"Pak, saya kesini mau ijin pamit membawa Sandra ke rumah saya. Apa bapak mengijinkan? tanya Alex.
"Bapak pasti mengijinkan nak Alex, bagaimanapun Sandra sudah jadi tanggung jawab nak alex. Tapi bapak mohon, jaga sandra, sayangi sandra dan bahagiakan sandra. " jawab pak joko.
Alex terdiam sejenak. Tangannya saling meremas satu sama lain.
"Saya tidak berani janji banyak pak, tapi saya akan berusaha sebaik mungkin pak"
"Setidaknya kamu mau usaha nak. Dan ingat nak Alex, kalau nak Alex sudah tidak ingin sandra jadi Istri nak Alex lagi, tolong kembalikan ke bapak, tolong hubungi bapak, biar Sandra bapak jemput."
"Baik pak."
Sandra sudah selesai mengemasi barang-barangnya yang akan di bawa ke rumah Alex. Waktu akan menuju ruang tamu, dia mendengar percakapan ayah dan Alex. Sungguh hatinya terasa perih. Karena setelah satu tahun dia sudah tidak diinginkan lagi untuk jadi istrinya.
"Mas, aku sudah siap. Ayah, Sandra pamit ya? " sambil mencium tangan sang ayah.
"Baiklah nduk. Kamu sekarang sudah jadi istri orang, kamu sudah jadi tanggung jawab suamimu. Pesan ayah jadilah istri yang baik bagaimanapun kondisi rumah tangga kalian. Jaga hati dan jaga diri ya nduk. Semoga kamu selalu bahagia. Ini juga pesan buat kamu nak Alex." ucap Pak joko tegas.
"Iya pak saya mengerti." jawab alex sambil mencium tangan.
......***......
Mobil merekapun masuk ke salah satu Cluster perumahan. Perumahan sederhana, bukan yang kelas Elite. Mobil berhenti tidak jauh dari gerbang depan perumahan. Mungkin dengan jalan kaki sudah bisa bertemu dengan jalan raya.
"Ayo turun. Kita sudah sampai. " ucap Alex
"Iya, sebentar."
Merekapun memasuki rumah yang cukup luas. Bukan yang mewah tapi cukup nyaman untuk ditinggali. Halaman cukup luas, mungkin bisa muat 2 mobil dan masih ada taman yang bisa dipakai berkebun.
"Loe mau satu kamar sama gue atau kamar sendiri? " tanya Alex lugas
"Loe? " ucap sandra sambil berbisik. Dia tidak tau apa yang dipikirkan Alex, tapi ini mereka sudah menikah, kenapa masih pakai loe gue?.
"Sandra, Loe gak denger gue tanya?" tanya Alex dengan nada agak tinggi.
"Sorry sorry gue denger kok, gue pake kamar sendiri aja." sahut sandra
"Kenapa gak sekamar aja. " tanya Alex singkat
Deg.
"Lah kan loe kasih pilihan, ya gue pilihlah. Minta loe gimana sih? " jawab sandra sewot.
"Ya udah bagus, seegaknya loe tau diri kita nikah juga karena kepaksa. " jawab Alex sambil tersenyum.
"Sial*n loe. Gue gak akan ya cari kesempatan sama loe, yang ada loe tuh bisa khilaf kalau deket-deket gue." jawab sandra nyolot.
"Oh gak akan! Nih kunci kamar loe, sebelahan sama kamar gue."
"Bisa gak kita bikin perjanjian selama kita nikah biar enak aja, gak ada yang dirugiin, gak ada yang ambil kesempatan dalam kesempitan." tanya sandra melunak.
"Oke, tapi nanti malem aja bahasnya, gue capek, gue ngantuk." seraya Alex masuk ke kamar. Dan diikuti oleh sandra masuk ke kamarnya.
Matahari sudah mulai tenggelam, tetapi Alex dan Sandra belum juga keluar dari kamarnya masing-masing. Mereka sudah tidak lagi tidur, tetapi masih sibuk dengan pikiran masing-masing.
Tak lama sandra keluar dari kamarnya dan menuju dapur. Sepertinya rasa lapar datang. Dia membuka kulkas untuk mencari bahan makanan tapi tidak menemukan apa-apa. Akhirnya dia mencari di rak atas kitchen set, dia menemukan sebungkus mie instan.
"Lumayanlah buat isi perut." gumam sandra sendirian.
Dia memasak mie instan itu dengan cepat dan sudah siap eksekusi. Saat akan makan, Alex keluar dari kamarnya.
"Bisa ya loe makan sendirian? gue juga laper" oceh alex
"Ya elah, gimana mau nawarin loe makan, ini mie instannya aja juga cuma satu. Lagian loe kenapa gak punya cadangan bahan masakan sih di kulkas? " jawab sandra sambil menyuap mie ke dalam mulutnya.
"Gue gak sempet, ini rumah juga baru dibersihin kemarin pas acara nikah. Kan gue sebelum nikah tinggal di rumah ortu gue." jelas alex sambil menatap sandra menikmati mie instan.
"Oh gitu, bisa dimengerti. " sambil sandra memasukkan lagi suapan terakhir ke mulutnya.
"Yah, abis deh tuh mie instan. Gue kan juga mau san. Kelewatan loe. " protes alex.
"Ya kan cuma 1 lex, ya kali bagi-bagi. Udah, kita pesen makanan pesan anter aja yuk, gue masih laper. " ajak sandra
"Loe atur deh. " jawab Alex sambil berjalan ke kamar mandi.
Setelah setengah jam makanan akhirnya datang, dan mereka menghabiskan makanan tanpa ada suara atau pembicaraan apapun sampai makanan habis tak bersisa.
"Lex, kita bisa bahas masalah perjanjian yang tadi gak? " tanya sandra hati-hati.
"Bisa. Perlu hitam diatas Putih atau materai gak? "tanya Alex serius.
"Gak usah, gue gak bakal minta harta loe kok. permintaan gue simpel-simpel aja."
"Oke. Mau loe gimana? "
"Gue mau, pertama, kita panggilnya gak elu gue karna kita udah nikah. Kedua, gue mau tetep kerja, habis pisah dari loe gue tetep harus punya penghasilan, dan gue udah comfort banget sama kerjaan gue yang sekarang. Dan yang terakhir, gue mau loe hargain gue jadi istri walaupun cuma setahun, hargain ayah sama adek gue sebagai keluarga loe." jawab sandra sembari menatap Alex.
"Oke. Gak ada masalah." jawab Alex santai.
"Thanks ya. "
"Kalo dari gue, Intinya gue gak mau loe terlalu ikut campur tentang urusan pribadi gue. " balas Alex menatap sandra.
"Deal. Akhirnya gue bisa tidur dengan nyaman."jawab sandra bahagia.
"Buat Nafkah gue tetep kasih. sama belanja bulanan. Gue tau ini bukan salah loe, loe juga korban dari pernikahan gue yg gagal." sahut alex.
Sandra tidak menjawab apa-apa. Dia hanya menatap mata Alex dalam-dalam. Untuk melihat apakah ada kebenaran dari mata itu. Tidak lama Sandra tersenyum dan menganguk. Dia berharap pernikahan ini tidak seperti di novel-novel yang penuh derita.
Alex kembali ke kamar tanpa berpamitan pada Sandra yang sibuk dengan ponselnya. Yah Sandra di marahin habis-habisan oleh sahabatnya, windy, karena tidak mengundangnya dihari pernikahannya. Sandra berjanji akan menemui windy dan menjelaskan semuanya saat mereka bertemu. Saat Sandra sadar Alex sudah masuk ke kamar, Sandra juga masuk ke kamarnya.
Sandra tidak langsung tidur, dia masih memainkan ponselnya. Melihat media sosialnya, sampai tak terasa kantuk datang dan diapun tertidur.
"San, sandra."
"Alex. Kenapa ke kamarku?" tanya sandra curiga.
Alex tersenyum seringai. Membuat bulu sandra meremang.
"Kita sudah menikah, jadi tidak masalahkan kita tidur bersama? " tanya alex dengan senyum jahat.
"Ta..ta.. pii kita cuma pura-pura lex" jawab sandra ketakutan.
Tapi Alex tetap memaksa Sandra untuk melepaskan bajunya. Sandra pun berontak. sambil berteriak sekuat tenaga walaupun dirasa percuma karena mereka hanya berdua di rumah itu.
"Jangan Lex, Aku mohon jangan. Gak kayak gini lex caranya.. Jaaanggaann!!! " teriak sandra.
PLAK.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments