Menuju Hutan Persik

Pagi itu , empat orang wanita dengan cadar dan topi caping putih nampak telah berada di lantai dasar tempat dimana Bai Yuan, Yu Lin dan Ji Sun menginap.

Dari ke empat wanita tersebut, salah satunya adalah Xiao Lan yang sudah pernah Bai Yuan temui.

Bai Yuan , Yu Lin dan Ji Sun kini sudah berhadapan dengan keempat utusan Paviliun Hutan Persik.

" Baiklah , kami sudah siap, mari segera berangkat ke tempat kalian " ujar Bai Yuan tanpa basa basi.

Keempat wanita itu mengangguk tanda mereka pun telah siap. Sebelumnya mereka telah memperkenalkan diri sebagai Su Chi , Lu Lu , Wen Yi dan tentu saja Xiao Lan.

" Apa kalian bertiga bisa menunggang kuda ?" tanya Lu Lu

" Em..., seberapa jauhkah tujuan kita ?" tanya Bai Yuan.

" Lima hari dengan berkuda " jawab Xiao Lan singkat.

Bai Yuan sedikit mengerutkan kening mendengar jawaban Xiao Lan yang membuatnya berpikir akan satu hal.

" Hmm jadi selama ini mereka belum meninggalkan kota " batin Bai Yuan.

Artinya , bisa jadi Yu Ao berada tidak jauh didepan mereka pikir Bai Yuan.

" Baiklah , ayo berangkat...! "ujar Su Chi

" Tunggu ....apakah kakekku baik baik saja ? " Yu Lin yang tadi hanya diam akhirnya bersuara.

" Jangan khawatir nona Yu.., kakekmu saat ini sedang menuju arah yang sama dengan kita " jawab Su Chi.

" Lagipula kakekmulah yang meminta kalian untuk menyusul beliau " jelas Lu Lu.

Bai Yuan sempat melirik kearah Xiao Lan, dimana wanita itu berusaha keras menyembunyikan wajahnya tak berani menatap mata Bai Yuan.

Sementara itu , ternyata Ji Sun tertarik memperhatikan Wen Yi yang memiliki tubuh paling pendek diantara yang lain.

Akhirnya setelah menaiki kudanya masing masing , mereka semua mulai memacu kudanya ke arah gerbang timur meninggalkan Kota Ji'An.

***

Sehari sebelumnya...

Yu Ao melangkah secepat dia bisa agar tidak kehilangan jejak dari lima wanita berpakaian putih yang menggunakan cadar dan topi caping.

Walau jalan kota mulai ramai orang yang lalu lalang, Yu Ao masih bisa melihat kelima sosok wanita bercadar yang berada cukup jauh didepan.

" Aroma wangi itu .., apakah mungkin? Tiga puluh lima tahun, tak sedikitpun aku lupa aroma itu ....! " gumam Yu Ao mempercepat langkahnya.

Yu Ao sampai pada sebuah wilayah sudut kota yang sepi dan cukup lapang saat dia melihat kelima wanita itu berbelok ke sebuah lorong.

Yu Ao menghentikan langkahnya saat berbelok karena ternyata kelima wanita itu telah berhenti.

Yu Ao memandang mereka sesaat sebelum akhirnya memutuskan berjalan mendekati kelima wanita bercadar yang hanya diam memandang laki laki tua itu.

" Berhenti...cukup sampai disana ! " salah satu wanita itu menghentikan langkah Yu Ao agak tak terlalu dekat.

Akhirnya Yu Ao dan kelima wanita itu berhadap hadapan walau tak terlalu dekat.

Tak ada yang lebih dahulu membuka suara, membuat suasana menjadi canggung.

Tak.ingin suasana canggung terus berlanjut , Yu Ao memutuskan untuk memulai.

" Hemmm maafkan jika aku tak sopan , tapi....."

" Mengapa anda mengikuti kami ?! " salah seorang dari kelima wanita itu memotong ucapan Yu Ao.

" Ehemm..namaku Yu Ao, aku tidak bermaksud buruk ataupun tak sopan pada kalian, aku hanya merasa perlu memastikan suatu hal " jelas Yu Ao.

Hening sesaat.....

" Apa yang ingin anda pastikan ?" salah satu dari mereka kembali bertanya.

"Ehm...sesuatu yang selama tiga puluh lima tahun telah hilang dari hidupku .." ujar Yu Ao, matanya memandang satu satunya wanita bercadar yang belum bersuara sama sekali.

DEGGG.....

Ucapan Yu Ao membuat jantung salah satu wanita bercadar berdetak cepat. Matanya nanar menahan gejolak emosi didalam dirinya.

" Dia tau ....?" gumamnya lirih.

Salah seorang wanita bercadar kembali bertanya" Yang hilang itu sesuatu atau seseorang , pa tua ?!"

" Keduanya...!" ujar Yu Ao

" Aku kehilangan seaeorang yang selalu menjadikan alasan aku untuk pulang, yang selalu jadi alasan aku tersenyum, dia adalah segala kekuatan sekaligus kelemahanku ". Yu Ao terus maju selangkah demi selangkah dalam setiap perkataannya.

