Karin, Dimana kamu?

"Halo"

"Alex? Kenapa kamu yang angkat ponselnya Sandra? " tanya wanita diseberang sana.

"Ada apa kamu menelepon istriku malam-malam?" jawab alex dingin. Aku hanya melongo mendengar jawaban Alex.

Aku menatap Alex lekat. Aku bertanya melalui mataku. Sepertinya dia paham akan maksudku. Dia mengaktifkan mode Loudspeakers pada ponselku. Mungkin dia malas menceritakan kembali nanti apa yang mereka bicarakan.

"Aa..apa maksudmu Lex?" tanyanya dengan suara bergetar.

"Kenapa kamu kaget rin? Aku jauh lebih kaget saat kamu meninggalkanku di hari pernikahan kita! " jawab Alex dengan nada agak tinggi.

Jujur aku takut saat melihat dia marah. Ini baru kali pertamanya aku melihatnya. Waktu di acara pernikahan waktu itu dia tidak menunjukkan amarah apapun, hanya pandangan matanya berbeda. Mungkin Alex memendamnya sendiri. Kasian suamiku. Aahh... suamiku, andaikan gak cuma setahun. Pikiranku malah kemana-mana.

"Maafkan aku Lex, aku punya alasan untuk itu." jawab Karin sendu

"Alasan apa rin? Coba kamu jelaskan alasanmu. Aku mau mendengarnya dan akan aku pertimbangkan bisa terima atau tidak alasanmu itu." jawab Alex mengebu.

"Akan aku jelaskan nanti kalau kita bertemu. Sekarang kamu bisa jelaskan kenapa kamu bilang sandra itu Istrimu? Apa yang terjadi Lex? "

"Sandra menikahiku untuk menggantikanmu, itu usulan dari Ibumu. Kalau kamu tidak percaya, coba kamu tanya sendiri Ibumu." jelas Alex.

"Tapi bagaimana bisa kamu menikahi perempuan lain padahal kamu mencintaiku lex? " tanya karin.

"Maaf ini sudah malam. Aku dan istriku harus istirahat. Jangan ganggu kami." jawab Alex langsung menutup sambungan telp.

Ku lihat amarah Alex malam ini. Aku tidak ingin bertanya apapun kepadanya, mungkin dia butuh waktu. Sepertinya lebih menderita dia dibanding aku. Ingin ku peluk erat Alex, membiarkan dia menangis dipundakku. Tapi apakah Alex mau?

"Ayo tidur, ini sudah malam. " ajak Alex lalu mengembalikan ponselku.

"Ku habiskan dulu kopiku. Kamu duluan aja Lex."jawabku

"Aku tidur dulu ya San, besok ada meeting pagi. By the way thanks ya masakan dan kopi susunya. " pamit alex lalu berjalan masuk ke kamar.

Aku melihat punggung laki-laki yang aku cintai dalam diam hilang di balik pintu. Sungguh perasaanku tidak bisa di bohongi. Jantungku masih dag dig dug kalau menatap matanya. Hanya saja aku sudah bisa mengendalikan kegugupanku. Aku sedih melihat dia sedih. Aku yakin dia sangat terpukul atas pernikahannya yang gagal. Menikahiku juga pasti bukan inginnya."Alex, jangan sedih, disini ada aku". Inginku ucapkan itu seraya memeluknya dan menangis bersama.

...***...

Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku sudah selesai membersihkan seisi rumah dan memasak. Hari ini aku memasak Udang asam manis. Aku memasak sambil menyanyi dan menyiapkan teh hangat untuk Alex dan Aku. Semua sudah siap tersaji. Aku melihat jam tak terasa sudah jam 7 pagi. Eh, tapi tunggu dulu, kenapa Alex belum terlihat pagi ini, bukannya dia kemarin bilang ada meeting pagi ini.

Akupun melihat ke arah kamar Alex, pintunya masih tertutup. Akupun berjalan ke depan untuk melihat mobil Alex apa masih disana atau tidak. Karena saat aku memasak tak mendengar deru suara mobil dan pagar yang terbuka. Tebakanku benar, mobil Alex masih terparkir di garasi. Akupun menuju kamar Alex.

Tok.. Tok.. Tok.

Tidak ada jawaban dari kamar.

Tok.. Tok.. Tok..

"Alex, kamu didalam" sambil sedikit berteriak.

Namun, tetap tidak ada jawaban dari dalam. Apa jangan-jangan Alex b*n*h d*ri? Ah.. Aku benci pikiranku. Aku coba menekan daun pintu, ternyata pintu tidak terkunci. Perlahan aku membukanya. Aku melihat Alex masih tertidur dengan posisi membelakangiku. Akupun berjalan pelan agar tidak menimbulkan suara.

"Lex, Alex". Aku memanggilnya, tapi tetap tidak ada jawaban.

Aku berjalan lebih dekat lagi. Matanya tertutup. Aku meletakkan tanganku tepat didepan hidungnya. Hangat. Dia masih bernafas. Syukurlah.

"Lex, Are you Oke? "tanyaku ulang

Alex tetap diam. Aku goyangkan badannya, dia baru merespon.

"Sandra.. "jawabnya tanpa membuka mata.

Aku memegang badanya terasa hangat sekali. Lalu aku beralih ke dahinya. Panas. Dia sakit Demam.

"Lex, kamu sakit. Badanmu panas Lex. Tu.. tunggu sebentar Lex. jawabku sambil berlari meninggalkan Alex.

Aku ke kamar mencari handuk kecil untuk mengompres Alex dan mengambil obat demam. Lalu aku ke kamar Alex. Mengompres dahinya. setelah selesai aku keluar menuju ke dapur. Aku mengambil makanan dan teh hangat untuk Alex.

"Lex, makan dulu sedikit habis gitu minum obat."

Alex tidak menjawab. Dia bergerak untuk bangun sambil tertatih. Badannya gemetar. Akupun menyuapinya. satu sendok, dua sendok, tiga sendok.

"Hoek.. hoekk.. " Alex memuntahkan semua makanannya, badannya terlihat lemas, aku bantu untuk tidur kembali.

"Kita ke dokter ya lex, badanmu tidak mau menerima makanan, bagaimana kamu bisa minum obat " tanyaku khawatir.

"Gak usah, aku cukup istirahat aja San." jawabnya lemah.

Akupun menurutinya. Aku tidak mau berdebat disaat dia sakit seperti ini. Aku menuju lemari baju alex mencari baju gantinya, karena bajunya yang dipakai kotor kena muntahannya.

Setelah dapat aku kembali ke dapur mengambil baskom aku isi dengan air hangat, dan kembali ke kamar Alex. Aku menyeka badannya, hanya sampai bagian perut. Aku menganti baju, sarung bantal dan selimutnya. Aku olesi minyak angin di dada dan punggungnya. Dan menghangatkan lagi kompresan di dahi Alex.

"Kamu istirahat lex, aku akan berjaga disini." ucapku pada Alex, walaupun aku tahu tak akan mendapat jawaban darinya.

Kuraih Ponselku di kantong celana. Ada tiga panggilan tak terjawab, ku buka ternyata itu dari Karin. Aku mengabaikan dulu. Aku akan menghubungi karin kalau Alex sudah sembuh.

Aku bergegas menelepon Atasanku dikantor untuk meminta izin cuti, karena suamiku sedang sakit. Untungnya atasanku bisa memaklumi.

Tak terasa akupun tertidur sofa kamar Alex. Aku terbangun dan mengecek suhu Alex. Ternyata bertambah panas. Aku binggung. Aku harus membawa Alex ke rumah sakit, tapi aku tidak bisa memapah tubuh Alex seorang diri. Aku berfikir siapa yang bisa aku hubungi untuk membantuku. Akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi Aldo, karena rumahnya tidak jauh dari rumah kami.

Aku mencari ponsel Alex dan menemukannya di nakas. Aku coba buka ponsel Alex ternyata tidak dikunci. Pemandangan pertama saat ponsel alex menyala adalah Foto Alex dan Karin berjalan di pantai. Inginku menangis. tapi ini bukan saatnya untuk aku cemburu. Aku langsung mencari kontak Aldo. dan ketemu..

Tut.. tut.. tut.

"Iya Lex, whats up?" jawab aldo

" Halo aldo, ini Sandra. Do, bisa ke rumah Alex yang baru. Alex sakit do, harus dibawa ke rumah sakit, gue gak bisa memapah Alex sendirian do." teleponku sambil terisak.

"Oke sekarang loe tenang. Gue kesana. Gue tahu tempatnya. Oke. Tunggu ya." jawab aldo

Tak lama Aldo sudah datang, lalu membantuku memapah Alex masuk ke dalam mobil Aldo.

Sesampainya di rumah sakit.

"Wali dari Bapak Alex?" Tanya laki-laki berjas putih. aku yakin itu pasti dokter yang menangani Alex.

"Saya dok, saya istrinya." jawabku sambil berjalan menuju ke arah dokter.

Dokter menanyaiku berbagai hal dari awal dia sakit sampai dibawa ke Rumah sakit. Aku menceritakan semuanya agar dokter lebih tepat mendiagnosa sakitnya Alex.

"Ibu tidak perlu khawatir. Pak Alex hanya kelelahan dan stress. Mungkin bisa dibantu lebih perhatian bu. Lebih banyak istirahat, jaga pikiran, dan makanan ya bu. Tapi ini Pak Alex tetap di rawat inap disini sampai tubuhnya kembali fit." ucap dokter seraya pergi meninggalkan kamar Alex.

Saat dokter pergi, Aldo masuk ke dalam ruangan.

" Gimana keadaan Alex, San? Kata dokter gak ada yang bahaya kan dengan kesehatannya.

Aku menggeleng.

" Aman do. Alex cuma kelelahan dan stress aja. Tapi dia kudu rawat inap disini sampai dia fit." jawabku pelan.

Aku bersyukur tidak ada masalah dengan kesehatan Alex. Aku bersyukur dia baik-baik saja.

"Karin.. "

"Karin.. dimana kamu Karin? " Igau Alex dalam sakitnya.

Aku dan Aldo saling berpandangan. Tak terasa meneteslah air mataku. Buru-buru kualihkan wajahku dari aldo dan mengusapnya.

" Karin dimana kamu? " Ucap Alex sekali lagi.

Ternyata penderitaanku dimulai dari sekarang

Episodes
1 Alex
2 Sandra
3 Tertukar
4 POV: Alex
5 SAH
6 Tumbal
7 Perjanjian
8 POV: Sandra
9 Kejutan
10 Karin, Dimana kamu?
11 Tuduhan mama
12 Poli Kandungan
13 POV Alex : Rahasia
14 Perusak Suasana
15 POV SANDRA: Diakui
16 Alex Bersamaku
17 Salah Paham
18 Kedatangan Karin
19 Kedatangan Karin. Lagi.
20 Rumah Ayah
21 Tidur sekamar
22 Liontin
23 Malam terakhir dirumah Bapak
24 Pembohong
25 De Javu
26 Kehamilan Karin
27 Positif
28 Maafin aku, Lex.
29 Kebohongan Budhe
30 EGOIS
31 Alex dan Radit
32 Kebetulan
33 3 hari kedepan
34 Rumah baru
35 POV Alex: SANDRA!
36 Setelah Ijab Qobul
37 Tidak ada Malam Pertama
38 Pembeli Pertama
39 Mama vs Karin
40 Mobil itu...
41 Curiga
42 Calief Rahmat Wijaya
43 Karma itu ada
44 Abyakta
45 Kebodohan Sandra
46 Terbongkar
47 Selamatkan Alif, Tuhan.
48 Undangan Pernikahan
49 Keputusan Bersama
50 Ehem
51 Hampir Ketahuan
52 Keluarga Lebay
53 Hati ke Hati
54 Tabrakan
55 Mama Alex vs Mama Aby
56 Menunggu Keajaiban
57 Flashback 1
58 Flashback 2
59 Selamat Jalan, Suamiku.
60 POV Sandra: Pembagian harta
61 Keegoisan Mama
62 Menemui Karin
63 Penangkapan Karin
64 Bimbang
65 Pramita Larasati
66 Wanita yang Aneh
67 Menunggu Kamu
68 Kaos Putih
69 Janji Penting
70 Pertemuan
71 Orang Ketiga
72 Mas Hanung?
73 thank you
74 Mesin Waktu
75 Malam terakhir di Jogja
76 Mas Hanung? (Lagi)
77 Kedatangan Tamu
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Alex
2
Sandra
3
Tertukar
4
POV: Alex
5
SAH
6
Tumbal
7
Perjanjian
8
POV: Sandra
9
Kejutan
10
Karin, Dimana kamu?
11
Tuduhan mama
12
Poli Kandungan
13
POV Alex : Rahasia
14
Perusak Suasana
15
POV SANDRA: Diakui
16
Alex Bersamaku
17
Salah Paham
18
Kedatangan Karin
19
Kedatangan Karin. Lagi.
20
Rumah Ayah
21
Tidur sekamar
22
Liontin
23
Malam terakhir dirumah Bapak
24
Pembohong
25
De Javu
26
Kehamilan Karin
27
Positif
28
Maafin aku, Lex.
29
Kebohongan Budhe
30
EGOIS
31
Alex dan Radit
32
Kebetulan
33
3 hari kedepan
34
Rumah baru
35
POV Alex: SANDRA!
36
Setelah Ijab Qobul
37
Tidak ada Malam Pertama
38
Pembeli Pertama
39
Mama vs Karin
40
Mobil itu...
41
Curiga
42
Calief Rahmat Wijaya
43
Karma itu ada
44
Abyakta
45
Kebodohan Sandra
46
Terbongkar
47
Selamatkan Alif, Tuhan.
48
Undangan Pernikahan
49
Keputusan Bersama
50
Ehem
51
Hampir Ketahuan
52
Keluarga Lebay
53
Hati ke Hati
54
Tabrakan
55
Mama Alex vs Mama Aby
56
Menunggu Keajaiban
57
Flashback 1
58
Flashback 2
59
Selamat Jalan, Suamiku.
60
POV Sandra: Pembagian harta
61
Keegoisan Mama
62
Menemui Karin
63
Penangkapan Karin
64
Bimbang
65
Pramita Larasati
66
Wanita yang Aneh
67
Menunggu Kamu
68
Kaos Putih
69
Janji Penting
70
Pertemuan
71
Orang Ketiga
72
Mas Hanung?
73
thank you
74
Mesin Waktu
75
Malam terakhir di Jogja
76
Mas Hanung? (Lagi)
77
Kedatangan Tamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!