" UDAH, ah, kita belajarnya segini aja refreshing dulu,ah !" ujar Caramel berusaha santai seraya meregangkan tubuhnya
Pasalnya sejak mereka belajar di cafe Juna terus saja terlihat gelisah meskipun Caramel tidak tahu apa yang sedang cowok itu Pikirkan namun cewek itu merasa tidak nyaman Juga kalau begini
Juna menaikkan tatapan. " Eh ?
Bahkan cowok itu ternyata tidak memperhatikannya Caramel menghela napas
" Yang tadi itu bokap lo, ya ? Tanya Caramel ragu-ragu meksipun sudah mendengar Panggilan Luna untuk orang itu tapi Caramel masih sedikit takut salah
Juna menghela napas sejenak lalu mengangguk." Mungkin lebih tepatnya cuma status doang Beliau nggak Pernah benar-benar lakuin kewajibannya sebagai seorang ayah dan suami," Juna terkekeh sinis," Beliau nggak Pernah tanggung jawab,"
Caramel hanya mampu menatap cowok di hadapannya itu miris. Bisa Caramel tangkap kerapuhan yang bersembunyi di balik manik mata cowok itu. Perasaan antara kecewa, marah dan sedih yang membaur samar hubungan kalian seburuk itu ya ?
Juna tidak berani menatap Caramel tapi tetap terkekeh untuk mencairkan suasana
" Entahlah sampai mana sih, tadi ?
Caramel tidak menjawab. Hanya melihat cowok itu yang langsung Pura-pura sibuk dengan buku Dengan lembut Caramel menjulurkan tangannya menyentuh Punggung tangan Juna Pelan seolah mampu menghibur cowok itu
Juna menilik tangan Putih itu. Tangan hangat yang menggenggam Punggung tangannya Beralih menatap cewek cantik yang kini tengah memamerkan gigi-gigi Putihnya Polos tersenyum manis, Entah apa yang ia rasakan tapi tampaknya ia merasa bersalah
" kita belajarnya sampai sini aja deh, Lagian lo kelihatan gelisah banget Nggak enak gue,"
Juna tersenyum. " Gue nggak gelisah Kita bisa lanjutin,"
" Enggak, ah, Entar tutornya malah melamun terus yang ada malah belajar sama abang-abang Pengamen itu Belajar nyanyi jangan ah, kasihan Entar Pelanggan kafe Pada kabur semua dengar suara gue,"
Juna refleks tertawa renyah. Ditambah lagi cewek itu juga terlihat manis ketika menyunggingkan senyumnya lagi Ah sial Juna sukses salah fokus.
Ponselnya bergetar membuat sang empunya langsung menoleh Pada layar Ponsel Caramel mendecak sebal orang di hadapannya itu selalu saja mendapatkan Panggilan di saat sedang bersamanya
" Kayaknya lo itu selalu dapat klien mulu, deh, Pas lagi ajarin gue,"
Juna menatap Cewek itu agaknya merasa bersalah
" Sorry Caramel Belajarnya sampai sini dulu, ya,"
" Gue ikut !"
" Eh ? Juna refleks tidak jadi berdiri.
" Gue benci ditinggal Gue mau ikut,"
Juna menghela napas berat. " Nggak bisa Caramel Gue nggak Pergi buat main-main ini bahaya,"
" iya, makannya gue mau ikut Gue mau Pastiin kalau lo bakalan baik,"
Juna mengacak rambut frustasi sebelum kemudian mendengus
" Enggak. Lo nggak boleh ikut Gue antar lo Pulang,"
Caramel menggenggam lengan Juna ketika cowok itu hendak Pergi menggelengkan kepalanya kemudian menghasut agar cowok tidak jadi Pergi
" Ssst !" Juna memundurkan tubuh Caramel agar semakin terlindungi di balik dinding rumah tua itu. " ingat janji lo tadi lo, harus diam dan tetap bersembunyi," bisik Juna sebelum kemudian berlari ke jalan raya yang masih sepi
Agak aneh memang seharusnya targetnya sudah berada lebih dahulu di tempat Tapi yang Juna temui hanyalah kekosongan. Tidak ada siapa-siapa Tak berapa lama sebuah mobil berhenti di hadapannya membawa seseorang turun Juna memicingkan mata agak bingung
" Kaget "
Juna menilik Cowok berjaket denim di hadapannya itu. Ah, dia ingat cowok itu adalah Julian Targetnya berbahaya yang Pernah ia hadapi beberapa waktu lalu Bisa Juna Pastikan cowok itu dan Pasukannya Pasti ingin membalaskan dendamnya seperti yang pernah dikatakan Devan.
" Yap Gue ini adalah klien sekaligus target lo Juna," Julian menaikkan sudut bibir tersenyum meremehkan
" Sial ! Umpat Juna ketika menyadari dirinya sudah dijebak karena orang-orang suruhan cowok itu sudah bergerak untuk mengepung dirinya sekarang.
" Lo menghajar korban yang salah Dude," Cowok itu lalu melirik ke arah anak buahnya
" Habisi dia " titahnya sebelum kemudian masuk ke dalam mobil
Caramel yang masih bersembunyi refleks hampir kehilangan kontrol Pernapasannya. Membulatkan bola matanya dengan sempurna Juna sedang dikeroyok Dan tidak bodoh untuk menyadari kalau Juna sedang berada dalam bahaya sekarang
" Astaga kok jadi gini, sih ? Gue harus apa ?
Sial Caramel tidak bisa meminimalkan kepanikannya dengan tergesa-gesa ia akhirnya menemukan sebuah Pecahan kaca berukuran sedang namun lancip Gemetaran Caramel memperhatikan kaca itu sejenak. Membayangkan hal gila yang akan ia lakukan kemudian
Caramel mengambil batu agak besar lalu langsung segera mendekati mobil cowok tadi memecahkan kacanya
" Woi siapa lo ?
Caramel tak mengacuhkan tindakan selanjutnya yang mungkin sedikit gila ia lantas membawa orang itu keluar mencengkeram kerahnya lalu menodongkan kaca tajam tadi ke depan wajahnya
" STOP ! Kalau kalian nggak berhenti gue bakal apa-apain bos kalian ini ?"
Juna sudah terduduk karena kalah telak itu mendengus. Cewek itu tidak mendengarkan ucapannya Melihat orang-orang tadi yang tak bergerak karena fokus mereka diambil alih Caramel Juna memanfaatkan kesempatan untuk melawan orang-orang itu
" Lo itu udah mengancam orang yang salah Sayang ? Julian berucap sarkastis sebelum kemudian menepis kasar tangan Caramel hingga Pecahan kaca tadi terlempar asal
" Aduh, mampus !" Caramel spontan mundur. Bersiap-siap ketika cowok itu melemparkan serangan padanya. Caramel dengan sigap langsung menangkis semua Pukulan yang menyerang dirinya
" Sialan "
Setelah berhasil menendang cowok tadi hingga tersungkur, Caramel berlari menyusuli Juna Berdiri di samping cowok itu seraya mengangkat bogeman di antara orang-orang tadi yang masih berusaha menghabisi cowok itu
" Gue udah bilang tetap bersembunyi !"
Caramel menyengir. " Seenggaknya dua lawan satu dua tiga ..... "
" Enam " sambung Juna memberi tahu
" Dua lawan enam masih mendinglah," timpal Caramel sambil menaik-naikkan alis
Juna mendengus gusar. Cukup tau saja Caramel sekeras kepala itu. " Power mereka udah nggak sekuat awal Tapi bentar lagi mereka Pasti bakalan menyerang lagi ," ujar Juna sambil berhati-hati. " Lo siap, kan ? tanya Juna Caramel mengangguk mantap
Tanpa menunggu lama mereka langsung menyerang Juna Melemparkan tendangan hingga menubruk empat wajah sekaligus sedangkan Caramel kedua sepatunya ke wajah dua lainnya sebelum melemparkan tendangan
sudah cukup membuat mereka sampai Jatuh Juna langsung saja menarik tangan Caramel membawanya segera berlari. Cepat-cepat Pergi dari sana sebelum orang-orang tadi kembali berlari
...•••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Clara
lanjut Thor jangan lama-lama ya
2023-12-20
0
Tiara
lanjut Thor
2023-12-20
0
Tiara
lanjut Thor jangan lama-lama ya
2023-12-20
0