Love Scandal With Artis
"Adel, bangun!"
Teriakan seorang wanita menggema di seisi rumah membuat para penghuninya menutup telinga mereka rapat-rapat. Wanita itu terus memanggil-manggil putrinya sambil mengetuk pintu kamar tersebut agar Adel bangun, tetapi gadis itu tidak bangun juga.
"Astaghfirullahal'adzim, anak itu benar-benar yah," gumam wanita itu sambil mengusap dadanya untuk menahan emosi, dia lalu kembali turun ke lantai satu untuk sarapan bersama dengan suami dan anak-anaknya yang lain.
Sementara itu, Adel yang masih terlelap di bawah selimut tampak menggeliatkan tubuh saat sinar matahari menerobos masuk melalui fentilasi udara lalu mengenai matanya.
"Hoam, jam berapa ini?" gumam Adel dengan suara serak khas bangun tidur. Dia lalu mengerjapkan kedua matanya seraya mendudukkan tubuh di atas ranjang.
Sinar surya terus menerobos masuk ke dalam kamar membuat Adel menatap dengan heran. Padahal ibunya belum membangunkannya, tetapi kenapa sepertinya hari sudah siang?
"Memangnya ini jam berapa sih?" ucap Adel sambil mendongakkan kepalanya untuk melihat jam yang tergantung di dinding, lalu seketika kedua matanya membelalak lebar saat melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi. "Astaga, aku terlambat!" Dia segera melompat turun dari ranjang lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi untuk segera bersiap.
Dengan kecepatan cahaya, Adel membasuh semua tubuhnya lalu segera keluar dari kamar mandi untuk memakai pakaian dan bersiap pergi ke kampus.
Pagi ini, Adel ada mata kuliah wajib yang harus dia hadiri. Apalagi dosennya sangat killer dan terkenal kejam dalam memberi nilai pada semua mahasiswa, terutama mahasiswa-mahasiswa yang suka terlambat dan tidak disiplin oleh waktu.
Setelah selesai bersiap, Adel segera menyambar tasnya dan berlalu keluar dari kamar. Dia berjalan dengan sangat tergesa-gesa karena takut tidak diperbolehkan mengikuti mata kuliah pagi ini, bahkan dia sama sekali tidak sempat untuk sarapan.
"Adel, sarapan dulu!" teriak Ayun saat melihat putrinya menuruni tangga, membuat yang lainnya juga menoleh ke arah Adel.
"Aku sudah terlambat, Bu. Aku pergi dulu, asaalamu'alaikum Papa, Ibu, semuanya," balas Adel sambil melambaikan tangannya dan berlari keluar dari rumah.
Ayun yang akan kembali bicara tidak jadi mengeluarkan suaranya saat melihat Adel sudah pergi. Dia lalu menggelengkan kepala karena merasa tidak sabar dan khawatir dengan apa yang putrinya itu lakukan.
"Biarkan saja, dia kan ada kelas pagi ini," ucap Fathir sambil kembali menikmati sarapan dan mencoba untuk menenangkan sang istri.
"Tapi dia belum sarapan, Mas. Aku khawatir nanti maghnya kambuh," balas Ayun dengan khawatir. Akhir-akhir ini Adel jarang sekali sarapan, dia takut jika gadis itu jatuh sakit.
"Nanti aku bawakan bekal untuknya aja, Bu. Biar dia bisa sarapan di kelas," ujar Faiz. Hari ini dia juga ada kelas pagi, jadi bisa sekalian menemui Adel.
Ayun mengangguk senang saat mendengar ucapan Faiz. "Kalau gitu biar ibu siapkan bekalnya, tunggu sebentar yah." Dia bergegas menyiapkan bekal untuk Adel agar anak nakal itu bisa sarapan di kelas, padahal di kampus tempat Adel kuliah juga sebenarnya banyak sekali pedagang makanan.
Faiz mengangguk seraya memperhatikan adik kecilnya yang terlihat sangat lahap memakan sarapan buatan ibu mereka, begitu juga dengan sang kakak yang tertawa gemas melihat wajah gembul Fayra.
"Lihat pipimu ini, Fayra. Gembul sekali sih," seru Ezra sambil mencubit pipi Fayra dengan geram, dia benar-benar merasa gemas sekali dengan adik bungsunya itu.
"Cakit tau. Papa!" teriak Fayra sambil melihat ke arah sang papa untuk mengadukan apa yang telah kakaknya lakukan, membuat Ezra dan Faiz tertawa geli.
"Jangan ganggu adik kalian!" ucap Fathir dengan tajam dan penuh dengan penekanan.
Fayra tersenyum senang saat mendengar ucapan sang papa. Dia lalu menjulurkan lidah ke arah kakak-kakaknya untuk mengejek mereka.
"Wek, aku menang. Kakak kalah," ucap Fayra sambil menggoyang-goyangkan kepalanya ke kanan dan kiri. Tingkahnya itu malah membuat kedua kakak lelakinya semakin merasa gemas.
Fayra lalu kembali berteriak saat Fathir dan Ezra menyerangnya dengan seribu ciuman membuat suasana dimeja makan sangat ramai sekali, sedangkan Ayun dan Fathir hanya menggelengkan kepala saat melihat kelakuan anak-anak mereka.
Sementara itu, di tempat lain terlihat Adel baru saja sampai di Univiersitas tempatnya kuliah. Untung saja jarak rumahnya dan kampus tidak terlalu jauh, jadi dia masih bisa memburu waktu.
"Hah, hah, hah, aku capek sekali," keluh Adel dengan napas tersengal-sengal akibat berlari dari area parkir sampai ke depan kelas, kedua kakinya bahkan sampai gemetaran karena merasa lelah dan lemas akibat belum sarapan.
"Hey, Del. Kau baru datang?" seru salah satu teman Adel yang bernama Rachel. Dia lalu melambaikan tangannya pada Adel agar gadis itu segera masuk ke dalam kelas sebelum dosen datang.
Perlahan Adel masuk ke dalam kelas dan langsung menghempaskan pantatnya ke kursi yang ada di samping Rachel, membuat gadis itu terjingkat kaget.
"Dasar gila! Untung saja kursinya kuat, kalau gak udah patah tuh," ucap Rachel sambil menggelengkan kepalanya saat melihat apa yang Adel lakukan.
Adel mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah karena merasa panas tanpa mempedulikan ucapan Rachel. Dia benar-benar merasa sangat lelah sampai rasanya ingin pingsan.
"Teman-teman, katanya Pak Andra hari ini gak masuk, jadi kita di suruh melanjutkan tugas minggu lalu," ucap seorang lelaki yang merupakan komisaris kelas (kosma) yang baru saja mendapat kabar dari dosen mereka pagi ini.
"Apa? Gak masuk?" teriak Adel sambil menggebrak meja dan berdiri dari kursi, membuat semua orang terjingkat kaget.
Laki-laki itu menganggukkan kepalanya dan mengatakan jika dosen itu sedang ada urusan lain, itu sebabnya tidak bisa hadir untuk memenuhi mata kuliah pagi ini.
Tubuh Adel langsung lemas seperti tak bertulang saat mendengar ucapan kosma. Sia-sia saja perjuangannya tadi untuk datang ke kelas, apalagi dia sampai tidak sempat untuk sarapan.
Lain hal dengan Rachel, wanita itu tampak sangat senang saat mengetahui jika dosen mereka tidak datang.
"Hah, apa yang terjadi padamu?" tanya Rachel dengan bingung saat melihat wajah lemas Adel.
"Ck, kenapa pak Andra gak datang sih? Bener-bener deh," gerutu Adel dengan sebal. Tahu gini dia tidak akan datang ke kampus, apalagi pagi ini hanya ada satu mata kuliah saja.
"Dih, tumben-tumbenan kau sedih karena pak Andra gak masuk. Biasanya kan, kau yang paling senang kalau dosen gak ada," sindir Rachel dengan nada ejekan membuat Adel langsung mencubit lengannya dengan kesal. "Sakit tau!" Omelnya sambil mengusap-usap bekas cubitan Adel.
Adel tertawa senang saat melihat wajah sebal Rachel, kemudian dia menoleh ke arah pintu karena ada seseorang yang memanggilnya.
"Loh, apa yang kau lakukan di sini?"
•
•
•
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
wah cerita Adel, tapi ada keluarga besarnya juga yah, senang dia punya adek bungsu cewe dari pernikahan Ayun dan Fathir😊
2024-01-09
0
Rita Riau
assalamu'alaikum Thor,,,
mampir,,,seru nih kayaknya
ikut ghibah di karya nya author 🙏🥰🥰🥰
2023-12-21
0
zian al abasy
lnjut thor lngsung cus nyari adel..
2023-12-20
0