9 - Seolah Kencan.

Meski pun merasa canggung dan gugup, Zoya berusaha untuk tetap tenang dan membalas senyuman Putra Mahkota seramah mungkin.

"Salam dan hormat kepada Yang Mulia Putra Mahkota," ucap Zoya sambil merendah. Pelayan yang berdiri di sampingnya juga ikut memberi salam pada Putra Mahkota Aiden.

"Nona, kau adalah tamu istimewaku di sini. Kau tidak perlu selalu mementingkan formalitas setiap kali bertemu denganku," ucap Aiden

"Bagaimana mungkin bisa seperti itu? Aku berniat untuk berkeliling, tapi sepertinya aku sudah menuju ke tempat yang salah dengan lancang. Apa aku mengganggu Anda, Yang Mulia Putra Mahkota?" tanya Zoya

"Sama sekali tidak dan kau bebas mau berkeliling ke mana pun di sini," jawab Aiden

"Urusanku di sini sudah selesai. Apa sekarang aku boleh ikut pergi denganmu? Apa kau mau makan bersamaku? Sejak kau datang, aku masih belum menjamumu dengan baik," sambung Aiden

"Baiklah, Yang Mulia Putra Mahkota ... " sahut Zoya

Putra Mahkota Aiden pun memboyong Zoya pergi dari sana karena bagaimana pun juga tidak ada hal baik jika gadis itu lebih lama diperhatikan oleh para petinggi.

"Nona, kau sudah tahu namaku, kan? Panggil saja aku dengan nama," ujar Aiden

"Itu tidak mungkin. Namun, apa sungguh tidak masalah jika Anda meninggalkan para tuan itu?" tanya Zoya yang berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Tidak perlu pedulikan mereka, lagi pula mereka juga akan segera pergi dari sini karena urusan mereka sudah selesai," jawab Aiden

Dari sana, Putra Mahkota Aiden dan Zoya beralih untuk makan bersama. Putra Mahkota Aiden pun menyuruh pelayan untuk menyiapkan makanan.

Saat sedang makan bersama Zoya, Putra Mahkota Aiden meminta pelayan meninggalkan mereka berdua. Selain karena permintaan dari Zoya, Putra Mahkota Aiden justru dengan senang hati saat bisa berduaan hanya bersama dengan Zoya seperti saat ini.

"Bagaimana rasa makanannya? Apa kau menyukainya, Nona?" tanya Aiden setelah selesai makan bersama.

"Luar biasa, makanannya kaya akan rasa. Aku menyukainya dan aku baru merasakan yang seperti ini," jawab Zoya

"Syukurlah, kalau memang sesuai dengan seleramu. Aku senang melihatmu makan dengan sangat baik," kata Aiden

"Apa yang Anda maksud juga termasuk dengan caraku saat makan tadi? Aku hanya meniru dari cara Anda makan. Aku tidak tahu tata krama saat makan karena sejak lahir tinggal di pedalaman hutan. Itu sebabnya aku meminta agar Anda menyuruh pelayan pergi saat kita makan karena sebenarnya aku merasa malu," ujar Zoya

"Aku sungguh tidak mengira jika kau meniru caraku saat makan tadi. Itu tidak terlihat karena kau melakukannya dengan sangat alami," sahut Aiden

"Aku akan menganggap itu sebagai pujian. Terima kasih," ucap Zoya

"Tentu saja, kau melakukannya dengan sangat baik. Namun, jika kau masih merasa tidak percaya diri, apa kau ingin belajar selama kau berada di sini?" tanya Aiden

"Itu pasti akan merepotkan Anda. Apa seperti itu tidak masalah?" tanya balik Zoya

"Tentu saja, tidak masalah dan sama sekali tidak merepotkan. Aku akan mencarikan dan mendatangkan guru terbaik untukmu. Kau tidak perlu merasa khawatir karena aku berharap kau bisa menikmati setiap waktumu di sini," ungkap Aiden

"Tentu saja, aku sangat menikmatinya karena aku merasa senang sejak datang ke sini. Anda sangat baik padaku, Yang Mulia Putra Mahkota. Terima kasih banyak," ucap Zoya

"Akulah yang membawamu ke sini dan kau adalah tamu istimewaku, Nona. Kau tidak perlu merasa sungkan atau pun segan denganku," kata Aiden

"Sebenarnya aku menawarimu belajar untuk menahanmu untuk terus berada di sini. Aku harap jika kau memang menyukainya kau akan menikmati setiap waktu dan merasa nyaman di sini hingga kau tidak lagi ingat dan ingin kembali ke tempat asalmu. Aku memang egois. Namun, kuharap kau bisa mengerti jika semua yang kulakukan untukmu karena aku mencintaimu dan suatu saat aku pun akan menyatakan perasaanku padamu. Saat itu tiba, kuharap kau mau menerima perasaanku ini," batin Aiden

Putra Mahkota Aiden memberi waktu istirahat pada Zoya setelah makan bersama. Putra Mahkota Aiden pun kembali memanggil pelayan untuk mengantarkan Zoya ke kamar.

•••

Keesokan harinya.

Saat bersiap di pagi hari, pelayan yang melayani Zoya memberi tahu bahwa Putra Mahkota Aiden sudah menunggunya untuk sarapan pagi bersama. Setelah itu pun pelayan tersebut langsung mengantarkan Zoya untuk beranjak menuju ruang makan.

Begitu sampai di ruang makan, Putra Mahkota Aiden sudah menunggu dengan duduk di salah satu kursi di sana dan menu makan pun sudah tersedia lengkap. Putra Mahkota Aiden tersenyum saat melihat kehadiran Zoya di sana dan para pelayan langsung meninggalkan ruang makan seperti kemarin meski pun tanpa diminta, sepertinya itu adalah peraturan baru yang dibuat oleh Putra Mahkota Aiden.

"Selamat pagi, Yang Mulia Putra Mahkota." Zoya mencoba buka suara untuk memecah keheningan.

"Silakan duduk, Nona. Mari, kita makan bersama," kata Aiden

"Maafkan aku yang sudah membuat Anda harus menunggu. Semoga tidak sampai membuang waktu Anda yang berharga," ujar Zoya

"Tidak ada yang seperti itu. Aku justru merasa senang bisa makan bersama denganmu. Hanya menunggu sebentar tidak akan jadi masalah," sahut Aiden

Setelah itu, Putra Mahkota Aiden dan Zoya pun mulai makan bersama. Hanya berdua.

"Sebelumnya aku mohon maaf jika Anda harus makan dengan tanpa pelayan yang mendampingi. Karena aku yang merasa malu dan canggung, Anda harus meminta pelayan untuk pergi saat makan bersama denganku. Biasanya Anda pasti tidak pernah seperti ini, namun dengan kebaikan Anda bersedia memenuhi permintaanku. Terima kasih banyak," ucap Zoya

"Sebenarnya terkadang aku merasa risih saat harus makan sambil didampingi oleh pelayan yang terus menunggu sampai makan selesai. Berkatmu aku tidak merasa risih lagi karena sudah meminta mereka untuk pergi. Dari pada itu, aku jadi merasa senang saat kau mau menemaniku untuk makan bersama. Rasanya sepi saat aku harus makan seorang diri di ruang makan ini setelah kedua orangtuaku tiada meski sudah ada pelayan yang mendampingi sekali pun," ungkap Aiden

"Maaf, aku tidak tahu tentang itu dan dengan lancangnya aku menyinggung rasa sedih Anda karena ketidak-tahuanku," kata Zoya

"Tidak masalah. Wajar saja kalau kau tidak tahu karena kau adalah tamu pendatang baru di sini dan jika harus disalahkan, akulah yang salah karena tidak memberi tahu padamu," sahut Aiden

"Namun, harusnya aku berusaha mencari tahu dengan cara bertanya pada pelayan di sini. Sebagai tamu pendatang harusnya aku memiliki wawasan yang diperlukan," ujar Zoya

"Tidak perlu kau pikirkan tentang itu. Rupanya, kita memiliki nasib yang sama karena telah menjadi yatim piatu," kata Aiden

"Anda benar, Yang Mulia Putra Mahkota," sahut Zoya

"Lalu, soal guru yang kita bahas kemarin akan datang mulai besok untuk menjadi pengajar bagimu," ujar Aiden

"Aku mengerti. Aku akan menantikannya dan belajar dengan baik agar tidak sampai membuat Anda merasa malu karena membawa tamu sepertiku untuk datang ke sini," kata Zoya

"Membawamu untuk menjadi tamuku adalah keputusanku dan aku tidak pernah merasa malu dengan perilakumu. Jangan sampai kau terbebani karena merasa ada yang menuntutmu untuk sempurna dengan belajar. Belajar saja dengan baik secara perlahan dan jika kau merasa tidak suka dengan cara mengajar guru yang akan datang besok, kau bisa langsung beri tahu aku agar aku bisa menggantikan guru yang akan menjadi pengajarmu," ungkap Aiden

"Baiklah, aku mengerti. Terima kasih atas kebaikan hati Anda, Yang Mulia Putra Mahkota," ucap Zoya

"Sama-sama, Nona ... " balas Aiden

"Sepertinya masih perlu waktu untuk menjadi dekat denganmu, Zoya. Kau masih terus bersikap sungkan dan segan denganku, kau bahkan belum bersedia memanggilku dengan nama. Aku masih harus bersabar, namun itu tidak masalah bagiku dan kuharap kau akan bersedia menerimaku," batin Aiden

Setelah selesai makan, Putra Mahkota Aiden dan Zoya masing-masing membersihkan permukaan bibir dengan menggunakan kain pembersih yang telah disediakan untuk memastikan tidak ada makanan yang tersisa di luar mulut usai makan.

"Kau bilang kemarin kau pergi berkeliling bersama pelayan. Kali ini apa aku punya kesempatan untuk menemanimu berkeliling, Nona?" tanya Aiden

"Suatu kehormatan jika Anda bersedia menemaniku berkeliling, Yang Mulia. Anda pasti lebih memahami tempat ini lebih dari siapa pun," jawab Zoya

"Jadi, kau sudah sempat melihat tempat seperti apa kemarin dan kali ini ingin nengunjungi tempat apa?" tanya Aiden

"Kemarin aku baru sempat berkeliling sebentar, meski begitu aku menikmatinya karena melihat banyak tempat bagus di sini. Kali ini rencananya aku ingin meminjam buku untuk dibaca," jawab Zoya

"Kalau begitu, kita bisa langsung pergi ke perpustakaan," ujar Aiden

"Aku harap Anda bersedia merekomendasikan buku untuk kubaca, akan lebih baik jika itu semacam buku sejarah agar aku bisa mengetahui lebih banyak tentang kehidupan banyak manusia di sini. Bicara soal ini, aku jadi tidak sabar untuk belajar banyak hal agar aku dapat membantu Anda mengurus masalah yang ada selama aku di sini," ucap Zoya

"Tentu saja, kau pasti bisa melakukan seperti itu," kata Aiden

"Sudah dipastikan kau akan banyak membantuku di masa depan karena kau adalah pasangan yang kupilih untuk mendampingiku seumur hidup. Kita akan bersama-sama menghadapi masalah dan saling berbagi keluh kesah juga kebahagiaan. Kau adalah duniaku," sambung Aiden yang bergumam di dalam hati.

"Namun, apa Anda tidak membuang waktu jika harus berkeliling denganku, Yang Mulia Putra Mahkota?" tanya Zoya

"Sama sekali, tidak. Mari, kita pergi bersama," sahut Aiden

Zoya hanya mengangguk. Keduanya pun bangkit dan beralih bersama untuk beranjak menuju ke perpustakaan Istana Kerajaan.

Dalam hati, Putra Mahkota Aiden merasa senang. Lelaki itu menganggap yang dilakukannya bersama Zoya adalah sebuah kencan. Ia bahkan tidak rela meninggalkan perpustakaan untuk terus bersama gadis yang telah memikat hatinya sampai rela menyuruh ajudan barunya, Ferdy, untuk mengantarkan dokumen yang harus dikerjakan ke perpustakaan agar bisa bekerja sambil terus bersama Zoya.

Setelah dari perpustakaan, alih-alih melanjutkan kerja, Putra Mahkota Aiden justru lanjut berkeliling Istana Kerajaan yang merupakan tempat tinggalnya sejak dilahirkan hanya untuk menemani Zoya.

Meski pun pada akhirnya keduanya tetap berpisah karena Putra Mahkota Aiden tetap harus bekerja dan Zoya harus istirahat. Saat mendengar Zoya berpesan agar dirinya tidak melupakan istirahat, Putra Mahkota Aiden pun merasa sangat senang seolah mendapat perhatian dan kepedulian dari kekasih hatinya. Hingga lelaki itu tampak terus tersenyum selama berada di ruang kerjanya dan tidak merasa lelah seolah telah mendapat jimat penyemangat.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

harus belajar sabar ya. like plus iklan 👍

2024-01-20

1

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Sabar adalah yang utama😪🤭🤭

2024-01-05

1

CherryLips

CherryLips

manisnyaa

2023-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG - Cerita Dongeng.
2 1 - Kabar Duka.
3 2 - Bagai Sambaran Petir di Siang Bolong.
4 3 - Keajaiban.
5 4 - Pedalaman Hutan Daerah Selatan.
6 5 - Penyihir Cantik 3 Waktu.
7 6 - Suku Penyihir Hutan.
8 7 - Tamu Istimewa.
9 8 - Pernyataan Cinta Secara Tidak Langsung.
10 9 - Seolah Kencan.
11 10 - Menjadi Lebih Formal.
12 11 - Aku Menghargai Dirimu.
13 12 - Suatu Kebetulan.
14 13 - Karya Pribadi.
15 14 - Cinta Pertama.
16 15 - Tuan Putri Kerajaan Lomdi.
17 16 - Serangga Beracun.
18 17 - Seekor Harimau.
19 18 - Hewan Buas yang Berbahaya.
20 19 - Daging Setengah Mentah.
21 20 - Memelihara Hewan yang Tidak Biasa.
22 21 - Kriteria Idaman.
23 22 - Sihir Teleportasi.
24 23 - Bermain di Hutan.
25 24 - Kita Adalah Teman.
26 25 - Emosional.
27 26 - Mengamuk.
28 27 - Mengobati Luka.
29 28 - Sembuh Total.
30 29 - Seolah Tidak Peduli.
31 30 - Lolos Dari Penjagaan.
32 31 - Kelalaian dan Keributan.
33 32 - Lebih Berbahaya dan Merepotkan.
34 33 - Aura Sihir yang Kuat dan Jahat.
35 34 - Anak Panah Tanpa Busur.
36 35 - Sihir Pelindung.
37 36 - Siluman Rubah Berusia Ribuan Tahun.
38 37 - Sihir Pengaruh Pikiran.
39 38 - Kembali Pada Wujud Manusia Seperti Semula.
40 39 - Memanggil Dokter.
41 40 - Istana Kerajaan Lomdi.
42 41 - Hukuman Penahanan.
43 42 - Setia.
44 43 - Hidangan Kesukaan.
45 44 - Tidak Ada Perubahan Signifikan.
46 45 - Selamat Pagi.
47 46 - Sungguh Nyata.
48 47 - Mengetes Kemampuan Sihir.
49 48 - Berjanji dan Melakukan Sumpah.
50 49 - Kecupan dan Ciuman.
51 50 - Tersipu Malu dan Salah Tingkah.
52 51 - Merasakan Roh.
53 52 - Pertemuan Terakhir.
54 53 - Terdiam Mematung.
55 54 - Sepasang Kekasih.
56 55 - Untuk Sesaat.
57 56 - Terjebak Dalam Negosiasi.
58 57 - Terasa Nyaman.
59 58 - Tugas Penyelidikan.
60 59 - Imbalan.
61 60 - Interogasi.
62 61 - Hukuman.
63 62 - Secara Langsung.
64 63 - Harus Mulai Bersiap.
65 64 - Bukan Rencana Liburan Biasa.
66 65 - Kalung Pelindung.
67 66 - Mengirim Surat ke Vila Alopeke.
68 67 - Meminta Waktu dan Pengertian.
69 68 - Legenda Ramalan Penyihir Agung.
70 69 - Sihir Transparansi.
71 70 - Kalung Sihir Penjerat.
72 71 - Pedang Pemusnah.
73 72 - Menanamkan Api Suci.
74 73 - Kim Bukan Kimi.
75 74 - Hanya Akan Mencintaimu Seorang.
76 75 - Para Prajurit Jomblo.
77 76 - Kencan Pertama yang Sesungguhnya.
78 77 - Teman Baik Sekaligus Kakak.
79 78 - Bukti Identitas.
80 79 - Sebutan Sayang.
81 80 - Berusaha Menggoda.
82 81 - Perdebatan Kecil.
83 82 - Adegan Film Bollywood.
84 83 - Menunda Kepulangan.
85 84 - Menuju Ke Vila Heydar.
86 85 - Dengan Latar Pemandangan Matahari Terbenam.
87 86 - Menjaga Akal Sehat.
88 87 - Menjadi Saksi Bisu.
89 88 - Meminta Persetujuan.
90 89 - Mengatakan Hal yang Serupa.
91 90 - Makan Bersama Sambil Menikmati Pemandangan Matahari Terbenam.
92 91 - Setelah Mengetahui yang Sebenarnya.
93 92 - Mengungkap Keinginan yang Sesungguhnya.
94 93 - Solusi Terbaik.
95 94 - Mengurus Dokumen Perwalian.
96 95 - Putri Mahkota Negara Kerajaan Tiaret.
97 96 - Menjadi Pasangan Raja dan Ratu.
98 97 - Menurunkan Demam Bayi.
99 98 - Tidak Bisa Tidur.
100 99 - Belum Memiliki Anak.
101 100 - [You're My World] Penerus dan Putra Mahkota.
Episodes

Updated 101 Episodes

1
PROLOG - Cerita Dongeng.
2
1 - Kabar Duka.
3
2 - Bagai Sambaran Petir di Siang Bolong.
4
3 - Keajaiban.
5
4 - Pedalaman Hutan Daerah Selatan.
6
5 - Penyihir Cantik 3 Waktu.
7
6 - Suku Penyihir Hutan.
8
7 - Tamu Istimewa.
9
8 - Pernyataan Cinta Secara Tidak Langsung.
10
9 - Seolah Kencan.
11
10 - Menjadi Lebih Formal.
12
11 - Aku Menghargai Dirimu.
13
12 - Suatu Kebetulan.
14
13 - Karya Pribadi.
15
14 - Cinta Pertama.
16
15 - Tuan Putri Kerajaan Lomdi.
17
16 - Serangga Beracun.
18
17 - Seekor Harimau.
19
18 - Hewan Buas yang Berbahaya.
20
19 - Daging Setengah Mentah.
21
20 - Memelihara Hewan yang Tidak Biasa.
22
21 - Kriteria Idaman.
23
22 - Sihir Teleportasi.
24
23 - Bermain di Hutan.
25
24 - Kita Adalah Teman.
26
25 - Emosional.
27
26 - Mengamuk.
28
27 - Mengobati Luka.
29
28 - Sembuh Total.
30
29 - Seolah Tidak Peduli.
31
30 - Lolos Dari Penjagaan.
32
31 - Kelalaian dan Keributan.
33
32 - Lebih Berbahaya dan Merepotkan.
34
33 - Aura Sihir yang Kuat dan Jahat.
35
34 - Anak Panah Tanpa Busur.
36
35 - Sihir Pelindung.
37
36 - Siluman Rubah Berusia Ribuan Tahun.
38
37 - Sihir Pengaruh Pikiran.
39
38 - Kembali Pada Wujud Manusia Seperti Semula.
40
39 - Memanggil Dokter.
41
40 - Istana Kerajaan Lomdi.
42
41 - Hukuman Penahanan.
43
42 - Setia.
44
43 - Hidangan Kesukaan.
45
44 - Tidak Ada Perubahan Signifikan.
46
45 - Selamat Pagi.
47
46 - Sungguh Nyata.
48
47 - Mengetes Kemampuan Sihir.
49
48 - Berjanji dan Melakukan Sumpah.
50
49 - Kecupan dan Ciuman.
51
50 - Tersipu Malu dan Salah Tingkah.
52
51 - Merasakan Roh.
53
52 - Pertemuan Terakhir.
54
53 - Terdiam Mematung.
55
54 - Sepasang Kekasih.
56
55 - Untuk Sesaat.
57
56 - Terjebak Dalam Negosiasi.
58
57 - Terasa Nyaman.
59
58 - Tugas Penyelidikan.
60
59 - Imbalan.
61
60 - Interogasi.
62
61 - Hukuman.
63
62 - Secara Langsung.
64
63 - Harus Mulai Bersiap.
65
64 - Bukan Rencana Liburan Biasa.
66
65 - Kalung Pelindung.
67
66 - Mengirim Surat ke Vila Alopeke.
68
67 - Meminta Waktu dan Pengertian.
69
68 - Legenda Ramalan Penyihir Agung.
70
69 - Sihir Transparansi.
71
70 - Kalung Sihir Penjerat.
72
71 - Pedang Pemusnah.
73
72 - Menanamkan Api Suci.
74
73 - Kim Bukan Kimi.
75
74 - Hanya Akan Mencintaimu Seorang.
76
75 - Para Prajurit Jomblo.
77
76 - Kencan Pertama yang Sesungguhnya.
78
77 - Teman Baik Sekaligus Kakak.
79
78 - Bukti Identitas.
80
79 - Sebutan Sayang.
81
80 - Berusaha Menggoda.
82
81 - Perdebatan Kecil.
83
82 - Adegan Film Bollywood.
84
83 - Menunda Kepulangan.
85
84 - Menuju Ke Vila Heydar.
86
85 - Dengan Latar Pemandangan Matahari Terbenam.
87
86 - Menjaga Akal Sehat.
88
87 - Menjadi Saksi Bisu.
89
88 - Meminta Persetujuan.
90
89 - Mengatakan Hal yang Serupa.
91
90 - Makan Bersama Sambil Menikmati Pemandangan Matahari Terbenam.
92
91 - Setelah Mengetahui yang Sebenarnya.
93
92 - Mengungkap Keinginan yang Sesungguhnya.
94
93 - Solusi Terbaik.
95
94 - Mengurus Dokumen Perwalian.
96
95 - Putri Mahkota Negara Kerajaan Tiaret.
97
96 - Menjadi Pasangan Raja dan Ratu.
98
97 - Menurunkan Demam Bayi.
99
98 - Tidak Bisa Tidur.
100
99 - Belum Memiliki Anak.
101
100 - [You're My World] Penerus dan Putra Mahkota.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!