Putra Mahkota Aiden tampak menahan nafasnya sejenak dan menghembuskannya secara perlahan untuk merelaksasikan diri demi mengurangi rasa gugupnya. Kini tak ada lagi teh atau semacamnya untuk diminum agar dirinya dapat membasahi tenggorokan dan lidahnya karena saat ini bahkan nafas Putra Mahkota Aiden terasa tercekat hingga sulit untuk bicara.
"Nona, bukankah kisah dalam buku cerita dongeng ini adalah penggambaran kehidupanmu?" tanya Aiden
"Jadi, hal inikah yang Anda sadari tentang buku cerita dongeng ini, Yang Mulia?" tanya balik Zoya
"Ya. Buku cerita dongeng ini mengisahkan tentang gadis penyihir yang tinggal dan hidup di hutan seorang diri setelah kedua orangtuanya meninggal dunia. Gadis itu adalah satu-satunya manusia di antara banyaknya hewan penghuni hutan. Bukankah itu memang dirimu, Nona? Apa aku sudah salah dalam menduga?" tanya Aiden lagi.
"Tidak, Anda memang benar. Kisah dalam buku cerita dongeng ini memang tentang diri saya. Ibu yang telah mendapatkan ramalan bahwa dirinya akan meninggal dunia setelah melahirkan saya dan mengetahui saya akan menjadi seorang yatim piatu memang sengaja membuat karangan cerita menjadi buku dongeng. Bisa dibilang ini adalah bentuk peninggalan terakhirnya," jelas Zoya
"Ternyata memang bukan bagian suku penyihir hutan, baik mendiang Yang Mulia Ratu atau Yang Mulia Putra Mahkota. Kali ini akulah yang sudah salah dalam menduga," sambung Zoya yang bergumam di dalam hati.
Zoya tersenyum dan Putra Mahkota Aiden tampak menelan ludahnya untuk membasahi tenggorokan sebelum memulai bicara kembali.
"Sebenarnya dulu aku tidak suka dengan cerita dongeng dan lebih tidak percaya kalau cerita dongeng itu bisa menjadi kenyataan atau berdasarkan dari kisah nyata. Aku hanya percaya itu adalah karangan orang dewasa untuk menipu anak kecil dengan kisah indah yang sebenarnya menyakitkan dan menyedihkan dengan dalih mengajarkan pesan moral yang tersirat di balik ceritanya. Namun, itu berlangsung hingga belum lama ini hingga suatu kejadian membuatku sadar. Setidaknya cerita pada buku dongeng ini benar adanya," ucap Aiden
"Terbukti dengan aku yang bisa menemukan keberadaanmu. Namun, tak hanya itu. Selain itu, ada suatu kejadian yang membuatku akhirnya memutuskan untuk mencari keberadaanmu. Bisa dibilang ini adalah keajaiban bagiku. Meski pun kedua hal ini berbeda, tapi itu saling berhubungan. Yaitu tentang kisah pada buku cerita dongeng ini, tentang dirimu. Suatu hari aku tertidur dan tidak terbangun selama 2 tahun," sambung Aiden
"Selama dalam keadaan koma, sosok dirimu yang sangat mirip dengan penggambaran dalam buku cerita dongeng ini merasuk ke dalam mimpiku. Aku melihatmu menggunakan kemampuan sihirmu hingga menghalauku dari dalam mimpi itu yang akhirnya membuatku terbangun dari tidur panjang itu. Sosokmu yang sedang bersama denganku saat ini, dengan yang ada di dalam mimpiku atau dengan penggambaran dalam cerita dongeng ini sangat mirip. Hingga membuatku merasa yakin kalau aku tidak salah," lanjut Aiden lagi.
"Tunggu sebentar, Yang Mulia. Hal yang Anda sampaikan terlalu kompleks hingga membuat saya sulit untuk mengerti. Sebenarnya apa yang ingin Anda sampaikan pada saya? Apa maksud semua ucapan Anda?" tanya Zoya yang kini tampak merasa bingung meski pun tetap berusaha untuk tersenyum tipis.
"Maaf, jika aku sudah terlalu banyak bicara hingga membuatmu merasa bingung. Yang ingin kukatakan saat ini adalah bahwa aku mencintaimu, Nona ... " ungkap Aiden yan berhasil membuat senyum manis Zoya luntur karena benar-benar merasa bingung dan tidak mengerti.
"Ibunda sering kali membacakan kisah dalam buku cerita dongeng ini padaku hingga tanpa sadar aku tahu dan hafal garis besar tentang dirimu, lalu kau tokoh cerita yang masuk ke dalam mimpiku hingga bisa membuatku terbangun dari tidur panjang. Hal itu sudah mampu membuatku jatuh cinta padamu. Hal ini memang sulit dimengerti hingga mungkin kau bahkan tidak percaya, sama seperti aku yang dulu tidak suka dan tidak percaya dengan kisah dongeng ... " sambung Aiden
"Itu semua mampu mengubah pandangan dan pemikiranku hingga akhirnya aku merasakan cinta terhadap seorang gadis, yaitu dirimu. Mungkin ini memang terdengar dangkal saat aku berkata aku jatuh cinta hanya karena gadis dalam mimpi yang mirip dengan penggambaran dalam buku cerita dongeng. Namun, aku merasakannya sendiri saat kita bertemu pertama kali hingga kita yang menghabiskan waktu bersama akhir-akhir ini hingga aku bisa mengenalmu secara perlahan, aku sungguh sangat yakin kalau aku mencintaimu, Nona Zoya," lanjut Aiden lagi.
"Maaf, Yang Mulia. Ini sungguh tidak masuk akal. Sangat tidak mungkin Anda jatuh cinta pada saya," elak Zoya
"Apanya yang tidak mungkin? Saat aku sendiri yang bicara secara langsung, apa kau tidak percaya padaku? Atau kau pikir kalau aku ini hanya berbohong?" tanya Aiden
"Maafkan saya, Yang Mulia. Saya tidak bermaksud seperti itu. Saya tahu kalau Anda tidak mungkin berkata bohong dan saya percaya itu," jawab Zoya
"Kau percaya kalau aku tidak berkata bohong dengan kau percaya kalau aku mencintaimu itu adalah 2 hal yang berbeda. Aku mengerti jika ini terlalu cepat bagimu hingga kau merasa bingung dan tidak mengerti atau tidak percaya," ucap Aiden
"Namun, kuharap kau jangan langsung berpikir untuk menolakku, jadi tolong untuk kau pikirkan lagi dan kau tidak perlu menjawab atau membalas perasaanku sekarang juga karena aku akan menunggumu. Selama itu aku akan membuktikan kalau aku benar-benar mencintaimu dengan tulus dan penuh kesungguhan dengan segenap hati. Kuharap kau tidak merasa terbebani dengan pengakuan dariku ini," sambung Aiden
"Mari, lupakan saja sementara waktu hal ini, namun jangan lupakan kalau aku nencintaimu. Dari pada itu, apa kau bisa memberi izin padaku untuk memanggilmu langsung menggunakan nama panggilan tanpa harus menggunakan sebutan Nona?" tanya Aiden melanjutkan.
"Ya, silakan saja. Anda bisa menggunakan nama panggilan apa pun dan panggil saja saya senyaman Anda, Yang Mulia," jawab Zoya
"Karena namamu, Zoya. Bagaimana kalau aku memanggilmu Zoey saja?" tanya Aiden
"Baiklah, Zoey. Mulai sekarang aku akan memanggilmu seperti itu," sambung Aiden setelah Zoya menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaannya.
"Zoey adalah nama panggilan yang sering digunakan ayah untuk memanggilku, katanya itu adalah nama kesayangan darinya untukku. Dengan nama itu juga para penghuni hutan memanggilku karena terbiasa mendengar ayah memanggilku seperti itu. Namun, aku tidak pernah mengatakan pada Yang Mulia Putra Mahkota tentang nama panggilan kesayangan itu. Bagaimana Yang Mulia Putra Mahkota bisa tahu tentang nama panggilan itu dan memilih memanggilku seperti itu? Lalu, bagaimana bisa Yang Mulia Putra Mahkota berkata kalau dia mencintaiku? Aku tak tahu harus memberi respon seperti apa karena aku tidak punya pengalaman seperti ini sebelumnya. Ini pertama kalinya untukku," batin Zoya
Putra Mahkota Aiden memang telah berhasil menyatakan perasaannya. Namun, pernyataan darinya justru membuat Zoya merasa bingung hingga memilih dan lebih banyak diam.
"Zoey, sepertinya kau sangat menyukai buku cerita dongeng ini. Kalau begitu, aku bisa memilikinya. Aku akan memberikannya untukmu," ujar Aiden
"Tidak perlu, Yang Mulia. Buku cerita dongeng ini adalah milik mendiang Yang Mulia Ratu yang sudah Anda simpan dengan baik. Buku ini pasti berharga bagi Anda, lagi pula saya juga memiliki buku yang sama dengan yang ini meski pun saya tidak membawa buku itu ke sini, itu tidak masalah. Namun, Anda tidak boleh sampai kehilangan buku ini atau memberikannya ke sembarang orang. Anda harus terus menyimpan buku ini dengan baik sebagai peninggalan berharga dari mendiang Yang Mulia Ratu untuk Anda," tolak Zoya
Zoya pun menyerahkan kembali buku cerita dongeng yang berada di tangannya pada Putra Mahkota Aiden.
"Padahal kau bukan sembarang orang bagiku dan kau juga tahu kalau aku mencintaimu setelah aku menyatakannya tadi," batin Aiden
"Terima kasih karena telah memberi saya kesempatan untuk melihat buku cerita dongeng itu. Dan karena apa yang ingin Anda sampaikan pada saya sudah tersampaikan, maka saya izin kembali ke kamar saya, Yang Mulia. Saya tidak akan mengganggu waktu istirahat Anda lagi. Selamat beristirahat, Yang Mulia. Saya permisi," ucap Zoya yang beranjak bangkit dan melangkah ke luar dari kamar tersebut.
"Saat bersama denganmu adalah waktu istirahat yang paling kunantikan, Zoey. Padahal kupikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk menyatakan perasaanku, tapi sepertinya aku sudah bersikap gegabah dan terlalu terburu-buru. Padahal aku sudah mengerahkan seluruh keberanian yang kupunya untuk melakukannya, tapi sepertinya itu sia-sia saja. Sungguh bodoh," batin Aiden setelah Zoya pergi meninggalkannya sendirian di dalam kamar.
"Aku tidak memiliki pengalaman seperti ini sebelumnya hingga aku tidak tahu harus berbuat seperti apa. Itu karena kau adalah cinta pertamaku, Zoey ... " sambung Aiden seraya bergumam pelan.
Putra Mahkota Aiden mengusap wajahnya dengan kasar. Saat seperti ini ia berharap Ibunda dan Ayahanda-nya masih hidup supaya ia bisa meminta pendapat dalam hal percintaan seperti ini. Kini lelaki itu tengah dilema karena jatuh cinta dan merindukan sosok kedua orangtuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
wah, keren kalau hidupnya seperti ceria dongeng 😍😍😍😍
2024-01-26
0
CherryLips
seruu
2023-12-23
1
Aerik_chan
Aduh aku bacanya sambil senyum, jungkir balik bjirrr.... 1 iklan buat kamu thor....
2023-12-22
1