"Ma.. mama kenapa bicara seperti itu ke Sandra ma. Sandra gak salah ma." Bela Alex selepas kepergian sandra.
"Kamu jangan bela sandra ya lex, mama baik sama dia karena mama pikir sandra itu wanita yang baik. Eh, ternyata. " jawab Mama Alex geram.
"Ma, dengerin Alex. Alex yang suruh sandra buat gak cerita dulu ke mama. Alex juga yang larang Sandra angkat telp Karin. Kemarin pun waktu Karin telp, itu yang bicara juga Alex, bukan Sandra. " terang Alex menyakinkan mamanya.
Mama Alex hanya diam, mencoba mencerna dan memahami perkataan Alex. Hatinya masih berkecambuk antara Alex berkata jujur atau alex berbohong demi sandra.
"Sekarang coba mama pikir, Kenapa Karin harus menghubungi Sandra? Kenapa dia tidak langsung hubungi Alex atau hubungi mama? Berarti kan ada niat lain dari Karin. Dan itu yang Alex belum menemukan alasan yang tepat." jelas Alex panjang lebar.
"Iya ya, harusnya kan Karin hubungi kamu kalau dia memang ingin hubungan kalian berlanjut. Trus kemarin waktu di telp dia ngomong apa Lex? " tanya mama Alex penasaran.
Alex akhirnya menceritakan semuanya pada mamanya. Tanpa ada yang dikurangi atau ditambahi. Alex juga cerita kenapa Sandra tidak memberitahukan hal itu ke mama. Karena itu memang permintaan Alex, dan Alex bakal kasih tau mamanya kalau semuanya sudah jelas.
"Jadi kamu sakit gara-gara kepikiran Karin setelah dia telp kamu Lex? "tanya mama Alex memastikan.
"Iya ma, aku dari awal di tinggal kabur sama Karin pas hari Pernikahan itu selalu mikir ma, kenapa karin ngelakuin ini sama aku. Apa salah Alex?mungkin puncaknya pas kemarin Karin telp itu ma. Maafin Alex bikin mama khawatir "jawab alex.
"Hmm.. ya sudah Lex, setidaknya mama tau hal ini. Mama bersalah sama Sandra Lex, mama udah nuduh Sandra yang gak bener. Gimana Lex? Sandra mau maafin mama gak ya? " Mama Alex terlihat bingung.
"Dimaafin ma, pasti Sandra maafin. Sandra itu wanita yang baik ma. Besok aja mama minta maaf, biarkan Sandra nenangin diri dulu ma." Saranku kepada mama.
"Oke deh kalau gitu. Mama malu sebenarnya Lex, tapi mama harus tanggung jawab kan? "
Alex hanya mengangguk dan tersenyum. Alex merasa lega, permasalahannya sudah terselesaikan. Tinggal Alex akan berbicara dengan sandra dan meminta maaf padanya. Karena secara tidak langsung Alex yang bersalah karena meminta Sandra melakukan semua itu untuk Alex.
...***...
Di Taman rumah sakit Sandra melanjutkan tangisnya. Untung taman masih sepi pengunjung jadi dia tidak malu kalau ada yang melihat. Sandra merenungi nasibnya dengan sebotol kopi instan di tangannya. Sebentar-sebentar sandra mengusap pipinya. Mengusap air mata yang tiba-tiba jatuh dengan sendirinya.
"Kenapa semua ini terjadi padaku Tuhan? " tanya sandra dalam tangis.
"Apa dengan begini Hutang Budi Ayah sudah terbayar lunas, Tuhan? Setidaknya Kuatkan hatiku Tuhan, mampukan aku.." Akhirnya tangis sandra pecah. Dia menangis dalam diam. Memilukan. Menangis seorang diri tanpa ada orang yang mengerti penderitaannya.
Dia menekuk kedua kakinya dan memeluknya untuk menutupi tangisnya. Tapi getaran dari tubuh sandra tidak bisa menutupi bahwa si empu sedang menangis.
Tak berselang lama, sandra menyudahi tangisnya. Dan sandra baru sadar sepertinya ada orang didekatnya.
"Apa orang ini dengar aku menangis ya? Sejak kapan dia ada disampingku" tanya sandra dalam hati.
Sandra malu untuk melihat orang disebelahnya tapi dia sudah capek untuk menangis. Akhirnya dia memutuskan untuk melihat orang disebelahnya. Perlahan sandra menurunkan kakinya, dan menoleh ke arah sampingnya. Dia terkejut.
"Sudah nangisnya? " tanya seseorang itu.
"Aa.. Alex? Ke.. kenapa kamu disini? " tanya Sandra gugup. Dia menatap seorang disampingnya dengan seksama, memastikan kalau dia benar-benar Alex. Dan memang benar dia Alex. Bukti diperjelas dengan travel bag dan tas yg dibawa Sandra berisi makanan tadi.
"Aku sudah diijinkan pulang oleh dokter pagi ini. Aku berencana pulang tapi tak sengaja melihat kamu disini sendirian. Eh, ternyata nangis." Ledek Alex.
"Siapa yang nangis, aku cuma ngantuk. Nih sampe aku bela-belain beli kopi instan" Elak Sandra.
"Apaan, dari tadi aku disini nemenin kamu nangis, kamu aja gak sadarkan kalo aku disini. Fokus amat kalo nangis."
Sandra hanya diam. Jujur dia malu, tapi ya mau bagaimana lagi udah ketahuan juga. Mau ngeles kayak gimana juga yang ada malah di ledekin sama Alex.
"Kamu sudah fit Lex?" tanya sandra mengalihkan obrolan.
"Sudah. Kamu gak liat? Aku bangun 1000 candi sekarang udah kuat kalii." jawab Alex sok.
"Syukur deh kalau udah kuat. Kenapa tadi gak ngabarin aku kalo udah di bolehin pulang? Trus mama mana? tanya sandra sambil melihat kesekitar mencari mama mertuanya.
"Mama udah pulang gak lama kamu pergi tadi. Tadi aku udah jelasin ke mama San. Dan mama udah ngerti. Maafin mama ya San." terang Alex.
"Ohh. iya gapapa Lex. Aku udah maafin mama." jawab sandra pelan.
"Harusnya kamu tadi telp aku, biar aku yang urus administrasi kepulangan kamu Lex. Aku takut kamu belum fit terus pingsan lagi. Belum juga keluar dari Rumah sakit, masak iya harus Opname lagi." Godaku ke Alex. Rasakan pembalasanku. Sandra sambil tersenyum samar.
"Sial*n. Kamu bales aku san? Aku nih suamimu loh." Jawab Alex gak terima. Tapi lucu.
"Ciiee suami satu tahunku.. " sambil terbahak-bahak.
Alex tidak menimpali waktu ku goda. tapi terlihat dari wajahnya yang semu memerah, dia kesal. Hahaha akhirnya aku menang juga dari Alex.
Menunggu Alex menurunkan emosinya aku kembali memandang sekitar. Ternyata Taman ini berada di tengah-tengah Rumah sakit. Jadi dari sini aku bisa melihat pintu masuk dan keluar, poli-poli, kantin dan beberapa ruangan lain. Saat mataku mengarah ke bagian poli yang tidak terlalu ramai, aku seperti melihat seseorang.
Deg.
Sandra menyipitkan lagi matanya untuk memastikan. Karena Jaraknya memang cukup jauh dan terhalang beberapa orang yang berdiri. Benar. Sandra tidak salah lihat. Itu Karin. Tapi untuk apa Karin ada dirumah sakit ini.
"Ka..arriinn.. " gumam sandra pelan.
"Hah, apa san. Kamu ngomong apa? Aku kurang jelas dengarnya." Tanya Alex yang memandangku bingung.
Spontan Dahiku berkeringat dingin. Aku bingung. Bagaimana aku menjelaskan kepada Alex kalau aku melihat karin. Bagaimana ini tuhan. Aku bagai buah simalakama.
"Eh. . Aa.. nu.. Egak tadi aku kayak lihat temenku disana. Tapi pas aku pastiin ternyata bukan." Jawab sandra bohong.
"Memang kamu lihatnya dimana san? " tanya Alex sambil melihat ke arah Poli.
"Tadi ada di antara poli-poli itu. Tapi ternyata bukan kok. " jawab sandra gugup.
Aku pun langsung ikut melihat ke arah poli, tepatnya ke arah aku melihat Karin tadi. Tapi ternyata dia sudah tidak ada disana. Aku merasa lega. Mungkin lebih baik Alex tidak mengetahuinya lebih dulu. Maafin aku Lex.
Kenapa dia keluar dari sana? "Sandra bicara dalam hati. Sandra terus memandangi tulisan besar diatas pintu itu.
POLI KANDUNGAN.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments