Chapter 15

Aku bergegas pergi sebelum Millie bangun, pelan-pelan beringsut dari ranjang agar tidak mengganggu istirahatnya. Dia baru tidur beberapa jam, dan aku tahu tubuhnya sangat membutuhkan itu.

Sementara aku, di sisi lain, tak punya banyak waktu untuk bersantai. Aku yakin pasti menemukan sesuatu yang penting dalam masalah ini jika terus berusaha. Dan sampai itu terjadi, baik Millie maupun aku belum bisa dikatakan aman.

Aku merasa seperti bermimpi ketika dia terlelap dalam dekapanku, semacam mimpi yang tak pernah hadir dalam hidupku. Aku terlalu mendedikasikan hidup kepada pekerjaan sehingga tak sempat memikirkan hubungan jangka panjang dengan seorang wanita, apalagi menikah.

Secara tradisional, wanita memiliki peran spesifik dalam dunia mafia, dan peran itu adalah melahirkan anak sebanyak-banyaknya demi menjaga warisan keluarga yang sudah ada sejak dulu bahkan jauh sebelum mereka lahir. Wanita merupakan penawar, umpan, dan objek yang bisa kau gunakan sampai usang dan kemudian diganti dengan yang lebih muda, lebih segar. Aku melihat hal semacam itu terjadi pada ibuku, dan bersumpah tidak akan pernah menjadi bagian dari golongan pria yang merendahkan wanita. Ayahku menduduki posisi yang sangat dihormati dalam mafia, tapi di rumah dia hanya seorang bajingan kasar dan menjijikkan. Aku tidak mau mengikuti jejaknya dan tersungkur di lubang yang sama. Itulah kenapa aku nyaris tidak pernah memikirkan kehidupan pribadi dengan wanita, terutama jika berujung pada kelahiran seorang anak.

Aku cukup puas menyaksikan para wanita berkeliaran di klubku, dengan sukarela dan tergesa-gesa menyerahkan diri padaku. Sifatku lebih cenderung bebas, tanpa ikatan, makanya aku terkejut begitu menemukan kenyamanan ketika berbaring di sebelah Millie semalam. Aroma buah dari rambutnya menempel di bantalku, dan kasurku menekuk mengikuti lekuk tubuhnya. Dia yang kecil namun terasa sangat pas di pelukanku seolah kami memang diciptakan untuk saling melengkapi. Dan aku hampir terjaga sepanjang malam karena mengagumi perasaan yang begitu baru untukku.

Aku sangat sadar bahwa semakin banyak waktu yang kuhabiskan bersama Millie, semakin jauh pula aku terjebak dalam jeratan kecantikan dan auranya. Situasi terlalu bahaya bagi Millie jika aku membiarkannya, dan lebih berbahaya bagiku jika aku menahannya. Dia memantik api asmara yang tak kusadari ada dalam diriku selama ini, sisi yang menginginkan kehidupan normalnya. Kehidupan yang lurus dan membosankan. Sisi yang tidak keberatan bekerja di siang hari agar bisa pulang dan melalui malam bersamanya.

Tetapi, aku bukan tipikal pria semacam itu. Kami memiliki garis hidup masing-masing, dan lebih baik tetap seperti itu. Demi Tuhan, aku paham betapa banyak perbedaan di antara kami, namun itu tidak cukup untuk menepis hasrat membara yang kurasakan terkait Millie. Mungkin inilah arti dari pepatah 'kau tak bisa memiliki semua yang kau inginkan.'

Beruntung, banyaknya pekerjaan yang menunggu saat ini bisa kujadikan pengalihan, dan aku memulainya dengan melangkah ke kantor. Tom dan Javer sudah berada di dalam, melempar panahan ke papan yang menempel pada daun pintu, hampir mengenai mataku ketika aku membukanya.

"Apa kalian tidak tahu cara tidur?" Aku mengerang, mencabut panahan dari papan dan melemparkannya ke arah Tom. "Omong-omong, bidikanmu sangat buruk."

"Aku baru saja ingin bertanya padamu," kata Javer. "Tom bilang ada sedikit masalah kemarin, kenapa kau tidak meneleponku?" Jam bahkan belum menunjukkan angka delapan dan Javer sudah memulai ceramahnya.

"Tidak ada masalah, kok." Aku duduk di kursi, menarik napas berat. "Millie mengalami mimpi buruk dan aku menemaninya tidur."

Javer memandangku dengan tatapan usil. "Sebelum atau sesudah menidurinya?"

"Aku tidak menidurinya! Kami sama-sama lelah, terima kasih banyak."

"Kau mengira aku percaya pada seorang Orion Alano, yang tidak menginginkan romantisme, hanya tidur bersebelahan dengan seorang wanita tanpa menidurinya?" Javer sungguh memancing amarahku.

"Kau pikir aku tidak bisa menahan diri?" Aku menggeram, tidak terima dengan tuduhannya. "Dia mengalami kejadian yang buruk dan sangat ketakutan. Dan kau mengira aku mau mengambil kesempatan menggodanya ketika dia berada dalam posisi terpuruk?"

Javer menyeringai, mengabaikanku. "Aku hanya ingin membuktikan pendapatku, Orion. Dan kau baru saja menyetujuinya. Ini bukan sekedar upaya melindungi, kau sungguh peduli padanya." Aku tidak bisa mendebat yang satu ini.

"Dan kenapa kalau memang benar itu alasannya?" Apakah itu buruk? Aku selalu mengutamakan pekerjaan, apakah salah jika sekali saja pikiranku berbelok arah?

"Hei, aku pikir itu hal yang bagus." Tom menimpali.

"Diamlah, Tom!" bentak Javer dan aku bersamaan.

"Kalau kalian sudah puas meledekku, bisakah kita lanjutkan pekerjaan?" Aku menggigit roti lapis yang sudah termakan setengah. "Kuharap ada sesuatu yang kalian dapatkan semalaman ini."

"Aku sudah menunggumu bertanya." kata Javer. "Kita berhutang banyak pada Tom dalam penemuan ini. Dia membantuku menggabungkan kepingan misteri yang..."

"Bisakah langsung ke intinya saja?" gerutuku kesal.

"Yah, aku menemukan beberapa hal penting." Tom melanjutkan. "Saat aku meninggalkan kalian tadi malam, aku memeriksa ponselnya siapa tahu ada sesuatu yang kita lewatkan. Ponsel baru yang kau berikan padanya setelah..." Aku menggoyangkan tangan, menyuruhnya lebih cepat. "Well, aku menemukan penyadap di ponselnya. Dua sekaligus."

Aku membelalakkan mata. "Dua?"

Dia mengangguk. "Satu mengarah pada Ernesto, yang menjelaskan dari mana mereka tahu dia sedang berada restoran."

"Dan satu lagi?"

"Inilah yang menarik." Javer tersenyum. "Yang satunya di pasang oleh seseorang dari grup kita. Orang ini menyadap ponsel Millie selama dua belas tahun. Sejak pertama kali dia membuat akun pribadi."

Semua yang baru dijelaskan Javer dan Tom tersusun rapi di kertas yang terbentang di atas mejaku. Aku memperhatikan nomornya dengan seksama, mencoba mencerna informasi aneh ini. Pasti ada kesalahpahaman. Bukankah seharusnya aku tahu jika salah satu orang kami mengincarnya? Bahkan selama dua belas tahun? "Bagaimana bisa?"

"Kami pun sama terkejutnya denganmu. Aku pikir sepertinya orang itu bukan anak buahmu karena kita melakukan pemeriksaan data rutin setiap minggu, dan bisa dipastikan sumbernya berada di luar Amerika."

"Berarti di Italia?" tanyaku. Ini hanya menimbulkan lebih banyak pertanyaan.

"Yep, persis sekali." Javer mengangguk.

Aku mencengkeram rambut, merasa putus asa. "Apakah Alonzo tahu soal ini?"

"Orion... Alonzo-lah yang menaruh penyadap di ponsel Millie." kata Javer ragu-ragu.

Alonzo Gasparo merupakan Don yang memimpin keseluruhan organisasi kami. Selama berpuluh-puluh tahun dia mendominasi dunia kriminal, membawa organisasi kami ke posisi tertinggi dalam sejarah mafia Italia. Dia tak kenal ampun dan penuh perhitungan, dan tidak seorang pun di dunia ini bisa memanipulasi orang lain seperti Alonzo. Setiap keputusan yang dia ambil harus memberinya keuntungan secara pribadi. Dia pemimpin yang kuat, disegani, tapi masanya berakhir ketika kita-kira lima tahun yang lalu dia mendadak memutuskan pensiun dan menyerahkan posisinya padaku, mengacuhkan kedua putranya.

Javer dan aku tumbuh besar bersama kedua putra Alonzo di Italia, tempat dimana kami dilahirkan dan dilatih menjadi pemimpin organisasi di masa depan. Alonzo dan ayahku membutuhkan waktu bertahun-tahun melatih dan menggembleng sampai kami menemukan posisi masing-masing dalam hirarki. Kurasa mereka berpikir aku yang paling menjanjikan, karena mereka mendidikku lebih keras dibanding yang lain, sejak awal memilihku sebagai pemegang masa depan keluarga.

Untuk sekarang, Alonzo masih bertanggungjawab mengurus bisnis di Italia, tapi tidak akan lama lagi sebelum aku mendapatkan seluruhnya.

"Demi Tuhan!" kataku, memukul meja. "Kenapa lebih banyak pertanyaan dari pada jawaban terkait gadis ini? Apakah Alonzo juga mengejarnya?"

"Entahlah." jawab Javer, mengangkat bahu. "Anggap saja begitu, lantas kenapa dia harus mengawasinya selama dua belas tahun? Bukankah banyak kesempatan jika dia ingin mencelakai Millie?"

Seandainya Alonzo menginginkan Millie, dia pasti sudah mendapatkannya sejak dulu. Dan jika Alonzo mengawasi Millie selama dua belas tahun, berarti saat itu usianya juga dua belas tahun. Apa yang dia cari dari seorang gadis kecil Amerika?

Jutaan pertanyaan memenuhi kepalaku, tapi aku tidak tahu bagaimana menyuarakannya. Fakta Ernesto dan Alonzo tertarik pada orang yang sama agak masuk akal, terutama mengingat sejarah bahwa Ernesto telah membunuh istri dan putri kandung Alonzo bertahun-tahun lalu. Kata dendam tidaklah cukup menggambarkan permusuhan di antara keduanya. Kebencian Alonzo terhadap Ernesto sudah mendarah daging, dan anehnya dia masih membiarkan Ernesto hidup bebas sampai hari ini. Mungkin Ernesto tahu Alonzo menginginkan Millie karena suatu alasan, dan dia sengaja menyelinap di antara mereka. Apapun penyebabnya, aku harus bicara langsung dengan Alonzo.

"Kupikir aku harus ke Italia."

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17*
18 Chapter 18
19 *Pertemuan Orion dan Tom
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17*
18
Chapter 18
19
*Pertemuan Orion dan Tom
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!