..."Selalu Percaya Bahwa Hal Indah Akan Segera Terjadi"...
Setelah melaksanakan Sholat subuh dikamarnya Cyra keluar dari kamar. Nadia pasti masih tidur saat ini, ia tak ingin mengganggunya karena pasti kelelahan. Cyra berniat untuk jalan-jalan pagi ditaman dekat apartemen. Ia memakai pakaian simple yaitu dress santai berwarna Sage dan rambut yang ia biarkan tergerai. Cyra juga memakai Blazer Rajut agar tidak kedinginan.
Ia keluar dari Apartemen dan segera masuk kedalam lift. Setelahnya ia sampai dilobi apartemen menyapa penjaga keamanan disana.
"Pagi pak."
"eh.. Selamat Pagi Neng. Penghuni baru ya neng?." tanya Pak Joko itu.
"ah iya pak, saya baru kemarin pak."Jelas Cyra.
"saya mau jalan-jalan pagi dulu pak, saya duluan."
"iya neng hati-hati." Cyra melanjutkan langkahnya pergi ketaman dekat apartemen. Ia tahu taman ini saat berada di balkon kamarnya. Ia melihat sebuah taman yang cukup luas jadi sekarang ia bisa jalan-jalan.
Udara Pagi memang menyejukan, Cyra sangat menyukainya. Banyak juga yang lari pagi, Meskipun Matahari belum terlihat jelas tapi sudah terang.
Brukkkk.....
Tubuh Cyra terasa terhuyung akan jatuh. Jantungnya berdegub kencang karena terkejut. Namun ada Seseorang yang menahan tubuhnya.
"heiii!!!!..." suara Pria itu begitu kencang sampai Pria yang menyenggolnya tadi menoleh.
"kalau Jalan lihat-lihat, bagaimana jika Terjadi sesuatu hah!..." Tangannya begitu erat memegang bahu Cyra.
"Maaf mbak. Saya nggak sengaja." ucapnya merasa bersalah saat melihat perut buncitnya. Cyra yang tersadarpun menghela nafasnya.
"iya nggak papa...."
"Maaf banget mbak. Saya bener-bener nggak sengaja, nggak tahu kalau nyenggol mbak."
"Memangnya anda tidak merasa hah!!." Cyra memberanikan diri untuk melihat kearah Pria yang sudah menolongnya.
"sudah-sudah nggak papa. Yang penting udah minta maaf." ucap Cyra lembut. Akhirnya pria itu pergi dari sana. Dan pria yang menolongnya melepaskan cekalan pada bahunya.
"Terimakasih." ucap Cyra lembut. Pria itu terpana saat Cyra menatapnya, hanya saja ia segera mengalihkan pandangannya.
"kenapa cuma sendiri? Dimana Nadia?." tanya Pria itu membuat Cyra menaikan satu alisnya.
"kenal sama Nadia ya?." tanya Cyra bingung. Pria itu menarik tangan Cyra dan membawanya duduk dikursi taman. Dan sesaat Cyra ingat pria yang menolongnya adalah Pria disebelah kamar apartemen nya.
"kamu penghuni sebelah kamar Nadia ya?." tanya Cyra.
"Iya." jawabnya singkat. Nafasnya masih memburu seperti sedang emosi.
"Kita belum berkenalan, Kenalin Aku Cyra. Kamu siapa?." tanya nya membuat pria itu gemas sekali. Mereka berjabatan tangan.
"Al Zean." Sangat singkat sekali, Cyra tersenyum manis mendengar nya.
"Oh Mas Zean namanya." Mendengar kata Mas membuat Jantung Zean kembali berdebar. Cyra celingukan seperti mencari sesuatu.
"Cari apa?."
"mas sendirian?."
"kelihatannya?." Cyra terkekeh kecil saat mendengar pertanyaan itu.
"Mas irit bicara ya." ucapnya lagi dengan tawa kecilnya. Zean semakin terpesona melihat tawanya, dan bahkan melihat wajah ayunya yang natural itu.
"Sebaiknya jangan pergi sendirian, Kamu sedang hamil. Jika terjadi sesuatu bagaimana?." Cyra tersenyum mendengarnya.
"Terimakasih sudah khawatir sama aku." candanya. Zean diam, Ia berbicara dalam hatinya. Apakah dirinya benar-benar khawatir atau hanya sekedar kasihan melihatnya sendiri. Zean tak punya niatan untuk bertanya tentang suami Cyra karena dirinya sudah tahu dari Nadia.
"Nadia akan lembur kerja hari ini." ucap Zean secara tiba-tiba. Cyra menoleh menatap nya sesaat.
"lembur ya... Masak apa ya buat Nadia biar semangat kerjanya." gumam Cyra.
"kamu bisa masak?." Cyra menoleh dan kembali tertawa.
"Tentu saja bisa. Mas tetangga Nadia kan, Kapan-kapan kalau luang main saja mas. Kita bisa makan-makan dirumah, aku masakin. Itung-itung balas Budi karena mas udah nolongin aku." jelasnya. Zean hanya menganggukkan kepalanya saja.
Cukup lama mereka Mengobrol tentang banyak hal. Dari pekerjaan, Lalu suasana dijogja dan masih banyak lagi. Sebenarnya Zean tak banyak bicara, Namun Cyra yang mengajaknya bicara.
...****************...
Zean menatap orang yang berada diruang meeting. Dan ia menatap pria yang sedari tadi bermain ponsel, meskipun diam-diam Zean tahu itu.
"Riko!!!!." bentakan Zean membuat semua orang menatapnya. Tatapan Zean begitu tajam, Riko menjadi gugup bukan main.
"Jika Anda tidak ingin berada diruangan ini Silahkan Anda keluar. Sekarang!!!" ucap Zean dengan penuh penekanan. Diri nya tak suka ada orang yang bermain-main saat bekerja.
"ampuni saya Tuan. Maafkan saya, Saya sedang banyak pikiran." keluhnya.
"Itu diluar kantor!. Pergi dari sini!!!." Nyali Riko menciut dan menghela nafasnya.
"perbaiki Berkasmu!! Saya Fasilitasi Semua yang Anda perlukan dari jakarta kemari hanya untuk memperbaiki bawahanmu!!!." Riko adalah salah satu ketua divisi keuangan. Saat masalah kemarin dijakarta Riko izin cuti karena ada acara keluarga. Dan sekarang masalah Keuangan itu kembali dibahas. Zean melempar Berkas itu tepat dihadapan Riko.
"maafkan Saya Tuan, saya benar-benar tidak Fokus."
"saya tunggu Berkasmu sore ini!!! Kita akan bahas kembali sore ini!!." ucap Zean yang langsung beranjak dari kursi kebesarannya.
Disisi Lain Nadia baru saja keluar dari Lift dan terkejut saat melihat Riko. Begitupun Riko yang terkejut melihat Nadia. Ia tak ingin ambil pusing dan hendak berpura-pura tidak mengenal Riko namun tangannya ditahan.
"Selamat siang Sekertaris!." sapa Riko dengan senyum Smirk yang mengerikan itu. Nadia menghentakkan lengannya agar cekalan itu terlepas.
"Apa-apaan wajahmu itu hah!." ucap Nadia ketus. Riko terkekeh sesaat dan menghela nafasnya.
"Aku dengar Cyra ada dijogja bersamamu, dimana dia?."
"untuk apa Kamu tanya dia hah! Dia nggak butuh laki-laki brengsek kaya kamu!."
"wow... Mbak sekertaris kok marah sih. Tambah cantik deh kalo marah." godanya. Bukannya senang Nadia malah semakin jijik melihat Riko.
"kamu masih bersahabat dengan wanita pelacur itu Nad. Sayang seka–"
"Tutup mulut kotormu! Cyra nggak butuh Laki-laki kaya kamu!!! Dan Keponakan aku Nggak butuh ayah yang punya kelakuan biadab kaya gini!!!." Emosi Riko tersulut.
"Jaga ucapan kamu Nadia!."
"kenapa? Hah! Takut kamu?.... Takut orang lain denger, Takut orang lain tahu kalau kamu menelantarkan Cyra yang sedang hamil dan bahkan sebentar lagi akan melahirkan hanya karena Divisi keuangan kedua?." Riko menggeram marah, Nadia tanpa rasa takut mengatakan hal itu padanya. Jangan dipikir ia tak tahu kelakuan bejat Riko dikantor bagaimana. Bahkan Bara sang tangan kanan Zean saja pernah menangkap basah kebejatan Riko.
"Aku pastikan Kamu menyesal Riko!! Kamu menyesal karena sudah menyia-nyiakan Cyra yang tulus mencintai kamu. Dengan kamu beralasan kamu mandul dan menyudutkan Cyra dihamili oleh orang lain, Lihat saja karma masih berlaku Riko. Ingat itu!!!." Nadia pergi meninggalkan Riko yang diam mematung ditempatnya.
Dan Dibalik Tembok dekat dengan Dimana Nadia dan Riko berbicara, Zean mendengar semua percakapan mereka. Zean menghela nafasnya, Entah kenapa ia menjadi memikirkan Cyra saat ini. Jika Cyra tahu bahwa mantan suaminya berpura-pura mandul pasti dirinya semakin hancur. Zean mengeluarkan rokoknya dan mulai menyalakan koreknya. Ia segera masuk kedalam ruangannya dan pergi kebalkon. Rasanya ikut terbawa suasana saat Nadia sangat membela Cyra.
"Kamu beruntung mendapatkan teman sebaik Nadia Cyra." gumam Zean dengan mengeluarkan asap dalam mulutnya. Teringat pagi tadi senyum manis yang menenangkan membuat sudut bibirnya berkedut membentuk lengkungan senyum meskipun tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Andry Dharmawansyah
waah merinding bacanya, aku seperti masuk kedalam ceritanya!
2024-02-17
0
fujoshi_uwu1234
Cerita ini begitu menghanyutkan!
2023-11-15
1