Bab 11. Kunjungan Keluarga.

Dante mengepalkan tangannya dengan erat karena tahu benar siapa wanita yang saat ini sedang berdiri di belakangnya. Dia lalu bertanya dengan sinis tanpa membalikkan tubuh karena tidak mau melihat wanita itu.

"Aku, aku ingin bicara denganmu, Dante," jawab wanita itu dengan sendu. Kedua tangannya tampak saling bertautan karena menahan diri untuk tidak memeluk laki-laki itu.

Dante tersenyum sinis saat mendengar ucapan wanita tersebut. "Aku tidak mau bicara apapun denganmu, jadi lebih baik pergi dari sini sebelum petugas keamananmu menyeretmu pergi!" Dia mengusir dengan sarkas dan menohok.

Wanita itu menunduk dengan sedih. Hatinya terasa sakit bak tertusuk ribuan duri saat mendengar ucapan laki-laki itu.

"Dante, Tunggu!" Wanita itu langsung berlari ke arah Dante lalu mencengkram tangan laki-laki itu saat Dante sudah masuk ke dalam apartemen dan hendak menutup pintunya. "Dante, tolong dengarkan-"

"Lepaskan aku!" pekik Dante dengan emosi sambil menghempaskan tangan wanita itu, membuat cekalan wanita tersebut terlepas. "Sudah cukup, Eve. Tidak tahu malu juga ada batasnya, kan?" Dia menatap wanita bernama Eveline itu dengan tajam.

Eveline terdiam dengan wajah sendu. Kedua matanya bahkan sudah berkaca-kaca dan mengeluarkan air mata karena merasakan sakit atas penolakan Dante.

"Maafkan aku, Dante. Waktu itu aku benar-benar tidak punya pilihan lain, aku-" Eveline tidak bisa melanjutkan ucapannya karena Dante mengangkat tangan dan meletakkannya tepat di depan wajahnya.

"Cukup. Aku tidak mau mendengar apapun dari mulutmu, jadi cepat pergi sekarang juga dari apartemenku!" usir Dante kembali dengan membentak. Dia menunjuk ke arah pintu untuk memberitahu jalan keluar pada wanita itu.

Eveline menggelengkan kepalanya dan memohon agar Dante mau mendengarkan ucapannya, sampai akhirnya laki-laki itu menarik tangannya lalu menyeret tubuhnya keluar dari tempat itu.

"Le-lepaskan aku, Dante. Sakit," ucap Eveline saat laki-laki itu mencengkram lengannya dengan kuat dan menyeretnya keluar dari trmpat itu.

Dante langsung menghempaskan tubuh Eveline dengan kasar saat sudah berada di luar unit apartemennya, membuat tubuh wanita itu terhuyung ke depan dan hampir aja jatuh menubruk lantai.

"Pergi, dan jangan ganggu aku lagi!" ucap Dante dengan tajam dan penuh penekanan. Sungguh sangat miris sekali. Waktu itu Eveline sendiri yang mengkhianatinya dan lebih membela laki-laki lain, tetapi sekarang malah wanita itu juga yang mengemis permintaan maaf dan ingin kembali padanya. Benar-benar tidak tahu malu!

Dante lalu berbalik dan hendak masuk ke dalam unit apartemennya sebelum ada orang lain yang melihat kejadian ini, walaupun tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam kawasan apartemwn itu. Apalagi hanya ada unit miliknya saja yang berada di lantai ini.

"Tu-tunggu, Dante," panggil Eveline kembali sambil menahan pintu yang akan ditutup oleh Dante. "Si-siapa wanita yang bersamamu di berita itu?" Dia menahan pintu dengan sekuat tenaga agar tidak tertutup.

Dante tercengang dengan tidak habis pikir saat mendengar pertanyaan Eveline. Apakah wanita itu datang menemuinya hanya untuk menanyakan tentang kabar yang sedang trending topik itu, memang apa urusannya dengan dia?

"Dia adalah pacarku. Apa kau puas?" jawab Dante dengan sinis. Dia lalu mendorong pintunya dengan kuat sampai membuat suara benturan yang cukup keras saat pintu itu tertutup. "Cih, dasar perempuan gak tau diri dan gak tau malu!" Dia menggertakkan giginya dengan penuh emosi.

Eveline sendiri mematung di depan pintu karena merasa syok dan tidak percaya atas jawaban Dante. Tidak mungkin wanita itu adalah kekasih Dante, apalagi dia sama sekali tidak mengenal siapa wanita yang ada dalam foto itu.

"Tidak, kau tidak mungkin berpacaran dengan wanita lain, Dante. Kau tidak boleh melakukannya," gumam Eveline. Dia lalu segera pergi meninggalkan tempat itu untuk mencaritahu sosok wanita yang bersama dengan Dante di berita tersebut.

****

Setelah makan malam bersama, terlihat Adel dan semua keluarganya sedang berkumpul di ruang keluarga. Bukan hanya ada orangtua dan saudara-saudaranya saja, tetapi ada kakek, nenek, dan juga bibi serta paman yang berkunjung ke rumah mereka.

Kunjungan itu bukan hanya sekedar untuk main saja, tetapi juga untuk membahas berita yang sedang menjadi bahan pembicaraan semua orang di negeri ini

"Kau baik-baik saja kan, Sayang?" tanya Alma dengan khawatir sambil menggenggam tangan Adel yang saat ini sedang duduk di sampingnya, dia adalah ibu kandung Fathir.

Bukan hanya Alma saja yang khawatir, tetapi Hasna, Nindi, Abbas, Keanu, dan keluarga yang lain juga sangat cemas dengan keadaan Adel. Mereka takut jika berita itu membuat Adel terganggu dan juga tidak nyaman.

"Aku baik, Oma. Oma tidak perlu khawatir," jawab Adel sambil tersenyum cerah. "Papa kan sudah mengurus semua. Lihat, sekarang sudah tidak ada lagi berita gila itu." Dia menunjuk ke arah televisi yang ada di hadapan mereka semua.

Yah, sekarang memang sudah tidak ada lagi stasiun televisi yang berani menyiarkan tentang berita Adel dan Dante. Mereka semua sudah mendapat tekanan dan peringatan keras dari Fathir, bahkan Keanu yang merupakan suami dari adik iparnya juga ikut turun tangan. Jelas saja tidak ada yang berani melawan mereka.

"Itu benar, Ma. Kita tidak perlu khawatir lagi dengan masalah ini. Aku dan Ken sudah memberi peringatan keras pada mereka, awas saja kalau mereka berani mengeluarkan berita itu lagi. Aku pasti akan menghancurkan perusahaan mereka," ucap Fathir dengan tegas.

Semua orang menghela napas lega saat mendengarnya. "Baguslah, jangan kasi ampun untuk mereka yang telah sembarangan membuat berita." Abbas berucap dengan geram, dia adalah ayah kandung Ayun.

"Lalu bagaimana dengan laki-laki bernama Dante itu, Fathir? Apa kau sudah bicara dengannya?" tanya Nindi, dia adalah adik kandung Ayun dan istrinya Keanu.

"Aku sudah bicara langsung dengan pihak perusahaannya. Kalau sampai ada berita lagi yang muncul, merrka harus melakukan klarifikasi," jawab Fathir.

Semua orang benar-benar sudah lega saat mendengar penjelasan Fathir, kecuali Adel yang tersenyum getir karena mengingat pertemuannya dengan Dante siang tadi. Apalagi saat mengingat tawaran gila yang diberikan oleh laki-laki itu, membuat perasannya menjadi kesal.

"Cih, kalau sampai papa tau dia menemuiku, papa pasti akan langsung menghancurkannya."

Tbc.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

betul Del, apalagi pengaruh keluarga kamu besar bisa langsung jatuh tuh pamor si Dante,,

2024-01-10

0

Sulimah Sulimah

Sulimah Sulimah

hemmm mantan Jalangny Dante tohh.hti"eve jangan bkin masalh sm Adel kalo tidak ingin hidupmu hancur

2023-12-21

0

Kasih Bonda

Kasih Bonda

next Thor semangat

2023-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!