Bab 16. Bijak dan Dewasa.

Adel menatap Dante dengan serius. Baiklah, dia akan membiarkan laki-laki itu bicara sampai puas. Setelah itu dia baru akan benar-benar terbebas dari semua masalah ini.

Dante melirik ke arah Rachel yang masih setia berada di tempat itu. "Maaf, apa kau bisa keluar sebentar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adel."

"Tidak!" Rachel langsung menolak perintah Dante membuat laki-laki itu menatap dengan tajam. "Maaf, tuan. Saya akan tetap di sini bersamanya." Apapun yang terjadi, dia tidak akan meninggal Adel sendiri. Jika terjadi sesuatu, maka dialah yang akan terkena amukan Faiz.

"Tidak apa, Rachel. Keluarlah, aku cuma sebentar," ucap Adel.

Rachel langsung melihat ke arah Adel dengan kaget. "Tapi Del, bagaimana jika terjadi sesuatu denganmu?" Dia merasa takut dan cemas.

Adel tersenyum tipis. Dia lalu melihat ke arah Dante. "Dia tidak akan berani."

Dante ikut tersenyum mendengar ucapan Adel. Sepertinya gadis itu tahu jika dia sudah mengetahui tentang identitas Adel, jadi tentu saja dia tidak akan berani melakukan hal buruk padanya.

Dengan sangat berat, Rachel terpaksa menyeret kakinya untuk keluar dari ruangan itu. Dia lalu berjalan ke arah balkon untuk menunggu mereka, lalu datanglah Lian ke tempat itu juga.

"Anda tidak perlu khawatir, Dante tidak akan melakukan apa-apa pada nona Adel," ucap Lian.

Rachel langsung melirik ke arah Lian dengan wajah datar. "Kalau sampai terjadi sesuatu dengan Adel, kalian yang bakal mampus Tuan." Ancamnya dengan serius.

"Tentu saja aku tahu itu!" balas Lian dengan tajam membuat Rachel terkesiap. Gadis itu merasa terkejut dengan reaksi yang dia berikan.

"Ka-kalau gitu kenapa Kalian masih saja mengganggu Adel?" tanya Rachel.

Lian diam dan tidak bisa menjawab ucapan Rachel. Dia lalu mengatakan jika mereka hanya ingin mengatasi suasana saja, agar masyarakat merasa tenang dan tidak heboh lagi.

Setelah Rachel keluar, tinggallah Adel dan Dante di dalam ruangan itu. Sesaat mereka hanya diam sambil saling menatap, sampai akhirnya Adel buka suara dan menyuruh Dante untuk bicara.

"Apa kau sama sekali tidak ingin menerima tawaran dariku?" tanya Dante dengan serius.

"Tidak," jawab Adel dengan tidak kalah serius.

"Bagaimana kalau aku memaksa?" tanya Dante kembali.

Adel menghela napas frustasi. Kenapa dia harus melakukan hal seperti ini sih, apa laki-laki itu tidak punya kerjaan lain?

"Maka kau akan berhadapan dengan keluargaku," jawab Adel.

Wajah Dante langsung berubah datar saat mendengar ucapan Adel. Jika seperti itu maka dia yang tidak bisa berkutik.

"Kalau gitu sekarang giliranku bertanya," ucap Adel membuat Dante kembali menatap dengan serius. "Kenapa kau melakukan ini padaku, kenapa kau menawarkan hal tidak masuk akal itu? Bukannya ada banyak wanita lain di luar sana yang tergila-gila padamu?" Dia bertanya dengan menggebu-gebu.

Dante terdiam saat mendengar ucapan Adel. Dia tidak mungkin mengatakan alasan kenapa melakukan hak seperti ini, tetapi dia juga tidak ingin berbohong pada gadis itu.

"Kau tidak akan menjawab?" tanya Adel kembali. Dia lalu beranjak dari kursi karena sepertinya pembicaraan mereka sudah selesai. "Kalau gitu aku-

"Tunggu!" pinta Dante sambil ikut berdiri. "Aku akan mengatakannya."

Adel mengernyitkan kening. "Baiklah." Dia lalu kembali duduk sambil menatap Dante dengan tajam.

Dante terdiam beberapa saat sambil menyiapkan kata-kata yang tepat untuk memberitahu semuanya pada Adel. Entah kenapa dia sampai melakulan hal seperti ini, dia sendiri sebenarnya juga merasa bingung.

"Aku harus melakukannya demi perusahaan, dan juga demi memperbaiki nama baikku yang sudah dirusak oleh bajing*an itu," ucap Dante. Padahal dia sudah berpikir keras untuk menyiapkan kata-kata yang baik, tetapi yang diucapkan malah kebalikannya.

"Jadi, kau ingin memanfaatkanku untuk kepentinganmu sendiri?" tanya Adel kembali.

Dante mengangguk. Dia lalu mengatakan jika ayahnya lah yang sebenarnya menginginkan hal ini setelah tahu jika Adel anak dari pengusaha besar bernama Fathir. Awalnya dia juga tidak setuju dan menolak keinginan ayahnya itu, tetapi tekanan yang dirasakan sangat besar. Apalagi Jhordy terus saja mengganggu hidupnya, entah apa yanh sebenarnya laki-laki itu inginkan.

Ah, Adel tersenyum miris saat mendengar penjelasan Dante. Ternyata laki-laki itu ingin memanfaatkannya karena dia adalah anak dari pengusaha sukses.

"Padahal aku hanya anak tiri. Apa dia tidak tahu tentang itu?" Adel menggelengkan kepalanya.

"Maaf, aku tahu kalau apa yang aku lakukan ini sangat salah dan menyinggung perasaanmu. Tapi aku juga mendapat banyak tekanan dari orang-orang," ucap Dante. Hanya sedikit orang saja yang tahu bagaimana sifat aslinya, dan Adel termasuk salah satu orang yang melihatnya dalam keadaan seperti ini.

Masyarakat mengenal Dante sebagai pribadi yang dingin, tegas, dan sedikit angkuh. Dia juga pendiam dan tidak terlalu banyak bicara, apalagi pada awak media jika sedang melakukan wawancara. Seperti itulah imagesnya di depan publikyang telah diatur sedemikian rupa oleh perusahaan.

Tentu saja sifat yang seperti itu akan lebih banyak menarik perhatian para pengemar agar merasa penasaran, apalagi didukung dengan wajah tampan yang sangat mencolok. Bahkan Dante mendapat julukan sebagai the king off visual dalam dunia artis.

Namun, tidak banyak yang tahu jika sebenarnya semua itu berbanding terbalik dengan sifat asli Dante. Hanya orang-orang terdekatnya sajalah yang tahu, termasuk Jhordy dan Eveline.

"Kalau gitu sudah pasti aku akan menolaknya. Siapa juga yang mau jika hanya dimanfaatkan?" ucap Adel. "Keluargaku juga tidak akan tinggal diam jika tahu tentang hal ini, papa dan paman bahkan sudah memberikan kalian peringatan, bukan?"

Dante kembali mengangguk. Yah, keluarga Adel memang sudah memberi peringatan pada pihak perusahaan. Bahkan langsung pada ayahnya yany membuat laki-laki tua itu tidak berkutik. Namun, entah kenapa dia sendiri tetap ingin berhubungan dengan gadis itu.

"Kau tidak perlu membohongi publik hanya untuk mengembalikan nama baikmu. Jika mereka benar-benar menyukainya, maka mereka tidak peduli tentang berita buruk yang sedang tersebar, tapi jika mereka tidak suka. Maka kau berbuat baik pun juga tidak ada gunanya," sambung Adel dengan bijak. "Tidak perlu bersusah payah untuk membuktikan tentang dirimu pada orang lain, biar saja waktu yang akan menunjukkanya. Lagi pula buah yang busuk akan jatuh dengan sendirinya, tidak perlu tersentuh dengan tangan."

Dante tertegun saat mendengar ucapan Adel. Tidak disangka gadis itu akan bicara dengan sangat bijak seperti ini, padahal dia berpikir jika Adel hanyalah gadis manja yang kerjanya menghabiskan uang orangtua saja.

Tiba-tiba dada Dante berdegup kencang dengan darah berdesir hebat. Semua ini sungguh menggetarkan hati dan membuatnya kagum akan sosok gadis yang ada di hadapannya.

"Lalu bagaimana jika aku benar-benar tertarik denganmu, Adel. Apa kau tetap akan menolakku?"

Tbc.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

nah lho Del, akan diterima apa ditolak tuh si Dantenya😝😝😝

2024-01-10

0

sum mia

sum mia

kayaknya kak othor nih sukanya cowok yang cool dingin sok jual mahal ya.... penggemar aktor Korea juga mungkin....🤭🤭🤭 maaf kalau salah kak Ayu....,🙏🙏✌️✌️

2023-12-20

1

Star Ir

Star Ir

tp kayaknya negri konoha lebih suka artis model rapi amad yg pecicilan dah dari pada yg sok cool.

2023-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!