Dewi setelah Dimas, berangkat kerja langsung gembok pagar rumah dan masuk kedalam rumah untuk melanjutkan merapihkan rumah seorang diri.
"Waktunya melanjutkan pekerjaan rumah, karena Mas Dimas sudah berangkat kerja." ucap Dewi yang langsung sambil sapu, karena merasa kewajiban seorang istri harus bisa menjaga kebersihan rumah seorang diri.
**
Dimas senyum manis melihat Diana, yang baru selesai anterin anaknya ke sekolah dan Dimas turun dari mobil nya.
"Sayang ikut aku yuk, soalnya ada kunjungan kerja dan aku mau Bunda ikut sayang dan aku janji tidak akan lama." ucap Dimas yang ingin, Diana temani kerja.
"Apa tidak masalah Ayah? Apa tidak takut ke tahuan Mba Dewi kalo suatu saat karyawan disana kasih tahu kalo Ayah melihat proyek dengan perempuan lain!" tanya Diana yang merasa takut, karena tidak siap jika Dewi tahu dirinya istri kedua suaminya dan disuruh cerai.
"Bunda tunggu sebentar di mobil, setelah itu kita jalan sebentar sebelum aku ke kantor mau iya sayang, hari ini kan jatah kita bersama sayang!" bujuk Dimas yang ingin, banyak waktu bersama Diana.
"Baik lah sayang aku mau ikut." lanjut Diana dengan pasrah, ikutin keinginan Dimas karena apa yang diucapkan suaminya benar hari ini dan besok jatah bersama dan tidak mau cuman sedikit waktu bersama.
Dimas senyum senang, mendengar Diana mau ikut ke tempat proyek sebentar dan dilanjutkan jalan-jalan sebelum kembali ke kantor.
Diana masuk kedalam mobil, Diana merasa sudah lama sekali tidak masuk kedalam mobil nya Dimas.
**
Fatimah setelah selesai merapihkan rumah langsung telefon Dimas, karena Fatimah rindu dengan Dimas yang sudah lama tidak ketemu karena belum waktunya Dimas mengunjunginya.
"Assalamualaikum Ayah, apa Ayah sudah tiba di kantor?" tanya Fatimah merasa senang, karena Dimas angkat telefonnya.
"Waalaikum salam sayang, sudah sayang baru sampai di kantor nih Bunda, oh iya bagaimana kabar Bunda dan Beby kita sayang maaf iya aku belum bisa kesana sayang!" tanya Dimas diseberang telefon, Dimas sejujurnya tidak tega meninggalkan anak dan istrinya tapi mau bagaimana lagi Dimas sudah memutuskan punya banyak istri, dengan terpaksa harus bisa bagi waktu supaya Dewi tidak curiga kalo sudah di duakan.
"Alhamdulillah sehat sayang, iya tidak masalah sayang aku mengerti dan ini konsekuensi aku sayang. Lagian dua hari lagi Ayah bakal kesini kan sayang." lanjut Fatimah yang mau berusaha, menjadi istri pengertian dan mau sabar menunggu Dimas pulang.
"Iya sayang nanti kesana kok, Bunda mau titip apa sayang pas Ayah pulang nanti Ayah belikan sayang." lanjut Dimas yang sudah tidak sabar, mau merasakan kembali bergadang lagi untuk mengurus anak bareng Fatimah.
Dimas merasa bahagia sekali, dari pernikahan dibelakang Dewi dengan ketiga perempuan punya tiga anak dari masing-masing istri memberikan satu anak, karena atas permintaan Dimas yang cuman mau punya satu anak saja supaya tidak repot mengurusnya dan takut pada banyak minta dan akhirnya ketahuan Dewi.
Fatimah tidak pernah mau dibawakan apapun, asal Dimas rutin ke rumah sesuai jadwal yang disepakati Fatimah sudah merasa senang sekali dengan kehadiran Dimas dirumahnya.
**
Chelsea ajak main anak satu-satunya bareng Dimas, didalam kamar karena Chelsea sudah malas diluar rumah.
"Sayang cepat besar iya, supaya bisa Bunda ajak jalan-jalan jauh sayang dan tidak ribet terus kalo jalan berdua." ucap Chelsea yang tiba-tiba sedih, membayangkan disaat anaknya besar nanti harus bisa terima kenyataan kalo jauh dari ayah nya, karena Dimas ke rumah cuman dua hari saja bisa melihat ayah nya.
**
Dewi buka-buka aplikasi online, untuk melihat barang-barang yang bagus untuk diberikan ke Dimas disaat suaminya selesai kunjungan kerja ke luar kota.
"Melihat barang-barang di aplikasi ini, merasa tertarik untuk jualan juga iya, enaknya jualan apa iya supaya ada kegiatan dirumah saja." ucap Dewi yang merasa bingung, mau jualan apa yang cocok yang bisa Dewi kerjakan setiap hari.
Dewi terus saja melihat, barang-barang laki-laki yang cocok untuk dipakai Dimas karena Dewi mau memberikan baju dan sepatu baru untuk suaminya.
**
Fikri masuk kedalam ruangannya Dimas, yang sepertinya atasannya baru selesai menerima telefon dari perempuan langsung geleng-geleng kepala melihatnya.
"Sekarang giliran istri keberapa yang kamu samperin? Untungnya ke tiga istri selingkuhan kamu, pada mau dirumah saja tanpa dibantu siapapun untuk urus anak dan rumah selama kamu tidak ada dirumah!" tanya Fikri sambil senyum sinis, karena tidak suka dengan gaya Dimas yang berani selingkuh tapi memberikan nafkah istri dari uang perusahaan milik Dewi.
"Istri ke dua dong, sebentar lagi saya ke sana buat jemput anak dari sekolah dan langsung pulang. Saya bakal bawa beberapa berkas, untuk saya kerjakan di rumah istri ke dua. Tolong handel perusahaan selama saya pulang iya." ucap Dimas yang selalu pulang, cepat demi bisa punya banyak waktu bersama istri tapi tidak lupa dengan tanggung jawab pekerjaannya.
Dimas sadar jika dirinya seenaknya, apa lagi meninggalkan pekerjaan pasti akan ketahuan oleh Dewi sebagai pemilik perusahaan.
Fikri cuman bisa protes dalam diam saja, selama Dimas pulang cepat tapi bawa pekerjaan ke rumah tidak jadi masalah yang penting tidak sepenuhnya meninggalkan tanggung jawabnya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments