CARAMEL memainkan bola matanya Berpikir sekali lagi ingin bertanya atau tidak seperti ia masih belum yakin
" Em .... Juna "
Juna yang tengah fokus mengendarai motornya spontan melirik Caramel sekilas dari kaca spion
" Kenapa Caramel ?"
" Eh, Nggak jadi deh " kekeh Caramel kemudian
Takutnya Cowok dengan sebelah telinga ditindik itu merasa risi Jika Caramel kebanyakan bertanya
Tapi sayangnya Caramel masih begitu Penasaran Karena sampai sekarang Juna masih belum menjawab Pertanyaannya yang tadi
" Juna "
Juna tergelak kecil
" Tanya aja Caramel "
Cewek bertubuh kecil itu terkekeh seraya menyampirkan anak rambutnya ke telinga
" Nggak jadi deh Nanti Pasti lo nggak bakalan jawab juga, kan ? Caramel menyengir
" Tapi sebenarnya gue Penasaran sih, Juna Kenapa lo nggak jawab Pertanyaan gue tadi Memangnya rahasia banget, ya ? Tapi tenang aja gue nggak bakalan tanya, kok !"
Juna tersenyum kecil menggigit bibir bagian dalam bibirnya gemas. Cewek yang diboncengnya ini benar-benar sangat menggemaskan
" Jadi yang tadi bukan Pertanyaan ?" Cibir Juna sambil menahan senyum
Caramel mengetuk kepalanya sendiri sambil mengumpat tanpa suara sepertinya dia memiliki bakat dalam hal bertingkah absurd Apa ini keturunan ?
" Hahahaha " Kalau sudah Caramel lebih baik Pura-pura tertawa saja. " Oh iya, iya barusan tadi kan Pertanyaan ya ? Memang dasar gue ini Bodoh banget,"
Perlahan senyum Juna memudar Bukannya dia tak ingin jujur namun cowok itu masih belum terbiasa untuk terbuka dengan orang lain
" Nanti lo bakal tau sendiri " ujar Juna kemudian yang langsung mendapatkan gumaman bingung dari Caramel karena tidak mengerti
Caramel coba memahami itu Tidak seharusnya ia memaksa Juna untuk menceritakan kepadanya tentang kehidupan Pribadi Cowok itu Memangnya Caramel siapanya ? Ah seharusnya Caramel sadar diri
Tepat ketika Caramel tidak sengaja menolehkan Pandangannya ke belakang entah kenapa cewek yang rambutnya kini dicepol itu merasa ada mobil hitam yang tengah mengikuti mereka Caramel tidak yakin ini hanya Perasaannya saja atau memang benar mobil itu mengikuti mereka.
" Juna, kayaknya mobil hitam itu kayaknya ikutin deh,"
Juna segera melirik ke arah kaca spion Memang ada mobil hitam di belakang mereka Untuk memastikan mobil itu benar-benar mengikuti mereka atau tidak Juna sengaja mengambil jalur kanan Dan ternyata Caramel benar saja mobil hitam itu mengikuti mereka
" Pegangan yang kuat "
" Hah "
Tanpa repot menjelaskan sebelah tangan Juna bergerak melingkarkan tangan Caramel di Pinggangnya Meminta secara tidak langsung agar cewek itu memeluknya erat
" Gue bakal ngebut " jelas Juna sebelum kemudian membelokkan setang ke kanan melajukan kecepatan sedang sesekali melirik ke arah kaca spion memperhatikan mobil itu yang ternyata juga menambah kecepatannya.
...••••••...
" Juna itu siapa, sih ? Kenapa hitam itu ikuti kita ?" Cewek yang ada di samping Juna berbisik Menampilkan raut wajah bingung yang kentara
" Ssttt !" Cowok itu hanya menutup mulutnya dengan jari meminta cewek itu untuk tidak berbicara dulu
Dari balik gedung tua yang sudah setengah roboh bangunannya Juna melirik hati-hati Mobil tadi tampak berhenti karena target yang dikuti telah menghilang dari Pandangan. Bisa Juna lihat cowok yang memakai kemeja hitam baru saja keluar dari dalam mobil Lantas mengambil Ponsel dari saku melakukan Panggilan jarak jauh.
