Apa kita saling kenal?

Mereka berpesta disana. Cyra hanya duduk disofa empuk dengan Zarrel dalam stroller yang sudah terlelap. Ia melihat semua orang senang memakan cemilan dan karaoke bersama. Namun pandangannya menatap pria dengan kemeja hitam yang dengan santainya meneguk minumannya. Cyra segera bangkit dan membawa stroller Zarrel kesana Namun saat sudah dekat pria itu hanya lewat disebelahnya tanpa meliriknya sedikitpun.

Deg....

Cyra tertegun, Pria itu seperti orang asing yang tak kenal dengannya. Ia berbalik dan menatap nya yang tengah mengobrol dengan seseorang. Airmata Cyra menetes begitu saja dari pelupuk matanya. Rasanya senang bisa melihatnya la:gi, Melihatnya sudah kembali berdiri dan berbincang dengan orang lain. Tapi dibalik rasa senangnya, ada rasa sedih saat dia tak menyapanya. Rasa sesak menyeruak dalam dada Cyra. Ia tak bisa, ia hanya bisa menatapnya dari kejauhan.

"Tapi kenapa? Apa dia melupakan aku?." Gumam Cyra. Ia perlahan mendekat saat teman bicaranya hendak pergi.

"Mas Zean." Panggil Cyra. Yap benar sekali, yang Cyra lihat pria dengan kemeja hitam itu adalah Zean. Pria yang tadi pagi dijenguk olehnya dirumah sakit kini sudah berdiri dengan sehatnya. Alis Zean terangkat saat Cyra memanggilnya seperti itu.

"Apa kita saling kenal?." Senyum Cyra yang tadinya mengembang kini menyurut saat Zean mengatakan hal itu.

"Apa mas bercanda?." ucap Cyra lirih. Zean berdecak, wajahnya begitu datar dan nada bicaranya dingin tak selembut biasanya.

"Bercanda? Saya tidak mengenal Kamu. Kamu membuang waktu saya." Cyra tertegun saat mendengar nya lagi. Ia mencoba tersenyum saat menatap Zean yang tampak tak suka dengannya.

"Alhamdulillah kalau mas udah siuman, Aku seneng lihatnya. Terimakasih mas." ucap Cyra tak jelas seperti itu. Zean pergi begitu saja tanpa berbicara lagi. Hati Cyra terasa melengos, Ia menoleh menatap punggung Zean yang mulai menjauh.

"Nona..." Cyra menoleh saat Bara memanggilnya.

"Pak Bara... Mas Zean.."

"Maaf Nona. Tuan mengalami amnesia, Dia melupakan setengah ingatannya." Cyra terkejut mendengarnya. Pantas saja Zean tak mengenal dirinya. Cyra hanya menggunak lemah.

"dimana Nad–."

"Disini." Cyra tersenyum saat melihat Nadia. Namun Nadia memeluknya erat. Cyr atak mengerti kenapa dirinya begitu.

"Sabar ya raa... Tuan Zean pasti bakal inget lagi sama kamu." ucap Nadia.

"Eh... Bukankah lebih baik kaya gini Nad. Oh ya Nad, Pak Bara. Maaf banget, bukannya gak bisa lama. Tapi Zarrel kasihan kalau tidur di stroller." jelas Cyra.

"Nggak papa kali raa.. Ayo aku anter ke apartemen." tawar Nadia.

"Nggak usah Nad. Aku aja, Lagian ini acara kamu. Aku tunggu dikamar ya ."

"Pak Bara." Bara mengangguk, Ia kasihan melihat Cyra yang sangat ingin bertemu dengan Zean saat Dirinya dirawat. Namun saat siuman Zean justru tak kenal dengannya. Setelah kepergian Cyra, Nadia dan Bara saling diam.

"Kasihan Nona..." ucap Bara tak enak hati saat melihat Cyra dengan senyum manisnya yang menyapa Zean. Namun Zean tak mengenalinya, Artinya Cyra orang asing sekarang. Nadia menggenggam tangan Bara.

"Cyra bukan Gadis lemah tauuu..." Nadia mencubit pinggang bara sehingga dirinya meringis.

"Maaf sayang..." Pipi Nadia bersemu saat Bara memanggilnya sayang. Bara mengusap pipi Nadia dengan lembut.

...****************...

Flash Back On...

Bara sedang menyesap kopi hitamnya dirumah sakit, Mendengar kabar bahwa tangan Tuannya bergerak ia menjadi membawa setengah pekerjaan nya kerumah sakit. Bara sesekali menatap Zean yang ada di banker rumah sakit. Melihat tangannya yang kembali bergerak membuat nya segera beranjak dari sofa dan duduk disebelah kursi banker. Ia melihat mata Zean beberapa kali mengerjap dan perlahan terbuka.

"Tuan..." Bara antusias saat melihat Zean menatapnya.

"Sa-saya akan panggilkan dokter.." ucap Bara segera menekan tombol didekat banker. Tak lama Dokter datang dan memeriksa keadaan Zean. Bara sangat senang melihat tuannya sudah siuman, Dokter mengatakan Zean melewati masa kritisnya, Bahkan luka diwajah dan tubuh Zean sudah mengering dan sudah kembali tampan seperti biasanya.

"Kenapa saya disini?." tanya Zean asal. Bara dan dokter merasa aneh dengan sikap Zean. Dokter kembali mengecek dan bertanya akan beberapa hal dan dapat dokter simpulkan bahwa Zean amnesia, Namun tidak semuanya. Dalam artian Zean kehilangan ingatannya sebagian, Tapi Dokter sudah memberi pengertian tentang menangani Zean.

Flash back Off...

Begitulah ceritanya, Zean menjadi begitu asing dan tak sehangat biasanya. Menurut Bara, Kehadiran Cyra berpengaruh juga untuk Zean. Dan Begitulah cerita Zean bisa sampai hadir diacara malam ini karena Zean tak ingin terus-menerus dirumah sakit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!