Bab 4. Berita Pagi-pagi.

Adel segera pergi meninggalkan tempat itu tanpa peduli jika laki-laki tadi terus melihat ke arahnya. Dia benar-benar merasa kesal dan si*al dengan apa yang terjadi saat ini, bahkan sudah beberapa kali dia istighfar untuk menenangkan hatinya yang sedang membara, tetapi tetap saja tidak berhasil.

"Benar-benar deh, sebenarnya hari ini kenapa sih?" gumam Adel sambil memukul setiur mobilnya. Sejak pagi sudah ada saja yang membuatnya kesal, apalagi saat mengingat sikap laki-laki kurang ajar tadi yang membuat darahnya langsung mendidih.

"Tapi, kenapa wajahnya gak asing yah?" Adel merasa seperti pernah melihat wajah laki-laki itu, mungkinkah sebelumnya mereka pernah bertemu?

Dengan cepat Adel menggelengkan kepala untuk menghilangkan bayangan wajah laki-laki itu dari dalam kepalanya. Terserahlah, dia sama sekali tidak peduli apakah pernah bertemu atau tidak dengan laki-laki tersebut.

Tidak berselang lama, sampailah Adel di halaman rumah kedua orangtuanya. Dia segera keluar dari mobil dan berlalu masuk ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum," ucap Adel saat masuk ke dalam rumah. Dia melihat ke sana kemari dan sepertinya tidak ada tanda-tanda manusia di rumah itu.

Adel lalu melangkahkan kakinya ke kamar dan memilih untuk istirahat agar pikirannya menjadi tenang. Dia segera merebahkan tubuhnya ke atas ranjang dan menatap langit-langit kamar. Tanpa menunggu lama, kedua matanya langsung terpejam dan mulai memasuki alam mimpi.

Sementara itu, di tempat lain terlihat Dante sudah sampai di apartemennya yang berada di kawasan elit ibukota.

"Dari mana saja kau?"

Dante terjingkat kaget saat mendengar suara seseorang ketika baru saja membuka pintu unit apartemennya, dia langsung menoleh kw arah seorang lelaki yang sedang berdiri di balik pintu sambil menatapnya dengan tajam.

"Dari luar," jawab Dante dengan santai sambil berjalan masuk ke dalam unit apartemennya. Dia lalu mendudukkan tubuhnya di sofa dan diikuti oleh laki-laki tersebut.

"Kenapa kau berkeliaran sendirian sih, bagaimana kalau wartawan melihatmu?" ucap laki-laki bernama Lian itu dengan kesal. Dia adalah sahabat sekaligus menager Dante.

Dante mengibaskan tangannya karena malas membahas tentang masalah itu. "Aku mau istirahat, kosongkan waktuku sampai besok." Dia lalu beranjak bangun dari sofa dan berjalan ke arah kamar.

"Tunggu, Dante. Besok kau harus syuting-"

"Bilang saja aku sakit," potong Dante sambil melambaikan tangannya. Dia lalu masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamarnya dengan kuat.

Lian mengusap wajahnya dengan kasar saat melihat apa yang Dante lakukan. Entah dengan cara apa lagi dia menghentikan kegilaan laki-laki itu, apa Dante tidak sadar jika saat ini seluruh mata sedang mengarah kepadanya?

"Lama-lama aku bisa gila!" ucap Lian dengan frustasi. Sudah banyak sekali masalah yang harus dia selesaikan, apalagi akhir-akhir ini Dante malah bersikap gila dan membuat masalah yang ada semakin tidak terkendali. "Aku harus segera bertindak, jika tidak masalahnya akan semakin besar."

Lian kemudian melangkah pergi dari tempat itu untuk bertemu dengan seseorang yang bisa mengendalikan Dante, jika tidak maka karir laki-laki itu bisa saja hancur karena masalah yang sedang terjadi.

***

Keesokan harinya, keributan terjadi di rumah Adel padahal jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi. Terlihat Ezra sudah sibuk menggedor-gedor kamar Adel, begitu juga dengan Faiz membuat Adel terbangun dari tidurnya.

"Jam berapa sih ini?" gumam Adel seraya menggeliatkan tubuhnya. Dia segera turun dari ranjang untuk melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi di depan kamarnya, apalagi sejak tadi kedua lelaki gila itu terus menggedor-gedor pintu kamarnya.

Brak.

Adel membuka pintu kamarnya dengan kuat lalu menatap Ezra dan Faiz dengan tajam. "Ada apa sih? Masih pagi udah ribut aja!" Dia berucap dengan kesal dan geram.

Tanpa menjawab pertanyaan Adel, Ezra langsung menarik tangan adiknya itu dan membawanya ke lantai bawah membuat Adel merasa heran dan bingung.

"Kenapa sih?" tanya Adel sambil menggoyang-goyangkan tangannya yang sedang ditarik oleh sang kakak.

"Diam, lihat saja nanti," tukas Ezra. Dia terus menarik tangan Adel dan membawanya ke ruang keluarga di mana orangtua mereka berada.

Adel melirik ke arah Faiz yang juga sedang berjalan di sampingnya, dia menaik-turunkan alisnya seolah sedang bertanya apa yang sedang terjadi saat ini.

"Kau sedang viral," ucap Faiz sambil menggelengkan kepalanya.

Adel mengernyitkan kening bingung saat mendengar ucapan Faiz, dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi, sampai akhirnya mereka tiba di ruang keluarga.

"Pa, lihatlah kelakuan mereka ini!" ucap Adel saat sudah berdiri di hadapan sang papa. "Masih pagi udah ributnya gak tanggung." Adunya dengan kesal, bahkan bibirnya sudah maju beberapa senti ke depan.

"Ribut-ribut, kau yang bikin ribut," balas Ezra sambil menunjuk ke arah televisi. "Lihat berita sana, taunya tidur aja pun." Dia lalu duduk di samping sang ibu yang sejak tadi memperhatikan mereka.

"Sini duduk," ucap Fathir sambil menepuk sofa yang ada di sampingnya, membuat Adel segera mendekati sang papa.

"Sebenarnya ada apa sih, Pa? Apa maksud kakak cobak?" tanya Adel pada papanya.

Tanpa menjawab pertanyaan Adel, Fathir langsung mengambil remote televisi lalu mencari siaran berita gosip tentang para artis. Tentu saja apa yang dia lakukan membuat Adel semakin heran.

"Ciye, yang masuk tv," ejek Faiz yang baru kembali dari dapur sambil menggendong Fayra, adik bungsunya.

Adel kembali mengernyitkan kening saat mendengar ejekan Faiz. Dia yang akan kembali bertanya pada papanya mengurungkan niat saat melihat apa yang ada di televisi.

"A-apa itu? Kenapa aku ada di tv?"

Tbc.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

wah siapa yah biang kerok penyebar gosip itu dan apa tujuannya menjatuhkan si Dante

2024-01-09

0

Dian Rahmawati

Dian Rahmawati

cie masuk tv

2023-12-16

0

marisa yohana

marisa yohana

cie cie cie si adel jadi artis dadakan😁😁

2023-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!