" Dia berhasil kabur, Bos "
Karena Cowok itu terlihat tengah sibuk dengan Panggilan Juna berniat menghampiri Cowok yang kini tengah membelakanginya itu.
" Caramel Tunggu sini sebentar jangan susul gue di sana," Pinta Juna sebelum kemudian berjalan mengendap-endap mendekati cowok itu
Juna memutar tungkai menendang bagian belakang cowok berkemeja hitam Sadar Cowok itu segera membalikkan tubuh dan menghindar ketika Juna berniat kembali menyerang
Juna melakukan serangan awal dengan menggunakan teknik Pukulan jab Tampaknya lawannya itu cukup lihai mengelak darinya Juna mengecohnya dengan melakukan beberapa Pukulan silang sebelum kemudian menendang
Perut Cowok itu hingga terjerembab
Juna menarik kerah baju cowok itu hingga tubuhnya terangkat ke atas
" Siapa yang udah suruh lo ? Lelaki itu tidak menjawab jutsru menepis ke atas Juna dan mendorongnya Lantas bangkit kembali serta mengeluarkan Pisau dari sakunya Jangan mengira Juna akan takut hanya karena disodorkan benda tajam itu Juna kembali melakukan Pukulan Namun sialnya lelaki itu berhasil melukai bahu Juna dengan Pisau. Juna segera menepisnya dan menyikut leher belakang lelaki itu sampai terjatuh ke lantai
" Juna !" Caramel terpekik melihat Juna yang terkena goresan Pisau lelaki itu.
Lelaki itu menendang tungkai Juna Horizontal tepat ketika Juna oleng cowok itu mendorongnya sebelum kemudian berlari masuk ke dalam mobilnya kabur
" Sial "
" Juna !" Caramel menghampiri Juna ketika lelaki itu sudah Pergi
" Lo berdarah !"
Juna menahan lengan Caramel yang hendak menyentuh bahunya yang robek
" Lo Nggak apa-apa, kan ?"
Mata Caramel berkaca-Kaca Dia sangat tidak suka ada aksi semacam tadi yang melibatkan bahaya bagi orang lain Ditambah lagi bersenjata.
" Seharusnya gue yang tanya gitu ! Kenapa dilawan sih ? Mendingan kita kabur aja tau nggak jadinya, kan, nggak bakalan kayak gini Lo nggak bakalan luka kayak gini " Caramel terisak Air matanya turut mengalir di Pipi
Katakanlah dia cengeng atau lebay hanya saja melihat orang dalam kondisi seperti ini membuat rasa simpatiknya muncul. Ditambah lagi keadaan seperti ini membuatnya kembali terlempar Pada kejadian sembilan tahun yang lalu membuatnya kembali terlempar Pada kejadian sembilan tahun yang lalu ketika sesuatu mengerikan menimpa saudara kembarnya Dia hanya takut orang-orang terdekatnya kenapa-kenapa lagi.
" Gue takut terjadi sesuatu sama lo Apalagi itu benda tajam kita nggak tau apa itu berkarat atau enggak "
Juna lantas menyentuh kedua bahu Caramel lembut meminta Caramel untuk melihat ke arahnya Sebelum kemudian menarik cewek itu ke dalam Pelukannya
" Gue Nggak tau gimana caranya menghadapi cewek yang lagi nangis " Juna mengusap Punggung Caramel Pelan barusan
" Gue juga Nggak Punya tisu ataupun sapu tangan jadi lap air mata lo di seragam gue aja ya ?"
Meskipun menangis Cewek itu masih sempat-sempatnya tergelak mendengar guyonan sederhana dari mulut Juna.
" Gue Nggak kenapa-kenapa Caramel Cuma nyeri sedikit aja jadi lo Nggak usah khawatir jutsru gue yang nggak bakalan baik-baik aja kalau sampai elo yang terluka,"
Caramel menjauh tubuh Perlahan seraya menghapus sisa air matanya menyengir sendu
" Aduh, ini air mata Cengeng banget sih "
Juna menghela napasnya berat. " ini jadi salah satu alasan kenapa gue nggak mau deket-deket sama gue, Caramel "
Caramel mendongak memandangi Juna yang kini menatapnya intens.
" Sekarang Udah ngerti, kan, seberapa bahayanya gue buat elo ?
...•••••...
Juna memberhentikan motornya tatkala sampai di depan gerbang rumah tetangga Caramel seperti biasa Caramel melambaikan tangan sebelum kemudian melangkahkan kaki menuju rumahnya sendiri
Namun baru selangkah Cewek itu balik badan lagi
" Sekarang gue ngerti kok Juna "
Juna mengangkat sebelah alis bingung
" Kenapa gue bahaya kalau dekat-dekat sama elo,"
Juna menumpukan tubuh Pada setang motornya mendengarkan Caramel lebih seksama.
" Sebenarnya yang berbahaya itu ancaman-ancaman yang ada di sekitar lo. Lo nggak mau orang lain malah jadi kena sasaran gara-gara bahaya yang mengancam elo Karena itu lo takut gue kenapa-kenapa kan ?" terka Caramel semringah.
" Tapi Juna bukan berarti orang lain itu nggak boleh dekat-dekat sama elo justru setelah gue lihat kehebatan lo dalam meninju anak orang ..... " Caramel meninju-ninju udara mengikuti gaya Juna. " Gue malah merasa kalau gue bakalan aman Jika berada di dekat elo Ya meskipun elo itu banyak masalahnya," kekeh cewek itu di akhirat kalimatnya
" Tapi buat apa harus takut sama bahaya ? Kan ada elo yang bakalan selalu melindungi gue, iya, kan ? Caramel tersenyum
Juna hanya tersenyum menanggapi ucapan Caramel Refleks membuat Caramel menggaruk belakang telinganya canggung
" Em .. Yaudah itu aja Ya udah gue balik duluan deh Hati-hati " Caramel membalikkan tubuh Segera melangkahkan kaki untuk cepat-cepat Pulang
" Tunggu sebentar "
Caramel berhenti melangkah lantas balik lagi Juna ternyata menyusulnya
Juna lantas menyodorkan sebuah buku kepadanya
" ini buku buat lo "
" Hah ? Tapi katanya buat adik lo ?"
Juna mengangguk. " Gue beli dua Satu buat adik gue dan satu lagi gue sengaja buat elo Cuma tadi hampir lupa kasih,"
Caramel menurunkan Pandangan melihat novel yang sempat membuatnya tertarik saat di toko buku tadi Namun cewek itu masih ragu menerimanya
Melihat Caramel yang tak kunjung bergerak membuat Juna mengerti lantas menarik buku itu kembali dengan Pelan.
" Lo takut duitnya nggak halal, ya ?"
Caramel langsung terbelalak Juna salah Paham.
" Eh, enggak Kok Juna !" sergah Cewek itu seraya mengambil buku itu dari tangan Juna. " Gue cuma takut aja nggak kebaca,"
Juna menarik sudut bibirnya. " Nggak apa-apa kali simpan aja,"
Caramel lantas mendongak menatapnya
" Anggap aja itu hadiah dari orang yang Paling ...... " Juna mencondongkan tubuh mendekatkan bibirnya di samping telinga Caramel sukses membuat jantung Caramel berdebar kencang
" Gue bakalan terus melindungi elo " Juna tersenyum seraya mengacak rambut Caramel dengan gemas. Sebelum kemudian benar-benar Pamit Pulang Meninggalkan Caramel yang hampir saja jatuh Pingsan kalau tidak ada Pagar di belakangnya
" Ya ampun Juna lo itu memang hobi banget ya bikin terbang orang apa gimana,"
...•••••...
Dentuman musik dalam bar yang sangat tak menggema beraturan di telinga Juna Melangkahkan kakinya menyusuri setiap ruangan yang Penerangannya yang sangat remang-remang lantas juna langsung duduk di salah satu bar stools di mana Devan orang yang Pertama kali memperkenalkannya dirinya Pada Pekerjaan jasa menyampaikan amanah lewat cara kekerasan itu sedang minum wiski di sana
" Akhirnya Datang juga lo Juna Sana Pesan dulu lo !" ujar Devan seraya mengangkat tangan ingin memanggil Peramu minuman untuk memesan alkohol
Juna menggeleng buru-buru menolak.
" Gue Nggak minum "
Devan hanya menatapnya tidak Percaya namun kemudian meneguk wiskinya lagi. Membatalkan Panggilannya Pada bertender Devan mengangkat jarinya baru ingat lantas mengeluarkan amplop cokelat dari saku celananya
" ini upah lo Gue kasih bonus karena lo Udah dapat banyak klien bulan ini," ungkap Devan takjub sembari menyodorkan amplop di atas meja.
Juna mengambil amplop Itu menaruhnya di saku celana. Tiba-tiba Saja la teringat dengan orang yang beberapa lalu menguntitnya dan mengapa Juna jadi berpikir kalau orang itu adalah suruhan dari targetnya tempo waktu target dari kliennya bernama Gavin
Juna bisa menerka dia bukan orang yang sembarangan Mengingat bagaimana cowok Itu membawa teman sepergengannya menghajar balik dirinya seusai juan menyerang cowok itu Target itu ternyata jauh berat daripada target-targetnya sebelumnya.
Berusaha mengungkap rasa Penasarannya Juna berniat menceritakan masalah itu Pada Devan Mungkin Devan mengetahui atau setidaknya Mengenali siapa targetnya itu.
" Devan lo kenal sama orang ini Nggak ?
Devan langsung menautkan alisnya bingung memperhatikan Juna yang serius berkutat Pada Ponsel Menunjukkan sebuah gambar kepadanya
" ini foto target yang klien gue kirimin ke gue waktu itu."
Devan mengernyit melihat siapa orang di balik foto itu lantas membelalakkan matanya mengenali siapa orang itu Juna memiringkan kepala bertanya secara tidak langsung
Devan lantas menatapnya memperjelas. " Dia Julian Elbarack Anak dari ke bandar narkoba yang bakalan jadi Penerus ayahnya Jangan bilang lo habis hajar dia " Juna menatap Devan bingung Tidak mengerti kenapa Devan begitu syok ketika begitu tahu siapa target dari kliennya itu Dengan yakin Juna mengangguk
Devan langsung meringis mengusap rambutnya frustrasi. " Waduh ini sangat bahaya Juna "
Juna memiringkan kepala tidak mengerti
" Maksud Lo apa "
" Dia itu orang yang berbahaya Men Jauh lebih berbahaya dari target lo sebelumnya.
Sudah Juna duga. Juna sudah berasumsi Erick adalah targetnya yang Paling berat dan berbahaya.
" Masalahnya sekali aja lo Punya masalah sama dia maka dia nggak kan biarin lo hidup tenang atau lepasin lo seakan nggak ada yang Pernah terjadi." Devan menggeleng. " Dia Pasti bakalan balas dendam atas Penyerangan lo ke dia."
Juan tidak merespons hanya berlabuh Pada Pikirannya sendiri Bukannya apa-apa Caramel ada bersamanya saat Julian dan orang-orangnya menyerang balik dirinya Juna takut Caramel yang tidak tahu apa-apa malah akan turut terlibat Bagaimana jika Caramel terluka karena dirinya ?
" Oh iya Dan satu lagi " ujar Devan Juna mendongak.
" Dia bukan hanya mengedar narkoba aja tapi Juga salah satu sindikat Perdagangan manusia Dan wanita selalu jadi target favoritnya."
...••••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Anonymous
next Thor
2023-12-18
0
Miko
lanjut Thor jangan lama-lama ya
2023-12-18
0
Anonymous
lanjut Thor
2023-12-18
0