“Tidur lah tidak baik ibu hamil tidur larut malam.” Ucap Rafe langsung kembali tidur.
Di negara Indonesia tampak sosok yang tidak lagi muda itu sedang mencerna apa yang baru saja di dengar dan liat dari video call ke anaknya, anak perempuan yang sangat tidak mau di jodohkan, anak perempuan yang ingin membuktikan kalau ia bisa berdiri dengan mandiri tanpa bantuan dari keluarganya yang terbang jauh ke negara timur tengah untuk bekerja juga belum ada setengah tahun sudah menjalin kasih dengan seorang bule. Pikiran pikiran negatif mulai merasuki mamanya Alexia, apakah keputusannya untuk melepaskan salah satu anak perempuannya adalah kesalahan? Apakah dia terlalu membebaskan anaknya itu? Pikiran pikiran itu kini berputar terus di kepalanya.
“Ada apa mam?” Tanya Haga adik laki laki Alexia
“Tadi mama vc dengan kakak kamu Alexia dan dia tidur dengan bule.!” Jawab mama tidak melihat Haga
“Ahkk serius mam, ganteng gak tu bule.?” Tanya Haga dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari sang mama
“Kamu itu ya ga, bukannya khawatir kakak kamu terjerumus pergaulan bebas malah nanyak itu bule gantikan apa gak.!” Kesal mama sambil menyikut perut putra semata wayangnya
”sudah lah mam, kak Alexia sudah gedek ngapai lagi di khawatir in toh, kalau kenapa kenapa tinggal langsung dinikahkan aja selesai kan perkara.” Jawab Haga enteng
“Gak ngerti mama sama jalan pikir kalian satu satu.!” Ucap mama langsung masuk ke dalam kamarnya
Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat dan usia kandungan Alexia kini masuk ke trimester 2, Alexia tidak lagi tinggal di mansion Rafe sehingga membuat Rafe sering berkunjung ke aparteman atau ke mesnya Alexia, alexia juga sudah kembali bekerja tapi tidak di ijinkan untuk melakukan hal hal yang akan membahayakan dirinya dan calon anaknya serta di kehamilannya ini Alexia tidak seperti ibu hamil pada umum nya yang muntah di pagi hari hanya dia sering beberapa kali membuat doni kesusahan untuk menuruti ke inginan Alexia saat sedang ngidam dan untuk sampai saat ini alexia masih belum memberitahukan keluarganya tentang kehamilannya.
“Don…” panggil alexia
“Apa nyet..” doni
“Menurutmu apa aku terima aja si bule itu.?” Tanya alexia
“Ya itu kau lah, kan kau nanti yang jalani sama dia buka aku xia.!” Ucap doni bijak
“Benar juga sih.” Timpal alexia sambil mangguk mangguk
“Buy the way ni ya xia, kau udah tau belum bule mu itu siapa? Yang setidaknya kau tau latar belakang dia bagaimana dan seperti apa karena pernikahan tidak semuda membalikan telapak tangan tau.!” Lanjut doni
“Yang aku tau sih dia seorang pengusaha Don.” Alexia dengan antusias
“Coba kau cari tau dulu si bule siapa, ya kan gak mungkin dong kau terima gitu aja.” Nasehat doni
“Yada besok aku tanya sama bianca aja deh.” Lanjut alexia dan langsung mendapatkan tatapan dari doni. “Kenapa kau don, liatin aku segitunya.” Timpal alexia lagi
“Kau yakin si bianca akan bantu kau.?” Tanya doni yang emang tau kalau bianca tidak terlalu suka dengan alexia
“Ya coba aja dulu, dia mau bantu dan gak itu urusan dia lah Don.” Timpal alexia pasrah
Hari natal sudah dekat semua orang bersiap untuk menyambut hari natal dengan penuh suka cita. Begitu juga dengan alexia yang sangat sangat menikmati masa masa kehamilannya, sebenarnya dia kepengen balik ke Indonesia liburan ini tapi karena kondisinya berbadan dua alexia mengurungkan niatnya.
Rumah sakit Bonn
“Bianca boleh kita berbicara.?” Tanya alexia yang tiba tiba ke bianca yang lagi serius mendekor aula untuk acara natal
”kenapa? Cepatan aku masih banyak kerjaan.!” Lanjut bianca cuek
“Sebenarnya tuan Rafe itu siapa.?” Tanya alexia yang mampu membuat bianca mengehentikan kegiatannya
“Sudah ku peringatkan sama mu ALEXIA jauhi Rafe! Rafe itu bukan hanya pengusaha tetapi dia juga seorang MAFIA yang mengerikan.!” Timpal bianca dengan serius
“Ahhhkk gak mungkin.” Tepis alexia
“Ya sudah kalau kau tidak percaya datang lah ke alamat yang aku send ke kau nanti malam dan kau akan tau siapa sebenarnya Rafe.” Lanjut bianca dan langsung menjauh dari alexia
Jam 20.15 waktu Jerman
Alexia pergi ke Poppelsdorf Palace untuk membuktikan kebenaran dari ucapan bianca, saat Alexia sudah sampai ia terkejut mendengar suara tembakan begitu banyak dari belakang gedung. Alexia mencari tempat persembunyian untuk melihat apa yang terjadi
Dorrr…dorrrr…dorrr
Dorrr….dorrrr…dorrrrrrr
tembakan terus berbunyi hal itu yang membuat Alexia speechless melihat banyak orang bersimbah darah
“Dimana tuanmu.?” Tanya Rafe dan Alexia mengenali suara Rafe
“Sampai ma ti aku tak akan memberi mu ba jing an.!” Ucap pria yang hampir ma ti itu
“Baik lah kalau itu mau mu.! Dorrr….dorrrrr… dorrrr “Rafe menembaki pria itu bertubi tubi tepat di kepalanya.
Alexia terngangak melihat bingasnya seorang Rafe, Alexia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat hingga ia melihat kembali Rafe menusukkan pisau secara membaabi buta tepat di sebalah dada kanan pria yang sudah bersimbah daraah itu sehingga Rafe kecepretan daraah dari orang yang telah di habis in Rafe. Alexia merasa mual dengan apa yang dia lihat dia pun perlahan meninggalkan tempat itu untuk kembali pulang.
Saat sampai di apartemen Alexia langsung menangis ketakutan, membayangkan sosok laki laki yang akan menjadi ayah dari anak anaknya yang begitu kejam dan tak berperasaan. Pantes selama ini bianca memperingatkan ku untuk tidak mendekati Rafe “batin Alexia yang masih menangis senggugukan.” Karena kecapean terlalu banyak menangis Alexia tertidur dengan pulas
“Tok….tokkk…..tokkkk…..Xia…Alexia…..”panggil doni dari luar. Karena berkali kali tidak dapat satuan dari xia doni terpaksa memasukan kata sandi Alexia.
Doni masuk ke dalam apartemen itu saat masuk ia tidak melihat Alexia di ruang tengah, doni langsung menuju ke kamar dan mendapati Alexia tidur di atas karpet denga posisi meringkuk kedinginan seperti bayi. Doni mendekati Alexia, saat tangan doni menyentuh kening Alexia ia terkejut karena Alexia terserang demam tinggi cepat cepat doni membawa Alexia ke rumah sakit tempat meraka bekerja.
“Dokter bagaimana keadaan xia.?” Tanya doni panik
“Tenang Don, xia baik baik saja hanya saja xia jangan terlalu stresss memikir kan apa pun buat dia tertawa kalau bisa habis kan cuti kehamilannya untuk refresing.” Nasehat dokter untuk doni
Doni akan memberitahukannya ke Alexia tapi saat Alexia sadar dari pingsan nya. Saat doni ingin melangkah lebih dekat ke arah Alexia tiba tiba handphone doni berbunyi tampak nomor asing tanpa nama muncul di layar handphone doni segar doni langsung mengakat telepon itu.
“Siapa.?” Tanya doni sopan
“Aku Rafe.!” Timpal Rafe dari dalam telepon dengan suara datarnya
“Lah kok bisa kau dapat nomor ku.?” Tanya doni.
“Jangan nomor mu, nyawa mu saja bisa ku buat melayang kalau aku mau.!” Rafe
Mendapatkan ucapan seperti itu membuat doni terdiam.
“Apa kau bersama dengan Alexia.?” Tanya rafe
“Iya dan dia sedang dirawat.” Lanjut doni membuat rafe kaget
”bagaimana bisa Alexia masuk rumah sakit, apa para maid yang ku tugaskan tidak becus merawatnya.?” Ucap rafe mendongkol
“Mana ku tau rafe. Udah lah kalau mau datang kesini ke rumah sakit tempat aku dan Alexia kerja.” Lanjut doni dan langsung mematikan teleponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments