Hari Pernikahan Alex dan Karin akhirnya datang juga. Suasana bahagia terpancar dari kedua keluarga. Semua terlihat sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang sibuk mengatur dekorasi yang dirasa kurang cocok, ada yang mengecek catering, ada juga yang hanya diam duduk dipojok ruangan sambil memainkan ponsel.
Namun berbeda dengan suasana dikamar pengantin, mereka lagi sibuk mencari Karin, yang harusnya sudah dirias 2jam yang lalu. Tapi sampai sekarang dia belum diketahui keberadaannya, padahal 1 jam lagi acara akan dimulai.
"Sandra, kesini sebentar nduk" panggil ayahku.
Akupun berjalan menuju ayah yang posisinya tidak jauh dari kamar karin.
"Iya ayah, ada apa? " tanyaku binggung.
"Coba kamu temani budhe mu, biar agak tenang nduk." jawab ayah pelan.
"Loh memangnya budhe kenapa yah? "
"Kamu masuk dulu nanti juga tau, ayah mau cari adikmu dulu. "
"Baik yah. "
Akupun berjalan menuju kamar Karin. Disana terlihat budhe yang wajahnya pucat dan terdiam lemah. Aku khawatir. Aku takut budhe sakit.
"Budhe, budhe sakit? "
"Sandra, hu.. hu.. hu.. " hanya suara tangisan yang tergugu keluar dari mulut budhe.
Akupun belum berani bertanya. Yang bisa aku lakukan hanya memeluk budhe dan membiarkan budhe menangis dipelukanku sampai tenang.
Sebenarnya hubunganku dengan budhe tidak terlalu akrab. Hanya dulu waktu ibuku sakit budhe banyak membantu keuangan keluargaku. Sampai aku lulus SMA budhe yang biayai. Untung waktu kuliah aku dapat beasiswa jadi tidak merepotkan budhe lagi.
"Sandra, budhe bisa minta tolong? " tanya budhe setelah sedikit tenang.
"Apa yang bisa aku bantu budhe? "
"Tolong kamu gantikan Karin menikah, tolong menikahlah dengan Nak Alex. " Jawabnya sambil berlinang air mata.
Bagai disambar petir. Aku tidak menyangka permintaan budhe akan sesulit ini. Apa yang terjadi, apa yang budhe pikirkan.
Siapa yang tidak mau menikah dengan Alex. Mau, tentu mau. Tapi tidak seperti ini caranya. Aku ingin menikah karena cinta. Menikah dengan orang yang mencintaiku. Yang pasti bukan Alex orangnya saat ini. Dia akan jadi suami karin sepupuku hari ini.
Kurasakan tangan dingin memegang tanganku, aku terkaget. Aku melihatnya dan aku bisa merasakan bagaimana perasaan kalutnya pemilik tangan ini. Aku perlahan memandang mata budhe yang memerah sembab. Akupun tak terasa meneteskan air mata dan menangis tergugu pilu.
"Budhe"
Satu jam kemudian.
"Saya terima nikah dan kawinnya Sandra Aulia Rahma binti Harjoko dengan mas kawin tersebut dibayar tunai! "
"SAH? "
"SAH! "
"SAAHH! "
Alhamdulillah SAH.
"Silahkan pengantin wanita bisa mencium tangan suaminya. Alhamdulillah sekarang sudah halal. Mau dibawa pulang sekarang juga sudah boleh. hehe" Canda Pak Penghulu.
Aku merasakan dengan jelas, suasananya tak lagi bahagia. Suasanya jadi kelabu. Harusnya ini hari bahagia untuk kedua keluarga pengantin, tapi tidak untuk sekarang. Dan tidak pula untukku.
Aku memegang tangan Alex. Aku memejamkan mata dan berhenti bernapas sepersekian detik. Luruh juga air mata yang ku bendung dari awal Akad tadi. Ku menatap wajah Alex. Mata itu, berbeda.
Kualihkan pandanganku ke seberang aku duduk. Memandang Wajah yang mulai menua. Wajah yang tidak bisa mengambarkan perasaannya. Mata yang menitikkan air mata dan gegas dia mengusapnya dengan tangan kurusnya.
"Ayaahh... " ucapku tanpa suara dan air mata yang terus mengalir.
"Maafkan ayahmu nduk, maaf. " Ayah menjawabku juga tanpa suara dan juga diiringi oleh air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Fiqri Skuy Skuy
Wow, endingnya bikin terharu.
2023-12-23
1