselingkuh dengan karin. Karena sebenarnya karin sudah tidak mau menikah dengan Alex karena dia ingin bersama lelaki itu. Salah budhe juga, budhe pernah mendukung karin, karena lelaki itu memberikan uang dan fasilitas untuk kami. Tapi, setelah budhe tau kalau lelaki itu bukan lelaki baik, budhe menolak. Tetapi Karin tidak mendengarkan budhe. " cerita budhe panjang lebar.

Disini aku sedikit mengerti. berarti ada yang tidak beres dengan Karin. Rahasia apa yang karin simpan? Aku akan cari tahu. Kalau lelaki itu pemilik cafe, siapa yang dimaksud budhe? Pak Hansen atau pak Radit?

"Budhe kalau boleh tau, pemilik cafe itu bernama siapa? " tanyaku

"Radit nduk, namanya Radit Permana. Apa kamu kenal nduk? " tanya budhe.

Lebih baik aku tidak bilang sama budhe kalau aku bekerja di cafe itu. Biar aku lebih mudah mencari tau.

"Lalu tujuan budhe ke cafe untuk ketemu radit? " tanyaku lagi.

" Iya, budhe yakin radit menyembunyikan Karin nduk, tapi radit bilang dia tak mengerti karin dimana. Aku sudah memperingatkan radit sebelumnya. Tapi ya percuma karin tetap tidak menghubungi budhe. " jawab budhe sedih.

Aku belum dulu memberitahu budhe tentang kedatangan karin. nanti saja kalau aku sudah tau apa maksud karin, aku akan memberitahu budhe.

"Sandra tidak tau keberadaan karin budhe, sandra hanya bertanya. Mungkin budhe tau keberadaan karin. Karena sudah hampir setahun karin pergi. " ucapku bohong kepada budhe.

Aku pun berbincang sebentar dengan budhe selain membahas karin. Kasian, diusai budhe yang menuju senja, budhe sendirian. Aku bersyukur budhe dalam kondisi baik. Dan juga untung rumah Ayah dan rumah budhe dekat, hanya berbeda blok saja. Jadi kalau ada apa-apa ada ayah yang membantu. Aku pun pamit pulang.

...***...

"Assalamualaikum.. "

"Waalaikumsalam." terdengar jawaban salam dari Dinar.

"Wah adik kakak udah gede ya, pasti udah punya pacar nih. " godaku sambil merebahkan badan di sofa.

"Apaan sih. Norak." jawab dinar malu-malu.

"Kakak sendirian kesini? Mana mas Alex? " tanya dinar sambil melihat ke arah pintu.

" Ah males deh pulang kalau yang mau tanyain malah Mas Alex, gak kangen kakak apa dek? " jawabku pura-pura kecewa.

"kakak ada masalah sama Mas Alex? Trus kabur ke rumah? " tanya Dinar penuh selidik.

Aku melemparkan bantal sofa kepada Dinar, sebenarnya aku bingung harus jawab bagaimana. Ah. Harusnya sudah kupikirkan sebelum pulang kerumah.

"Mas Alex sama Mbak baik-baik aja kok. Mas Alex ada meeting diluar kota. Katanya besok balik, tapi mbak udah ngasih tau kok kalo mbak pulang kerumah. Yah, mudah-mudahan nanti mas Alex bisa nyusul kesini." jawabku sambil senyum palsu.

"Halah bohong. " jawab dinar yang membuatku mati gaya.

Tidak lama terdengar pintu terbuka. Ternyata Ayah.

"Assalamualaikum" ayah mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam" ucapku dan dinar bersamaan.

Tapi kok pintu tidak di tutup oleh ayah.

"Ayah apa ada tamu? kok pintunya gak di tutup?" ucap dinar. Sudah terwakilkan pertanyaanku.

"Kamu itu gimana sih nduk. Wong ada suamimu didepan kok gak diajak masuk. Kasian kan, suamimu menunggu didalam mobil. Ayo nak Alex masuk saja." omel ayah padaku.

Aku sangat terkejut mendengar apa yang ayah bicarakan. Alex kesini? Kapan? Dan Kenapa? Kulihat Alex melepaskan sepatunya. Berarti dia dari kantor langsung kesini. Tapi kenapa tidak mengabariku. Ku ambil ponsel dalam tas, tapi memang tidak ada chat masuk dari Alex.

"Maaf yah, Sandra gak tau kalau Mas Alex kesini, soalnya Mas Alex ada meeting diluar kota, katanya besok baru pulang. Jadi Sandra kaget aja." jawabku gugup. Semoga Alex mendengar dan mendukung sandiwaraku.

"Iya pak, Maaf, saya memang tidak mengabari sandra. Dari luar kota saya langsung kesini setelah membaca pesan dari sandra. Tadi dimobil saya berniat menghubungi sandra, tetapi keduluan ketemu bapak. " jawab Alex Sopan.

"Sering-sering kesini nak Alex, ini juga rumah kamu. Ayo Sandra, kamu masak buat makan malam. Ada suami pulang kerja bukannya dijamu. Bagaimana kamu itu nduk. " jawab ayah pergi ke kamar dan diikuti oleh dinar.

Aku yang hanya tinggal berdua dengan Alex. Keadaan jadi canggung.

"Ngapain kami kesini? " tanyaku jutek.

"Aku kan suamimu, Istriku. Jadi kemana Istri pergi, suami pun mengikuti." jawab Alex dengan senyum diwajahnya.

Pertanda buruk dua hari kedepan.

Episodes
1 Alex
2 Sandra
3 Tertukar
4 POV: Alex
5 SAH
6 Tumbal
7 Perjanjian
8 POV: Sandra
9 Kejutan
10 Karin, Dimana kamu?
11 Tuduhan mama
12 Poli Kandungan
13 POV Alex : Rahasia
14 Perusak Suasana
15 POV SANDRA: Diakui
16 Alex Bersamaku
17 Salah Paham
18 Kedatangan Karin
19 Kedatangan Karin. Lagi.
20 Rumah Ayah
21 Tidur sekamar
22 Liontin
23 Malam terakhir dirumah Bapak
24 Pembohong
25 De Javu
26 Kehamilan Karin
27 Positif
28 Maafin aku, Lex.
29 Kebohongan Budhe
30 EGOIS
31 Alex dan Radit
32 Kebetulan
33 3 hari kedepan
34 Rumah baru
35 POV Alex: SANDRA!
36 Setelah Ijab Qobul
37 Tidak ada Malam Pertama
38 Pembeli Pertama
39 Mama vs Karin
40 Mobil itu...
41 Curiga
42 Calief Rahmat Wijaya
43 Karma itu ada
44 Abyakta
45 Kebodohan Sandra
46 Terbongkar
47 Selamatkan Alif, Tuhan.
48 Undangan Pernikahan
49 Keputusan Bersama
50 Ehem
51 Hampir Ketahuan
52 Keluarga Lebay
53 Hati ke Hati
54 Tabrakan
55 Mama Alex vs Mama Aby
56 Menunggu Keajaiban
57 Flashback 1
58 Flashback 2
59 Selamat Jalan, Suamiku.
60 POV Sandra: Pembagian harta
61 Keegoisan Mama
62 Menemui Karin
63 Penangkapan Karin
64 Bimbang
65 Pramita Larasati
66 Wanita yang Aneh
67 Menunggu Kamu
68 Kaos Putih
69 Janji Penting
70 Pertemuan
71 Orang Ketiga
72 Mas Hanung?
73 thank you
74 Mesin Waktu
75 Malam terakhir di Jogja
76 Mas Hanung? (Lagi)
77 Kedatangan Tamu
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Alex
2
Sandra
3
Tertukar
4
POV: Alex
5
SAH
6
Tumbal
7
Perjanjian
8
POV: Sandra
9
Kejutan
10
Karin, Dimana kamu?
11
Tuduhan mama
12
Poli Kandungan
13
POV Alex : Rahasia
14
Perusak Suasana
15
POV SANDRA: Diakui
16
Alex Bersamaku
17
Salah Paham
18
Kedatangan Karin
19
Kedatangan Karin. Lagi.
20
Rumah Ayah
21
Tidur sekamar
22
Liontin
23
Malam terakhir dirumah Bapak
24
Pembohong
25
De Javu
26
Kehamilan Karin
27
Positif
28
Maafin aku, Lex.
29
Kebohongan Budhe
30
EGOIS
31
Alex dan Radit
32
Kebetulan
33
3 hari kedepan
34
Rumah baru
35
POV Alex: SANDRA!
36
Setelah Ijab Qobul
37
Tidak ada Malam Pertama
38
Pembeli Pertama
39
Mama vs Karin
40
Mobil itu...
41
Curiga
42
Calief Rahmat Wijaya
43
Karma itu ada
44
Abyakta
45
Kebodohan Sandra
46
Terbongkar
47
Selamatkan Alif, Tuhan.
48
Undangan Pernikahan
49
Keputusan Bersama
50
Ehem
51
Hampir Ketahuan
52
Keluarga Lebay
53
Hati ke Hati
54
Tabrakan
55
Mama Alex vs Mama Aby
56
Menunggu Keajaiban
57
Flashback 1
58
Flashback 2
59
Selamat Jalan, Suamiku.
60
POV Sandra: Pembagian harta
61
Keegoisan Mama
62
Menemui Karin
63
Penangkapan Karin
64
Bimbang
65
Pramita Larasati
66
Wanita yang Aneh
67
Menunggu Kamu
68
Kaos Putih
69
Janji Penting
70
Pertemuan
71
Orang Ketiga
72
Mas Hanung?
73
thank you
74
Mesin Waktu
75
Malam terakhir di Jogja
76
Mas Hanung? (Lagi)
77
Kedatangan Tamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!