Jhon melepaskan ciumamya pada Jessy ia memandang wanitanya penuh kerinduan. Jessy pun sama, ia tak henti meneteskan air mata, Jhon meraih tubuh Jessy ke dalam pelukanya.
"Jangan menangis," ucap Jhon.
"Maaf," ucap Jessy.
"Aku yang salah, aku tak bisa mengertimu,"ucap Jhon lagi dengan membelai rambut Jessy.
"Kalau aku bercerita apa kau tak membenciku?"tanya Jessy.
Jhon menggelengkan kepalanya, ia juga tersenyum mendengar Jessy akan bercerita.
Jhon pun melajukan mobilnya menuju sebuah hotel, ia ingin malam ini menghabiskan waktu dengan wanita ya di carinya selama 3 tahun terahir.
Akhirnya mobil mereka sampai di sebuah hotel, Jhon mengajak Jessy masuk, setelah memesan kamar mereka segera berjalan menuju kamar yang di pesan.
Jhon membuka jasnya, ketika telah sampai di kamar, sedang Jessy, ia sekarang duduk di sofa. Jhon lalu memberikan minuman pada Jessy. Setelah tenang, Jessy memulai ceritanya.
"Jhon, aku mau menceritakan semua alasanku sehingga aku berada di sini," jelas Jessy.
"Ceritakanlah," jawab Jhon.
"Waktu itu, bisnis ayah mengalami kebangkrutan, sehingga membuat ayah depresi, dan ia bunuh diri," ucap Jessy, yang tak sangup menahan tangisnya.
"Kematian ayah membuat ibu sangat terpukul, ibu pun jatuh sakit, ia di rawat di rumah sakit, saat ingin membayar aku lupa jika kami sudah tak memiliki apapun."
"Aku berusaha mencarimu, tapi pelayan rumahmu bilang kau sedang di luar negeri, dan mereka tak punya nomer mu."
"Aku, bingung setengah mati, bagaimana cara aku membayar tagihan Rumah Sakit, sampai aku bertemu seorang teman, yang mengenal kan ku pada madam."
"Ya, aku nekad menerima tawaran temanku, dari pada aku harus membuat ibu dalam bahaya."
"Akhirnya semua administrasi, telah di urus oleh anak buah madam, dan aku pun memenuhi janjiku pada madam."
"Aku di bawa ke Mexico, sampai di sana ternyata aku di jadikan wanita penghibur di club madam."
"Aku ingin kabur dari sana, tapi Ibu adalah alasanku bertahan di sana."
"Namun, semua yang ku lakukan, semua pengorbanan ini ternyata tak berarti, Tuhan lebih menyayangi Ibu, ya..Ibu meninggal."
"Dan aku kira setelah ibu meninggal, aku bisa bebas begitu saja dari madam, tapi, aku tak bisa, karena hutangku untuk pengobatan Ibu sangat banyak. Aku terpaksa tetap bertahan di sana menunggu akan datangnya sebuah keajaiban."
"Sampai Rose datang, aku tak pernah menyangka dia adalah penyelamat yang tuhan kirim untu ku, aku ingat saat pertama kali ia datang dan melayani tamu pertamanya, yaitu tuan Rishie."
"Teryata mereka membebaskan ku dari tempat terkutuk itu, dan mempertemukan kita," Jessy mencoba menceritakan semua kisah yang membawanya ke Mexico.
Jhon masih diam, namun diamnya bukan karena kemarahanya pada Jessy, melainkan
rasa bersalahnya, karena telah mengacuhkan Jessy, hanya karena tak mau mengatakan alasan ya berada di Mexico.
Jessy yang melihat raut wajah Jhon, langsung berdiri, dan berjalan meninggalkan Jhon yang masih diam tanpa kata. Namun ketika melewati Jhon tangan Jessy di tahan, ia lalu menghentikan langkahnya, dan membalikkan badan menghadap Jhon.
"Maaf," ucap Jhon, kata yang tak pernah Jessy bayangkan keluar dari mulut pria dingin ini.
Jessy tak menjawab, karena ia masih tak percaya. Ia masih menatap Jhon dengan rasa tak percayanya. Pria yng kemarin marah dan bersikap dingin padanya kini meminta maaf.
"Apa, kau tak memaafkan aku?" tanya Jhon.
"Aku, memaafkanmu, tapi aku bukanlah Catterin mu Jhon," ucap Jessy terisak.
"Aku tak pernah mempermasalahsa itu," jawab Jhon santai.
"Jhon, bahkan aku sudah tak suci lagi," ucap Jessy, masih terisak.
"Kalau tuan Rishie saja bisa menerima keadaan nyonya Rose, yang tak pernah ia kenal sebelumnya, kenapa aku tak bisa menerima mu, karena kau adalah kekasih ku," jawab Jhon.
"Apa, aku salah dengar?" tanya Jessy.
Jhon menggelengkan kepalanya, ia bangkit dari duduknya, segera ia meraih tubuh wanita yang ada di depanya, ia meluk erat Jessy, melupakan segala kerinduanya. Begitu juga Jessy, ia meluapkan semua rasa rindunya.
Jhon melepaskan pelukannya, perlahan ia mendekatkan wajahnya, dan ia pun mencium bibir Jessy, tanpa paksaan Jessy pun menyambut ciuman tersebut. Mereka sling bertukar Saliva, saling memberi kehangatan yang telah hilang selama 3 tahun.
Ciuman yang tadinya, biasa kini berubah, Jhon mulai nakal, tanganya sudah jalan - jalan ke seluruh tubuh Jessy. Jessy sangat paham akan kelakuan Jhon, ia tahu bahwa Jhon menginginkan lebih dari ciuman, meski selama mereka bersama, tak pernah melakukan hal yang Lebih dari sebuah ciuman.
Jhon pun menggendong tubuh Jessy, membaringkannya di ranjang, dengan perlahan ia, melepas semua, pakaian yang Jessy kenakan, ia pun memulai mencumbu Jessy.
Setelah merasa puas, ia segera melepaskan semua yang ia pakai, dan segera memasuki lubang kenikmatan surga dunia yang ada di depanya.
Jessy hanya menikmati setiap sentuhan Jhon, kadang ia pun mendesah. Dan malam ini menjadi saksi bertemunya kembali cinta Jhon dan Catterin.Bertemunya sebuah cinta yang telah lama terpisah. Dan kini menyatu dlam sebuah cinta.
°Kamar hotel RR(Rose dan Rishie)
Desahan Rose, terdengar mesra di kegiatannya bersama sang suami, tak kalah dengan Jhon, Rhisie terus menyerang istrinya, meski tadi sore, ia sudah melakukanya, namun malam ini, ia pun tak mau melewatkanya.
Jam di atas sudah menunjukan pukul tiga pagi, setelah mencapai klimaks yang entah sudah berapa kali, akhirnya Rishie menghentikan seranganya pada istrinya.
Rose yang sudah kelelahan, pun langsung terlelap memasuki lam mimpinya dalam dekapan sng suami. Rishie menyelimuti tubuh polos sang istri, mencium puncak kepala Rose, dan memeluknya.
"Terimakasih Rose, sudah bersedia menjadi istriku, teman hidup ku dan menjadikan ku sebagai imam mu, meski semua ini harus di awali dengan, sebuah alasan," ucap Rishie.
Dan malam ini menjadi malam yang indah bagi ke dua pasangan ini, Rose,Rishie dan Jessy, Jhon. Tanpa mereka sadari tihan telah mempertemukan mereka dalam sebuah cinta.
Pagi.
Kamar RR( Rishie, Rose )
Rose membuka matanya, ia melihat Rishie yang masih terlelap, ia bangkit dari ranjangnya untuk membersihkan diri.
Lima menit kemudian, Rose selesai dan keluar dari kamar mandi, un suaminya masih setia di lam mimpinya. Rose mendekat dan duduk di tepi ranjang, ia menatap wajah lelaki yang kini yelah menjadi suaminya.
Ia mengingat semua masa lalu yang ia lalui beberapa tahun yang lalu, saat ia harus menerima kenyataan yang pahit, saat ia kehilangan kesucinya dan saat ia harus bekerja. sebagai pemuas nafsu lelaki.
Rose sangat bersyukur atas semua yang Tuhan berikan padanya, meski ia sadar hubungan yang ia jalani ini hanyalah sandiwara.
BERSAMBUNG..
Hai..kawan ribuan kali aku ucapkan banyak terimakasih, untuk kalian yang masih mau membaca tulisan ku ini. jangan lupa tinggalkan jejak ya, dengan menekan like.😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments