Chapter 8

Kota New York.

Letaknya hanya di seberang jembatan, tapi selagi aku berdiri di dekat jendela memandangi langit yang berkabut, aku merasa sangat jauh. Disanalah tempat dimana Millie berada. Disana dia tinggal, bekerja, atau berjalan melintasi trotoar menuju kafe untuk minum-minum bersama temannya. Tempat dimana dia pergi berbelanja, duduk di bangku taman sambil memeriksa email dan menikmati kebisingan kota. Paling tidak itulah yang muncul di benakku saat membayangkannya. Aku menaruhnya di bawah pengawasanku sebagai bentuk perlindungan, aku ingin dia tetap aman tetapi di sisi lain aku juga ingin mengetahui lebih banyak tentangnya.

Lima minggu yang membosankan telah berlalu sejak dia keluar dari rumahku dan Ernesto tampaknya benar-benar sudah melupakannya, hal yang kuharap juga berlaku padaku.

Polisi mengijinkan galerinya di buka kembali hanya berselang sehari setelah kejadian penyerangan itu. Di hari Selasa dan Kamis dia akan mengikuti kelas yoga, hari Rabu tinggal tetap di galeri sampai mereka tutup. Pada hari Jumat biasanya dia minum-minum bersama beberapa temannya di bar lokal, menyesap margarita hingga pipinya berubah merah merona. Aku bahkan mengirim Tom ke Rhode Island ketika dia mengunjungi orang tuanya. Hampir tak terbayangkan bagiku betapa normal dan teratur kehidupannya, dan lebih tak terbayangkan lagi karena dia tampak sangat menikmatinya. Aku nyaris tidak mendengar kabar darinya sejak terakhir kami bertemu, meskipun agak mengesalkan, kurasa memang itu yang terbaik.

Kehidupan Millie berpusat di antara keramaian jalan dan bayangan gedung-gedung pencakar langit di kota. Disanalah dia menjalani hari-harinya dengan normal. Sementara disini aku hanya bisa menyaksikannya dari jauh. Seorang pria asing, kejam, dan kesepian.

Suara tulang yang retak di belakangku baru saja membuktikan itu. Inilah kehidupan normalku. Penuh bahaya, kekacauan, dan ancaman, itulah yang aku alami. Tidak ada yang biasa atau bisa di tebak dari keseharianku, dan itu pula persisnya yang kusukai. Millie dan aku hidup di tempat dimana seharusnya kami berada, hanya itu yang harus kuingat. Daya tarik yang dimilikinya perlahan-lahan mulai merasuki pikiran dan mengganggu konsentrasiku. Semakin aku memikirkan Millie Peterson, semakin lambat pula aku tiba di tujuan.

Tersadar akan posisiku saat ini, aku berbalik, menghadapi tantangan seperti yang biasa kulakukan. Dan hari ini tantangan itu datang dalam bentuk manusia bernama Rod. Rod merupakan seorang kontraktor yang terkadang kami bayar untuk pekerjaan bersih-bersih, dan dia tertangkap beberapa minggu lalu karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Ini ketiga kalinya dia ditangkap untuk kasus yang sama, yang menurut peraturan hukum di New York, dia bisa dipenjara selama tujuh tahun.

Alih-alih menutup mulutnya yang cerewet, dia justru membocorkan lokasi salah satu fasilitas penyimpanan kami kepada polisi. Pengiriman suku cadang senjata bukan suatu kegiatan ilegal dan hampir tidak ada undang-undang yang mengaturnya, jadi kepolisian New York tidak bisa menuntutku dengan tuduhan ilegal. Sebagai gantinya mereka menyita barang-barang yang kami simpan disana, dan akibatnya aku harus mengalami kerugian senilai hampir lima juta dolar. Aku bisa menjual barang-barang itu dengan harga dua kali lipat dari pembelian, dan sekarang kesempatan itu sudah lenyap.

Pria ini hanya memiliki tabungan tidak sampai seratus dolar, dia takkan mampu mengganti kerugianku sekalipun dia bekerja seribu tahun lamanya. Jadi malang bagi Rod, karena ada cara lain untuk membayar kesalahannya.

Aku di didik dan di besarkan dalam sindikat kriminal Gasparo, dan salah satu pelajaran yang ditanamkan pada kami sejak kecil adalah membunuh mereka yang pantas untuk di bunuh. Dulunya kebanyakan pekerjaan kotor dilakukan oleh ayahku sebagai kaki tangan Alonzo karena dia tidak akan mau mengurusi hal semacam ini, tapi aku tidak begitu. Aku menangani semuanya, tidak satupun sisi bisnis berada di luar kendaliku. Aku tidak akan menyuruh anak buahku melakukan sesuatu yang aku sendiri tidak mau melakukannya. Termasuk yang satu ini.

Aku ingin wajahku-lah yang dia lihat terakhir kali menjelang detik-detik kematiannya. Aku ingin memperingatkan setiap orang yang berencana mengkhianati kami.

Gagang pisau terasa dingin di tanganku sementara aku mengeratkan genggaman. Aku memilih pisau bergerigi tua yang penuh karat. Ayahku mewariskannya padaku beberapa tahu lalu, itu satu-satunya benda yang menghubungkanku padanya. Well, kurasa dia tidak secara langsung memberikannya padaku. Dia menodongkan pisau ke leherku di hari saat aku menerima surat dari Universitas New York. Aku tidak tahu jalan pikirannya, tapi dia mengira aku hendak memilih masa depan di luar yang sudah dia rencanakan dan dia tidak suka itu. Terkadang, ketika aku ingin mengingat kembali asal-usulku, aku memejamkan mata dan masih bisa merasakan tekanan pisau ini di permukaan kulitku. Mungkin karena itulah aku masih menyimpannya.

Rod menaikkan kepala sedikit sementara aku mendekat, menahan dagunya, dan memaksanya menatapku. Aku berharap menemukan ketakutan dan kepasrahan disana, tapi tatapannya kosong. Dia tahu apa yang sedang dia hadapi, merengek pun percuma karena tidak akan ada jalan keluar.

Dalam situasi normal, aku akan mengulur waktu, menyiksanya selama beberapa hari dan mendeklarasikan kematiannya sebagai peringatan untuk yang lain. Namun, hari ini lain dari biasanya. Aku telah membiarkan diriku terseret ke lubang kelinci Millie Peterson, lalu, sebagai seseorang yang menyukai penderitaan, aku mengakhiri rasa frustasiku dengan kenangan bersama ayahku.

Aku mengangkat pisau tinggi-tinggi, menghujam dengan cepat, menancap tepat di dada Rod. Darah segar menyembur begitu pisauku memutus urat nadinya, dan perlahan-lahan menerbangkan jiwanya. Dia menarik napas panjang terakhir sebelum benar-benar diam tak bernyawa. Pisau di tanganku terjatuh, menciptakan suara berdenting di dalam ruangan sementara Javer dan Damien menatap bingung ke arahku.

"Siapkan mobil." perintahku pada Javer. "Aku mau ke kota."

"Kenapa?" Dia melemparkan tatapan tak setuju, sudah mengetahui kemana tujuanku. Bekerja dengan teman dekatmu bisa menjadi berkah atau kutukan sekaligus.

"Karena aku mau belanja. Apa kau keberatan?" balasku. Aku tidak perlu menjelaskan apapun padanya.

"Ya," dia menyeringai. "Belanja yang kau maksud tidak ada kaitannya dengan wanita, kan?"

Dia dan Damien tertawa.

"Suruh orang lain membersihkan kekacauan ini dan siapkan mobil, sialan!" Aku menyusuri rambut dengan jemariku sambil melangkah hati-hati melewati genangan darah.

Aku mengganti kemeja berlumur darah dengan yang baru dan menunggu Javer di pintu depan. Beberapa menit kemudian, dia keluar dari garasi mengendarai mobilku dan kami langsung melaju ke kota. Aku suka berkeliling sambil memperhatikan orang-orang yang melintas di jalan, dan perlahan rasa sesak di dadaku mulai berkurang.

"Ada tempat khusus yang ingin kau datangi?" tanya Javer, pura-pura tidak tahu.

"Aku hanya ingin memastikan Ernesto tidak mengganggunya lagi." jawabku mengerang, mencengkeram stir kuat-kuat. Hanya Javer yang berani berbicara seperti ini padaku.

"Orion, kau sudah mengawasinya selama beberapa minggu. Tidak ada pergerakan dari anak buah Ernesto. Lagi pula, mengapa kau peduli padanya?"

Mengapa aku peduli padanya? Gadis ini tidak ada hubungan denganku. Aku bahkan tidak mengenalnya, namun entah kenapa aku membiarkannya mengganggu pikiranku, hingga rela berkendara jauh-jauh ke kota untuk sekedar menemuinya. Apa yang begitu istimewa dari gadis ini?

"Aku tahu." bentakku pada Javer.

Aku mengulurkan tangan untuk memukulnya sebelum membuka sabuk pengaman dan turun dari mobil. Javer mengikuti dari belakang.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17*
18 Chapter 18
19 *Pertemuan Orion dan Tom
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17*
18
Chapter 18
19
*Pertemuan Orion dan Tom
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!