CARAMEL tersenyum kecil membaca komentar-komentar unik di akun media sosial miliknya. Saat ini ia sedang duduk-duduk di kantin menikmati jam kosong seraya menunggu Naura yang masih memesan makanan.
" Makan dulu Woi ! HP terus !" tukas Naura yang baru saja datang dengan Senampan Pesanan.
Caramel hanya menyengir Polos seraya mengambil makanannya. Waktu-waktu berikutnya mereka habiskan untuk fokus Pada makanan. Sesekali masih diam-diam bermain Ponsel yang langsung dapat teguran Naura lagi.
" Lah, di kantin lo berdua ? Bolos, ya ?" Keenan yang datang di lapangan baru saja selesai main futsal langsung ikut menimbrung dengan mereka
Cowok yang bajunya basah karena keringat itu langsung menyambar semangkuk soto Caramel suka-suka. Hampir saja membuat sendok dan garpunya terlompat jika tidak cepat-cepat di tangkap
" Keenan kok makannya gue di ambil sih,"
" Maaf Caramel gue laper banget nih habis main futsal,"
Caramel hanya mendengus kesal ia pun terpaksa meminum es tehnya
Keenan yang masih memakai Pakaian olahraga itu hanya terkekeh seraya menyantap soto Caramel dengan lahap seperti Tarzan kelaparan sementara Naura yang melihat dua orang itu hanya geleng-geleng kepala
" Hei Naura lo tau gak Ternyata si Caramel ini lagi deket sama Juna," ucap Keenan
Mendengar nama Juna Caramel spontan melotot ke arah Keenan sementara Naura mendongak bingung
" Kampret ya, mulut lo, ! Gue tambal juga tuh lama-lama !" salak Caramel
" Tunggu ! Maksudnya apaan nih Caramel PDKT sama Juna ? Kening Naura berkerut tidak mengerti dengan Pembahasan Keenan barusan
" Jadi gini Naura " Keenan mencondongkan tubuh mendekat. " Si Caramel itu ..... " Kedua tangannya sengaja membuat corong di sisi bibir berlagak agar tidak ada yang mendengar. " Lagi dekat sama Juna,"
Kalau boleh Caramel ingin sekali menjahit bibir Keenan dengan akar cabai setan sekarang juga
" Hah ? Serius lo ?" Naura histeris kaget sekaligus bingung. " Masa iya Naura Kok lo nggak Pernah cerita sama gue, sih ? Oh, gitu,ya, sekarang !" Naura melipat kedua tangan di Perut memalingkan tubuh.
Caramel masih sempat-sempatnya menjitak Keenan. " Tuh, kan, sih Naura ngambek !" bisiknya sambil melotot dengan Keenan
" Santai aja kali Naura nggak usah ngegas Haha," Caramel tertawa receh untuk mencairkan suasana." Enggak kali Naura si Keenan kampret itu fitnah !" ucap Caramel sok manis membujuk Naura." Kami aja baru kenal kok,"
Naura langsung menoleh secepat kilat
" Nah, kan .... nah, kan !" jadi benar lo suka sama orang itu ?" Naura sengaja menyebut merek kalau sampai didengar orang lain bisa geger satu sekolah
" Enggak kok Eh, nggak tau juga Entahlah Nggak tau, deh, gue."
Naura menilik Caramel dengan tatapan curiga tidak Percaya Detik berikutnya cewek itu justru menghela napas berat.
" Kok bisa dia sih Caramel ? Masih banyak Cowok di dunia ini Gue, kan, udah, Pernah bilang jangan naksir sama Juna," ucap Naura Pelan sedikit kecewa
Melihat dua orang itu sedang asyik berdebat Keenan dengan jail menyantap soto Naura diam-diam. Lalu mengembalikan kembali setelah menyuap beberapa sendok ke dalam mulut.
" Ya .... gimana, ya, Naura Gue bukannya suka sama Juna, gue cuma Penasaran aja gitu sama dia," elak Caramel
" Ngapain kepoin dia coba ? Nggak ada kerjaan Dia bukan anak baik-baik intinya."
" Dia baik Kok Naura !" bela Caramel. " Lo cuma belum kenal aja sama dia."
Naura menatap Caramel intens. Tampaknya teman dekatnya satu itu benar-benar mulai tertarik dengan Juna Caramel mendengus.
" Semua orang baik kok Naura cuma sifat buruknya aja yang bikin orang itu jadi kelihatan jahat." Naura membalikkan tubuh ke depan berniat kembali menyantap makanannya
" Gue bukannya benci sama dia. Gue cuma nggak suka aja lo itu tertarik sama model cowok kayak begituan Lo Pasti udah denger sendiri seberapa buruk cowok itu," ucap Naura setelah menyeruput kuah soto
" intinya gini Caramel gue ngomong kayak gini karena gue nggak mau lo sakit Hati gara-gara suka sama cowok kayak dia," timpal Naura lagi
Caramel mengangguk mulai mengerti kenapa Naura bersikap segitunya
" jadi saran gue mendingan lo menjauh dari Juna Caramel Sebelum semuanya terlambat,"
...•••••...
" Jadi Papa nggak bisa jemput Caramel "
Cewek yang memakai tas berwarna Pink itu berjalan menuju Pagar beriringan dengan beberapa murid yang lain juga baru keluar dari kelas sama seperti dirinya
Bel Pulang sekolah sudah lima belas menit yang lalu berbunyi Naura sudah Pulang duluan karena ibunya meminta cewek itu untuk menemaninya belanja baju. Sementara Keenan ada latihan futsal sepulang sekolah ini kalau tidak, kan, Caramel bisa saja menumpang Pulang dengan cowok itu.
Caramel mendengus Pasrah seraya menjatuhkan bahu lemas
" Ya udah deh, gue Pesen Ojol aja,"
Panggilan berakhir setelah ia sampai di depan Pagar Caramel yakin Nathan Pasti sudah Pulang dengan Nenek lampir menyebalkan yang entah bagaimana bisa menjadi Pacar cowok itu Kalau sudah begini dengan terpaksa ia harus Pulang seorang diri
Tangannya sudah bergerak hendak membuka Ponsel untuk memesan Ojek online terdekat ketika seorang Cowok memberhentikan motornya tepat di samping cewek itu
Cowok itu mengangkat helm full face nya
" Hei, Caramel !"
Caramel langsung menoleh
" Eh ! Hai Juna "
Caramel seketika canggung. Tidak tahu harus bersikap seperti apa dengan Juna di satu sisi ia masih ingat dengan saran Naura tadi siang untuk menjauhi Juna satu sisi lain ia tak ingin orang-orang berpikir kalau ia benar-benar menyukai Juna
" Pulang sama siapa ?"
Caramel mengerjap. " Eh ? Gue ?"
" iya lo Pulang sama siapa " tanya Juna sekali lagi
" Gue Pulang sama abang Ojol sih "
Cewek itu kembali memikirkan Kalimatnya Takutnya Juna salah maksud dan mengira kalau Caramel Pacaran sama abang-abang Ojek online Alhasil ia bersuara lagi
" Maksud gue tadi Bokap tuh rencana mau jemput tapi tiba-tiba nggak bisa ada kendala Ya udah gue disuruh Pesan Ojol aja gitu," jelas Caramel kemudian
Juna membulatkan mulut mengeluarkan suara Oh singkat
" Udah Pesan Ojol "
" Belum sih ini gue mau Pesen "
" Mau bareng Pulang sama gue "
" Hah "
Lama-lama Juna gemas dengan cewek yang ada di hadapannya ini. Ia lantas tersenyum tipis
" Gue antar lo Pulang Lebih aman kalau lo Pulang bareng sama gue daripada naik Ojol Lagian gue juga udah tau rumah lo,"
Mungkin niat baik Juna namun Caramel masih ragu-ragu. Kalimat Naura tadi siang masih mengadu rayu ditelinganya. ia harusnya menjauh dari Juna
Setelah berpikir matang-matang cewek itu lantas tersenyum sebelum kemudian memutuskan.
" Gue naik Ojol aja deh "
...•••••...
" Caramel Lo nggak masalah kan Pulang bareng gue ? Tanya Juna sambil mengendarai motornya
Pasalnya Naura tidak jadi naik ojol karena ia baru teringat kalau uang jajannya sudah habis. Sebenarnya ia bisa saja membayar setelah sampai di rumah nanti. Namun sayangnya Mamanya sedang tidak ada di rumah
" Enggak, lah ! Bareng sama lo, kan, nggak bikin gue masuk ke ruang BK "
Juna tergelak. " Enggak maksud gue mungkin aja lo merasa nggak nyaman kalau Pulang bareng gue Apalagi tadi anak-anak Pada lihatin lo aneh,"
Caramel kembali mengingat ketika orang-orang yang ada di sekitar gerbang terus meliriknya ketika ia dibonceng oleh Juna.
" Mungkin karena mereka terlalu terpesona gue kali Makannya Pada gagal fokus semua," kekeh Caramel di akhir kalimatnya
Tak ada Percakapan lagi kemudian selain deru angin dan bunyi kendaraan di jalan yang agak ramai. Lampu lalu lintas berganti warna merah mewajibkan setiap Pengendara untuk berhenti kecuali yang ingin berbelok ke arah kiri.
" Caramel " Panggil Juna
Caramel yang terpanggil mendongak dari Ponselnya
" Kita mampir ke toko buku sebentar aja ya "
Caramel mengangguk. " Oke " sahutnya singkat setelah lampu lalu lintas berganti warna lagi mereka lantas beranjak Pergi
...•••••...
" Lo suka baca Novel ya ?" tanya Caramel ketika melihat Juna yang tengah asyik berkutat memilih buku di rak khusus Novel
Juna menggeleng. " Enggak. Gue cari novel buat adik gue."
Caramel melirik-lirik bermacam judul novel yang tersusun rapi di rak sebelahnya. Lalu melirik ke arah Juna, refleks memperhatikan cowok itu diam-diam jika dilihat-lihat Juna bisa dibilang cukup memiliki bentuk badan yang sangat Proporsional, Postur tubuh tegap, tidak terlalu kurus dan tidak juga terlalu gemuk dan juga yang bisa dibilang lumayan. Ah Tidak mungkin memang tampan setidaknya cukup enak dipandang
Sial Caramel salah fokus Kenapa ia jadi memperhatikan Juna sampai segitunya
" Emm .... Oh iya, Juna ! Waktu lo sempat dibilang, kan, bahwa lo nggak mau cewek kayak gue kenapa-kenapa Maksudnya cewek kayak gue apa ya ?
Juna memandangi Caramel sekilas sebelum kemudian mengambil salah satu buku yang kelihatannya menarik.
" Lo itu Cewek yang harus untuk dilindungi Dan Dijaga martabatnya Bukan untuk dirusak Dan gue merasa bertanggung jawab untuk menjamin semua itu,"
Caramel mengerutkan kening. " Kenapa gitu "
" Gue cowok Udah jadi tugas cowok untuk melindungi seorang cewek Kayak lo,"
Caramel merutuk dalam hati. Menyesal sudah bertanya demikian kalau begini, kan jadinya Caramel yang terbawa Perasaan sendiri
" Ditambah lagi lo berkemungkinan kenapa-kenapa itu karena ikuti gue Makannya gue merasa bertanggung jawab soal itu,"
Caramel menggaruk tengkuk belakangnya salah tingkah.
" Emm ... Terus soal tanding tinju itu kenapa lo lebih Pilih dibayar untuk kalah ? Padahal, kan lebih bagusan menang ?
Pertanyaan Caramel kali ini sukses membuat Juna terdiam. Bahkan sempat membuat cowok itu menghentikan Pergerakannya beberapa saat
" Sebenarnya gue bukannya kepo ya, Juna. Cuma Penasaran aja gitu kenapa orang-orang Pada sebut elo Pembunuh bayaran Memangnya lo bisa bunuh orang kayak yang di film-film Hollywood gitu ?"
Juna memutuskan untuk meletakkan kembali buku di tangannya.
" Apa lo bakalan bunuh Cowok kemarin kalau gue nggak sempat mergokin ? Terus kenapa lo nggak kelihatan takut atau cemas, Padahal gue bisa aja bocorin semua yang udah gue lihat ?
Kali ini Juna memandang lurus ke arah Caramel membuat jantung Caramel berdebar seketika Bukannya apa-apa takutnya Juna ternyata marah Padanya karena cewek itu sudah banyak bertanya Namun tiba-tiba Juna tergelak Sial Kenapa tawanya malah terlihat manis ?
" Tingkat lo menggemaskan Bikin Jantung gue berdebar nggak karuan," Juna tadinya menyandar pada sisi rak tiba-tiba berjalan mendekati Caramel
Pipi Caramel sukses memanas. Juna yang semakin dekat dengannya berhasil membuat cewek yang wajahnya hampir memerah itu bergetar gugup.
Juna mendekatkan wajahnya Caramel refleks menjauh sebelah tangan cowok itu terjulur melewati lehernya
" Lo wangi Bedak bayi "
Walaupun jarak mereka sebenarnya tidak terlalu dekat namun bagi Caramel jarak mereka sudah terkesan sangat dekat.
Bahkan dapat Caramel lihat dengan jelas wajah Juna di depan wajahnya Caramel merutuki Pikirannya yang mulai meracau entah ke mana-mana
" Aroma tubuh lo harum Jangan ketawa dengarnya tapi wangi lo sukses bikin gue candu jadi nggak Pengin jauh-jauh,"
Jantung Caramel semakin berpacu seperti ada balap kuda di dalamnya Bulu kuduknya meremang begitu mendengar bisikan Juna di telinganya
" Tapi kalau terlalu dekat bakalan mudah buat Jatuh cinta sama lo Dan itu bahaya," timpal Juna kemudian seraya mengambil buku novel yang ada di belakang kepala Caramel
Juna menjauh. " Ada yang mau lo beli selagi di sini ?"
Dengan kondisi debaran jantung yang masih berdegup Caramel spontan menggelengkan kepalanya
" Nggak ada "
" Oh gitu " Juna manggut-manggut sekenanya sebelum kemudian meraih tangan Caramel menariknya Pelan. Mengajak cewek itu untuk menuju ke kasir bersama
...•••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Anonymous
lanjut Thor
2023-12-17
0
Anon67
lanjut Thor jangan lama-lama ya
2023-12-17
0
Anonymous
lanjut Thor
2023-12-17
0