"Alex? Kenapa loe disini? Hmm... maksud gue ada perlu apa? " jawabku gugup. Gugup karena terkejut dia yg memegang pundakku dan tatapan matanya.
"Gak, kebetulan gue lagi cari toilet tapi lihat loe melamun disini. Sorry kalau bikin loe kaget."
"Gak. Eh Iya. Aduh, maksud gue iya gak apa-apa. Tadi memang lagi mikirin kerjaan jadi agak melamun." jawabku belepotan.
"Tadi loe tanya toilet kan? sebelah sini kamu lurus dikit sebelah kiri ya. Gue tinggal kerja lagi ya, have fun lex." sambil lari kecil ke arah ruangan kerja.
Sumpah, kaki aku udah kayak gak ada tulangnya. Bener-bener kayak dipresto. Jantung juga gak aman kayaknya nih. Kenapa kudu gini sih. Sudah lama aku gak ketemu Alex, aku kira rasa ini hanya cinta monyet. Tapi setelah pertemuan diacara lamaran itu seperti membuka kembali perasaan yang aku simpan dalam-dalam. Dan dibuka kembali untuk terluka.
"Sandra tunggu! "
Ada apa lagi ini tuhan. Kuatkan kaki ini dan jantung hambamu ini.
" Ada apa lagi Lex, gue harus kerja."
" Loe beneran gak apa-apa? Gue lihat tadi muka loe agak pucat pas aku panggil. Gue hanya mastiin aja kok. Loe jangan salah paham ya."
"I'm Fine. Beneran gak apa-apa."
"Oke. Oh iya, makasih traktirannya."
Aku tidak menjawab, hanya memberikan dua jempol dan berbalik pergi. Benar benar pergi dari hadapan Alex.
Keesokkan harinya, saat aku lagi menikmati tidur panjang dihari liburku ponselku berdering. Kulihat dengan mata setengah terbuka. Nomer yang tidak dikenal.
"Halo" aku menjawab dengan suara bantalku.
"Dengan Bu Sandra? "
"Dengan siapa ini?"
"Maaf bu, saya dari Blue Jewerly. Maaf bu sandra, karena ada kesalahan dari pegawai kami, cincin yang dibeli bu sandra kemarin ada tertukar dengan cincin customer kami yang lain. Apa bisa dibantu bu untuk penukaran cincinnya hari ini? untuk biaya akomodasi transportnya akan kami ganti bu. Karena ini memang kesalahan dari pihak Blue Jewerly"
"Hah? Tertukar?"
"Maaf apa bu sandra bisa bantu cek cincin yang dibeli kemarin?"
"Oh sebentar ya"
Aku pun mencari dimana kuletakkan cincin yang ku beli sebelum kerja kemarin. Ya memang aku tidak mengecek kembali setelah membelinya, jadi aku tidak tau kalau cincin itu tertukar. Akhirnya ketemu juga didalam tas kerjaku. Setelah ku buka memang benar cincinku salah. Bukan cincin yang kupilih kemarin.
"Halo, maaf nunggu lama. Iya benar ternyata cincinnya tertukar. Tapi aku baru bisa ke toko nanti sore. Apa bisa?"
"Baik kak. Saya tunggu kedatangannya kak. Terima kasih atas waktunya.
"Oke. Sama-sama."
Aku pun mau tidak mau harus beranjak dari tidurku, karena rasa kantuk ini sudah hilang dan diganti dengan rasa lapar. Aku pun menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. setelah itu bergegas ke meja makan.
"Kenapa rumah ini sangat sepi? " bicaraku pada diri sendiri.
"Oh aku lupa kalau hari ini kan hari senin, pasti ayah kerja dan adek juga disekolah" sambil kutepok jidatku sendiri.
Iya aku memang biasa mengambil libur pas weekday, kalau weekend biasanya cafe bakalan ramai. Sebenarnya jam kerjaku normal dari pagi sampai sore, tapi aku memang lebih suka berada di cafe sampai malam. Menyibukan diri dan ikut menikmati suasana cafe. Agar aku tak kesepian. Disamping aku jomblo, aku juga tidak terlalu punya banyak teman.
Saat tau tidak ada orang dirumah. aku memutuskan untuk makan di luar saja dan sekalian pergi menukarkan cincin.
Kuparkirkan motorku dan bergegas masuk ke dalam toko.
"Sandra?"
"Alex?"
"Kebetulan yang aneh ya, kita ketemu lagi ditempat yang gak terduga. "
"Hmm, bisa dibilang gitu sih. Oke, gue duluan ya."
"Kita barengan aja"
Saat sudah didalam toko, seorang pegawai menyapa kami dengan ramah.
"Selamat sore Pak Alex dan Bu Sandra, silahkan sebelah sini"
"Loh saya gak barengan sama dia mbak" jawabku bingung.
"Silahkan bu, nanti dijelaskan dengan atasan saya. Sebelah sini Pak, Bu. "
Aku melihat Alex, dan dia juga melihatku. Saat mataku bertanya ada apa. Dihanya membalas dengan bahu yang dinaikkan.
"Pak Alex dan Bu Sandra silahkan duduk. Pak Alex ini cincin pernikahnnya" ucap kepala toko tersebut dan menyerahkan kotak bludru berwarna biru.
"Maaf mbak mungkin mbak salah paham, tapi bukan saya yang akan menikah dengan Pak Alex. Saya kesini hanya ingin menukarkan cincin" jawabku dengan satu tarikan nafas.
"Maaf Bu sandra, saya tau memang bukan ibu yang akan menikah dengan Pak Alex. Tapi cincin yang tertukar dengan cincin Bu Sandra itu cincin pernikan Pak alex. Apa bisa saya minta cincin yang dibawa bu sandra?" ucapnya dengan ramah.
Aku sudah tidak tahu bagaimana warna wajahku, yang pasti saat ini aku sangat malu sekali. Kulihat sekilas ke aras Alex, di memalingkan wajah, tapi aku tau dia sedang tersenyum. Inginku menghilang saat ini juga. Langsung ku ambilkan cincin itu di dalam tasku dan menyerahkannya. Biar segalanya menjadi cepat selesai.
Setelah mendapatkan cincinku yang benar dan uang akomodasi, akupun pamit pulang lebih dulu. Berjalan dengan cepat ke arah parkiran.
"Sebegitu inginnya loe nikah sama gue, sampai ngira itu cincin pernikahan gue sama loe" ucap Alex dari belakangku.
"Gak, cuma gue gak mau mbaknya salah paham dan malu aja. "jawabku sambil menahan wajah yang memerah.
"Tapi, Akhirnya loe yang malu kan? " ucapnya sambil tersenyum dan berjalan menuju parkiran mobil.
Sial*n.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments