Flashback lanjutan:
Dimas kaget bangun tidur ada didalam mobil, Dimas merasa sakit sekali kepalanya karena semalam minum banyak.
Rasa kaget Dimas belum hilang, harus merasa kaget lagi karena melihat ada perempuan asing ada disebelahnya lagi tidur lelap.
"Hey kamu siapa? Kenapa ada didalam mobil saya!" tanya Dimas penasaran, Dimas tidak ingat apa yang terjadi semalam selama Dimas setengah sadar.
"Kamu sudah bangun iya, apa kamu ingat apa saja yang kamu bahas ke saya semalam?" tanya Perempuan asing, yang sengaja tidur didalam mobil Dimas karena setuju dengan tawaran Dimas.
"Maaf saya lupa, sepertinya saya banyak minum semalam, memangnya saya bicara apa sampai kamu ada di mobil saya?" tanya Dimas yang tidak ingat, sama sekali apa saja yang dibahasnya dengan perempuan disampingnya.
Perempuan disampingnya Dimas, mengerti kenapa Dimas lupa dengan apa yang dibilangnya. Perempuan disampingnya Dimas ceritain awal bisa ketemu Dimas sampai, Dimas menawarkan untuk menjadi istri ke dua nya tanpa harus bekerja semua biaya hidupnya ditanggung apa lagi jika bisa memberikan anak kandung untuk Dimas.
"Oleh sebab itu, saya ada disini karena kamu minta saya tidur disebelah kamu setelah kamu menceritakan masalah istri kamu yang selamanya tidak bisa hamil dan tidak bisa memberikan anak sama sekali, saya siap jadi istri kedua dan saya siap waktu bersama kamu tidak banyak, asalkan kamu mau tanggung biaya hidup saya." penjelasan Perempuan yang disampingnya Dimas.
"Oh seperti itu, baik lah sekarang kita periksa kondisi kamu apa bisa memberikan anak atau tidak. Setelah hasil keluar baru saya tentuin, kita bakal nikah sirih atau tidaknya. Bagaimana apa kamu mau?" tanya Dimas yang berusaha percaya, dengan penjelasan perempuan disampingnya.
"Baik lah, hayo kita tes sekarang juga, oh iya nama saya Diana semoga saya bisa menjadi pelengkap kebahagiaan kamu." lanjut Diana, yang menerima tawaran Dimas karena kapan lagi hidup enak tanpa kerja dan ada yang tanggung biaya hidupnya.
Dimas merasa senang, karena ada perempuan asing yang bersedia memberikan anak pertama untuknya.
Dimas langsung ajak Diana pergi ke rumah sakit yang lain, untuk periksa kondisi kesehatannya dan kesiapan Diana untuk bisa memberikan anak pertama untuk Dimas.
Flashback off:
Dewi diam-diam ke kantornya Dimas, memberikan surprise sekaligus mau ajak makan siang bareng.
Dewi kaget disaat tahu Dimas tidak ada di kantor, Dewi langsung ke ruangannya Fikri untuk tanya keberadaannya Dimas.
"Dewi! Tumben kamu kesini ada apa?" tanya Fikri kaget dengan kedatangan Dewi, masih pagi ke ruangannya.
"Kok kaget begitu sih? Saya kesini mau kasih surprise ke Mas Dimas, kok dia tidak ada di ruangannya iya?" tanya Dewi melihat Fikri, seperti orang bingung disaat melihat kedatangan Dewi tadi.
"Gawat nih! Hari ini Dimas ijin karena mau temani Fatma jalan-jalan dua hari dan tidak masuk kerja." batin Fikri, Fikri jadi panik karena hari ini Dimas pergi dengan istri ke tiganya.
"Dimas lagi kunjungan kerja Dewi, memangnya dia tidak bilang ke kamu kalo dia ada kerjaan ke luar kota." lanjut Fikri terpaksa bohong, karena bingung cari alasan ke Dewi.
