Pagi ini Rose dan Rishie sedang menikmati sarapan, sambil membicarakan tentang pekerjaan baru Rose. Ia sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan barunya, namun ia sedikit kewalahan mengerjakan semua pekerjaanya, ia pun teringat Jessy.
"Rishie, aku sudah lama tak bertemu dengan Jessy, bolehkah aku menemuinya?" tanya Rose.
"Ya, tentu boleh, aku akan memberitahu Jhon, agar Jessy di antar ke kantormu saja," jawab Rishie.
"Benarkah, terimakasih, aku sangat merindukanya," ucap Rose kegirangan.
"Ya sayang, kata Jhon, Jessy jg berpendidikan, hanya saja nasibnya kurang bagus. Kalau saranku apa tidak kau coba jadikan dia asistenmu?" ucap Rishie.
"Baiklah, akan ku coba," jawab Rose singkat.
"Bisakah kau memanggilku dengan panggilan sayang atau semacamnya?" pinta Rishie.
"Apa? sayang?" tanya Rose bingung.
"Ya, kita sudah menikah kau, tetap saja memanggilku nama," ucap Rishie.
"Lalu, aku harus memanggilmu apa?"
"Sayang boleh," ucap Rishie manja.
"Hmm, baiklah, SAYANG," ucap Rose penuh penekanan.
"Terimaakasih, sayang, aku berangkat dulu," pamit Rishie sambil mengecup kening Rose. Sedang Rose hanya tersenyum, lalu Rishie mengecup bibir manis istrinya singkat, dan ia berlalu meninggalkan rumah.
Memang semua itu sudah menjadi kebiasaan mereka. Meski sampai saat ini mereka tak pernah menyatakan isi hati mereka yang sebenarnya. Mereka slalu berfikir kalau semua yang di lakukan hanyalah sebuah hubungan sebatas menolong dan membalas sebagai ucapan terimakasih. Mereka mengabaikan sebuah rasa yang setiap hari telah tumbuh di hati mereka.
Rose juga bangkit dari kursinya, dan melangkah menuju mobil, untuk pergi ke kantor. Supir pun melajukan mobilnya, saat sang nyonya sudah duduk manis di belakang kemudi. Tak butuh waktu lama mobil pun telah sampai di parkiran kantor, Rose turun dan langsung masuk ke kantor. Semua karyawan pun menyapa bos mereka. Rise memangbtak suka saat karyawanya terlalu formal padanya, ia adalah atasan yang suka mendekatkan diri pada karyawanya, namun tetap menjaga kewibawaanya.
Rose telah duduk di kursi kebesaranya, memandang laporan yang menumpuk di meja, sesekali ia tersenyum saat membaca laporan.
"Pantas saja pemilik perusahaan ini sebelumnya bangkrut, ternyata banyak tikus got di sini," ucapnya sambil tetsenyum sinis.
"Awas saja jika kalian berani denganku,"imbuhnya. Rose memanghil benerapa staf di kantornya. Dan semua yang di panggil pun sudah tiba di ruangan Rose, mereka masih bingung kenapa mereka di panggil.
"Apa kalian tahu, kenapa akuemanggil kalian?"tanya Rose pada para staf.
"Tidak nyonya," jawab mereka.
"Apa ini!!" bentak Rose sambil melempar beberapa berkas.
Tak ada suara, semua staf saling memandang , mereka ketakutan karena semua keburukan mereka di ketahui sang Bos baru. Mereka menundukan kepala,
"Ayo, cepat jawab!" bentak Rose.
"Maaf, Bos, kami mohon maaf, kami janji tak akan melakukanya lagi?" ucap mereka bersamaan dan dengan Nada memelas.Rose hanya tersenyum, tapi amarahnya masih membara.Ponsel Rose berbunyi, Rose pun mengangkatnya.
"Hallo!" bentak Rose.
"Wow, maaf sayang aku menggagumu, apa ada masalah?" tanya Rishie di seberang sana.
"Maaf, tidak ada," jawab Rose.
"kenapa?, kau baik - baik saja kan, sekarang ? ambilah air minum dan minumlah supaya kau tenang, dan ceritakan ada apa?" ucap Rishie.
Rose pun mengikuti instruksi Rishie, dan
menyuruh para staf itu kembali ke ruangan mereka. Sekarang ia duduk di sofa.
"Apa kau mendengarku?" ucap Rishie.
"Ya, ada apa?" jawab Rose.
"Nanti malam ada pesta, kau harus bersiap, aku akan menjeputmu jam delapan, ok."
"Ya, aku akan bersiap," jawab Rose dan menutup panggilanya. Rose menghela nafas panjang, tiba -tiba pintu ruamganya di ketuk.
"Masuk?" ucap Rose. Pintu pun terbuka, nampal sosok yang Rose kenali, bahkan sangatbia rindukan, senyum pun terukir di wajah cantik Rose.
"Jessy,"panggil Rose, sambil bangkit dari sofa.
"Renata," jawab Jessy sambil berlari ke arah sahabatnya.
"Aku sangat merindukanmu Jessy," ucap Rose sembari memeluk Jessy.
"Aku juga Renata," jawab Jessy .
"Apa kabar? kau sehat kan? kenapa tak datang bermain ke mansion?" tanya Rose.
" Maaf, Jhon tak mengijinkan aku pergi."
"Apa? dasar, kenapa ia lebih gila dari Bosnya," ucap Rose kesal.
"Sudahlah, jangan di pikirkan, yang penting sekarang kita sudah bertemu," ucap Jessy menenangkan Rose.
"Oh, ya apa kau berminat menjadi asisten ku?"
"Apa? asisten? kau tak salah, ingin menjadikan ku asistenmu? kau sendiri tahu siapa aku?" ucap Jessy.
"Hei, kita sama bukan? jadi apa masalahnya?" ucap Rose santai.
"Baiklah, kalau kau menginginkanya, akan ku coba."
"Nah, itu baru sahabat ku," ucap Rose semangat. mereka pun berbincang lama sampai hari yelah sore, Rose dan Jessy pun pergi meninggalkan kantor. Sebelum mencari gaun, Rose mengantarjan Jessy ke apartemen Jhon terlebih dahulu.
Dengan di antar supir, Rose datang ke sebuah butik, untuk mencari gaun yang akan ia pakai. Sesudah menemukan yang cocok, ia pulang ke mansion. Hari pun mulai petang, jam sudah menunjukan setengah delapan, Rose pun sudah selesai bersiap, ia masih duduk di depan meja riasnya menunggu Rishie menjeputnya
posel Rose pun berbunyi, di sebrang sana Rishie memberi tahu bahwa, ia sudah ada di bawah, dengan segera Rose turun menghampiri suaminya.
"Kenapa kau tak naik?" tanya Rose.
"Kalau aku naik, pasti kita akan terlambat,"jawab Rishie enteng.
"Kenapa?? " tanya Rose bingung.
"Karena, aku tak bisa menahan diri untuk menyerangmu," ledek Rishie.
"Sudahlah, ayo berangkat," ucap Rishie.
"Ayo," ucap Rose.
Mereka pun berangkat menuju tempat pesta. Sesampainya di sana Rose turun dari mobil dan menggandeng lengan Rishie, semua mata pun tertuju pada mereka. Pasalnya si pria adalah idola para kaum hawa, sedang wanitanya terlihat sangat cantik. Dengan balutan dres hitam dan make up yang sederhana, membut semua mata yepesona akan kecantikanya.
Pesta pun di mulai semua tamu sudah memenuhi ruanagan, Rishie juga nampak sibuk bercakap dengan mereka.
Rose yang sudah mulai bosan melangkah mencari makanan, dan tiba - tiba ada seseorang yang memanggilnya.
"Renata, hai kau di sini juga? bukanya kau bekerja di Club? sedang apa di sini?" seorang wanita bertanya tak henti pada Rose.
Rose tak menjawab pertanyaa wanita itu, malah sibuk memakan makanan yang ia ambil.
"Hei, kau tuli? dasar wanita murahan! aku tahu kenapa kau bisa ada di sini, pasti ada yang sedang memakai jasamu, apa kau sekarang bukan hanya jadi wanita penghibur? sekarang kau juga jadi simpanan para pembisnis itu?" ucap wanita itu dengan nada sinis. Namun lagi - lagi Rose hanya tersenyum tak membalas ocehan wanita itu.
"Nyonya, tuan memanggil anda," ucap salah satu pelayan.
"Baiklah, terimakasih," jawab Rose, dan ia berlalu meninggalkan wanita yang menghinanya.
Di atas panggung Rishie sudah bersiap memperkenalkan istrinya pada semua koleganya. Rishie pun dengan bangga memanggik sang istri, tak peduli jika di antara mereka adalah pelanggan Rose dulu.
"Maaf, mohon perhatianya sebentar, aku Riahie Edward ingin memperkenalkan istri sekaligus wanita yan amat berarti bagiku, Rose Edward, kemarilah sayang,"ucap Rishie dengan lantang.
Rose pun berjalan ke atas panggung, semua orang kaget, bagi mereka yang mengenal siapa Rose, dan tak hanya mereka,wanita yang tadi baru saja menghinanya, sangat bahkan lebih tepatnya kaget. Ia tak menyangka, jika Rose menadi istri pengusaha muda, Rishie Edward.
"Apa!! tidak..ini tidak mungkin," ucap wanita itu.
BERSAMBUNG..
Hai kawan..maaf buat para pembaca yg sudah menanti ku, inginya bisa up tepat waktu tapi apalah..daya diriku😢 jadi sekali lg maaf. Dan tak lupa aku ucapkan banyak terimakasih buat kalian yg masih setia membaca dan memberi like di cerita ini . see you dan terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments