Tumbal

1 Jam sebelum Akad.

"Budhe"

"Tolong bantu budhe san, budhe sudah tidak tau harus bagaimana, semua sudah siap san, budhe malu, bagaimana budhe harus menjelaskan kepada semua tamu undangan. Hu.. hu.. hu. "

"Tapi budhe, apa yang sebenarnya terjadi? Sandra masih belum paham situasinya, tiba-tiba budhe suruh sandra gantikan Mbak karin menikah dengan mas Alex."

"Karin kabur dari pernikahan ini san, budhe juga tidak tau bagaimana karin bisa melakukan ini. Dia yang meminta pernikahan ini. "

"Tapi budhe..." protesku.

Tak terasa air mataku mengalir. Aku bingung harus bagaimana menghadapi situasi ini. Kenapa harus aku? Kenapa aku harus berkorban demi kesalahan orang lain?

Aku melihat kegelisahan dimata budhe. Jujur aku tak tega. Tapi aku juga tidak mau jadi tumbal disini. Bukan rahasia lagi kan pernikahan yang dipaksakan tidak akan berakhir bahagia. Kenapa aku harus merelakan masa depan dan kebahagiaanku? Mungkin aku egois. Tapi ini tidak adil buatku.

"Nduk, bisa ikut ayah sebentar? "

"Baik yah"

Akupun diajak ayah ke belakang dapur. Disana ada adikku, Dinar, sedang merokok. Dia pasti sedang kalut karena itu dia merokok. Dia tidak biasa merokok kecuali sedang menghadapi masalah. Aku pun duduk disamping dinar. Dan ayah duduk disampingku.

"Nduk" panggil ayah pelan sambil memegang tanganku.

"iya yah, ada apa? "

"Mungkin ini waktunya kita membalas budi kepada budhe mu nduk, ayah..." ayah menangis.

Ini pertama kalinya aku melihat ayah menangis lagi setelah kematian ibuku. Aku tak sanggup melihat ayah menangis, tapi aku juga bukan wanita tangguh.

"Apa tidak ada cara lain yah selain ini? Kasian Mbak Sandra yah. Apa ayah tega Mbak harus mengorbankan masa depannya?" Sahut Dinar.

Aku terkejut dia bisa berbicara seperti itu kepada ayah. Karena selama ini dia selalu cuek dengan sekelilingnya. Ternyata dia sudah dewasa.

"Nar, yang memberikan masa depan Mbakmu itu ya budhemu. Dulu kalau budhemu tidak membantu pengobatan ibumu dan pendidikan Mbakmu, tidak mungkin Mbakmu bisa sampai seperti sekarang. Kita harus tau balas budi nar. Ayah juga tidak tega melakukan ini pada Mbakmu." jawab ayah dengan nada agak tinggi.

Sekarang aku mengerti. Pernikahan ini memang tidak bisa dihindari. Ayah sudah menyetujui usulan budhe untuk aku mengantikan Karin. Aku sudah tidak bisa menentang lagi karena ini tentang balas budi ayah ke Budhe. Apa yang dibicarakan ayah memang benar. Mungkin aku memang harus berkorban disini.

"Ayah, Dinar, sudah. Mbak akan mengantikan Mbak Karin menikah. Itu sudah jadi keputusan Mbak." Jawabku sambil menahan tangis.

Aku mau menjelaskan kenapa aku memanggil Karin dengan sebutan Mbak dan Alex dengan Mas. Karena adat di keluargaku, Anak dari saudara yang lebih tua harus di tuakan. Kalaupun Karin umurnya dibawahku, aku tetap memanggil mbak karena karin anak budhe. Dan otomatis Alex yang akan menikah dengan Karin aku panggil mas. Biasanya aku memanggil seperti itu kalau didalam keluarga. kalau bertemu diluar tanpa ada anggota keluarga yang lain aku tetap memanggil Karin. Sebenarnya tidak boleh, tapi aku memang bebal.

"Mbak.. tapi.. "

"Dinar sudah, Mbakmu sudah menentukan pilihannya."

"Nduk, maafkan ayahmu ini yang tidak bisa melindungimu, tapi percayalah ayah sangat menyayangimu. Kalau ada jalan keluar yang lain ayah pasti mengambil langkah itu. Ayah mohon jangan benci ayah ya"

"Iya yah, Sandra tidak benci ayah. Ini juga sudah jadi keputusanku. Ayah doakan semoga pernikahanku bahagia. "

"Pasti nduk, ayah akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu. Dan apabila kamu tidak bahagia, hubungi ayah, ayah akan segera menjemputmu dan membawamu pulang." ucap ayah dengan air mata berlinang.

Aku terkejut saat tangan dinar mengengam tanganku dan digengam lebih erat. Aku tau dia sedih, tapi dia juga mendukung keputusanku.

Kami kembali ke kamar untuk menemui budhe. Ternyata disana sudah ada Alex dan kedua orang tuanya. Aku memandang ke arah alex yang sedang menundukkan kepalanya yang disangga dengan kedua tanganya. Sedang orang tuanya terduduk lemas. Budhe sadar akan kedatangan kami.

"Sandra.. "

Perlahan semua orang menatap kearahku. Alex juga menatapku dalam. Aku takut. Mata itu seperti ingin memangsaku.

"Bagaimana san, apa kamu mau membantu budhe?" tanya budhe cepat.

"Maaf mbak yu, apa nak alex dan keluarganya sudah setuju?"jawab ayah.

"Bagaimana jeng? Setuju dengan usulan saya? tanya budhe ke ibunya alex.

Pertanyaan budhe hanya dibalas dengan angukan tanpa ada suara dari kedua orang tua alex.

"Kalau nak Alex bagaimana? "

"Baik bu, kalau itu memang jalan yang terbaik untuk masalah ini. Tapi bagaimana kalau Karin kembali bu?".

"Ibu akan menjelaskan ke Karin nak, dan semua juga tergantung bagaimana nanti keputusan nak alex. "

Alex hanya menganguk. Aku sedikit tau arah pembicaraan ini. Apa yang akan terjadi kedepannya. Aku harus siap mental menghadapinya.

"Bagaimana Joko, sudah menjawab pertanyaanmu kan? Apa kamu setuju menikahkan Sandra dengan nak Alex?"

"Baik mbak yu. Kami bersedia. "jawab ayah lirih.

Aku tau ayah tidak berani menentang budhe. Hal ini juga berat untuk ayah. Ayah mana yang tega melepaskan anaknya menikah dengan laki-laki yang tidak dikenalnya. Tapi ayah berusaha kuat didepanku.

"Baik kalau begitu, semua sudah setuju, aku akan panggil penata riasnya kesini untuk merias Sandra. "

Tergambar jelas kelegaan tersirat dari wajah budhe. Aku tidak tau budhe lega karena tidak jadi malu didepan tamu undangan atau memang ada hal lain. Budhe, ayah, dinar dan kedua orang tua alex pergi meninggalkan kamar ini, kecuali Alex yang duduk tidak bergerak.

"Kenapa Loe setujui usulan ini?" tanya Alex tanpa memandangku.

Oh tuhan, belum juga menikah tapi sudah seperti ini. Apa aku mampu tuhan?

"Ya kan loe yang setuju duluan, gue hanya ikutin apa yang budhe dan ayah gue minta. "

"Loe tau kan harusnya gue nikah sama karin? "

"Iya gue tau, tapi sekarang Karin dimana? Kalo loe gak setuju, ya udah loe buruan cariin tuh si Karin. Gue juga ogah lagi suruh nikah sama loe kalo gak ayah gue yang minta. " jawabku menahan air mata.

Gila! Kenapa kesannya aku yang minta pernikahan ini. Harusnya dia berterima kasih sama aku karena aku sudah menyelamatkan acara pernikahannya dan nama baik orang tuanya. Laki-laki sial*n.

"Loe senengkan gantiin Karin nikah sama gue? Gue tau dari awal Loe udah suka sama gue. "

Jleb.

Bagaimana dia tau kalau aku menyukainya diam-diam. Selama ini aku tidak menunjukkan perasaanku secara nyata.

