Al Zarrel Alexander

..."Hadirnya Kamu akan mengubah Kehidupanku"...

Satu Minggu kemudian.....

Cyra sudah kembali ke apartemen, kakaknya juga sudah kembali ke Bogor. Sudah tiga hari juga Nadia cuti dan beberapa hari yang lalu sudah kembali bekerja. Cyra sudah bisa beraktivitas seperti biasa nya meskipun saat berjalan sedikit berhati-hati dengan luka jahitannya.

Cyra duduk dibalkon berjemur dengan putranya. Ia tersenyum melihat mata Zarrel yang mulai terbuka silau karena sinar matahari pagi.

"Anak Hebat bunda." ucap Cyra dengan senyum manisnya. Bukan tanpa alasan Cyra membawa Zarrel pulang, Zarrel adalah bayi prematur namun Dokter mengatakan perkembangan Zarrel begitu baik sekali sehingga sudah bisa dibiarkan diluar ruang inkubator. Rasanya Cyra begitu bersyukur anaknya tak mau merepotkan dirinya dan Kuat untuk bersamanya.

"Kita berjuang bareng Ya nak." ucap Cyra dengan mengelus pipi gembul Zarrel. Melihat wajah teduh Zarrel ia teringat dengan Zean. Pria itu, Biasanya Cyra menjenguknya setiap hari. Namun semenjak kedua orang Tua Zean menegurnya dengan kata-kata yang baginya menyakitkan, Cyra menjadi segan untuk kesana. Ingin sekali dirinya menjenguk Zean dan mengatakan bahwa Zarrel sangat sehat sekali. Ia ingin menunjukannya pada Zean. Ia juga tidak tahu bagaimana perkembangan kesehatan Zean.

"Kita masuk ya sayang... Bunda mau masak,Zarrel jangan rewel ya. Bobo yang manis." Ucap Cyra dengan mengecup pipi gembulnya.

...****************...

Riko baru saja melangsungkan pernikahan nya dengan Nia sang ketua Divisi keuangan. Riko tersenyum melihat istrinya yang begitu cantik. Ponsel Riko berbunyi ada yang menelfon, saat melihat namanya ia segera mengangkat nya.

"Hallo."

"Hallo pak, Nona Cyra sudah melahirkan. Anaknya laki-laki namanya Zarrel." ucap seseorang disebrang sana. Riko tersenyum kecut mendengar nya.

"Aku akan segera mengurus surat perceraian di pengadilan. Setelah itu tugasmu mengirimkannya padanya." Ucap Riko. Nia yang mendengar hal itu segera menghampiri suaminya dengan memakai pakaian yang menggoda.

"Baik pak. Kalau begitu saya tutup dulu." Riko mengelus paha mulus Nia dengan binalnya.

"Mantan istri kamu udah melahirkan mas?."

"Iya sayang.... Tapikan ini belum waktunya." Gumam Riko. Nia yang melihat hal itupun duduk diatas paha Riko.

"Mungkin dia ceroboh yang membuat dirinya harus segera melahirkan." ujar Nia.

"Tapi itu terserah, aku nggak peduli. lebih cepat lebih baik kan." Nia mengangguk dan mengecup pipi Riko dengan sensual.

.

.

.

.

.

Cyra baru saja selesai mandi sore setelah masak untuk makan malam. Ia sudah siap dengan daster rumahannya. Ia menunggu Nadia pulang dari kantor. Ia menggendong Zarrel dan duduk disofa ruang tamu. Berat memang rasanya, Tidak ada Riko disisinya membuat nya memang kehilangan. Tapi sekarang sudah hadir malaikat kecil Cyra yang memberinya segala kekuatan. Cyra mengelus pipi gembul Zarrel.

Cyra menikmati gelar barunya menjadi Ibu Zarrel. Ia sangat menikmati perannya yang sibuk masak membersihkan apart dan mengurus Zarrel. Ia bersyukur sekali karena Zarrel bukan anak yang rewel. Ia mengecup wajah Zarrel.

"Assalamualaikum..." seru Nadia.

"waalaikumsalam." Jawab Cyra dan tersenyum melihat Nadia yang membawa papar bag.

"Assalamualaikum Kesayangan Onty..." ucap Nadia dengan mendekatkan wajahnya kedekat Zarrel.

"Waalaikumsalam Onty." Jawab Cyra dengan menirukan suara anak kecil.

"Nggak sabar Onty pengen cium sayang... Onty mandi dulu yaaa, Kotor soalnya." ucap Nadia.

"Nih... Aku bawain Gelato matcha." Ujar Nadia membuat Cyra berbinar.

"Serius." Nadia mengangguk.

"Kalau ada apa-apa cerita soal apapun, kalau capek ngurus Al kasih ke aku. Biar kita gantian, Aku nggak mau kamu kena Baby Blues sementara ini kelahiran anak pertama kamu dan kamu juga masih belajar menjadi seorang bunda yang baik untuk Al." Cyra tersenyum menatap Nadia.

"Kamu yang terbaik, Makasih ya Nad." Ucap Cyra dengan terharunya.

"Aku mandi dulu ah, Bau... Aku mau gemes gemes sama Al." ucap Nadia segera melenggang masuk kedalam kamarnya. Cyra mendengar suara ketukan pintu, dan membuat nya berdiri untuk membukakan pintu.

"Paket atas nama ibuk Cyra." Ia mengerutkan keningnya dan menerima paket itu.

" Dari siapa mas?."

"Nggak ada nama pengirimannya buk, Saya juga nggak tau." ucap kurir itu dengan menyerahkan pena agar kertasnya ditanda tangani menandakan jika paketnya sudah sampai. Cyra kembali masuk dan menutup pintunya. Ia melihat Zarrel yang terlelap di dekapannya.

"Ada siapa?." tanya Nadia yang tiba-tiba nongol dengan handuk yang melilit di kepalanya.

"Udah mandinya?." tanya Cyra.

" Udahlah ngapain lama-lama" Cyra terkekeh mendengarnya.

"Al kok bobo sih sayang, kamu itu obat capeknya Onty tauuu..." ucap Nadia dengan menoel pipi gembul Zarrel.

"Gendong dulu Nad sebentar, Aku mau buka paket ini. Tadi ada tukang paket." ucap Cyra, Nadia dengan senang hati menggendongnya. Mereka duduk dikursi sofa ruang tamu dan Cyra dengan perlahan membuka paket itu. Ia melihat selembar kertas didalamnya dan ia mulai membacanya. Jantung Cyra berdegup kencang melihat nama disana. Pengadilan agama Jakarta, Ia menghela nafasnya berat.

"raa..." Nadia yang sedikit membacanya memegang lengan Cyra. Gadis itu menoleh dan tersenyum, Ia mengambil pena dalam kotak yang ada diatas meja dan menandatangani nya.

"Zarrel anak yang kuat." ucap Nadia tanpa sadar airmatanya menetes begitu saja. Dadanya masih terasa sesak, Ia melihat Zarrel yang terlelap dengan tenang. Menahan diri agar tidak menangis didepan putranya. Nadia tahu bahwa Cyra menahan diri untuk tidak menangis, Ia menggenggam tangan Nadia. Ia tersenyum penuh semangat.

"Aku selalu disini, Kamu dikelilingi orang baik Ra... Semangat ya."

"Tentu saja, sudah ada Zarrel disini aku pasti akan kuat." Ucap Cyra dengan semangat. Ia harus bangkit, ia tak mau terus-terusan memikirkan dan mengingat hal yang tidak penting baginya.

"Toko kue udah jadi nad?." tanya Cyra.

"udah kok.. Tapi aku nggak mau ya kamu kerja sekarang, Zarrel baru dua Minggu dirumah. Nifas kamu aja belum selesai." cerocos Nadia membuat Cyra terkekeh.

"Aku bawa Zarrel kalau keadaan nya udah memungkinkan Nad. Kamu tenang aja." Nadia mengangguk dan tersenyum. Suara adzan magrib berkumandang membuat Cyra menoel lembut pipi putranya.

" Sayang bangun dulu yaaa... Adzan nak." ucap Cyra. Nadia juga ikut menoel pipi gembul Zarrel.

"Bangun sayangnya onty..." Zarrel menggeliat dan dengan perlahan membuka matanya menatap Nadia. Tiba-tiba Zarrel menarik bibirnya tersenyum menampilkan lesung dikedua pipinya yang membuat keduanya terkejut.

"dia Sedang menggodamu." ucap Cyra dengan terkekeh.

"Aaaaa rasanya aku ingin menikahinya. Dia punya lesung dikedua pipinya Ra. Manis sekaliii..." ucap Nadia gemas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!