Di komplek apartemen Nadia terdapat super market besar yang bisa memenuhi kebutuhan seluruh penghuni apartemen. Nadia dengan senang hati berbelanja untuk mengisi kulkas kosong di apartemennya. Ia membeli aneka jenis daging, seafood, sayuran, bumbu masak, dan beberapa minuman kaleng. Setelah selesai ia menyeret dua belanjaan besar di kedua tangannya.
Nadia menyeret dua kresek besar itu ke apartemennya. Ketika ia hendak menekan kode di pintu rumahnya, suara lift terdengar dan sesosok tinggi muncul. Wanita tadi pagi.
Nadia berhenti sejenak dan mengingat bahwa wanita tinggi itu adalah yang tadi pagi salah mengenalinya dan memberinya uang seratus ribu.
Lokasi rumah mereka bersebelahan. Ketika wanita itu sudah dekat Nadia menyapanya.
"Halo."
Serena melirik gadis itu. Ia belum pernah melihatnya sebelumnya. Melihat dari barang bawaannya, apakah ia tukang masak di rumah sebelah? Setahunya pemilik tempat di sebelahnya adalah lelaki tampan bernama Liam.
"Ya. Maaf aku tidak bisa berfoto saat ini." Mengira ia sebagai fansnya, Serena melemparkan senyum dan mulai menekan kode pintu rumahnya.
Nadia tak mengerti. "Nona, aku yang tadi pagi mengantarkan bubur untukmu. Aku tinggal di sini dan bukan pengantar makanan."
"Kau tinggal di sana?" Serena mulai tertarik. Menatap gadis itu dengan seksama. Yah... dia memang cantik dan tak terlihat seperti tukang masak.
"Apakah kau kekasih tuan Liam?" tanya Serena lagi.
Nadia menggelang. Tak menyangka bahwa wanita di depannya mengenali lelaki itu.
"Aku baru membeli apartemen ini. Nona, tadi pagi kamu memberiku seratus ribu. Aku ingin mengembalikannya." Nadia menyerahkan seratus ribu di tangannya. Lalu kembali dan menekan kode di pintu rumahnya.
"Apakah kamu akan memasak?" tanya Serena. Tertarik pada kresek besar di tangannya.
Nadia mengangguk sopan. "Ya Nona. Sampai jumpa." Nadia menutup pintu rumahnya.
Serena terdiam. Sepertinya gadis manis tetangganya itu tak mengenalinya. Serena mulai meragukan ketenarannya.
Setelah berkutat di dapur selama satu jam akhirnya Nadia selesai memasak. aneka jenis makanan tersaji di meja. Ayam goreng, Asparagus dibungkus bacon, lobster panggang yang dilapisi keju, udang asam manis, tumis seafood kangkung, dan sop ayam. Ia juga telah selesai menanak nasi. Hidangan besar itu tampak menggugah. Nadia memotretnya dan mengirimkannya di media sosial instagramnya dengan keterangan: Memasak semua ini sendirian. Masakan pertama di rumah baru. Setelah itu ia menyingkirkan handphonenya dan bersiap untuk makan.
Ding Dong
Suara bel berbunyi.
Siapa itu? Tak ada yang tau ia tinggal di sini selain Liam. Apakah itu dia?
Nadia membuka pintu dengan penasaran. Wajah cantik tetangganya muncul dan tersenyum.
"Halo... Aku Serena tetanggamu. Aku ingin menyapa karena kedepannya kita akan terus bertemu." Ia menjejalkan minuman ke tangan Nadia sebagai bentuk ramah-tamah. Sebenarnya Serena lapar dan ingin makan. Ia melihat gadis tetangganya ini tampak menarik dan ingin dekat dengannya.
"Terima kasih... Aku Nadia." jawab Nadia sopan.
Serena mengendus udara. "Wah... Baunya enak sekali. Apa yang kamu masak?" Wajah Serena memandang Nadia dengan berbinar.
Di posisi itu, akan tak sopan kalau Nadia tak mempersilahkan tamu masuk. Meskipun masih curiga Nadia menawarinya "Yah..aku masak sesuatu. Tunggu sebentar aku akan memberikanmu beberapa." Nadia kembali hendak mengemas makanan, tapi Serena dengan tak tahu malu mengikutinya dan mulai mengagumi interior rumah ini.
"Waah... Sangat mewah... Bahkan di sini lebih bagus dari rumahku." Serena tampak takjub berkeliling. Nadia membiarkannya. Bagaimanapun wanita itu tak seperti penjahat. Mungkin ia hanya tetangga kaya yang iseng.
Serena kembali dan menatap hidangan di meja. "Kamu memasak ini semua?"
Nadia mengangguk. "Ya"
"Kalau begitu keberatan aku duduk dan makan di sini bersamamu? Tak ada siapapun di rumahku. Aku tak biasa makan sendirian." Serena memasang tampang sedih.
Ia bagaikan anak kecil yang sedang merajuk. Nadia segera luluh dan membiarkannya.
"Kalau begitu duduklah nona Serena." Nadia memberinya piring baru.
"Panggil saja aku Serena. Jangan terlalu formal. Kita kan teman."
Sejak kapan mereka berteman? Batin Nadia.
Nadia menawarkan berbagai masakan di depannya tapi Serena segera menolak.
"Aku sedang diet. Aku hanya akan mencicipinya saja." tolaknya. Melihat aneka jenis makanan di depannya ia berubah sedih. "Andai managerku tak menyuruhku diet aku pasti akan memakan semuanya. Tapi sayang ia mengatakan bahwa tubuhku harus tetap langsing karena aku harus syuting." Serena menggelang.
Nadia terkejut. "Apakah kamu artis?"
"Kamu tak mengenalku?"
Nadia menggelang. "Maaf. Aku tak menonton televisi." sebenarnya dia baru datang ke dunia ini.
Serena menggelang. "Tak apa. Di masa depan aku akan lebih bekerja keras lagi. Apakah kita bisa berteman? Beri aku nomor whatsapp dan instagrammu. Kita bisa saling follow di media sosial.
Nadia mengangguk.
Serena mengatakan akan diet tapi kecepatan makannya terus meningkat. Pada akhirnya lebih dari setengah hidangan di meja masuk ke perutnya. Setelah makan ia tak langsung pergi. Ia menonton tv sambil menyapu cemilan di kulkas Nadia. Tampak santai seolah itu adalah rumahnya.
Nadia menggelang melihat tingkahnya. Sambil duduk ia mencari nama Serena di mesin pencarian dan ratusan berita dan gambar muncul di layarnya.
Artis papan atas. Putri tunggal wali kota. Artis dengan bayaran termahal. Membintangi ratusan drama dan film. Memborong ratusan penghargaan. Fansignnya memiliki antrian 100 kilo, Konsernya membludak hingga jalanan macet satu minggu, Kata-kata itu muncul di layar membuat Nadia ngeri. Ia curiga bahwa sosok di berita berbeda dengan wanita sembarangan yang sedang tiduran di lantai rumahnya itu. Tapi karena mereka memiliki wajah yang sama, jadi Nadia tak bisa ragu.
Sepertinya ia akan memiliki tetangga yang merepotkan. Nadia tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Yuni
serena akan menjadi sekutu nadia ... menjatuhkan clara si rubah🤣🤣🤣
2023-12-03
1