"Tiga puluh lima tahun tak membuatku lupa akan aroma wangi buah persik di musim semi, wangi yang hanya dimiliki satu orang saja "

" Tiga puluh lima tahun.., aroma wangi tubuh itu, sorot mata itu ..tak bisakah kau sesaat berdamai dengan perasaan dan memberi kesempatan orang tua yang tak tau diri ini kembali melihat wajahmu..., Que'er..?"

Yu Ao kini hanya berjarak dua meter dari wanita bercadar yang sedari tadi hanya diam.

DEGG......

Setiap ucapan dari Yu Ao membuat wanita itu bergetar menahan gejolak perasaanya, matanya nanar menatap Yu Ao, dan puncaknya adalah saat Yu Ao menyebut nama Que.

Sementara ke empat wanita bercadar lainnya telah perlahan menjauh, seakan memberi ruang untuk.mereka berdua.

Wanita itu berusaha mengendalikan gejolak ledakan perasaanya , dan setelah beberapa saat keheningan...

Perlahan wanita itu membuka cadar yang menutupi sebagian wajahnya, begitupun dengan topi capingnya.

Sebuah wajah wanita yang terlihat berumur lima puluh tahunan dengan sebagian rambut yang telah memutih menatap Yu Ao dengan penuh arti.

Masih terlihat jelas sisa sisa kecantikan masa muda yang dimiliki wanita itu.

Wajah yang anggun, berwibawa dan memiliki garis ketegasan itu akhirnya membuat ambruk Yu Ao diatas kedua lututnya.

BRUKK.......!!

" QUE'er ....?!! "

Tubuh Yu Ao bergetar hebat dengan berjuta emosi yang selama tiga puluh lima tahun lamanya terpendam.

" Kau tau....aku sudah pernah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku aku akan membunuhmu saat bertemumu lagi " ucap wanita itu pelan.

Wanita yang dulu sangat dikenal Yu Ao dengan nama Lian Que itu seketika mencabut pedang dan mengarahkannya ke jantung Yu Ao !

***

Rombongan berkuda Bai Yuan harus mengistirahatkan kuda kuda mereka disebuah hutan pada saat hari mulai gelap.

Sudah satu hari semenjak mereka semua meninggalkan kota Ji'An .

Bai Yuan membuat perapian untuk sekedar menghangatkan badan dan memanggang hewan buruan.

Sementara para wanita bercadar juga membuat perapian kecil mereka dan memisahkan diri tak jauh dari kelompok Bai Yuan.

" Ge...sebenarnya apa yang dilakukan kakek..?" Yu Lin bertanya kepada Bai Yuan yang sedang fokus memanggang ayam hutan buruannya.

Bai Yuan menoleh kepada Yu Lin.lalu menggelengkan kepala pelan sambil mengangkat bahunya.

" Sejujurnya aku juga tak tau Lin'er "

" Kurasa kita akan tau setelah sampai ditujuan kita " lanjut Bai Yuan.

" Aneh....kakek tak pernah seperti ini .." ucap Yu Lin pelan, wajah gadis imut itu bersembunyi di balik kedua lututnya.

Bai Yuan yang bisa melihat Yu Lin mene

teskan air mata, mendekati dirinya lalu duduk disebelah gadis itu.

Melihat Bai Yuan mendekatinya , Yu Lin buru buru menyeka air matanya lalu kembali menenggelamkan wajah di balik kedua lututnya.

" Sudahlah jangan bersedih, toh kita akan segera bertemu kakekmu , hem?"

Bai Yuan mengusap lembut rambut Yu Lin, berusaha membuat hati gadis itu menjadi lebih tenang.

Apa yang Bai Yuan lakukan hanyalah sesuatu yang dia ingat Guru Yin selalu lakukan padanya saat dia masih kecil dan bersedih karena kekejaman latihan Guru Xing dan yang lainnya.

Namun dia tak menyadari , saat tangan Bai Yuan mengusap rambut Yu Lin, telah membuat hati gadis yang memang sedang ada hati padanya itu berbunga bunga.

"Ge., hanya kakek yang aku miliki dari mulai aku kecil, tak pernah sekalipun dia pergi tanpa berpamitan padaku seperti saat ini " ujar Yu Lin pelan.

" Euumm..mungkin karena ada sesuatu yang memaksa dia melakukannnya ?? lagipula dia meminta kita untuk menyu

sulnya bukan ?, dan kau tak sendiri..., ada aku dan adik Sun ..., hemmm..??. "

Bai Yuan tersenyum manis sambil menyeka bekas air mata di pipi Yu Lin , membuat hati gadis itu menjadi hangat.

Apa yang dilakukan Bai Yuan kepada Yu Lin tak luput dari pandangan Xiao Lan. Entah kenapa hati wanita itu terasa sesak melihatnya.

Tanpa sadar jari Xiao Lan menyentuh pipinya. Teringat saat jari Bai Yuan menyapu air mata dipipinya waktu dia membuka cadar diwajah gadis itu.

Tanpa pemuda konyol itu sadari , dua gadis cantik itu telah menjadi korban sentuhan pertamanya. Dan keduanya ada di dalam satu rombongan..!.

" Ada apa dengan diriku ..? Kenapa dadaku makin terasa sesak " batin Xiao Lan saat melihat adegan Bai Yuan dan Yu Lin.

Merasa ada yang tak beres dengan dirinya, Xiao Lan beranjak memisahkan diri dan mengambil tempat duduk pada batang pohon tumbang sambil menatap indahnya terang bulan purnama.

Cukup lama Xiao Lan duduk termenung menatap rembulan, sampai gadis itu tak menyadari Bai Yuan telah ikut duduk disampingnya.

Xiao Lan benar benar larut didalam lamunan sampai akhirnya suara Bai Yuan menyadarkannya.

" I N D A H.....!! "

" Eh.....eum ...kau bilang apa ?" tanya Xiao Lan yang terkejut sungguhan.

" Kau tau nona Lan ...melihat dirimu memandang bulan seperti tadi , aku merasa layaknya sedang memandang sebuah maha karya lukisan sang pelukis terhebat " ujar Bai Yuan sambil dengan santai ikut duduk menatap bulan.

Ucapan gombal maut cap kaki tiga Bai Yuan membuat Xiao Lan memalingkan wajahnya yang memerah karena malu.

Di balik cadarnya, bibir tipis gadis yang tak pernah tersentuh laki laki kecuali Bai Yuan itu pun tersenyum.

" Nona Lan.., apakah kau masih marah padaku karena telah lancang membuka cadarmu ? " Bai Yuan berkata pelan sambil menoleh memandang mata Xiao Lan.

"Eum.." Xiao Lan menggeleng pelan.

" Bolehkah lelaki buruk rupa dan kasar ini meminta satu hal lagi padamu ?"

" Eumm...apa itu ?" Xiao Lan akhirnya memberanikan diri untuk menoleh dan menatap mata Bai Yuan.

Tatapan kedua muda mudi itu bertemu dengan kedua hati berdebar layaknya deburan ombak ditepi pantai.

" Ijinkan aku ,Bai Yuan , melihat wajahm sekali lagi .." ucap Bai Yuan pelan.

DEGG....!

"Untuk apa ? " balas Xiao Lan lembut menatap mata Bai Yuan.

" Karena wajahmu telah menguasai pikiranku semenjak aku melihatnya " ucap Bai Yuan pelan.

Ucapan Bai Yuan kembali membuat Xiao Lan menundukkan wajahnya.

Bai Yuan mengangkat lembut dagu Xiao Lan dengan jarinya." Eum ..bolehkah ?"

Xiao Lan akhirnya perlahan membuka cadarnya hingga wajah yang luar biasa cantik itu terlihat semakin anggun dibawah terpaan sinar bulan.

Kali ini Xiao Lan melakukannya secara ikhlas dengan senyum tipis dibibirnya yang membuat hati Bai Yuan seperti kembang api di tahun baru.

Keduanya melewati malam itu dengan hangat, hingga akhirnya kepala Xiao Lan berakhir di bahu Bai Yuan.

***

Pagi harinya..

Ehm..ehm...

Suara batuk Ji Sun membangunkan Bai Yuan dan Xiao Lan yang tertidur dengan kepala saling menyangga

Gadis itu buru buru mengangkat kepala nya dari bahu Bai Yuan dan memasang kembali cadarnya, lalu pamit untuk pergi

membersihkan diri.

" Wah kak....asiknya,?! Untung bukan kak Yu Lin yang membangunkan kakak , kalo tidak , pasti akan ada perang disini !" ujar Ji Sun sambil tertawa kecil melihat wajah Bai Yuan.

" apa maksudmu bocah konyol ?!"

" Tenang saja...aman kak , asalkan ..." Ji Sun memasang wajah liciknya

" asalkan apa ?! "

" hmm..kakak membantuku agar bisa lebih mengenal nona Wen Yi ...!"

" Baik , sepakat ....! " jawab Bai Yuan cepat.

Keduanya akhirnya kembal bergabung dengan rombongan.

Setelah semua rombongan selesai membersihkan diri dan sarapan pagi , mereka semua kini telah berada diatas kuda masing masing dan bersiap pergi melanjutkan perjalanan.

" Setengah hari perjalanan dari sini kita akan memasuki Hutan Larangan.., di hutan itu banyak sekali Hewan Roh , jadi jaga diri kalian " teriak Su Chi kepada rombongan Bai Yuan sambil mulai memacu kudanya.

Xiao Lan sempat menoleh sesaat kearah Bai Yuan dan tersenyum dibalik cadarnya , lalu segera memacu kudanya mengikuti Su Chi dan akhirnya disusul oleh rombongan Bai Yuan.

Terpopuler

Comments

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Paviliun Hutan Persik 🍑

2024-01-08

2

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Hutan Persik 🍑

2024-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!