" Yeay ! Kebabnya Luna udah datang !" Gadis berkepang satu yang masih memakai seragam Putih biru itu menghampiri Juna dengan riang mengambil kantong bawaan yang disambut cowok itu dengan mengacak rambutnya Pelan
" Kenapa belum ganti baju ?"
Luna adiknya itu hanya cengengesan ia lalu kemudian Pamit berlalu mengambil Piring di dapur
Sebenarnya hanya kebetulan ketika Juna memesan kebab untuk adik kesayangannya tiba-tiba saja ada seseorang mengiriminya Pesan kalau Caramel juga sedang ingin kebab Awalnya Juna mengerenyitkan dahi bingung Namun membeli dua kebab juga Pada akhirnya untuk Caramel satu dan untuk adiknya satu.
Juna lantas melangkah menuju ke dalam kamar ibunya Memelankan langkahnya ketika melihat ibunya yang tengah tidur. Juna mendekat menatap wajah ibunya sejenak Lalu kemudian memeriksa infus ibunya yang tinggal setengah.
Juna baru saja hendak mengganti gelas minum ibunya untuk diisi air yang baru ketika suara Parau Wulan, ibunya tiba-tiba terdengar
" Nggak usah, Bang Nanti ibu bisa ambil sendiri," Wulan mencoba mendudukkan diri
" ibu kenapa bangun ? Ibu istirahat aja "
Wulan tersenyum. " ibu sehat kok Lihat nih bibir ibu nggak Pucat kan ?
Juna menghela napas. Melihat sejenak Polesan lipstik yang tersisa sedikit Pada bibir Wulan mungkin sudah dipoles sebelum beliau tertidur
" iya, ibu Pasti bakalan sehat "
" Abang Nggak kerja ?"
Hati Juna sedikit teremas tiap kali ibunya melontarkan Pertanyaan itu ia merasa bersalah tiap kali berbohong dengan tidak memberi tahu Wulan apa Pekerjaannya jujur ia sendiri tidak ingin melakukan Pekerjaan itu
" Kalau Abang capek kerja di toko kelontong itu nggak apa-apa Abang berhenti aja, kan seharusnya ibu yang kerja," ujar Wulan seraya mengelus Pelan Pipi Putranya
Dan tentu saja Juna tidak Pernah bercerita kalau ia sudah lama tidak bekerja lagi di toko kelontong yang ibunya bilang. Hatinya teremas lagi
Setelah Pemilik toko kelontong menuduhnya mencuri walau sebenarnya bukan Juna yang melakukannya. Cowok itu berakhir di Pecat dari Pekerjaan itu tidak mudah baginya untuk menemukan Pekerjaan lain Mencari Pekerjaan di zaman sekarang ini tidaklah segampang itu
Sampai Pada akhirnya ia bertemu dengan Devan orang yang mengenalkannya Pada Pekerjaan kejam yang ia geluti sekarang ini. Juna tidak Punya Pilihan lain ibunya sakit Parah dan Juna tidak Punya Pekerjaan karena itulah Juna menerima tawaran Devan kala itu
Juna menggeleng Pelan merespons Perkataan Wulan tadi. " Jangan ibu nggak boleh kerja Buat apa ada Juna kalau masih ibu yang harus kerja ?"
Wulan hanya tersenyum menanggapi Putranya yang cukup Protektif kepadanya itu ia lalu menggenggam tangan Juna lembut
" Jangan benci Papa kamu ya " ujar Wulan
Juna hanya bungkam. Menangkap manik mata ibunya yang jelas memohon kepadanya bagaimana bisa Juna tidak memendam amarah Pada orang yang tidak Pernah sekali pun bertanggung jawab seperti Papanya Bahkan Jangan Pula bersikap Peduli terlebih Pada istrinya yang sedang sakit Papanya bahkan tak Pernah memberi sedikit pun. uang untuk biaya mereka Apa bisa Juna tidak memendam amarah Pada orang semacam itu
Juna kemudian menghela napasnya kali ini berbalik menggenggam tangan ibunya lembut sebelum kemudian mengangguk ragu
" ibu istirahat lagi ya Juna Pamit kerja dulu,"
Mungkin Juna sudah sering berbohong tentang Pekerjaannya Tapi berbohong dengan mengatakan bahwa ia baik-baik saja sementara hatinya menyimpan benci yang semakin membara sukses membuat ia merasa jadi Pembohong Paling andal sedunia
...•••••...
Kehadiran Juna yang mendekat sukses membuat Jefri yang sedang berbicara dengan seorang wanita Pemegang Papan ronde langsung mengalihkan Perhatian kemudian meminta wanita itu Pergi Sebelum berbicara empat mata dengan Juna
" Lo udah tau, kan, kalau Gavin yang bakalan jadi lawan lo minggu depan ?" Karena memang sudah tahu Juna hanya diam. " Yaa gimana ya Gue memang nggak tau apa alasan lo Pilih kalah terus belakangan ini Bahkan ada rumor yang bilang kalau lo dibayar buat kalah Benar ?
Juan langsung menaikkan tatapan Bukan hanya Gavin yang sudah mendengar rumor Itu ternyata jeffri juga.
" Memang apa, sih masalahnya Juna ? Bagian lo terlalu kecil ? Lo nggak Puas ? Perlu gue tambahin lagi ?"
Juna hanya menunduk memilih tidak menjawab.
" Oke gue tau lo nggak bakalan dengan mudah gitu aja cerita Tapi kita udah sama-sama dari awal. Bahkan sejak umur lo yang masih nggak masuk kualifikasi buat Ikut tanding itu yang bikin gue masih nggak lepasin lo sampai sekarang,”
Juna masih bergeming hanya mendengarkan Jeffri tanpa merespons.
" Tapi kalau lo kalah lagi kali ini Sorry, gue udah nggak bisa bantu lo Gue nggak bisa nampung lo lagi di tim gue."
Sudah seharusnya Juna menerima risiko ini Salahnya sendiri karena telah melanggar aturan.
" ini bukan masalah soal harga menang Bro Tapi juga harga diri Harga diri lo sendiri." Kalimat terakhir dari Jeffri menjadi akhir Perbincangan mereka.
Saat ini Juna tengah fokus memukuli samsak yang ada di depannya di ruang khusus Petarung untuk berlatih tinju.
" Hoho Latihan juga lo rupanya "
Cowok yang memakai sarung tinju warna biru Itu berhenti memukul Lantas menoleh Pada Gavin yang tengah berjalan mendekatinya.
" Gue Pikir lo itu lagi santai-santai sekarang Pasrah dengan kekalahan Lo minggu depan nanti, " Gavin tersenyum miring meledek dirinya.
" Gue Nggak Punya waktu buat meladeni elo Paham," Juna kembali berlatih Pada samsak di hadapannya.
Gavin mendengus sinis. " Jadi Cewek itu siapa namanya ? Caramel ? Oh Si Youtuber yang cukup terkenal itu rupanya jadi dia korban lo selanjutnya,"
Juna tak menggubris Semakin membuat Gavin bersemangat menang
" Gue akui cewek itu cantik sih Bahkan nggak cuma Lo gue juga tertarik garis tubuhnya bolehlah," Gavin lalu mendekat agaknya berbisik " Jadi apa yang bakal lo lakuin setelah sukses merusak dia,"
Kali ini Juna terpancing lantas mendorong Gavin lalu Mengepalkan kedua tangannya
" Woi Santai Sob, Kok lo jadi marah banget sih Tapi Memang benar, kan ? Atau jangan-jangan Lo udah Jatuh cinta sama dia,"
Tak ada hal lain yang juna lakukan selain menatap horor cowok itu
" Apa Perlu gue tuntasin niat lo?" Gavin tersenyum devil," kayak yang Pernah lo lakuin ke mantan gue tahun lalu,” sambung Gavin Penuh Penekanan sambil menatap Juna tajam
Butuh waktu beberapa detik bagi keduanya untuk saling melempar tatapan Permusuhan Sebelum kemudian respons Juna menghancurkan Suasana yang Gavin harapkan seketika
" Lakuin yang lo mau itu hak lo, Lo tau Itu nggak bakalan berpengaruh sama sekali buat gue,"
Gavin menggeram sebal melihat respons Juna yang sangat tidak seperti yang ia harapkan
" Ayolah Juna ! Gue nggak lagi bercanda."
" Gue juga nggak bercanda "
Gavin Mengepalkan tangannya kesal melihat Juna yang justru tampak tidak Peduli sama sekali.
" Gue bakalan merusak Caramel " ancam Gavin lagi.
Namun Juna malah menaikkan sudut bibir melangkah mendekati Gavin dengan santai sebelum kemudian mengeluarkan suara.
" Terserah lo Karena dia bukan orang yang gue cintai,"
...•••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
ken
lanjut Thor
2023-12-20
0
Anonymous
jangan lama-lama Thor updatenya aku tungguin
2023-12-20
0
Via
lanjut Thor
2023-12-20
0