Nadia sedang menggendong Zarrel dipagi hari. Duduk dibalkon merasakan udara sejuk pada pagi hari, Saat ia menghadap kesamping dirinya melihat Bara yang sedang menyiram bunga yang ada dibalkon kamar yang biasanya digunakan Zean. Nadia terpesona melihat nya hanya mengenakan kimono tidurnya.
"Selamat pagi Zarrel." Nadia mengerjap beberapa kali menatap bara yang mengucapkan selamat pagi.
"Selamat pagi." balas Nadia dengan mengelus pipi gembul Zarrel. Bara kembali fokus menyiram tamannya setelah menyapa Zarrel, Nadia sesekali mencuri pandang ke arah Bara.
"Nad... Makan duluuuu. Aku udah buatin sarapan." ucap Cyra dari luar kamar. Nadia segera masuk kedalam kamar dan segera keruang makan. Ia juga meletakan Zarrel di box bayi.
"Onty sarapan sebentar ya sayang." ucap Nadia.
Ia segera melahap Nasi goreng buatan Cyra yang memang the best.
"Kalo suka bilang aja Nad"
"Suka apa?." tanya Nadia.
"Sama pak bara..." uhukkk... Nadia tersedak dan Cyra menyerahkan air minum padanya. Nadia segera meneguknya dan menatap Cyra horor.
"Apa kok gitu lihatnya?." tanya Cyra dengan santainya.
"Nanti keburu pak bara diambil orang loh." Nadia menghela nafas berat.
"Aku kan cewe Nad, masa aku harus bilang duluan sih. Malulah." ucap Nadia.
"kamu itu cuma ungkapin perasaan bukan Ngajak dia jadi pacar kamu. Kenapa harus malu Nad, Daripada nggak kamu ungkapin ternyata pak bara sama yang lain, kamu gimana?." ucap Cyra panjang lebar. Nadia mendengus kesal.
"Siapa tau dengan kamu ungkapin pak bara juga punya perasaan yang sama dengan kamu." jelasnya lagi, Ucapan Cyra ada benar nya juga. Namun Nadia tidak bisa melakukan hal itu.
"Nggak ah aku masih punya harga diri kali Raaa." Suara tangisan Zarrel membuat Cyra menoleh. Ia segera meneguk air minumnya dan beranjak dari kursinya.
"Kenapa sayang?." Ucap Cyra dengan segera menggendong putranya dengan sayang.
"Kenapa sih sayang Onty?." ucap Nadia dengan mencubit gemas namun tidak kencang pipi Zarrel.
...****************...
Bara Pria itu tengah duduk dikursi miliknya yang ruangannya tak jauh dari ruangan Zean. Dirinya tak sendiri melainkan bersama Jack untuk menghandle semua pekerjaan bos mereka. Mereka benar-benar sibuk dengan tumpukan berkas yang membuat orang melihatnya saja malas. Suara ketukan pintu membuat keduanya menoleh.
"Masuk!." Pintu terbuka dan tampaklah gadis dengan pakaian sexy itu berjalan ke meja Bara. Ia menoleh dan menatap nya dengan datar.
"Ada apa?." tanya Bara dingin.
"Aku habis dari rumah sakit untuk menjenguk Al, apa kamu sibuk? Aku bosan disini jadinya aku mencarimu kemari."
"Sangat membuang-buang waktu untuk menemani anda!, saya sedang sibuk silahkan anda kembali." Ucap Bara ketus.
"Apakah Al akan memaafkanmu jika kau tidak menuruti kemauanku?."
"Apakah Tuanku akan peduli padamu setelah pengkhianatan yang Anda lakukan hah?." Wanita itu terdiam ditempatnya.
"Pengkhianatan apa maksud mu?." Tanya gadis itu.
"Aku akan pergi keruanganku." ucap Jack berdiri dari tempat duduknya dan membawa setengah berkas dari meja kerja Bara. Pria itu hanya mengangguk kecil. Kini Bara sudah menatap sinis gadis dihadapannya.
"Baraa..." rengeknya. satu alis bara terangkat melihat gadis dihadapannya.
"Jaga Sikap Anda Nona viona." ucap Bara. Gadis itu adalah Viona Smith, Model internasional yang sangat terkenal sekali. Cantik? Sudah pasti cantik semua sangat mengaguminya. Viona menatap bara dengan intens.
^^^"jika dilihat-lihat bara juga tampan, dan tubuhnya sangat kekar." batin Viona. Ia beranjak dan mendekati bara, mengelus dada bidangnya namun segera bara tepis.^^^
"silahkan anda keluar dari ruangan saya." ucap Bara dengan tegas.
"Tuan say–" Suara Nadia menggantung saat melihat Bara dan Viona gadis yang tidak dikenali olehnya. Posisi mereka berdua cukup intens, matanya menatap Bara yang juga menatapnya.
"Sa–saya minta maaf karena sudah lancang dan mengganggu waktu kalian." ucap Nadia dengan cepat meletakan sebuah berkas diatas meja bara.
"ada rapat jam satu, ada waktu duapuluh menit lagi untuk Tuan mempersiapkan diri. Tapi Jika Tuan ingin membatalkan rapat ini saya akan segera membatalkannya." Ucap Nadia panjang lebar.
"Baraaa..." Rengek Viona membuat tangan Nadia mengepal.
"Saya permisi." Ucap Nadia lagi. Ia segera keluar dari ruangan bara, Dadanya terasa sesak. Matanya mulai berkaca-kaca dan menghembuskan nafas panjang berulang kali.
"Nggak.... Kalau bara punya pacar itu hal wajar. Tapi apa itu pacarnya? Seorang model internasional?." Gumam Nadia dengan berjalan keruangannya dengan lesu.
"Cantik banget, aku jauh banget kalau dibandingin perempuan tadi..... Cyraaaaa kayaknya kamu bener, aku harus ungkapin perasaan aku..." gumam Nadia lagi.
"Tapi udah jelas banget kalau Bara punya pacarkan... Kenapa aku harus ungkapin perasaan aku kalau gini kenyataan nya." Gumamnya lagi.
"siapa yang punya pacar?." suara bariton itu membuat Nadia menoleh. Ia menatap Bara yang berada tepat berdiri di ambang pintu dengan tangan yang melipat didadanya. Mata Nadia masih berkaca-kaca melihatnya, dan Itu juga dilihat oleh bara.
"kenapa menangis?." Tanya Bara lagi.
"Sa–saya tidak menangis Tuan." Nadia segera mengambil itu dan menghapus airmata nya. Bara berjalan mendekat dan duduk dikursi yang ada didepan meja kerja milik Nadia.
"Siapa yang punya pacar?." Nadia diam. Bara berdecak karena Nadia menjadi Diam.
"siapa yang punya pacar?."
"Bukankah tadi itu pacar Tuan?." ucap Nadia pelan. Bara menaikan satu alisnya.
"Saya tidak punya pacar. dan tidak berminat untuk berpacaran. Dia adalah Viona Tunangan tuan Zean." Mata Nadia mengerjap beberapa kali. mencerna ucapan Bara.
"Tuan Zean." beonya.
"Dia baru saja kembali dari Aussie setelah pemotretan." jelasnya lagi. Nadia diam ditempatnya masih loading mencerna ucapan Bara.
"Tuan serius?." Bara mengangguk. Saat Nadia keluar dari ruangan Bara ia segera mendorong tubuh Viona dan menyeretnya keluar dari ruangannya. Bara membentaknya agar pergi dari ruangannya. Ia segera menyusul Nadia yang masuk kedalam Ruangannya dan mendengar semua ucapannya.
"Kau menyukaiku?." Pertanyaan macam apa itu, Nadia diam dan menunduk. Ia tak tahu harus mengatakan apa? Mulutnya jadi terasa Kelu. Bara kembali berdecak saat tak menjadi pastinya.
"Apa kau menyukaiku Nadia?." Nadia menggelengkan kepalanya.
"Lalu kenapa kau membicarakanku kemudian menangis disini?."
"Sa–saya... Aku–" Nadia kembali diam.
"Saya akan menikah bulan depan." Duarrr.... Nadia langsung menatapnya dengan lekat. Mencari kebohongan dimatanya namun nihil, Ia hanya melihat keseriusan dalam segala bentuk ucapannya. Nadia mencoba untuk tersenyum, Meksipun senyumannya tipis tapi dirinya tersenyum.
"bulan depan Tuan akan menikah?. Selamat ya Tuan." ucap Nadia dengan hati yang terasa sakit. Bara tahu bahwa Nadia hanya berpura-pura senang atas berita ini.
"Saya akan menikahi gadis yang sudah lama saya cintai." Timpalnya lagi membuat Nadia semakin sesak. Nadia hanya bisa berpura-pura tersenyum dan mendengarkan ucapannya.
"Tapi saya tidak tahu apakah dia mencintai saya juga atau tidak." ucap
"Saya tidak berpacaran, Saya hanya bisa melihatnya dan mengaguminya. Saya akan melamarnya besok dan jawabannya adalah keputusan pernikahan saya bulan depan. Jika dia menolak artinya pernikahan saya tidak jadi." jawabnya enteng.
"Kenapa? Kenapa tuan bisa tidak tahu dia mencintai tuan atau tidak." Bara tampak berfikir.
"Entahlah, saya tidak tahu. Saya lemah jika soal percintaan, Saya akan memastikan jawabannya besok."
"Tuan akan melamarnya?."
"Ya Saya akan melamarnya Besok." Nadia mengangguk dan tersenyum simpul. Ia sangat sedih mendengar hal itu, Namun dirinya tak boleh egois bukan.
" Ayo rapat akan segera dimulai." Nadia mengangguk dan segera berdiri dari kursinya. Ia mengambil berkasnya dan berjalan keluar bersama bara. Ia hanya bisa melihat Punggung bara dari belakang, Pria yang ia cintai akan melamar gadis yang dirinya cintai. Nadia tak bisa menggapainya, Tapi baru kali ini dia melihat Bara tersenyum saat mengatakan wanita yang dicintainya. Nadia bisa melihat betapa bahagianya Bara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments