" Nah, NaOH dan HCI disebut Pereaksi atau reaktan. Kalau NaCI dan H2 O itu disebut hasil reaksinya, " jelas Juna menerangkan
Saat ini mereka tengah duduk bersampingan di salah satu cafe di kota Bandung sebenarnya Caramel bisa aja mengajak Juna belajar di rumahnya Namun setelah dipikir-pikir lagi nanti Nathan malah akan menggoda dirinya jika tahu ternyata tutor belajarnya adalah Juna
Ya, meskipun jarang akur Caramel tetap sering menceritakan tentang dirinya atau apa pun yang ia suka kepada Nathan. meskipun cuek dan terlihat tidak Peduli saudara kembarnya itu sebenarnya adalah Pendengar yang baik karena itu Caramel senang curhat.
" Sumpah, deh, Juna ....... Kenapa sih, kimia itu ribet banget tau ? Segala bikin tata nama larutan Punya anak aja gue belom ini udah Persiapan bikin nama aja," keluh Caramel seraya menjatuhkan Pena asal
Juna hanya terkekeh mengambil Pena Caramel yang menggelinding di atas buku untuk kemudian menyusupkan kembali ke tangan cewek itu
" Nggak ribet kalau udah terbiasa "
Caramel mengembuskan napas letih Lalu menatap Juna seraya melipat tangan di atas buku
" Gue tuh, ya, Juna, sebenarnya nggak bodoh-bodoh banget Kok Cuma jarang ngerti aja," Caramel menyengir Polos berusaha membersihkan nama baik di depan Juna
" Gue juga nggak Pintar-pintar banget kok Cuma kebetulan ngerti aja," cibir Juna mengikuti kata-kata Caramel cewek itu hanya mengerucutkan bingung saja
" Lagian lo itu bukannya nggak ngerti cuma jarang Perhatiin aja kalau guru lagi menerangkan di depan," timpal Juna lagi dengan tangan yang fokus membolak-balikkan lembar kertas mencari soal yang Pas
" ih, kok tau sih ?" Caramel spontan mendelik curiga kemudian menunjuk Juna dengan antusias. " Sering Perhatiin gue, yaaaa ? Ciee ketauan nih," terkanya Percaya diri
Juna bungkam mengusap tengkuknya bingung
" Apaan, etdah fokus belajar woi, belajar "
Caramel terkikik geli lalu mengangguk Patuh Khawatir nanti Juna merajuk dan tidak mau menjadi tutornya lagi.
" Huft ! Ada, nggak, sih, cara biar gue bisa fokus ?" keluh Caramel
" Ada " Juna menengadah Memutar badannya menghadap Caramel Agak memajukan tubuh mendekat. " Pantengin wajah gue aja.”
Juna meletakkan dua tangan di bawah dagu Pura-pura memasang wajah imut
" Kegantengan gue ini super mujarab, Iho."
Caramel tertawa seraya mendorong wajah Juna menjauh.
" Nggak nyangka gue seorang Juna ternyata bisa narsis juga," kikik Juna
Juna hanya balas tertawa singkat.
" Udah, udah Fokus belajar," titah Juna seraya menyerahkan beberapa soal kepada cewek itu.
Caramel mengangguk sambil menahan tawanya Lalu mulai mengerjakan kelima soal Pemberian Juna
" Juna kayaknya Pesan kentang goreng sama cheese burger enak nih,"
" Kerjain dulu "
" Juna main Instagram bentar, ya "
" Nanti "
" Juna " Panggil Caramel lagi sambil memamerkan cengiran khasnya
Juna menatapnya gemas Sebelum kemudian memukul jidatnya Pelan dengan gulungan buku.
" Belajar " geramnya sambil berusaha menahan senyum
...•••••...
...O89xxxxxx...
...Taman harapan yang ada tukang jual es tebu dekat Jalan Kenangan sekarang...
Juna mengalihkan Perhatiannya dari Ponsel ke arah Caramel yang sedang menyesap jus mangganya Cewek itu lalu meliriknya bingung, seraya menaikkan alisnya
" Kenapa, sih ? Gitu amat lihatin gue Ada cabai ya,di gigi gue ?" Caramel menutup mulut siapa tahu memang ada cabai yang menempel di giginya
Juna menggeleng. " Segini dulu aja belajar hari ini Yuk kita Pulang !"
Caramel menurunkan tangannya Lantas menatap Juna menerka-nerka
" Ada tanding tinju, ya ?
" Enggak "
" Lo dapet job lagi ?” terka Cewek itu lagi Penasaran.
Juna mengangkat wajah Memandang Caramel sekilas tidak menjawab Cowok yang memakai jaket hitam itu malah mulai membereskan buku-bukunya atas meja.
Bagi Caramel diam itu artinya iya." Harus banget, ya, lo itu ambil Juna? Gimana kalau lo kenapa-kenapa ?"
Juna tidak menjawabnya Malah tersenyum manis ke arahnya.
" Lo Parkiran duluan aja Biar gue yang bayar di kasir,"
Caramel mengulum bibir Tampaknya orang seperti Juna tidak bisa dihentikan hanya dengan sekadar kata saja.
Karena Juna sudah beranjak ke kasir Caramel mulai menyusun buku-bukunya masuk ke dalam tas sebelum bangkit berdiri. Cewek berambut Cokelat kehitaman itu refleks menabrak seorang laki-laki ketika ia hendak badan membuat minuman yang cowok itu bawa refleks tumpah ke bajunya
" Woi ! Bisa hati-hati, nggak, sih, lo ?” damprat cowok itu Nada bicaranya sedikit berteriak spontan membuat Caramel berjengit kaget.
" So-sorry Gue nggak lihat kalau ada orang di belakang gue," Caramel mengambil tisu di atas meja Berniat mengelap kemeja cowok itu yang basah
Cowok itu malah langsung menepis tangannya
" Jadi orang itu jangan teledor dong makanya Mata Itu digunain buat ngeliat jangan Cuma dijadiin aksesori doang "
Caramel langsung melempar tisu di tangannya kesal. “ Lo, kok, jadi marah-marah sih ? Gue udah minta maaf juga"
" Memang lo Pikir dengan minta maaf baju gue ini bisa kering lagi, gitu ?
Cowok itu mendorong bahu kiri Caramel seraya menatap tajam.
" Lo, Kok, nyinyir banget, sih ? Main kasar sama cewek Kayak banci tau nggak,"
Cowok itu menatap Caramel tidak Percaya baru kali ini melihat cewek yang berani melawan balik omongannya.
" Mulut lo minta ditampar, ya "
Belum sempat tangan cowok itu menyentuh Pipi Caramel tangan cowok itu sudah keburu dicekal kuat oleh Juna
" Jangan Pernah lo kasari dia "
Caramel memeletkan lidahnya merasa menang Tentu saja Pelindungnya sudah datang.
Cowok itu memalingkan wajah melihat Juna Detik berikutnya baik Juna maupun Cowok itu sama-sama membulatkan bola mata kaget Cekatan tangan Juna Pun seketika mengurai Perlahan.
" Hoho ! Sobat lama rupanya,” Celetuk cowok itu kemudian Membuat Caramel mengerutkan keningnya bingung.
" Juna lo kenal sama si nyinyir ini "
Caramel menyadari suatu hal raut wajah cowok itu berubah antusias Melirik ke arah Caramel seraya tersenyum aneh.
" Udah dapat mainan baru kayaknya "
" Caramel lo ke Parkiran dulu aja," titah Juna tak mengacuhkan raut wajah bingung yang Caramel tunjukan kepadanya.
Namun Caramel tetap memilih Pergi membiarkan dua orang itu menyelesaikan masalahnya berdua
Cowok tadi masih tidak mengalihkan tatapannya Pada Dara sampai cewek itu benar-benar menjauh dari mereka.
" Buang jauh-jauh Pikiran kotor lo itu Gavin,"
Gavin Hardinata Ya Juna mengenali cowok itu bahkan sangat mengenalinya.
" Hoho. ... Sans, Bro ! Udah lama banget loh kita nggak Pernah ketemu ? Seharusnya Lo baik-baiklah sama gue,” sahut Gavin tersenyum miring seraya menepuk Pundak Juna. Juna segera menepis tangan itu.
Gavin menghela napas seraya bersedekap angkuh. " Ya seharusnya Lo udah tau kalau gue bakalan kembali."
" Apa mau lo " ucap Juna
Gavin sangat suka Pertanyaan ini.
" Sama kayak dulu Gue mau kekalahan lo Juna Paham,"
Juna tak menggubris hanya menatapnya tajam Memilih untuk beranjak Pergi meninggalkan Gavin saja.
" Gue baru tau kalau kemenangan lo itu ternyata bisa dibeli Seharusnya gue beli itu dari dulu, ya," Cibir Gavin kembali spontan menghentikan langkah Juna
" Gue kasih Penawaran menarik buat lo. Lo jual kemenangan lo ke gue buat Pertandingan minggu depan Dan gue bakalan bayar sepuluh kali lipat dari harga menang Gimana,"
Kedua tangan Juna langsung mengepal geram Juna kemudian mengembuskan napasnya Pelan sebelum kemudian memilih Pergi menghampiri Caramel yang menunggunya di Parkiran Tidak mengacuhkan Penawaran menarik dari Gavin barusan.
...•••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Cinta
lanjut Thor
2023-12-18
0
Anonymous
jangan lama-lama ya udah
2023-12-18
0
Clara
jangan lama-lama
2023-12-18
0