"Masih kunjungan kerja iya, baik lah saya mau susul Mas Dimas dan tolong kasih tahu jadwal Mas Dimas hari ini kunjungan kerja kemana?" tanya Dewi yang entah kenapa, tidak percaya dengan ucapannya Fikri.
"Duh bagaimana ini, bisa bahaya kalo Dewi ke tempat proyek tapi tidak ada Dimas sama sekali!" batin Fikri yang semakin bingung dan kwartir karena Dewi mau susul dimana Dimas berada.
"Loh kok diam saja Fikri! Mana alamat dan jadwal Mas Dimas hari ini, saya mau susul Mas Dimas apa lagi besok hari libur sekalian jalan-jalan baren?" tanya Dewi dengan kesal, karena Fikri diam saja disaat ditanya jadwalnya Dimas.
"Baik lah Dewi saya kasih." lanjut Fikri dengan terpaksa, Fikri bakal kasih tahu Dimas kalo Dewi bakal susul Dimas ke kota Padang.
"Nah begitu dong, kirim lewat chat pribadi saya iya." lanjut Dewi dengan senang, karena Fikri mau kasih tahu jadwalnya Dimas dan alamat proyek yang didatangkan Dimas.
Dewi langsung keluar dari ruangannya Fikri, Dewi yang rindu dengan ruangannya langsung jalan menuju ruangannya Dimas untuk duduk sebentar di ruangannya dulu sebelum susul Dimas.
**
Diana menahan malu setiap mendengar, Ibu-ibu tanya dimana Dimas dan tidak ikut kegiatan sekolah nya Alia yang mengharuskan kedua orang tua ikut jalan-jalan ke kebun binatang.
"Jeng, percuma punya suami kaya dan sukses, kalo terlalu sibuk dengan pekerjaan dan jarang ada di rumah." ucap Uti orang tua temennya Alia.
"Awas loh jeng, sibuk kerja eh tau-tau nya punya istri di luaran sana, banyak loh kasus perselingkuhan karena suami sering keluar kota dan akhirnya di poligami." ucap Nur yang tidak kalah, menas-manasin Diana.
"Suami saya yang cuman jadi kuli bangunan, sering keluar kota saja saya sudah takut Jeng dan kadang saya ikut kerja dengan alasan mau jalan-jalan sambil temani kerja, rela deh anak bareng orang tua asal bisa awasin suami yang kerjanya pindah-pindah." ucap Lusi terus terang, Lusi rela dianggap istri yang manja atau apapun, asal dideket suami tidak peduli dengan tanggapan orang lain.
"Andaikan mereka tahu, jika saya adalah istri kedua pasti mereka tidak akan bicara seperti itu ke saya dan pasti anggap saya plakor dan berbicara kasar tidak seperti sekarang." batin Diana, Diana tiba-tiba jadi sedih dan malu saat sadar diri bahwa dirinya selama ini menjadi plakor dalam rumah tangganya Dewi dan Dimas.
"Insya Allah suami saya setia Ibu-ibu, namanya pekerjaan seorang Bos bisa tiba-tiba datang tanpa harus dihindari." ucap Diana yang bingung, mau jawab apa pertanyaan Ibu-ibu yang ikut kegiatan anak-anaknya.
**
Dimas panik karena Fikri, kirim chat kalo Dewi bakal susul Dimas ke Padang karena Dimas ke Padang buat kunjungan kerja dan jalan-jalan bareng Fatimah, apa lagi besok dan lusa hari libur kantor.
"Iya Tuhan! Harus bagaimana ini, Dewi mau susul ke Padang padahal Fatimah tahunya Dewi baru ketemu dengan saya dan sekarang giliran saya bareng Fatimah!" batin Dimas, Dimas merasa cemas dan kwartir takut kebohongannya selama ini ditutup serapih mungkin bakal ketahuan oleh Dewi.
"Ayah kenapa melamun sayang? Apa yang Ayah fikirkan!" tanya Fatimah melihat Dimas, yang diam saja sambil melihat handphone nya.
"Sayang aku bingung, Dewi tiba-tiba mau ke Padang juga dia ada pekerjaan di sana juga sayang. Bagaimana aku bagi waktu sayang, aku bingung sekarang." ucap Dimas yang tidak tahu, cari alasan yang membuat Fatimah tidak sedih.
"Kenapa bisa mendadak sayang? Iya sudah biar lah aku mengalah, oh iya apa boleh aku melihat Mba Dewi walaupun dari jauh sayang, aku mau melihat istri pertama Ayah." lanjut Fatimah mau melihat, langsung istri sahnya Dimas walaupun dari jauh melihatnya, membuat Fatimah sudah senang sekali.
"Tidak sekarang sayang, sudah jangan difikirkan iya sayang, aku akan usahakan bagi waktu bersama Bunda dan Dewi ditempat yang sama iya." lanjut Dimas yang sejujurnya, ragu bisa bagi waktu antara bareng Fatimah dan Dewi.
Dimas berharap rumah tangganya, tetep aman walaupun kedua istrinya ada ditempat yang sama.
Fatimah sudah pasrah, jika Dimas tidak bisa bagi waktu karena ada Dewi diluar kota juga.
**
Chelsea merasa lega karena anaknya, sudah sembuh total, membuat Chelsea jadi semangat menjalankan kegiatan hari ini karena anaknya tidak merasakan sakit lagi.
"Anaknya Bunda, kasigannya tidak bisa dingin dan tidak bisa panas sayang, baru dua jam tidak pakai AC sudah keringat seperti ini Nak." ucap Chelsea, yang merasa tidak tega melihat anaknya sensitif dengan udara dingin dari AC.
Chelsea membersihkan, badan anaknya yang basah karena keringat, badannya sudah basah karena keringat seluruh badan.
**
Fikri anterin Dewi ke bandara, untuk susul Dimas yang katanya lagi ada kunjungan kerja ke kota Padang.
"Fikri bagaimana perkembangan, pembelian gedung untuk kantor cabang? Kata Mas Dimas mau buka kantor cabang?" tanya Dewi penasaran, Dewi kalo tidak ingat apa kata Ayah nya tidak akan kepo dengan urusan perusahaan.
"Sudah survei tempatnya, Saya dan Dimas lagi menghitung biaya yang dibutuhkan untuk beli barang-barang untuk perusahaan baru terus juga mempertimbangkan gaji karyawan dan bahan pengeluaran lainnya." ucap Fikri yang merasa lega, karena pembelian gedung untuk kantor cabang beneran dilakukan Dimas walaupun itu cuman modusnya supaya rahasianya tidak kebongkar, karena setiap hari pergi dan tidak bersama Dewi.
"Alhamdulillah jika benar, Mas Dimas buka kantor cabang berarti tidak ada alasan untuk curiga dengan Mas Dimas yang jarang ada di rumah." batin Dewi merasa lega, karena ucapan Dimas tidak bohong dan tidak perlu curiga lagi dengan suaminya yang sibuk dengan pekerjaan.
"Bagus sekali, saya tidak sabar melihat kantor cabang siap beroperasi dan jangan bilang Mas Dimas jika saya ke kantor dan banyak tanya ke kamu, karena tidak mau salah faham nantinya." lanjut Dewi yang tidak mau, ribut dengan Dimas karena dianggap menjadi istri yang curigaan dengan suami.
"Maafkan saya Dewi, terpaksa saya banyak bohong ke kamu, tapi mau bagaimana lagi saya tahu semua rahasia Dimas dan saya merasa bersalah sudah membuat kamu disakitin Dimas selama ini tanpa kamu sadari." batin Fikri, Fikri merasa bersalah sudah bohongin orang yang baik dengan Fikri. Karena Dewi mendapatkan pekerjaan dengan jabatan yang bagus, karena Dewi juga kedua adiknya bisa merasakan kuliah ke luar negeri tanpa pusing memikirkan biaya hidup selama kuliah di luar negeri, karena semuanya Dewi tanggung tanpa pamrih sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments