BAB 6

Dimas setelah sampai di rumah, langsung ajak main Alia bareng Diana didalam kamar khusus tempat main anaknya.

"Mainan Alia banyak sekali sayang, oh iya belajar baca yuk sayang bareng Ayah." ucap Dimas sambil pegang boneka berbie, Dimas senang sekali bisa main bareng Alia dan Diana didalam rumah.

"Mau Ayah, asik akhirnya bisa belajar bareng Ayah lagi." ucap Alia merasa senang, karena belajar lagi bareng Dimas setelah ayah nya sibuk kerja.

"Iya sudah Alia langsung belajar bareng Ayah, biar mainan Bunda saja yang merapihkan sayang." ucap Diana ikut senang, melihat anaknya bisa kembali ceria setelah Dimas pulang langsung diajak main dan sekarang belajar.

"Bantuin Bunda dulu sayang, masa mainan bareng tapi ditinggal begitu saja sih." lanjut Dimas yang tidak tega, membiarkan Diana capek sendirian untuk merapihkan mainan Alia.

Dimas langsung ambil keranjang mainan, mulai satu-satu masukin mainan Alia kedalam keranjang karena mau belajar baca.

Diana membiarkan Dimas, ikut bantuin merapihkan mainan anaknya sebelum ajarin anaknya baca.

**

Fatimah masukin cemilan yang tadi di beli, ke dalam kulkas yang ada didalam kamar yang sengaja Dimas belikan.

"Persediaan makanan untuk Bunda sudah banyak Nak, jadi nanti malam bisa memberikan ASI sambil Bunda makan deh." ucap Fatimah sesekali melihat anaknya, yang anteng main sendirian di tempat tidur.

**

Chelsea pesan taxi online, untuk anterin Chelsea ke rumah sakit karena anaknya semakin tinggi panasnya membuat Chelsea semakin cemas melihatnya.

"Bertahan Nak, kita akan ke rumah sakit sayang." ucap Chelsea langsung tutup pintu rumah, sebelum masuk kedalam taxi online.

Chelsea berusaha tidak sedih, disaat anaknya sakit seperti sekarang justru Dimas tidak bisa dihubungin sama sekali akhirnya Chelsea sendirian ke rumah sakit.

**

Dewi berusaha tenang, mendengar kedua orang tuanya yang marah karena Dimas tidak ikut pulang, padahal orang tuanya Dewi mau bahas tentang adopsi anak.

"Suami kamu itu, selalu saja kerja dan jarang pulang ke rumah! Memang bagus Dimas itu pekerja keras, seperti Ayah kamu selama ini tapi Ayah kamu selalu pulang dan kalo pun ada kunjungan kerja seminggu tiga hari saja perginya, tidak seperti suami kamu bisa seminggu sekali pulang dan di rumah cuman tiga hari saja!" protes Bunda nya Dewi, kesal karena punya menantu yang tidak tahu waktu untuk ketemu dengan istri nya.

"Bu jangan bicara seperti itu, Mas Dimas kerja untuk kita juga Bu terus mas Dimas mau buka cabang perusahaan diluar kota, jadi otomatis semakin sibuk Bu." ucap Dewi berusaha memberikan, pengertian untuk ibu nya untuk tidak berfikir negatif tentang Dimas.

"Proses pembelian gedung kosongnya kapan dan kapan mau proses ngisi barang-barangnya?" tanya Ayah nya Dewi, yang entah kenapa tidak percaya mendengar menantunya mau buka kantor cabang.

"Katanya hari ini Ayah, karena kebanyakan permintaan proyek di Kalimantan akhirnya mau buka perusahaan disana." lanjut Dewi yang ingat, Dimas mau buka kantor cabang di luar Jakarta supaya perusahaannya semakin berkembang.

Lagi-lagi ayah nya Dewi, tidak percaya mendengar cerita anaknya tapi belum mau mencari tahu kebenaran cerita anaknya tentang menantunya.

Dewi bingung kenapa ayah nya seperti tidak percaya, dengan ucapannya barusan padahal selama ini Dimas sudah bekerja dengan benar dan tidak merugikan perusahaan sama sekali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!