Cerita Kita

Cerita Kita

Kehancuran

..." Jangan Pernah Berharap Pada Manusia "...

Cyra Angelina tampak cantik dengan Gamis putihnya dan memakai Hijab Grey yang menutupi rambutnya. Tampak Elegan dan menampakan Baby Bump yang kini usianya sudah tujuh bulan. Dan saat ini juga sedang melangsungkan acara syukuran tujuh bulanan Cyra.

"cantik banget bumilkuuu..." begitulah katanya. Cyra memeluk sahabatnya yang datar jauh-jauh dari Jogja ke Jakarta.

"nginep disini aja ya ontyyyy..." ucap Cyra pada Nadia sahabatnya sedari kecil.

"maaf baru bisa kesini, kerjaan disana banyak Ra. Aku juga kesini sama bos aku yang kebetulan ada pertemuan dikota ini." jelas Nadia.

"nggak papa Nad, aku tau kamu itu sibuk banget." ucapnya dengan penekanan yang membuat Nadia cemberut.

"assalamualaikum Kakakku yang paling cantik." suara itu membuatnya menoleh.

"waalaikumsalam cantiknya kakak, udah datang dek. Mas Andi mana?." tanya Cyra pada Rani adiknya, dan Andi adalah Kakaknya. Kedua orang tuanya meninggal saat sebulan setelah Cyra menikah karena insiden kecelakaan. Rani Tinggal bersama Andi yang sudah berkeluarga dan tinggal dikota Bogor karena tempat kerja kakaknya ada disana.

"itu disana."

"kamu udah gede ya Rani." gadis berusia lima belas tahun itu menoleh menatap Nadia dengan lekat.

"kak Nadiaaaa!" pekik Rani yang kegirangan. Mereka berpelukan lama sekali, Nadia juga asli orang Jakarta hanya saja dia mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar yang ada di Jakarta. Namun karena Kinerjanya bagus jadi Nadia dioper ke Jogja diperusahaan Cabang dan difasilitasi apartemen disana.

"onty Rara..." Cyra menoleh menatap Bocah mungil yang ada dalam pangkuan Sekar, yang tak lain adalah kakak iparnya. Cyra segera menyalimi Sekar dan kemudian mencium pipi gembul Bella.

"Sehat dek?." tanya Sekar.

"Alhamdulillah mbak. Mas dimana?." tanya nya pada Sekar.

"lagi bantu suami kamu angkatin meja." Cyra mengangguk mengerti.

"haiii Belaa..." sapa Nadia.

"Hei Nad, Sehat ?." tanya Sekar padanya. Nadia tersenyum manis dan menyalimi Sekar.

"Alhamdulillah Baik mbak. Mbak gimana sekeluarga? Vino kemana mbak?." tanya nya lagi.

"Alhamdulillah baik semua. Vino ikut mas Andi katanya mau bantuin papanya." Andi dan Sekar sudah memiliki dua anak, yang pertama adalah Vino berusia tujuh tahun dan yang kedua adalah Bela yang berusia dua tahun setengah.

"sini Bela sama Onty ajaaa." ucap Nadia dengan senang hati. bela langsung nempel pada Nadia dengan senangnya.

"gumushhhnyaaaaa." Nadia menciumi pipi Bela, yang membuatnya kegelian dan tertawa lepas. Cyra mengelus perutnya saat merasakan tendangan pada kandungannya.

"nendang ya dek?."tanya Sekar.

"iya mbak. Heheheh." Cyra menatap Gita yang mama mertua yang sedang menyambut para tamu, alias tetangga-tetangga yang diundang keacara syukuran ini. Cyra segera ikut bergabung menyambut mereka semua.

Semua tampak baik-baik saja dan acara juga sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Cyra duduk dengan nyamannya diatas karpet bulu. Ibu-ibu dan bapak-bapak sudah duduk ditempat duduknya masing-masing.

"mana suamimu?." tanya Nadia pada Cyra. Dan akhirnya melihat suaminya bersama dengan Andi. Cyra tersenyum manis saat menatap nya. Dan mulailah acara syukuran dilangsungkan.

Semuanya berjalan dengan lancar,Cyra mengelus kembali perut buncitnya yang kembali merasakan tendangan. Para tamu sedang mengantri mengambil makanan masing-masing, tak lama ada seorang wanita yang datang setelah acara itu selesai dan menghampiri Gita sang mama mertuanya.

"Alhamdulillah acaranya lancar." ucap Cyra bersyukur. Tiba-tiba Gita menatap Cyra dengan tatapan sinis dan penuh dengan amarah.

"kamu bener-bener wanita nggak tau diuntung!!!" suara teriakan itu membuat semua atensi orang melihat kearah Cyra dan Gita. Bahkan Sekar yang tak jauh dari sana pun terkejut mendengarnya.

"kamu sudah membohongi kami semua Cyra. hebat akting kamu selama iniii!!!" Cyra semakin kebingungan saat Gita mengatakan hal itu.

"maksud mama apa? Cyra nggak ngerti ma." sangkalnya, karena memang ia tak paham ada apa yang terjadi sebenarnya. Suami Cyra segera menghampiri dan menyodorkan sebuah surat keterangan dari rumah sakit padanya. Cyra segera membaca isi Surat itu dan seketika kepalanya menggeleng kuat.

"nggak!!! Ini pasti bohong!!! Ini bohong mas. Ini nggak mungkin!!!" pekik Cyra histeris.

"dekk... Astaghfirullah, istighfar dek. Jangan emosi dulu." Ucap mba Sekar mencoba menenangkan iparnya.

"aku Mandul Cyra!!! Aku Mandul!!!!!!! Anak siapa yang kamu kandung hah!!! Anak siapaaaa????!!!!." Luruh sudah airmatanya tak bisa ditahan lagi. Apa-apaan ini semua, Cyra tak mengerti dengan semua ini.

"Demi Allah mas, ini anak mas. Anak kita! Surat itu palsukan mas." ucap Cyra membela. Semua orang menjadi diam menonton pertengkaran rumah tangga itu. Andi sampai diam mematung ditempatnya saat mendengar hal itu. Gita sudah menangis histeris ditenangkan oleh tetangga.

"Arghhhhhhh!!!! sialaannnn!!!." umpatnya.

"Kamu udah bohongi kita semua Cyra. Ini adalah tes kesehatan aku, Kemarin aku cek kesehatan aku karena memang aku ragu selama ini bahwa itu anakku. Dan kamu lihat Cyra! Kamu lihat ini hasilnya sudah keluar dan lihatlah dengan baik-baik Cyra. Aku Mandul! Aku tidak akan mungkin bisa membuat kamu hamil apa lagi memiliki seorang anak!." Cyra diam ditempatnya, kakinya terasa begitu lemas sekali. Sampai Nadia dan Sekar mencoba menahannya.

"ini bohong kan Nad, ini nggak bener kan! Ini cuma mimpi kan Nad." lirih Cyra begitu memilukan.

"cukup kamu mempermalukan keluarga ini Cyra. Sekarang pergi dari sini!!!." usir Gita sang ibu mertua.

"mulai detik ini, Cyra Angelia! Aku talak Kamu!!."

Duarrrr!!!!

Seperti tersambar petir disiang bolong. Semua terkejut mendengar hal itu terlebih Cyra yang sangat shock. Andi mengepalkan tangannya kuat saat mendengar hal itu.

"apa-apaan kamu ini!!" marahnya pada suami Cyra.

"Apa mas? Mas mau marah? Seharusnya mas tanya adik mas! anak siapa yang ada dalam kandungannya!!!!." bentaknya emosi. Andi menarik kerah kemeja nya dengan kuat.

"mas.. Mas Andi tenang mas." warna dan pak RT mencoba melerai.

"cukup mas. Malu mas, malu, masih banyak warga disini. Kita bicarakan ini secara kekeluargaan mas." ucap pak RT. Akhirnya Andi melepaskan cekalannya.

"baiklah bapak-bapak, ibu-ibu sekalian terimakasih atas waktunya yang menyempatkan hadir keacara ini. Bapak-bapak dan Ibu-ibu bisa kembali kerumah masing-masing. Karena ada kesalah pahaman, dan harus segera diselesaikan. Mohon maaf sebelumnya." Akhirnya warna langsung berpamitan pulang kerumah masing-masing.

"anak siapa Dek? Ini anak siapa?." tanya Andi dengan lirih. Andi sampai menjambak rambutnya frustasi.

"Masss!! Tolong jangan begini kasihan Cyra. Sebaiknya bicarakan dulu dengan suaminya Cyra. Jangan ditekan seperti ini, Cyra sedang hamil mas." ucap Sekar. Kini pandangan Cyra buram, ia merasa dadanya begitu sesak sekali. Cyra merasakan perutnya sakit sekali sampai menggenggam tangan Nadia dan Sekar dengan kuat.

"awhhhhh.... Sakit mbaaa." pekiknya merasa begitu sakit.

"Ra.. Ra kamu kenapa Ra?." Nadia panik.

"aaaaaa....." pekiknya dengan kuat. Pandangannya menggelap dan Brukkkk....

Untung saja Sekar dan Nadia menahan tubuh Cyra, sehingga tidak jatuh kelantai. Andi yang panik langsung.membopongnya dan membawanya pergi kerumah sakit terdekat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!