Selamat ulang tahun Nadia

Mereka berada disebuah Restauran mewah dan didalam ruangan Private. Pesanan mereka juga sudah datang dan tentunya Zarrel tidur nyaman di Stroller nya. Cyra meminum smoothies nya dan sesekali menatap Zarrel.

"Siapa namanya?." tanya Alvin.

"Al Zarrel Alexander." Alvin tersenyum mendengarnya begitu juga Cyra, Entah kenapa mengucapkan nama putranya dirinya menjadi bangga.

"Nama yang bagus. Jadi bagaimana dengan Riko? Dan kenapa kamu dikota orang." Cyra mengulas senyumnya lagi, Bahkan Alvin terpana melihat wanita dihadapannya. Cyra menceritakan semuanya pada Alvin, Terlihat Alvin begitu kesal menahan emosinya.

"Jika aku bertemu dengannya sudah kupastikan wajahnya tidak mulus lagi." Cyra terkekeh mendengarnya.

"Bagaimana denganmu Alvin? Apa kamu udah nikah?."

"Aku masih meneruskan perusahaan papa, karena kakakku tidak mau menghandle nya. Kakakku lebih memilih membangun perusahaan nya sendiri." Jelasnya. Cyra mengerjapkan matanya beberapa kali dan baru tahu bahwa Alvin punya kakak.

"Oh ya untuk apa kamu kerumah sakit tadi?." tanya Cyra.

"Aku menjaga kakakku dari semalam dan aku bosan jadi aku pergi untuk mencari makanan dikantin. Aku bertemu dengan temanku, Kamu ingat Rio?."

"Rio?."

"Pria culun kacamata." Cyra mengingatnya.

"Dia sekarang menjadi perawat dirumah sakit itu."

"wahh benarkah? Aku nggak tahu. Aku nggak melihatnya." ujar Cyra antusias. Alvin tersenyum dan mengangguk. Mereka mengobrol banyak sekali sampai tak terasa waktu sudah sore.

"Biar ku antar." tawar Alvin.

"nggak perlu Alvin, kamu udah baik banget traktir aku tadi. Aku pulang naik taxi aja." tolak ya dengan Halus. Cyra menatap putranya yang dengan setia membuka matanya yang juga menatapnya.

"Iya sayang kita pulang ya." ucap Cyra pada Zarrel.

"Kasian Zarrel, ayo aku anter nanti keburu Nadia pulang." ucap Alvin dengan santainya. akhirnya Cyra mengangguk pasrah. Cyra menunjukkan apartemennya pada Alvin dan Pria itu juga ikut mengantar Cyra kedalam. Penjaga dan resepsionis menyapa Alvin, Seperti Alvin familiar bagi mereka. Alvin mengkode mereka agar tak menyapanya didepan Cyra.

"Cyra." panggil seseorang membuatnya menoleh.

"Kamu baru pulang?." Tanya Nadia.

"Maaf.. Keasikan ngobrol, Kamu inget nggak dia siapa?." Mereka masuk kedalam lift bersama. Nadia menatap Alvin dan kemudian matanya membola.

"Alvin. Anak songong itukan!." ucap Nadia heboh. Alvin mendengus kesal saat dirinya dikatai songong.

Cyra tertawa mendengarnya.

"Gimana kabarmu? Cakep ya sekarang Vin, dulumah dekil." Celetuk Nadia membuat Alvin kesal.

"Dari dulu aku Ganteng Nad." dengan pedenya. Nadia mengekspresikan wajah mual. Alvin menonyor kepala Nadia pelan. Mereka sampai dikamar apartemen Nadia, dan Alvin menoleh menatap kamar disebelahnya.

"Mampir dulu yuk Vin." ajak Nadia. Cyra membawa Zarrel masuk, saat didalam mobil Zarrel sudah merasa tak nyan ingin segera mandi.

"Lain kali aja ya. Aku harus balik kerumah sakit, Yang penting aku udah tau kalian disini. Jadi kalau aku gak sibuk banget aku mampir kesini.bolehkan." Nadia mengangguk.

"Ra pulang dulu ya." Cyra yang sudah didalampun menoleh dan mengangguk.

"Makasih udah dianterin, hati-hati ya." ucap Cyra pelan. Alvinpun pergi dan Nadia menutup pintunya.

"Darimana Nemu tuh bocah?." tanya Nadia.

"dirumah sakit, Aku habis jenguk pak bos." ucap Cyra dengan senyumnya.

"Yee elah... Iya iya yang habis jenguk pak bos."

"Pake ini ya Nad, kita keacara bawah habis isya. Harus pake ini aku udah siapin buat kamu. Aku mau mandiin Zarrel dulu terus maska buat makan malam." ucap Cyra dengan menyerahkan paperbag untuk Nadia.

"Sayang Onty..."

"Jangan pegang, inget inget." Nadia mendengus.

"Bunda cerewet." celetuk Nadia dengan mencium pipi gembul Zarrel. Saat Cyra hendak protes Nadia segera ngacir masuk kedalam kamarnya.....

Setelah Zarrel mandi dan Cyra juga sudah segar ia segera memasak untuk makan malam. Mereka makan malam bersama Setelah melaksanakan ibadah Sholat magrib. Mereka kini duduk disofa ruang tamu, dan Zarrel masih dengan nyaman di pangkuan Nadia.

"Gimana kamu dengan pak bara?." Pertanyaan itu membuat Nadia menghela nafasnya. Ia masih menoel- Noel pipi gembul Zarrel. Tak berniat untuk menjawab pertanyaan Cyra.

"Ditanya tuh dijawab Nad."

"Hari ini dia mau lamar orang itu." Ucap Nadia lesu. Bara sempat mengatakan padanya saat dikantor nanti.

"Kan kita mau ke pesta, Jangan sedih. Cari cogan lain." Goda Cyra dengan santai.

"Ohhh Raaa... Ini beda tauuuu, Aku udah lama banget suka sama dia." Keluh Nadia.

"Salah siapa nggak mau ngungkapin, aku kan udah bilang ungkapin aja. Mau dia jawab dia suka kamu atau nggak itu urusan belakangan."

"Ya masa aku harus ngomong duluan kalo aku suka sih raaa..."

"Gengsi Mulu, lihat sekarang dia sama orang lain kan." Ejek Cyra membuat Nadia Mendengus kesal.

.

.

.

Tibalah dimana Mereka sudah terlihat cantik dengan dress mereka. Cyra sangat cantik dengan menggunakan dress simple berwarna soft blue. Dan Nadia mengenakan dress putih yang Cyra serahkan padanya tadi. Cyra juga membawa Zarrel ke lobby Apartment. Mereka bertiga termasuk Zarrel masuk kedalam ruang pertemuan, yaitu aula apartment dengan mengerutkan keningnya. Ruangan itu gelap sekali dan tak ada orang. Nadia menahan tangan Cyra yang terus berjalan masuk.

"Ini gelap loh Ra. Ngada-ngada deh, Ayo pergi aja."

"Ish orang terang gini." ucap Cyra bohong yang membuat Nadia semakin kebingungan.

"Apaan sih Ra, Nggak lucu. Ayo pergi."

"Nad lihat deh bener-bener orang banyak orang gini, Terang juga ayo. Kita dilihatin banyak orang." ucap Cyra membuat Nadia kini merinding. Ia memegang erat lengan Cyra dan ikut berjalan masuk. Mendengar pintu tertutup Nadia segera menoleh dan kini ruangan benar-benar gelap gulita. Jantung Nadia berdegup kencang tak karuan, Ia terus melihat kearah pintu yang tadi bercahaya kini tak melihat cahaya sedikitpun. Dan bodohnya Nadia melupakan Cyra, Ia tak merasakan tangan Cyra lagi membuat nya semakin ketakutan.

"Cy - Cyra..." panggil Nadia dengan celingukan.

"Raaa... Nggak lucu. Kamu dimana Raaa..." Panggil Nadia lagi. Mata Nadia sudah berkaca-kaca seperti ini. Ia diruangan yang gelap gulita dan berhenti ditengah-tengah ruangan dengan kebingungan. Kini Nadia berjongkok dan menangis.

"Raaaa .... Jangan gini dong, Cyra." panggil Nadia dengan suara bergetar lagi. Nadia merasakan ada tangan yang menyentuhnya membuat dirinya tersentak. Namun aroma parfume yang familiar membuat dirinya berdiri.

"Tu-tuan Bara..." lirih Nadia pelan. Tangannya menggenggam tangan seseorang dengan erat.

"Tolong.." lirihnya.

"Cengeng." Suara bariton itu membuat Nadia terkejut, Itu benar-benar suara Bara. Nadia semakin mengeratkan genggaman tangannya. Namun fokusnya kembali teralihkan saat melihat layar yang menyala. Tampaklah wajah Cyra disana dengan senyum manisnya.

"Hai!.. Barakallah Fii umrik sahabat terbaikku. Aku nggak tau harus ngomong apa hehehe... Aku selalu berterima kasih pada Tuhan Yang udah buat Takdir yang indah karena kamu jadi sahabat aku, Saudara aku, segalanya buat aku....

Sibuk banget kerja sampai lupa ya hari ini ulang tahun kamu, karena terlalu patah hati pak bara mau melamar gadis pujaannya jadi kamu lupa." Ucapan Cyra membuat Nadia mengusap airmatanya.

"Nggak lucu sumpah." ucapnya dengan terkekeh kecil.

" Selamat ulang tahun ya Onty, Zarrel dan Bunda selalu mendoakan Onty Nadia. Aku nggak tau deh mau ngomong apa lagi, Orang ini maksa banget aku harus ngomong panjang lebar." Celetuk Cyra dengan kekehan nya. Nadia kebingungan dengan ucapan Cyra.

"Cyra." panggil Nadia lagi. Lampu belum juga menyala. Kini layar yang tadi terang menampilkan wajah cantik Cyra mulai meredup.

"keluar dong raa... Nggak lucu ihhh." rengeknya lagi. Dirinya kembali tersadar bahwa pria yang mengatainya cengeng tidak ada lagi disisinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!