Malam ini Cyra lembur dikedai dengan ditemani bara dan Nadia tentunya. Karena oven besar ada dikedai, ia membuat adonan dengan dua mesin sekaligus dan baru mendapatkan setengah porsi rotinya. Dan ini adalah adonan terakhir untuk malam ini. Cyra akan melanjutkan nya besok pagi, Kasihan Zarrel jika harus dibawa lembur. Nadia juga membantunya dan Zarrel berada dalam pangkuan Bara.
"Besok bisa aku titip Zarrel kekamu Nad?." tanya Cyra pelan.
"Bisa kok, Lagian besok cuma perisapan buat acara. Jadi aku juga bisa santai, dan aku bawa Zarrel kekantor. kamu jangan lupa papping ya buat stok anak aku." ucap Nadia membuat Cyra tertawa.
"Maaf ngerepotin kamu ya Nad."
"No jangan bicara gitu. Santai sama aku, iyakan sayang." ucap Nadia sedikit keras membuat Bara yang duduk dikursi luar menoleh.
"Ada apa?." tanya Bara dengan santainya.
"Udah sih iyain aja ." ucap Nadia nyeletuk membuat Bara yang menggendong Zarrelpun hanya mengangguk. Cyra tersenyum melihat mereka. Cukup lama mereka di kedai dan akhirnya Oven itu berdering, Cyra segera mengangkat roti itu dan membiarkannya terkena angin-angin dari kipas angin dengan suhu kecil.
Setelah selesai mereka pulang bersama ke apartement. Bara sudah tinggal dengan Nadia dikamar apartemen Bara dan Cyra berada diapartement Nadia yang dulu. Pukul sebelas malam mereka pulang keapartement masing-masing. Cyra membersihkan diri setelah meletakkan Zarrel di baby boxnya.
...****************...
Zean sudah berada dikamar hotel nya, Ia tak tidur bersama kekasihnya. Kamar mereka bersebelahan, Zean sangat menghormati kekasihnya. Zean duduk diatas ranjang empuknya dengan menggenggam ponsel usang itu, Ia mencoba menyalakannya. Karena tadi Zean banyak pekerjaan jadi tak sempat membuka ponselnya, Dan sekarang ponsel itu mulai menyala dengan perlahan.
Cukup lama Zean menunggu dan setelah itu ponselnya menyala. Yang pertama kali Zean lihat adalah wallpaper seorang gadis memakai Hoodie dress dengan perut buncit yang duduk disebuah sofa.
Deghhh....
Jantungnya berpacu dua kali lipat dari biasanya. Zean mencoba membuka ponselnya dan masuk keberadaan. Ia menyalakan koneksi datanya dan puluhan telfon dan pesan masuk kedalam ponsel itu.
"Siapa dia?." Kepala Zean mulai berdenyut nyeri saat mencoba mengingatnya.
"Awshhh..." Ringisnya. Zean memegangi kepalanya dan diam sejenak. Ia mencoba tak memaksanya untuk berfikir akan kejadian itu. Setelah Zean sedikit tenang ia membuka salah satu pesan yang masuk terutama dari Cyra.
Cyra:
'Assalamu'alaikum mas, Hari ini aku jenguk mas lagi. Bawain nasi goreng yang mas mau...."
Cyra:
Mas apa kabarnya? Maaf aku belum jenguk mas lagi, Ada sedikit masalah.
Cyra:
Hai Mas.. Cyra mau kasih tau, Baby udah lahir. Dia ganteng banget, Sesuai sama yang mas prediksi waktu itu kalau Baby bakal cowok dan ganteng banget. Mas Tau nggak, Namanya Zarrel.
Jantung Zean bergegub begitu kencang, Ia sampai memegang dadanya. "Zarrel" Gumamnya sendiri, Ia seperti tak asing dengan nama itu. Zean kembali membaca puluhan pesan itu. Dan kini ia membaca pesan dari Bara.
Bara :
Send a photo
Masakan Nona Cyra. Ini sangat enak Tuan.
Bara:
Send a photo
Nona sedang flue, Kasihan sekali Nona Tuan.
Jadi Foto yang menjadi wallpaper ponsel Zean adalah Foto yang dikirimkan oleh Bara. Gadis Cantik yang dengan santainya duduk disofa dengan menampakkan Baby bump nya. rambut hitam yang tergerai membuatnya semakin cantik. Kepala Zean kembali berdenyut dan seakan berputar. Terlintas di kepalanya Saat kecelakaan itu terjadi dan Zean menggenggam ponsel nya dengan erat serta menatap foto yang menjadi wallpaper nya.
"Cyra..." Lirih Zean dan ia kesakitan memegang kepalanya.
"Arghhhh...." teriaknya. Zean mematikan ponsel itu dan mencoba meminum obatnya. Zean mencoba menenangkan pikirannya agar tidak terlalu memikirkan kejadian kecelakaan itu.
...****************...
Cyra sudah banyak Pupping karena ASI-nya melimpah jadi Ia sengaja menstok banyak asinga dalam lemari pendingin khusus Asi untuk Zarrel. Kini Ia sudah berada dikedainya dan kedai tutup untuk hari ini. Ia melanjutkan membuat pesanan untuk perusahaan Zean. Selagi menunggu Roti dioven jadi dan Adonan selesai diaduk Ia menyusun roti-roti tersebut ditempat yang sudah Ia beli sebelumnya.
"Semoga aja Zarrel nggak rewel dan nyusahin Nadia." gumam Cyra yang dengan semangat mengerjakan semuanya.
Beberapa jam Berlalu ....
Semua sudah siap Bahkan Bara dan anak buahnya sudah membawanya masuk kedalam kantor. Cyra memakai Pakaian putih seperti koki, dan Rambutnya Diikat agar tak menganggu makanannya. setelah semua rotinya masuk, Kini Cyra juga masuk dan mulai duduk dikursi yang sudah disediakan untuk menjaga meja yang berisikan Roti untuk jamuan.
"Nona.."
"Bara jangan panggil aku seperti itu. Kamu udah kaya keluarga ku karena Nadia Juga keluargaku. Jadi jangan seperti itu." Bara tersenyum kikuk dan mengangguk.
"Dimana Nadia?." tanya nya.
"Sebentar lagi akan kesini bersama Zarrel." Cyra mengangguk. Beberapa tamu sudah datang dan karyawan sudah bersiap diacara itu. Ruangan menjadi begitu ramai dan Ia melihat Nadia bersama Zarrel disana. Bara sudah menyiapkan tempat untuk meletakan Zarrel didekat Cyra. Sebenarnya tidak tega jika putra kecilnya harus ikut kedalam acara ramai seperti ini. Untung saja diruangan ini dilarang merokok jadi Zarrel aman dan terbebas dari asap rokok.
Saat lampu menyorot pasangan sejoli yg sangat serasi itu Mata Cyra terus menatap nya. Menatap Pria yang tentunya ia kenali, Saat melewatinya tiba-tiba Zean menoleh menatap Cyra. Pandangan mereka bertemu setelah sekian lama, Cyra membungkuk hormat dan tersenyum manis. Ia tak ingin mengacau dikantor Zean. Beberapa bodyguard yang diperintahkan Bara menjaga Cyra dibelakangnya. Ada dua orang bodyguard yang berdiri dengan tegas dibelakang Cyra. Mereka sangat patuh pada Bara dan Zean tentunya.
Para tamu mulai mengambil roti dan makanan lain yang sudah disediakan oleh Perusahaan. Minuman dan masih banyak cemilan lainnya, Cyra sesekali melihat Zean yang sedang mengobrol dengan merengkuh gadis cantik disebelahnya.
"Woah... Siapa ini?." tanya seseorang membuat Cyra menoleh menatap Pria yang ingin ia hindari.
"Silahkan Tuan, Mau yang mana?." tanya Cyra dengan sopan.
"Oh apakah itu anakmu?." tanyanya saat melihat Zarrel dibaby box. Cyra melihat kearah Zarrel sesaat dan kemudian menata Pria itu dengan tajam.
"Santai... Aku tidak akan mengusik anakmu itu." ucapnya dengan senyum Smirk.
"Apa ada yang tuan inginkan lagi?." tanya Cyra saat sudah memberikan sebuah roti pada Pria itu.
"Berani sekali kau mengacau disini Riko." Suara bariton itu membuat Cyra menoleh. Ia tersenyum kearah Alvin yang datang dengan membawa wine.
Benar sekali yang mengganggu Cyra tadi adalah Riko, mantan suami Cyra.
"Maafkan saya Tuan." ucap Riko membungkuk hormat pada Alvin.
"Nona anda diminta Tuan Bara untuk mengantar roti di meja VIP." ucap Bodyguard yang ada dibelakang.
"Alvin bisa aku minta tolong?." Alvin tersenyum dan mengangguk.
"Jaga Zarrel sebentar, aku pergi mengantar roti sebentar saja." Ucap Cyra. Sebenarnya Ia bisa saja meminta bodyguard menjaganya. Lagipula sama-sama menjaganya, Karena ada Riko disini jadi ia meminta bantuan Alvin. Dan Alvin yang melihat tatapan Cyra pun mengerti.
"Sebentar ya sayang, bunda antar roti dulu." ucap Cyra pada Zarrel. Ia segera mengambil nampan berisikan Roti dan segera pergi dari sana. Cyra melihat Meja Zean dan gadis cantik itu, disana ada Bara dan kolega bisnis lain.
"Selamat Malam Tuan dan Nyonya." Sapa Cyra dengan lembut.
"Nah.. Dia adalah yang punya kedai Didekat perusahaan. Dan Roti ini buatannya sendiri Tuan Jack." Jelas Bara pada Jack.
"Mereka sangat menyukai Rotimu." Ucapan Zean membuat Cyra menoleh dan mengangguk.
"Terimakasih Tuan."
"Roti buatanmu sangat enak dan manisnya pas. Bisakah Kami meminta Nomormu, jika ada acara kami bisa memesan Rotimu."
"Tentu bisa Tuan. Itu suatu kehormatan bagi saya." Cyra memberikan nomor ponselnya pada Kolega bisnis itu. Tatapan Zean tak lepas saat melihat Cyra.
"Silahkan dinikmati." ucap Cyra dengan menyusun kembali roti buatannya diatas meja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments