Rafe yang melihat tingkah Alexia yang biasa biasa saja menurutnya kembali merebahkan tubuhnya dan menarik selimut sampai ke pinggangnya. Alexia mencoba berdiri dan sialnya di langsung ambruk karena tidak kuat menahan rasa sakit sekaligus lemas akibat ulah Rafe. Rafe kembali terbangun dan mendapati Alexia sudah terduduk di lantai. Rafe bangkit dan mencoba untuk membantu Alexia. Tapi belum sempat tangan Rafe menggapai tubuh Alexia, Alexia kembali berteriak.
“Pakai baju mu.!” Bentak Alexia ke Rafe
“What?” Hardik Rafe
“Pakai baju mu tungki, kau gak liat itu mu hidup lagi.” Maki Alexia dan membuat Rafe terkekeh melihat tingkah alexia
“Kau sudah merasakannya, apa kau lupa atau kau mau kita mengulanginya?” Tanya Rafe menggoda Alexia
“Diam lah kau disitu, kau membuat ku seperti hidup segan matipun tak mau.!” Balas alexia
Rafe masih terkekeh dengan ucapan alexia dan memakai Underwearnya saja. alexia melirik ke arah Rafe yang sudah memakai Underwearnya dan duduk di pinggiran tempat tidur sambil menatap ke arah alexia
“Apaaa.!” Tanya alexia galak
“Apanya yang apa.?” Timpal Rafe pura pura bodoh
”Kenapa kau melakukan itu tuan.?” Tanya Alexia
“Karena kau yang memintanya dan aku hanya membantu mu suster.” Ucap Rafe sambil menaikkan sebelah alis matanya.
“Bagaimana kalau aku hamil, soalnya ini minggu subur ku tuan.” Terang alexia panik
“Ya sudah gugurkan saja kandungan mu, gampangkan.!” Ucapa Rafe dalam mode dingin dan datar
“Mengugurkan tuan bilang.? Baiklah aku akan menggugurkannya jika ia hidup di dalam perutku.” Ucap alexia menahan tangisnya dan mencoba berdiri kembali.
Saat mencoba berdiri alexia kembali terhuyung ke depan dan dengan cepat Rafe menahan tubuh Alexia yang hampir jatuh itu
“Minggir lah tuan, aku mau pulang.!” Pinta alexia dengan menahan rasa sakitnya
Rafe kembali duduk dan memperhatikan gerak gerak alexia yang mulai memungut satu persatu bajunya dan melangkah ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi alexia menghidupkan shower dengan deras dan mulai menangisi yang sudah terjadi, berkali kali alexia menggosok tubuhnya untuk menghilangkan tanda merah di tubuhnya tapi tetap saja tanda itu tidak bisa hilang. Tangisannya mengencang dan siapa pun yang mendengar akan merasa pilu mendengar tangisan Alexia. 30 menit berlalu alexia masih tidak keluar dari kamar mandi, Rafe pun mencoba menggedor pintu kamar mandi itu tetapi tidak ada jawaban dari dalam, saat Rafe ingin mendobrak pintu, pintu terbuka dari dalam keluarlah Alexia dengan wajah pucat dan mata sembabnya. Alexia melangkah meninggalkan Rafe yang masih mamatung di depan pintu kamar mandi, alexia mengambil tasnya dan melangkah keluar kamar tanpa berucap sepata kata dengan Rafe. Rafe tersadar dan saat ingin mengejar Alexia ternyata tubuh alexia telah menghilang dari lorong lantai 7 ini. Rafe kembali masuk ke kamar dan langsung tidur.
Pagi pukul 7.00 Alexia kembali bekerja di rumah sakit dengan keadaannya yang kacau. Hingga Doni menghampirinya
“Kenapa xia.?” Tanya doni
“Donn, boleh gak aku cerita tapi plis jangan kasih tau yang lain.” Pinta alexia
Yupss Doni Wenza adalah teman Alexia dari Indonesia mereka sudah kenal lama sejak dari masa kuliah mereka.
“Ya sudah nanti jam istirahat kita ketemu di rooftop rumah sakit seperti biasa ya xia.” Timpal doni menenangkan sahabatnya itu
Waktu berjalan tidak terasa kini sudah waktunya mereka pulang, Doni dan Alexia pun pulang bersama karena emang gak sempat untuk bercerita
“Don, temani aku dulu yok ke Bar prizeotel.” Pinta Alexia manja
“Kita hari ini ada jadwal kursus sertifikat B2 xia, siap kursus aku anter deh kau ke tempat kerja mu itu.” Timpa Doni
“Plisss, aku mau keluar dari sana.” Alexia
“Lah kenapa? Kan lumayan gede gaji disana.?” Doni
“Nanti aku ceritain, sekarang temani aku kesana.” Alexia dengan posisi masih bergelendotan di lengan doni
“Ya uwesss, Ayok tak temani kue kesana.” Doni pasrah
Mereka pergi menggunakan bus, saat di dalam bus Alexia menceritakan semuanya ke doni tanpa ada yang di sembunyiin. Doni yang sedikit ada kemayunya itu tiba tiba menjadi lakik.
“Bang sat itu bule entar kalau aku jumpa dia, aku tempeleng itu kepalanya biar tau rasa.” Ucap doni kesel
“Aihhh sudah lah Don, aku berharap gak kepengen jumpa sama itu cowok.” Alexia dengan menghembuskan nafasnya
“Terus kalau kau hamil, kayak mana ALEXIA.?” Tanya doni menekan kata dari namanya
“Ya sudah terima aja, toh juga aku jauh dari orang tua, terus kan aku emang gak pengen nikah tapi kepengen punya anak dari rahim aku sendiri. Yaa untung untung musibah membawa berkah.” Ucap Alexia menyembunyikan kesedihannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Akila Sarwono
bahasanya masih berantakan n alur critanya sdkt kacau alurnya
2024-01-29
0