"Gak ada ya ceritanya orang dipaksa buat gantiin orang nikah itu seneng. Dan buat gue suka sama loe itu gak bener. "

"Satu tahun, gue kasih waktu pernikahan kita cukup satu tahun, setelah itu selesai. "

Episodes
1 Alex
2 Sandra
3 Tertukar
4 POV: Alex
5 SAH
6 Tumbal
7 Perjanjian
8 POV: Sandra
9 Kejutan
10 Karin, Dimana kamu?
11 Tuduhan mama
12 Poli Kandungan
13 POV Alex : Rahasia
14 Perusak Suasana
15 POV SANDRA: Diakui
16 Alex Bersamaku
17 Salah Paham
18 Kedatangan Karin
19 Kedatangan Karin. Lagi.
20 Rumah Ayah
21 Tidur sekamar
22 Liontin
23 Malam terakhir dirumah Bapak
24 Pembohong
25 De Javu
26 Kehamilan Karin
27 Positif
28 Maafin aku, Lex.
29 Kebohongan Budhe
30 EGOIS
31 Alex dan Radit
32 Kebetulan
33 3 hari kedepan
34 Rumah baru
35 POV Alex: SANDRA!
36 Setelah Ijab Qobul
37 Tidak ada Malam Pertama
38 Pembeli Pertama
39 Mama vs Karin
40 Mobil itu...
41 Curiga
42 Calief Rahmat Wijaya
43 Karma itu ada
44 Abyakta
45 Kebodohan Sandra
46 Terbongkar
47 Selamatkan Alif, Tuhan.
48 Undangan Pernikahan
49 Keputusan Bersama
50 Ehem
51 Hampir Ketahuan
52 Keluarga Lebay
53 Hati ke Hati
54 Tabrakan
55 Mama Alex vs Mama Aby
56 Menunggu Keajaiban
57 Flashback 1
58 Flashback 2
59 Selamat Jalan, Suamiku.
60 POV Sandra: Pembagian harta
61 Keegoisan Mama
62 Menemui Karin
63 Penangkapan Karin
64 Bimbang
65 Pramita Larasati
66 Wanita yang Aneh
67 Menunggu Kamu
68 Kaos Putih
69 Janji Penting
70 Pertemuan
71 Orang Ketiga
72 Mas Hanung?
73 thank you
74 Mesin Waktu
75 Malam terakhir di Jogja
76 Mas Hanung? (Lagi)
77 Kedatangan Tamu
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Alex
2
Sandra
3
Tertukar
4
POV: Alex
5
SAH
6
Tumbal
7
Perjanjian
8
POV: Sandra
9
Kejutan
10
Karin, Dimana kamu?
11
Tuduhan mama
12
Poli Kandungan
13
POV Alex : Rahasia
14
Perusak Suasana
15
POV SANDRA: Diakui
16
Alex Bersamaku
17
Salah Paham
18
Kedatangan Karin
19
Kedatangan Karin. Lagi.
20
Rumah Ayah
21
Tidur sekamar
22
Liontin
23
Malam terakhir dirumah Bapak
24
Pembohong
25
De Javu
26
Kehamilan Karin
27
Positif
28
Maafin aku, Lex.
29
Kebohongan Budhe
30
EGOIS
31
Alex dan Radit
32
Kebetulan
33
3 hari kedepan
34
Rumah baru
35
POV Alex: SANDRA!
36
Setelah Ijab Qobul
37
Tidak ada Malam Pertama
38
Pembeli Pertama
39
Mama vs Karin
40
Mobil itu...
41
Curiga
42
Calief Rahmat Wijaya
43
Karma itu ada
44
Abyakta
45
Kebodohan Sandra
46
Terbongkar
47
Selamatkan Alif, Tuhan.
48
Undangan Pernikahan
49
Keputusan Bersama
50
Ehem
51
Hampir Ketahuan
52
Keluarga Lebay
53
Hati ke Hati
54
Tabrakan
55
Mama Alex vs Mama Aby
56
Menunggu Keajaiban
57
Flashback 1
58
Flashback 2
59
Selamat Jalan, Suamiku.
60
POV Sandra: Pembagian harta
61
Keegoisan Mama
62
Menemui Karin
63
Penangkapan Karin
64
Bimbang
65
Pramita Larasati
66
Wanita yang Aneh
67
Menunggu Kamu
68
Kaos Putih
69
Janji Penting
70
Pertemuan
71
Orang Ketiga
72
Mas Hanung?
73
thank you
74
Mesin Waktu
75
Malam terakhir di Jogja
76
Mas Hanung? (Lagi)
77
Kedatangan Tamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!