Mendadak Melahirkan

..."Kekuatan Baru itu Muncul, Dan Kamu adalah Segalanya untukku."...

Bara segera berlutut dan anak buahnya juga berdatangan. Cyra kini terlihat begitu pucat, Dan Nadia melihat cairan yang mengalir dari betisnya.

"Ketubannya sudah pecah, Sebaiknya dibawa kerumah sakit. Dia akan segera melahirkan." ucap seorang ibu-ibu membuat Nadia semakin lemas.

"sakit banget Nad.... Hiksss..."

"Maafkan saya Nona. Maaf jika saya Lancang." ucap Bara dan Segera membopong tubuh Cyra.

"Asisten pak bara. Saya minta tolong ambilkan perlengkapan baby di Toko sayang bunda atas nama Cyra. Saya akan menyusul Pak Bara dan Cyra." Kedua orang itu mengangguk dan segera pergi. Nadia berlari menyusul Bara dan Cyra. Tak tahan dengan rasa sakitnya Cyra sampai meremas bahu Bara. Wajahnya sudah dipenuhi peluh keringat.

Semua menjadi panik saat Cyra hampir kehilangan kesadaran nya. Bara yang baru saja tiba dilantai utama menjadi semakin mempercepat langkahnya.

"Nona... Jangan tidur... Saya mohon, Nona." Panggil bara. Semua pengunjung Mall menatap mereka yang berjalan dengan begitu cepat. Setelah mereka didekat mobil Bara dengan cepat memasukannya kedalam mobil dan Nadia bersabda disebelahnya.

"Jangan sampai Nona tidur, jangan sampai Nona kehilangan kesadaran nya." ucap Bara dengan panik. Bara segera duduk didepan dan mengemudikan Mobil itu meninggalkan Mall.

"Ra... Heiii... Raaa..." Sayup-sayup Cyra mendengar suara Nadia.

"Sakit Nad... Aku nggak kuat.." lirih Cyra memelan. Nadia menggelengkan kepalanya.

"Kamu kuat... Kamu janjikan sama baby bakal jadi bunda yang kuat. Kamu wanita kuat, Tunggu ya sebentar lagi kita sampai dirumah sakit. "

"Sakit Nad..." Lirihnya lagi.

"Aku tau... Aku tau pasti sakit banget. Tapi aku mohon kamu harus kuat ya, Kamu harus kuat demi Aku. Demi baby juga.... Aku mohon Raa..." Tangan Nadia bahkan sampai bergetar hebat karena panik. Setelah sampai dirumah sakit Bara segera memanggil perawat agar membawa banker. Mereka segera membawa Cyra masuk kedalam rumah sakit.

"Kamu isi data dulu Nad." Nadia mengangguk dan Bara menemani mengantar sampai di UGD. Bara menunggu diluar, Menunggu kabar dari Dokter. Tak lama Nadia datang dengan wajah pucat pasi karena khawatir.

"Gimana Cyra?. "

"Dokter belum keluar." Nadia semakin gelisah dibuatnya. Tak lama dokter itu keluar dari ruangan.

"Bagaimana Dok?." tanya mereka berdua.

"Usia kandungan Pasien Baru delapan bulan, Dan Ketuban nya sudah pecah. Bayi Pasien harus segera dikeluarkan jika tidak akan keracunan Ketuban, Kami harus mengambil tindakan operasi karena Pasien tidak mengalami kontraksi pembukaan." Tubuh Nadia begitu lemah sampai hendak pinsan. Namun Bara dengan sigap menahannya.

"Silahkan tanda tangani surat ini jika kalian setuju." Bara segera menanda tanganinya.

"Lakukan yang terbaik untuknya Dok."

"Kami akan melakukan yang terbaik. " ucapnya lagi.

Bara memeluk Tubuh Nadia yang bergetar, Benar-benar bergetar karena takut.

"Tenanglah..."

"Ini semua salahku... Harusnya aku suruh dia duduk dan nggak nganter bareng akukan Pak... Kalau aku bertindak cepat pasti Cyra baik-baik aja sekarang.–"

"Untuk apa kamu menyalahkan diri kamu sekarang? Apa akan merubah semuanya? Tidak kan sebaiknya tenanglah dan Tunggu kabar baiknya dari dokter."

"Hikss... Aku nggak terima ini semua Pak... Aku harus tuntut orang yang tadi." Bara mengelus punggung Nadia dengan lembut.

