Menyedihkan. Iya mungkin itu kata yang pas untuk kondisiku saat ini. Mencintai laki-laki dalam diam, menikahinya karena paksaan, menikah hanya untuk satu tahun, dan menangis disaat laki-laki itu menyebut nama wanita lain dalam tidurnya. Sakit tuhan. Kuatkan aku.
Aku berjalan menuju sofa dipojok ruangan. Aldo mengikuti langkahku dari belakang. Dan Aldo pun duduk di sofa seberang. Mungkin dia melihat saat aku menangis tadi. Aku tetap harus berpura-pura agar Aldo tidak tau perasaanku.
"San, are you oke? " tanya aldo ragu.
"I'm fine, do. " jawabku tanpa melihat kearahnya.
"Loe suka sama Alex, san? Sejak kapan? " to the point.
"Egaklah. Kenapa loe bisa nyimpulin kayak gitu? " sambil menoleh ke arah aldo.
"Ya, gue lihat tadi pas Alex sebut nama Karin loe nangis, pasti loe cemburu dan sakit hati kan? "tanya aldo menyelidik.
"Ngaco loe do, gue tadi emang nangis sih, tapi bukan itu alasannya." jawabku bohong.
"Masa sih? Trus kenapa loe nangis? " sepertinya aldo belum percaya.
"Gue cuma kasian sama Alex do, Alex mikirin semua sendirian, gak pernah cerita apa yang dirasain. Dia terlihat baik-baik aja walaupun pernikahannya gagal, tapi dia mendam itu sendirian sampe akhirnya dia sakit dan disini. Saat sakit pun dia masih mikirin Karin. "terangku ke aldo, semoga dia percaya.
"Oke... Oke.. Loe tenang San. Alex memang gitu anaknya, dia jarang banget cerita tentang hal pribadinya, apalagi soal asmara. Loe yang sabar ya hadepin Alex. Loe harus bantu dia san, gimana gimana loe sekarang udah jadi istrinya Alex." jawab Aldo yang membuat aku lega. Akhirnya dia percaya. Syukur.
"Iya do, gue akan lebih sabar dan bantu Alex. By the way thanks ya loe udah mau bantu gue. Jujur tadi gue bingung banget harus hubungin siapa."
"Gak masalah san, selama gue bisa bantu ya gue bantu." jawab Aldo santai.
"Hmm do, menurut loe, gue kabarin mamanya Alex gak ya kalau Alex di rumah sakit. Gue takut disalahin nih."
"Eh iya, Loe kabarin deh mamanya Alex, nanti kalo telat kasih taunya bisa ngambek tuh." jawab Aldo serius.
Aku langsung ambil Ponsel Alex yang aku bawa di dalam Tas. Aku mencari kontak mama dan langsung menghubunginya.
"Halo, Ada apa lex? " tanya mama disebrang sana.
"Assalamualaikum ma, maaf, ini Sandra ma." sahutku.
"Oh sandra, kok telp pake nomernya Alex. Ada apa nduk? "
"Maaf ma, Sandra mau kasih tau, Alex sakit dan sekarang Alex dirawat di Rumah Sakit ma. " Jawabku sambil kugigit bibir bawahku. Aku takut mama akan memarahiku.
"Hah! Kok bisa nduk. Ya udah gini aja kamu kasih alamat rumah sakitnya dan nomer kamarnya ya, mama kesana sekarang." jawab mama kuatir.
"Baik ma. Mama tenang aja, gak usah kuatir ya ma. Hati-hato dijalan." jawabku kepada mama, dan telepon berakhir.
1 Jam Kemudian.
Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Aku dan aldo sama kaget karena sibuk dengan urusan masing-masing. Mama datang dengan membawa makanan dan buah-buahan serta travel bag lumayan besar.
Mama langsung menuju sofa yang aku duduki, aku tak sempat membantu mama, karena mama jauh lebih gesit langkahnya.
"Gimana keadaan alex nduk? " sambil mama memberikan semua barang bawaannya padaku.
"Alhamdulillah baik ma, Mas Alex sudah di tangani oleh dokter. Kata dokter sudah boleh pulang kalau kondisi Mas Alex sudah Fit." jawabku
Aku pun membawa barang bawaan yang dibawa mama menuju nakas dekat tempat tidur Alex. Aku menata buah-buahan dan makanan yang dibawa mama. Untuk travel bag aku letakkan di bagian paling bawah. Ternyata isinya baju ganti Alex dan selimut.
"Mama gak bawa baju ganti buat kamu nduk, itu yang mama bawa baju Alex yang masih ada di rumah. Kamu pulang dulu gpp, biar mama jaga Alex malam ini, kamu datang lagi besok pagi ."terang mama lembut.
"Tapi ma, mama pasti capek ma. Gpp sandra saja ma." Tolakku halus
"Jangan nduk, nanti kalau kamu capek dan ikutan sakit malah gak bisa ikut bantu jaga Alex. Sudah kamu pulang dulu aja, besok kamu kesini lagi. Gak boleh nolak." tegas mama.
Aku pun tidak berani menolak perintah mama. Memang ada benarnya. Jujur aku juga capek, badan lengket semua, dan ngantuk berat. Tapi sudah tanggung jawabku nemani Alex karena dia Suamiku.
"Ayok san, gue barengin loe pulang. Kan kita searah, daripada loe naik ojek kan?" Tawar Aldo.
"Tuh nduk, sudah ada Aldo yang anter. Jadi aman, mama gak kepikiran juga."sahut mama mendengar tawaran aldo.
"Baik ma, kalau begitu Sandra pulang dulu, besok pagi sandra kesini lagi ma." jawabku seraya mencium tangan mama.
Akhirnya aku pulang diantar Aldo. Di dalam perjalanan kita tidak banyak bicara. Aku masih dengan pikiranku sendiri. Dan Aldo mungki. juga seperti itu. Sampailah aku dirumah. Aku tidak ada basa basi kepada aldo untuk mampir. Karena ya sudah malam, selain itu aku istri orang, kurang pantas rasanya memasukkan laki-laki lain waktu suami tidak di rumah.
...***...
Aku sudah berangkat ke rumah sakit pagi-pagi sekali setelah semua rutinitas selesai. Aku membawa makanan dan baju ganti untukku. Saat aku sampai di kamar Alex, aku langsung masuk dan mendapati Alex telah bangun dan terduduk di ranjangnya.
Aku melihat sekeliling mencari keberadaan mama, tapi mama tidak ada. Kemana mama, seharusnya mama kan menungguku datang dulu baru pulang.
"Ehem.. kamu bakal berdiri terus disitu san? " tanya Alex memecah lamunanku.
"Eh, Egak. Aku cuma cari mama lex. Mama kemana lex? " tanyaku to the point ke Alex
"Kamu gak tanya gimana kondisiku san?" sindir Alex.
Aku pun menepuk dahi. Aku lupa kalau kesini tujuanku memang untuk Alex. Aku tertawa dalam hati.
"Eh iya sorry.. sorry.. Gimana kondisi kamu sekarang Lex, udah enakan belum? Udah gak gemeter lagi kan? "tanyaku
"Halah basa basi. Bilang aja kamu gak peduli kan aku sembuh atau egak. " jawab Alex sewot.
"Duh, jangan kayak anak kecil deh." omelku.
"Thanks ya san, kamu udah bawa aku ke rumah sakit."
"Iya sama-sama. Ya udah sekarang jangan terlalu mikir yang egak-egak ya. Jangan mikir karin dulu. Nanti kamu sakit lagi."
Alex hanya diam tidak menjawab ucapanku. Sepertinya aku salah mengambil topik pembicaraan. Harusnya aku gak bahas Karin dulu. Tapi hatiku berbeda.
"Kemarin karin telp aku lagi, tapi gak aku angkat. Aku bingung, takut salah ngomong." jawabku sambil meletakkan tas dan makanan dimeja.
"APA?! Karin hubungin kamu sandra?! " Tanya lantang mama dari belakangku.
Jujur aku terkejut, aku gak tau kalau mama ada dibelakangku. Bagaimana ini. Apa yang harus ku katakan ke mama. Mati aku!
Aku pun beralih melihat ke Arah Alex dan Alex juga melihat ke arahku. Saat aku kasih kode harus bagaimana, dia hanya menaikan bahunya.
"Ii.. iyaa ma." jawabku terbata.
"Kenapa kamu gak cerita ke mama, kamu lupa janji kamu sandra?! " ucap mama dengan nada agak tinggi.
"Egak maa.. iituu.. ituu sandra.." inginku menangis.
"Kenapa? Karena kamu gak mau pisah dari Alex makanya kamu sembunyikan ini dari mama. Harusnya kamu sadar, kamu itu cuma wanita pengganti untuk Alex!" mama menatap nyalang padaku.
"Mama, cukup ma, ini bukan salah sandra. Alex yang salah ma. " selat Alex.
Air mataku tidak bisa terbendung lagi. Sakit rasanya hati ini. Mama sebegitunya marah perihal Karin. Sampai tega menuduhku seperti itu. Aku sadar diri. Aku tau tempatku.
"Cukup Lex, jangan bela sandra. Kamu kena hasutan wanita itu Lex. Dia menyembunyikan hal penting ini dari kita. Wanita Munafik! " geram mama
Aku sudah tak tahan lagi. Aku mengambil tasku dan pergi dari kamar Alex. Aku gak mau mendengar hal-hal yang menyakitkan dari mama. Aku belum sekuat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments