Buku tua

Anaya berhenti membaca di halaman yang ke 3, setelah dia melewati daftar nama nama yang diceritakan sejauh ini.

Yaitu tentang kemunculan Amelia, Wayana dan asal muasal kenapa ayahnya Janson bisa pindah ke kota bansar.

"Nak ini sudah sore, sebaiknya kita sudahi dulu membacanya. biar bibi yang simpan bukunya." Bi Ina meraih buku itu dan meletakkannya di rak tengah, disitulah tempatnya.

"Bi, apa yang terjadi sebenarnya dengan kota bansar ini?" Tanya Anaya.

Bi Ina yang tengah membereskan debu dan sarang sarang laba laba di tepi pojok rak berhenti sejenak.

"Nona akan tau jika sudah tiba di bab terakhir. masih banyak waktu untuk membacanya bukan?" Jawab Bi Ina, Anaya mengangguk.

Tok tok..

Ketukan suara pintu dari ruangan perpustakaan pribadi milik Janson diketuk dari luar.

"Anaya, ini aku. aku mau bilang kalau sore ini kita ada acara makan bersama BBQ di taman belakang." Janson memberitahukan.

Anaya menoleh ke arah pintu, lalu memandang Bi Ina yang sibuk bekerja. Entah kenapa semua orang mencoba menutup nutupi Fakta tentang cerita masa lalu itu.

"Anaya, ayo.. kita bisa kehabisan makanan nanti."

"Pergilah nona, nona setidaknya harus menghibur diri setelah kejadian mengerikan itu."

"Baiklah," Anaya bangkit berdiri dari duduknya. mulai melangkah mendekati pintu keluar dan membukanya.

wajah senyum Janson yang membuat Anaya selalu tenang selama ini, wajah pertamanya saat merajuk dan bertengkar bersamanya beberapa hari lalu membekas di ingatan Anaya. Setelah bertemu sosok asing hitam yang menakutkan. mereka akan memperoleh penjelasan sebentar lagi.

"Ayo Janson," Anaya menanggapi seruan Janson, dan pergi. Setelah pintu perpustakaan ditutup. Bi Ina merasa sedih di dalam sana.

'Aku tidak pernah menduga, kalau anak sekecil itu ada kaitannya dengan makhluk se-mengerikan dia. Rasanya takut menatap matanya itu.' Gumam Bi Ina.

Lorong lorong dilewati dengan penuh rasa senang oleh Janson dan Anaya.

"Anaya, bagaimana dengan kisah yang kau baca tadi, apakah seru atau seram?" Tanya Janson sambil sesekali menoleh ke arahnya. Senyumannya dan perasaan bahagianya tak bisa ia sembunyikan.

"Baru mulai 3 halaman, dan tidak ada hal yang benar benar serius dan seram. Hanya kisah kehidupan ayahmu, pertemuannya dengan Meli dan sosok hitam itu, eh.. siapa namanya.. aku lupa." Jawab Anaya.

"Ya sudah, lupakan saja. Toh hanya kisah masa lalu kan. lagi pula sudah lama sekali hal itu terjadi. sudah 49 tahun yang lalu, hampir 50 tahun kisah itu." Janson memberikan usul.

"Iya ya, lagi pula itu belum tentu terjadi lagi kan?" Tanya Anaya.

"Iya.." janson mengangguk angguk.

keduanya sudah tiba di lantai bawah, dan mereka berpapasan dengan Aliza.

"Hei Aliza," Sapa Anaya.

"Hai juga Anaya.."

"Kalian mau ke taman belakang ya?"

"Iya, kita mau makan daging BBQ nya." Jelas Anaya.

"Ooh.. dan Janson kenapa kalian gandengan tangan!" Tunjuk Aliza pada lengan mereka.

"Biarin dong, Anaya kan pacarku.."

"Dih geli, pacar apaan.. kalian masih kecil. Kau masih 11 tahun dan Anaya masih 9 tahun Dih gak tau malu.." Ledek Aliza.

"APA KAU BILANG!!" Janson kesal sampai berteriak. Aliza sudah jauh di depan mereka.

"Hei kau!!"

Anaya terseret sedikit karena Janson tiba tiba berlari di lorong lorong rumah. Anaya merasa tangan Janson hangat. mereka sudah bergandengan tangan 15 menitan.

saat janson akan marah pada Aliza lagi, mereka terlebih dahulu disambut oleh keluarga yang lain.

"Mari mari, makan dagingnya."

"Udara dingin ini pas sekali dengan api unggun.."

"Benar, aku ingat saat pertama kali kita bertemu ya kan Sayang.."

"Ish, apa sih. di sini tempat umum.."

Beberapa yang lain tertawa melihat kelakuan Farhan dan Istrinya, Galih dan beberapa pembantu sibuk membagikan minuman, kakeknya Janson juga ada di sana.

Melihat pemandangan itu Anaya tertegun, Ia ingat saat saat ia pernah seperti ini juga berkumpul dengan keluarganya.

Sebelum adanya tragedi mengerikan yang terjadi 6 bulan lalu, terakhir mereka sempat berkumpul bersama.

BEBERAPA HARI SEBELUM TRAGEDI KECELAKAAN.

Pagi itu adalah pagi yang hening dan damai, Bi Marni datang membawakan sarapan seperti biasanya ke kamar Anaya yang ada di lantai dua.

Anaya juga seperti biasa bersiap pergi ke sekolah kalau tidak libur, tapi karna ini adalah hari Weekend dia bangun pukul 6 pagi, sedikit terlambat.

"Non, Tuan dan nyonya nanti akan ke sini dua jam lagi, nona mau berkegiatan apa selama itu?"

"Anaya mau mandi dan sarapan dulu bi, nanti pas jam 8 tepat, aku dan ayah ibu akan menginap selama 2 hari di vila. karna libur hanya sebatas itu, aku gak mau sendirian lagi bi, aku bosan.."

"Iya, non. iya. bibi mengerti, tapi Tuan dan Nyonya kan punya pekerjaan. Semua itu juga buat nona Anaya kan?"

Tapi tetap saja sepi ya sepi, rasanya punya teman banyak juga tidak ada pengaruhnya.

...ΩΩΩΩ...

TES,..

TES,..

TES,..

Anaya meneteskan Air mata melihat pemandangan yang bahagia ini, daging panggang ya masih dipegang dan belum dimakan sama sekali, keramaian keluarga Janson membuatnya mengingat kejadian yang biasa Anaya lakukan dengan keluarganya.

Janson yang tertawa di sebelah Anaya-pun menoleh dan melihat wajah sedih Anaya.

Air mata Anaya belum terusap sama sekali, Janson mencoba mencari tisu di tepi meja BBQ, dan mengambilnya sehelai.

"Jangan menangis, Anaya.. Kau tidak sendirian lagi, ada aku di sini. Hapus air matamu ya." Janson berkata lirih dan lembut.

Anaya menoleh dengan ucapan Janson, Mengangguk perlahan kemudian.

"Cobalah ini, daging kelinci.. enak sekali lho."

Janson menjulurkan piring kecil berisi daging, menusuk satu dagingnya dengan garpu lalu menyodorkannya di dekat mulut Anaya.

"Aaa.." Janson bicara berbisik.

suasana semakin ramai oleh beberapa lawakan yang diadakan dadakan, dan tak ada yang memperhatikan Anaya dan Janson di ujung meja sana.

Hingga acara usai jam 9 malam, mereka sudah berada di dalam semuanya, dan Anaya diantar ke kamar oleh Janson.

"Tidurlah, dan jangan fikirkan hal yang sedih,"

"Aku sedih karena suasana rumahmu mengingatkanku pada, ayah dan ibuku. maaf, aku merusak suasana ya.."

"Tidak kok, aku malah tidak menyangka kau akan jadi begini karena ajakan ku , lain kali aku akan mengajakmu ke acara lain saja yang tidak biasa. maafkan aku karena mengingatkanmu tentang hal yang buruk Anaya."

"Tidak apa apa Janson, dan kau tidak salah. hanya saja aku sedang merindukan orang tuaku.."

"Em, bagaimana kalau kita ke makam mereka besok. aku dan supir bisa mengantarmu ke sana.. apakah kau mau?"

Anaya tersenyum getir. "Iya, makasih."

"Aku akan ke kamar, selamat tidur Anaya."

"Selamat tidur juga Janson."

malam semakin larut, dan Anaya mulai menutupi dirinya dengan selimut tebal, besok adalah hari mereka mengunjungi makam orang tua Anaya. Dan besok melanjutkan halaman yang sempat tertunda. Halaman 4.

Goresan goresan tampak di dinding luar kamar Anaya, mata merah mengintai mereka berdua. Kali ini sosok itu sangat berbeda. Sekejap lalu lenyap bagai udara, tak tersisa jejak apapun kecuali goresan tangan yang tertinggal di tepi pintu luar kamar Anaya.

Terpopuler

Comments

ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ

ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ

Ngenggg ~~🚁🚁🚁
5 LIKE & RAT 5 Terbang ke karyamu thor

Semakin seru & membuat penasaran 💓

Jangan bosan mampir
🌷REINKARNASI🌷

Menantimu dengan setia

2020-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Ep 01 - Kecelakaan
2 Ep 02 - Kejadian lain
3 Ep 03 - Sosok misterius 1
4 Sosok misterius 2
5 Mati lampu.
6 Bertemu Ayah Janson
7 Bantuan keluarga Janson
8 Rahasia
9 Kisah masa lalu
10 Kisah masa lalu
11 Kisah masa lalu
12 Kisah masa lalu
13 Amelia memperingati Fariz.
14 Membahas Bu Rizka
15 Buku tua
16 Makam
17 Potongan halaman misteri
18 Amelia mengawasi
19 Wayana dan hutan hitam
20 Guru privat
21 Berenang di kolam
22 Kematian Marni, Mila dan Imah
23 pelindung misterius
24 pertemuan awal Amelia dan Anaya
25 Dilema
26 tentang TO THE DEAD
27 Taman
28 Wayana yang terluka
29 Membahas keluarga Hermawan
30 Kedatangan Hans.
31 Pulang ke rumah
32 Makan di restoran
33 Merasa terhina
34 kemunculannya Amelia
35 Ketiduran di mobil
36 Anaya melihat hal itu lagi
37 Toko roti
38 Keadaan rumah Anaya
39 Koma
40 Alam bawah sadar
41 Menunggu dirimu membuka mata.
42 Kunci yang hilang
43 Si nenek bijak
44 Pengumuman
45 Membahas permasalahan
46 Hutan Kionh
47 Perencanaan keluar hutan
48 Rumah hans
49 Sejak kapan ini terjadi?
50 Cahaya misterius di palung laut
51 Maya dan Farhan
52 Berkemas
53 Galih mengenal Xin
54 memulai perjalanan
55 Area istirahat
56 Bertarung tanpa alasan
57 Quena merasakan sesuatu
58 Perjalanan berlanjut
59 Makan bersama
60 Sihir Xin.
61 Kebingungannya
62 Ketiduran
63 perdebatan
64 Galih yang bingung
65 Kedatangan Ruha
66 Sejarah Tiga Gunung.
67 Galih sadar
68 Ungkapan Galih
69 Jemputan Shi ya
70 Bertemu Shi ya
71 Menceritakan
72 Salah faham
73 Menghentikan
74 Memaafkan
75 Kehilangan
76 Keterangan yang ditolak
77 Melawan Ular Raksasa
78 Selamatkan sahabat
79 Misi pembebasan
80 Pertarungan
81 Fakta yang tertutup
82 Kematian Bi Marni dan Mila
83 Penyelidikan Shi ya
84 Bercerita pada Anaya dan Janson.
85 Pertarungan dan kedatangan Quen
86 Menolong Heng
87 Kekalahan Wayana
88 Perasaan Wayana
89 Pengorbanan Mayana
90 Tentang Yu Jian dan kematian Mayana.
91 Salah faham 2
92 Memecahkan bola cristal
93 Penjelasan 2
94 Kesedihan Fariz
95 kebersamaan masa lampau
96 Balas dendam
97 Keping masa lalu
98 Kezi dan Laras
99 Hari penobatan
100 Kemarahan Ratu
101 Memikirkan Laras.
102 Nenek misterius
103 Moment pertama
104 Pelukan Laras
105 Kezi kembali ke istana
106 Hal yang ingin dikatakan
107 Obrolan Amelia dan Fariz
108 Nenek misterius 2
109 Perubahan Anaya
110 Pelatihan pertama oleh Nenek misterius.
111 Nama
112 Mencari Anaya
113 Kecurigaan Quen
114 Waktu istirahat
115 Rencana Janson
116 Rencana Janson bagian 2
117 Ciuman pertama
118 SEASON SPESIAL
119 Pulang ke rumah Heng
120 Ganti novel baru.
121 Rencana pulang.
122 Rencana pulang 2
123 Pembicaraan
124 perjalanan menuju kota bansar.
125 Ancaman di jalan pulang
126 Moment berharga
127 melanjutkan perjalanan
128 Harapan baru.
129 Puisi dari author
130 Galih temukan suatu kebenaran.
131 Nama dari Quen
132 Nasehat Rey
133 Teriakan Janson
134 Sampai di korea (revisi)
135 Revisi.
136 perbaikan jangan dibaca!!
137 jangan dibaca dulu, tapi boleh di like kok.
138 Typo
139 xx
140 105
141 106
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Ep 01 - Kecelakaan
2
Ep 02 - Kejadian lain
3
Ep 03 - Sosok misterius 1
4
Sosok misterius 2
5
Mati lampu.
6
Bertemu Ayah Janson
7
Bantuan keluarga Janson
8
Rahasia
9
Kisah masa lalu
10
Kisah masa lalu
11
Kisah masa lalu
12
Kisah masa lalu
13
Amelia memperingati Fariz.
14
Membahas Bu Rizka
15
Buku tua
16
Makam
17
Potongan halaman misteri
18
Amelia mengawasi
19
Wayana dan hutan hitam
20
Guru privat
21
Berenang di kolam
22
Kematian Marni, Mila dan Imah
23
pelindung misterius
24
pertemuan awal Amelia dan Anaya
25
Dilema
26
tentang TO THE DEAD
27
Taman
28
Wayana yang terluka
29
Membahas keluarga Hermawan
30
Kedatangan Hans.
31
Pulang ke rumah
32
Makan di restoran
33
Merasa terhina
34
kemunculannya Amelia
35
Ketiduran di mobil
36
Anaya melihat hal itu lagi
37
Toko roti
38
Keadaan rumah Anaya
39
Koma
40
Alam bawah sadar
41
Menunggu dirimu membuka mata.
42
Kunci yang hilang
43
Si nenek bijak
44
Pengumuman
45
Membahas permasalahan
46
Hutan Kionh
47
Perencanaan keluar hutan
48
Rumah hans
49
Sejak kapan ini terjadi?
50
Cahaya misterius di palung laut
51
Maya dan Farhan
52
Berkemas
53
Galih mengenal Xin
54
memulai perjalanan
55
Area istirahat
56
Bertarung tanpa alasan
57
Quena merasakan sesuatu
58
Perjalanan berlanjut
59
Makan bersama
60
Sihir Xin.
61
Kebingungannya
62
Ketiduran
63
perdebatan
64
Galih yang bingung
65
Kedatangan Ruha
66
Sejarah Tiga Gunung.
67
Galih sadar
68
Ungkapan Galih
69
Jemputan Shi ya
70
Bertemu Shi ya
71
Menceritakan
72
Salah faham
73
Menghentikan
74
Memaafkan
75
Kehilangan
76
Keterangan yang ditolak
77
Melawan Ular Raksasa
78
Selamatkan sahabat
79
Misi pembebasan
80
Pertarungan
81
Fakta yang tertutup
82
Kematian Bi Marni dan Mila
83
Penyelidikan Shi ya
84
Bercerita pada Anaya dan Janson.
85
Pertarungan dan kedatangan Quen
86
Menolong Heng
87
Kekalahan Wayana
88
Perasaan Wayana
89
Pengorbanan Mayana
90
Tentang Yu Jian dan kematian Mayana.
91
Salah faham 2
92
Memecahkan bola cristal
93
Penjelasan 2
94
Kesedihan Fariz
95
kebersamaan masa lampau
96
Balas dendam
97
Keping masa lalu
98
Kezi dan Laras
99
Hari penobatan
100
Kemarahan Ratu
101
Memikirkan Laras.
102
Nenek misterius
103
Moment pertama
104
Pelukan Laras
105
Kezi kembali ke istana
106
Hal yang ingin dikatakan
107
Obrolan Amelia dan Fariz
108
Nenek misterius 2
109
Perubahan Anaya
110
Pelatihan pertama oleh Nenek misterius.
111
Nama
112
Mencari Anaya
113
Kecurigaan Quen
114
Waktu istirahat
115
Rencana Janson
116
Rencana Janson bagian 2
117
Ciuman pertama
118
SEASON SPESIAL
119
Pulang ke rumah Heng
120
Ganti novel baru.
121
Rencana pulang.
122
Rencana pulang 2
123
Pembicaraan
124
perjalanan menuju kota bansar.
125
Ancaman di jalan pulang
126
Moment berharga
127
melanjutkan perjalanan
128
Harapan baru.
129
Puisi dari author
130
Galih temukan suatu kebenaran.
131
Nama dari Quen
132
Nasehat Rey
133
Teriakan Janson
134
Sampai di korea (revisi)
135
Revisi.
136
perbaikan jangan dibaca!!
137
jangan dibaca dulu, tapi boleh di like kok.
138
Typo
139
xx
140
105
141
106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!