"Jangan pikirin itu, yang penting Nona dan Baby sehat semua." Jelas Bara. Mereka melihat banker Cyra keluar dan banker nya didorong menuju ruang operasi. Mereka mengikutinya dan Nadia hanya bisa melihat Banker yang tertutup oleh pintu ruang operasi.

Satu Jam Kemudian.....

Nadia baru saja menghubungi Mas Andi dan keluarga, Kakak kandung Cyra yang ada di Bogor. Dan akan segera menyusul kesini. Tak lama suara tangis bayi membuatnya merasa sedikit lega.

"Pak... suara baby nya." Ucap Nadia. Bara mengangguk dan mengelus bahu Nadia.

"Alhamdulillah ya Allah... Alhamdulillah baby-nya nangis kenceng banget walaupun prematur." Ucap Nadia penuh dengan rasa Syukur.

Disisi lain Diruangan Melati 01VIP seorang pasien yang sedang koma ikut Mendengar suara tangis bayi yang membuat tangannya bergerak dengan perlahan. Suara bayi itu seperti menarik jiwanya agar kembali masuk kedalam tubuhnya yang seperti mati rasa.

Kembali ke Cyra, Baby sudah masuk kedalam inkubator karena Dokter takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Akan dilihat perkembangannya dalam seminggu kedepan. Baby nya begitu sehat dan tampak sudah matang dan siap dilahirkan. Hanya saja ini antisipasi dari Dokter untuk perkembangannya saja.

Airmata Nadia kembali menetes begitu saja, Ia sampai mengikuti Suster membawa inkubator yang diruangan Baby. Nadia hanya melihat dari kaca, Tangisannya begitu kencang sekali.

"Raa... Dia Cowo Ra... Allah kabulin doa kita, Dia nggak mau bikin susah Kamu.." lirih Nadia. Nadia membuka kameranya dan mengvideo nya dan Setelah itu ia kembali kedepan ruangan operasi. Tak lama banker Cyra keluar dari ruang operasi dan Dibawa keruang rawat inap.

"Operasi nya sukses besar, Selamat baby-nya laki-laki yang sehat dan kuat. Hanya rekomendasi dari Dokter untuk melihat perkembangannya Baby jadi diletakan di inkubator dulu." Jelas perawat yang sudah membenarkan infus Cyra.

"Terimakasih Sus... Terimakasih banyak."

"Sama-sama Nona." Bara tak pergi dirinya masih disana. Ia melihat Cyra yang sayu-sayu menatap Nadia dan dirinya.

"Nona." Nadia menoleh dan menatap Cyra.

"Ra... Heii... Mau minum?" tanya Nadia. Cyra mengangguk dan Nadia segera membantunya memberikan minuman.

"Alhamdulillah baby-nya Cowo Ra... Alhamdulillah dan sebentar lagi mas Andi kesini, Jadi Kamu tenang ya istirahat aja. Baby ada diruang inkubator, Dokter takut Baby kenapa-napa karena baby Prematur." Jelasnya. Cyra mengangguk lemah.

"Mau dikasih nama siapa?." mendengar pertanyaan itu Cyra menjadi teringat akan Zean. Ia teringat saat itu Zean mengatakan Jika Baby nya Laki-laki Namanya adalah Al Zarrel Alexander jika Perempuan namanya Zyra Alexa . Namanya sangat cantik, Cyra tersenyum saat mengingat momen Zean mengatakan hal itu.

"Al Zarrel Alexander" ucap Cyra pelan. Bara yang mendengar itu tersenyum, Ia teringat Zean pernah menceritakan bahwa dirinya diminta untuk memberikan saran nama untuk Baby Cyra. Dan sekarang Nama yang pernah Zean sebutkan dipakai oleh Cyra untuk putra pertamanya.

'Tuan.... Lihatlah Nona Sudah melahirkan. Apa anda tidak ingin melihat Nona? Babynya bernama Zarrel seperti yang Tuan katakan. Sadarlah Tuan.' Batin Bara.

"Aku pengen tidur.... Ngantuk banget Nad.." Nadia mengangguk dan mengelus lengan Cyra.

"Tidur aja, Aku disini kok. Aku jagain kamu." Ucap Nadia dengan begitu sayang. Bara sampai kagum melihat gadis itu.

"Saya sudah meletakan bodyguard didepan ruang inkubator dan didepan ruangan Nona. Jadi saya pergi dulu masih banyak yang harus saya kerjakan."

"Baik pak... Terimakasih pak Bara sudah menolong Cyra tadi, kalau nggak ada pak bara saya nggak tau harus gimana." ucap Nadia sangat berterimakasih padanya. Bara mengangguk dan segera pamit pergi dari sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!