Hari ini Cafe sepi pengunjung, mungkin karena bukan weekend. Aku duduk di salah satu meja kosong dan memainkan laptop dihadapanku. Perkerjaanku sudah selesai dari tadi, tapi aku memilih tinggal sebentar melepas sedikit beban pikiran.
Akupun memutuskan untuk pulang setelah satu jam duduk disini. Saat aku mencari kunci motorku, HPku berdering. Dari Alex.
"Halo". jawabku.
"San, kamu dimana? Belum pulang? " tanya Alex.
"Belum. Masih nyaman di kantor. Ada apa lex? " tanyaku penasaran.
"Aku udah di rumah. Buruan pulang, ada yang mau aku bicarakan. " perintah alex
"Oke. "
Aku bergegas menuju parkiran.
"Kenapa juga Alex sudah pulang, bukannya tadi pagi dia bilang akan pulang malam karena ada meeting. Ini masih jam 6. Apa ada masalah ya? Haduh, menambah beban pikiran saja." omelku sendiri.
Saat akan melajukan motorku, aku melihat seseorang yang sangat aku kenal. Benar tidak mungkin aku salah untuk ke dua kalinya. Ya, itu budhe Andini. Tapi untuk apa budhe kesini lagi? Siapa yang budhe temui disini? Apa budhe menemui Karin? Lebih baik aku lihat budhe akan bertemu siapa di Cafe.
Belum juga mengikuti budhe, Alex menelepon lagi.
"Halo, ada apa lagi lex?" tanyaku bete.
"Kamu masih di Kantor, belum mau pulang?" tanya alex dengan nada agak tinggi.
"Ya elah sabar napa. Kan aku juga harus beberes dulu, jalan ke parkiran juga, naik motor buat pulang, perjalanan kerumah juga butuh waktu setengah jam" sahutku.
"iya iya. Ya udah buruan."
"Emangnya ada apa sih lex? kayaknya urgent banget. Udah kamu ngomong aja di telp."
"Gak bisa. Gak enak kalau gak ketemu." Alex langsung menutup telpnya tanpa menunggu jawaban dariku.
"Emang ya nih orang nyebelin banget. Sial*n." omelku sendiri.
Kuurungkan niatku untuk mencari tahu apa yang di lakukan budhe disini. Sebenarnya aku sangat penasaran apa yang membuat budhe kesini lagi.
...***...
"Dimana Karin?! " Sentak wanita setengah abad itu.
"Kenapa ibu tanya saya, kan ibu, ibunya Karin. Saya tidak tahu dimana Karin. " Jawab laki-laki perawakan tinggi tegap itu dengan santainya.
"Kamu lupa peringatan saya kapan hari? Sengaja kamu abaikan? Iya? " tanya budhe geram.
Laki-laki itu hanya tersenyum tanpa memberi jawaban pada budhe. Dia berdiri dan duduk mendekati dimana budhe sedang duduk. Dia mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar.
"Karin mencintai saya, bu. Ibu juga sudah tau itu. Harusnya ibu merestui saja hubungan kami waktu itu. Saya bisa memberikan Kebahagian lebih untuk Karin bu. Karin akan lebih tercukupi kalau menikah dengan saya." jawabnya sombong.
Budhe tidak bisa mengendalikan emosinya. Dadanya naik turun untuk mengatur nafasnya. Dia tidak menyangka anak laki-laki didepannya ini akan bersikap kurang ajar kepadanya. Budhe merasa beruntung karena tidak merestui hubungannya dengan Karin.
"Tidak salah saya tidak merestui hubungan kalian. Karena kami sangat tidak sopan terhadap orang tua. Tolong sampaikan pada Karin untuk segera menghubungi saya. Semua bisa dibicarakan. " jawab budhe tegas.
Tanpa menunggu jawaban dari Laki-laki itu budhe pergi dari tempat itu. Dengan membawa perasaan jengkel dan tidak mendapatkan jawaban yang di harapkan. Sia-sia.
Budhe yakin bahwa Karin bersama laki-laki itu. Kapan hari budhe sudah bertemu dan bicara baik-baik, ternyata tidak membuahkan hasil. Dan sekarang juga. Karin, kamu dimana nak.
...***...
Motor sudah ku parkiran disebelah mobil Alex. Akupun berjalan setengah berlari memasuki rumah. Pintu tidak dikunci, berarti benar Alex sedang menungguku. Tapi apa yang akan dibicarakan oleh Alex denganku. Bukannya perjanjian kemarin sudah jelas ya, dan aku rasa tidak ada yang di rugikan.
Saat aku menutup pintu dan menguncinya terlihat Alex sedang duduk di meja makan. Ada apa ya. Kok perasaanku gak enak. Horor.
"Assalamualaikum" salamku.
"Waalaikumsalam" jawab Alex seraya melihatku.
"Lama banget sih san. Kamu mampir mampir ya?" sambungnya.
"Dih kamu kena sih lex, kesambet ya. Posesif banget. " jawabku bete.
" Tadi mama kesini?". tanyanya santai.
"Oh kamu mau tanya masalah itu. Iya tadi mama kamu kesini, gak lama dari kamu berangkat tadi. Mama cerita? " tanyaku sambil menuju kulkas untuk ambil minum. Haus.
"Iya tadi mama telp waktu jam pulang kantor. Katanya mama juga ada bicara sama kamu. Emang apa yang mama bicarain sama kamu? "
"Dih Kepo! Rahasia lah. Kalo kamu penasaran bisa tanya mama kan?"
"Mama juga sama nih jawabnya. kayak kamu gini. Udah di setting gini ya? ". tanya alex penasaran.
"Ha.. ha.. ha.. rasain! Tapi emang bener rahasia Lex. Kamu tadi suruh aku pulang cuma mau bahas ini lex?"
"Ya gak sepenuhnya salah sih. Ada lagi satu."
"Apa?"
"Kata mama masakanmu enak. Tolong masakin dong san, aku laper banget. Meetingnya tadi ditunda jadi aku belum makan malam. " pinta Alex.
"Astagaaa Alex. Kirain mau ngomongin hal penting apa." jawabku jengkel.
Aku langsung mengecek persediaan makanan yang aku beli tadi pagi. Aku mau masak yang simpel aja. Aku bikinin Alex Tumis Sayur kangkung dan ayam goreng. Kebetulan masih ada sisa ayam tadi yang belum aku masak. Setengah jam sudah aku memasak didapur. Aku hidangkan masakannya di meja makan. Dimana Alex memperhatikanku dari tadi. Mungkin dia sudah tidak bisa menahan rasa lapar.
"Hmm. Baunya enak san. Cepet ayo kita makan san. " Ajak Alex seperti anak kecil.
"Kamu makan dulu ya, aku mandi dulu. Bau nih, tadi pulang kerja langsung masak. " jawabku sambil memberikan teh hangat pada Alex.
"Yah san, gak usah mandi, makan dulu. Kelamaan kalau nunggu kamu mandi." protes Alex.
"Siapa suruh tunggu orang mandi. Udah kamu dulu gpp, daripada pingsan, malah nyusahin aku nanti. " jawabku seraya aku berjalan menuju kamar.
"Kalau makanannya habis jangan marah ya?! teriak Alex.
Aku hanya memberikan jempolku untuk tanda persetujuan. Lagian aku sudah tidak betah dengan badanku yang lengket karena keringat. Akupun mengambil baju ganti dan segera mandi.
Seusai mandi Alex sudah berada diruang tamu dan bermain dengan ponselnya. Ku lihat ke arah meja makan ternyata masih ada sisa makanan di sana. Aku akhirnya memutuskan untuk memakannya dan segera membersihkan meja makan serta piring-piring kotor.
Aku membuat 2 cangkir kopi susu untuk aku dan Alex. Aku bawa ke ruang tamu, dan dia spontan alex melihat kearahku sambil tersenyum.
" Wah cocok nih, habis makan dilanjut minum kopi susu. The best kamu san." ucap Alex sambil memberikan dua jempolnya.
"Yah tau lah, enaknya kalo nyantai itu sambil minum kopi, tapi kurang camilannya nih. Besok deh aku belanja di supermarket." jelasku
"Mendalami banget sih jadi istri. Ha.. ha.. ha." ejek Alex.
Dia bilang gitu aja pipiku udah memerah. Untung aku alihkan dengan meniup-niup kopiku. Padahal udah dag dig dug aja ini jantung.
"Ya emang kan aku istri kamu, istri satu tahun. " jawabku santai.
Belum dijawab oleh Alex, ponselku berdering. Ku ambil dari sakuku. Deg.
"Lex." sambil kutunjukkan Hpku padanya.
Dia menatap layar ponselku, wajahnya langsung mengeras. Dingin.
Banyak kejutan untukku hari ini. Dari Kedatangan Ibu mertua, Budhe Andini, dan Telepon ini. Semoga ini kejutan yang terakhir untuk hari ini. Aku lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
nurlita inayati
revisi kami itu kamu
2023-12-30
0