Kini sudah seminggu sejak Zoya belajar etiket dari seorang guru yang dihadirkan oleh Putra Mahkota Aiden. Gadis itu belajar dengan sangat baik hingga saat Putra Mahkota Aiden bertanya, guru yang mengajarkan Zoya selalu memuji gadis cantik itu. Zoya justru menikmati proses belajar meski pun pengajarnya selalu bersikap ketat dan gadis itu merasa lelah setelah kegiatan belajar selesai di setiap harinya.
Namun, meski pun merasa senang karena Zoya menikmati kegiatan belajarnya dan menikmati prosesnya, Putra Mahkota Aiden sedikit merasa sedih karena sejak mulai belajar Zoya menjadi sangat bersikap formal padanya. Padahal Putra Mahkota Aiden ingin menjadi lebih dekat dengan gadis itu, namun Zoya justru menjadi lebih formal dari sejak pertama kali keduanya bertemu yang seolah terkesan membuat garis batasan yang membuat keduanya menjadi canggung.
Hari ini pun Zoya sedang belajar bersama gurunya seperti biasa. Namun, karena tidak bisa menahan rasa rindu, Putra Mahkota Aiden pun pergi mencari keberadaan gadis itu tidak peduli meski pun itu mengganggu kegiatan belajar mengajar antara Zoya dan gurunya.
Putra Mahkota Aiden langsung bergegas menuju tempat Zoya berada. Saat melihat pintu ruangan tidak terkunci bahkan sedikit terbuka, Putra Mahkota Aiden pun langsung memasuki ruangan tersebut. Zoya yang sedang belajar tidak sadar dengan kehadiran Putra Mahkota Aiden di sana. Namun, tidak dengan guru yang mengajarinya.
"Nona Zoya, saya rasa pelajaran hari ini cukup sampai di sini," katanya, guru yang mengajarkan Zoya. Marchioness Vanessa.
"Ada apa, Guru? Bukankah masih banyak yang harus saya pelajari hari ini?" tanya Zoya
"Sebenarnya saya baru ingat tentang agenda lain dan sudah berjanji dengan keluarga saya hari ini," jawab Nyonya Vanessa
"Baiklah, saya mengerti. Anda harus menepati janji itu," kata Zoya
"Terima kasih atas pengertianmu, Nona. Pelajaran masih bisa dilanjutkan besok. Sementara itu Nona bisa membaca buku yang sudah saya berikan untuk nempelajari teori pembelajaran kita," ucap Nyonya Vanessa
"Tidak masalah, sayalah yang harus mengucapkan terima kasih. Terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengajari saya, Guru. Semoga Anda tidak merasa lelah atau bosan selama mengajari saya yang bodoh ini," ujar Zoya
"Jangan bicara seperti itu. Nona memiliki kemampuan pemahaman yang sangat baik. Justru saya merasa senang dan terhormat telah terpilih untuk menjadi guru pengajar Nona," kata Nyonya Vanessa
"Ini berkat kemampuan mengajar Anda yang sangat baik hingga saya bisa dengan mudah memahami apa yang Anda ajarkan pada saya," sahut Zoya
Putra Mahkota Aiden yang berada di sana tersenyum senang saat mendapati kegiatan belajar Zoya telah usai. Putra Mahkota Aiden pun merasa berterima kasih karena Nyonya Vanessa telah mengerti maksud kedatangannya. Memang, saat melihat Putra Mahkota Aiden masuk ke dalam ruangan, Nyonya Vanessa mengerti dengan maksud lelaki muda itu hingga langsung menghentikan kegiatan belajar dan menundanya sampai besok.
"Salam sejahtera bagi Yang Mulia Putra Mahkota," ucap Nyonya Vanessa
Zoya yang sedang merapikan buku langsung menoleh dan berbalik ke belakang. Memang, posisi pintu masuk ruangan tempat Putra Mahkota Aiden berada di belakang Zoya hingga gadis itu baru menyadari keberadaan Putra Mahkota Aiden saat Nyonya Vanessa memberi salam.
Saat itu Zoya pun langsung memberi salam pada Putra Mahkota Aiden.
"Karena pembelajaran hari ini telah usai dan Yang Mulia Putra Mahkota sudah berada di sini, maka saya akan pergi undur diri. Permisi dan sampai jumpa besok, Nona Zoya," ujar Nyonya Vanessa
"Baik, Guru. Berhati-hatilah saat di perjalanan nanti," sahut Zoya
"Terima kasih untuk hari ini, Marchioness Vanessa," ucap Aiden saat Nyonya Vanessa hendak melewati pintu untuk ke luar dari dalam ruangan tersebut.
"Tidak masalah, saya juga pernah muda. Namun, kesempatan seperti hari ini tidak akan sering terjadi, Yang Mulia. Jadi, mohon pengertian dari Anda juga di lain waktu," ujar Nyonya Vanessa seraya berbisik pelan.
"Baiklah, aku mengerti," sahut Aiden sambil tersenyum tipis.
Setelah Nyonya Vanessa berlalu pergi, Putra Mahkota Aiden pun berjalan mendekat ke arah Zoya.
"Nona, apa aku sudah mengganggumu?" tanya Aiden
"Tidak ada yang seperti itu, lagi pula pelajaran saya hari ini sudah selesai. Apa Anda mencari saya, Yang Mulia Putra Mahkota?" tanya balik Zoya usai menjawab.
"Cara bicara yang terlalu formal ini lagi. Aku tidak ingin kau seperti ini, Zoya. Apa kau tidak bisa bicara lebih santai saja padaku seperti sebelumnya saja?" batin Aiden bertanya-tanya.
"Sebenarnya aku ingin melihat proses belajar yang kau lakukan, tapi ternyata hari ini kau belajar lebih cepat dari biasanya," jawab Aiden
"Mau bagaimana lagi? Saya tidak bisa menahan Guru Vanessa karena ia ada urusan lain," ujar Zoya
"Kalau begitu, apa setelah ini kau punya waktu luang?" tanya Aiden
"Tentu saja, Yang Mulia ... " jawab Zoya
"Sebenarnya setelah ini aku hendak latihan berkuda. Apa kau mau ikut untuk melihatnya?" tanya Aiden
"Apa saya boleh ikut?" tanya Zoya
"Aku sendiri yang menawarimu. Tentu saja, boleh ... " jawab Aiden
"Kalau boleh, saya juga ingin mengikuti sesi latihannya nanti," pinta Zoya
"Kalau begitu, kau harus mengganti pakaianmu dengan yang lebih nyaman untuk menunggang kuda," ujar Aiden
"Baiklah, saya akan kembali ke kamar untuk berganti pakaian lebih dulu. Anda bisa lebih dulu menuju ke tempat latihan, nanti saya akan menyusul dengan pelayan," kata Zoya
"Sebenarnya aku ingin menunggumu sampai selesai berganti pakaian, tapi sepertinya aku harus pergi lebih dulu untuk menyiapkan beberapa hal sebelum latihan. Tidak perlu terburu-buru, pilihlah pakaian yang membuatmu nyaman dengan santai. Kau bisa menyusul kapan pun setelah kau siap," ucap Aiden
"Baiklah. Saya mengerti, Yang Mulia," sahut Zoya
Zoya dan Putra Mahkota Aiden pun berpisah di sana.
Setelah berganti pakaian dibantu oleh pelayan, Zoya pun menyusul ke tempat latihan berkuda dengan seorang pelayan yang mengantarnya.
Begitu sampai di tempat latihan berkuda, Zoya melihat Putra Mahkota yang tampak tangguh saat sedang menunggangi seekor kuda hitam. Menyadari Zoya sudah datang, Putra Mahkota Aiden pun menghentikan laju kuda dan segera beranjak turun dari punggung kuda yang sedang ditunggangi olehnya.
"Hebat sekali. Rupanya, Anda sangat mahir menunggang kuda," puji Zoya
Putra Mahkota Aiden memang senang mendengar pujian dari gadis yang dicintainya. Terlepas dari itu, Putra Mahkota Aiden tidak bisa mengalihkan pandangan kedua matanya dari wajah Zoya yang cantik. Tak peduli gaun atau setelan dengan celana, Zoya tampak cantik memakai apa pun di tubuhnya hingga membuat Putra Mahkota Aiden terpesona dan tak berhenti tersenyum.
"Namun, apa yang dipakaikan pada tubuh kuda itu, Yang Mulia?" tanya Zoya yang langsung membuyarkan pandangan kagum Putra Mahkota Aiden pada dirinya.
"Semua itu adalah perlengkapan yang dibutuhkan saat berkuda. Ada pelana, tali kekang, sampai pijakan kaki. Itu semua dibutuhkan demi kenyamanan dan keamanan penunggang dan kudanya sendiri serta membantu menjaga keseimbangan agar penunggang tidak mengalami kesulitan selama berkuda," jelas Aiden
"Bukankah itu menyakiti dan membebani kudanya?" tanya Zoya
"Semua kuda tunggang di sini sudah terlatih dan terbiasa dengan itu semua," jawab Aiden
"Begitu, rupanya. Saya baru mengetahui adanya ketentuan seperti itu untuk menunggang kuda," sahut Zoya
"Yang kutunggangi tadi adalah kuda milikku, namanya adalah Victor. Aku sudah menyiapkan beberapa kuda yang bisa kau tunggangi. Kau tinggal pilih salah satu saja," kata Aiden
"Saya akan menunggangi kuda mana pun yang Anda pilihkan. Sebelumnya saya sudah terbiasa dengan banyak hewan, jadi tidak masalah jika Anda yang memilihkan salah satu kuda untuk saya," ujar Zoya
"Sepertinya kau akan cocok dengan kuda putih. Aku pilihkan dia untuk kau tunggangi, namanya adalah Troy ... " ucap Aiden
Penjaga dan penjinak kuda yamg biasanya menjadi pelatih berkuda di sana pun mendekat. Namun, Putra Mahkota Aiden mencegahnya.
"Biar aku saja yang melatih Nona Zoya secara langsung," kata Aiden
"Apa itu tidak terlalu berbahaya untuk Anda, Yang Mulia? Bukankah Nona Zoya masih pemula?"
"Tidak masalah. Percaya saja padaku," jawab Aiden
Dengan bantuan Putra Mahkota Aiden, Zoya memulai pelatihan berkuda dari hal yang paling dasar. Yaitu, mengenal perlengkapan berkuda dan teori berkuda. Setelah itu, barulah Zoya mencoba menaiki punggung kuda.
Lalu, Zoya pun mencoba menunggang dan mengendalikan kuda untuk melaju sesuai dengan arahan. Tak disangka, ternyata Zoya pandai berkuda meski pun baru pertama kali mencoba latihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
semangat Zoya 😍👍
2024-01-20
1
CherryLips
ak maw putra mahkota 😭
2023-12-20
1
Terra Chi
Next eps sudah up, yaa
Yuk, baca~
2023-12-04
0