Bantuan keluarga Janson

Fariz menyuruh anak itu berhenti menangis.

"Anaya, ceritakan lagi dengan lengkap. Keseluruhan. Paman ingin mendengarnya ini amat penting." Anaya mengangguk.

Beberapa saat berlalu

Setelah lega menceritakan apa yang terjadi, hingga Anaya di asingkan oleh orang orang sekitar juga tetangganya, bahkan ia di keluarkan dari sekolah. Anaya menceritakan semuanya. Anaya begitu terkejut mendengar penjelasan Paman Fariz 'apakah ia akan menawarkan bantuan untukku' Batinnya. 'Tapi aku heran apa yang dikatakannya tentang aku yang istimewa?! Aku tidak mengerti ucapannya.' Lanjutnya.

Janson sedari tadi diam hanya mendengarkan penbicaraan, lelah ia ingin bertanya.

"Ayah, tidak pernah bercerita tentang pengalaman kakek disini kepadaku?" Janson menatap Ayahnya.

"Karna ini juga demi kebaikanmu Janson! Ayah, Kakekmu dan kau. Adalah keluarga yang memiliki kelebihan. Salah satunya. Aku tidak akan kaget karna aku sudah tau kau akan pulang dengan keadaan baik baik saja." Ucap Paman Fariz seraya melirikku

"Apa maksud?! Heh., kau lihat kan Anaya?. Ayahku ini adalah seorang yang sangat hebat. Kau lihat kan?! Dia sama sekali tidak terkejut aku pulang dengan selamat. Ayahku punya insting yang tajam." Janson menghembuskan nafas kecewa. Aku hanya mengangguk. Yang aku fikirkan hanyalah masalah baru ini, apakah keluargaku menyimpan rahasia? Yang selama ini mereka sembunyikan?! Dariku?

"Tapi, aku keliru menyangka keadaanmu baik! Kau terluka Janson. Itu buruk. Makluk itu sudah lebih kuat dibanding 40 tahun lalu. Saat kakekmu berusaha menyelamatkan kota kecil ini. Tapi, beliau hanya bisa menyelamatkan separuh lebih. sisanya, menyatu dengan hutan, dan yang lain terkena kutukan."

Aku refleks berdiri. "Jadi itu maksud Bi Imah tentang, aku yang dikutuk. Paman?!"

"Anaya!" Fariz menoleh cepat padanya, Gadis itu mendongak, ia menatap pria dengan paras tampan, rambut pirang, sedikit beruban, umurnya sekitar 48 tahun kurang lebih.

"Kenapa kau bisa mengenal Bi Imah?" Tanya Paman Fariz.

"Beliau adalah tetanggaku. Dia pergi entah kemana saat kejadian beberapa bulan lalu."

"Anaya, dia adalah orang yang berhasil kabur sebelum desa itu dikutuk, dan kau itu bisa selamat dari kecelakaan itu berkat darahmu sendiri! Kau tidak dikutuk. Dia hanya mengincarmu. Kau tidak dikutuk Nak! Tetanggamu itu salah."

Aku sekarang menatap paman Fariz. Entahlah, aku tidak mengerti ucapannya. Dan masalah ini semakin rumit jadinya. Bagaimana bisa darahku sendiri menyelamatkanku dari maut? Aku benar benar tidak faham.

"Tentang Janson yang selamat pada malam itu, bukan cuma karna darahmu, tapi karna bantuan makhluk gaib, yaitu temanmu!"

Ayah Fariz menatapku.

"Aku tidak punya teman?" Ucapku.

"Ada.." Ucap Paman Fariz.

"Apakah itu Meli?" Tatapku pada Paman Fariz. Dia hanya mengangkat bahu.

"Aku tidak tau?! Mungkin saja. Tapi kita bahas lain kali saja ya, sekarang Anaya belum makan bukan? Sekarang mari kita ke ruang makan."

####

Ruang makan di rumah Janson sangat luas dan mewah, tapi itu berada di lantai dua, lampu yang megah dan indah, furniture yang klasik. Beserta lukisan sebagai pelengkap.

Aku duduk di kursi meja makan, di depanku duduk Janson dan di sebelah kanannya Ayahnya.

"Anaya, boleh menginap kan Ayah? Aku sudah lama bermain sendiri, aku kesepian." Janson bertanya pada ayahnya. Paman Fariz mengangguk. Paman Fariz juga membolehkanku untuk memangilnya 'Paman' seakan tau aku membutuhkan suasana baru. Hatiku juga akhir akhir ini suram.

"Apa yang terjadi empat puluh tahun lalu Paman?" Aku memotong pembicaraan Janson dan Ayahnya.

"Kita akan membahasnya nanti, Anaya! Sekarang kita tunggu saja, menu makanan apa yang akan di masak Bi Ina." Paman Fariz tersenyum kepadaku dan pada Janson. Ia ikut mengangguk.

Beberapa saat setelah kami cukup lama menunggu. Bi Ina datang dengan troli berisi makanan beserta para pembantu lainnya, yang juga mendorong benda yang sama. Aku tahu benda ini, keluargaku dulu pernah makan di restoran mewah. Mereka biasa membawa troli ini untuk membantu mengantarkan makanan, sekaligus menghemat waktu. Bi Ima membawa nasi serta lauk pauk, pembantu lain yang usianya lebih muda, datang membawa minuman dan buah. Terakhir dia membawa hidangan penutup.

"Hah.." Aku menatap tidak percaya, sebanyak ini. Ayam goreng, udang bakar, ikan mas, sayur yang rupanya juga mewah tapi bergizi, buah dari mulai : apel, anggur, pisang, pir, jeruk. Bi Ina juga membawakan minuman yang beraneka ragam. Ada jus, air putih, susu coklat/putih. Dan teh hangat.

"Ayo silahkan dinikmati, jangan sungkan." Paman Fariz mempersilahkanku memilih. Bi Ina menatapku yang bengong bertanya " Kamu mau makan apa?" Aku menoleh mengangguk. Menyebutkan.

"Udang, dengan sayur bayam. Dan minumannya susu saja." Ucapku. Bi Ina mengagguk. Sejenak dia beralih menanyai Janson dan Paman Fariz.

"Oh, iya Ayah. Bibi Maya tidak pulang ya selama seminggu?" Janson memulai pembicaraan.

"Ya, banyak pekerjaan mungkin!" Ayahnya menoleh sekilas lalu melanjutkan memperhatikan makanannya.

Aku hanya bisa mendengarkan percakapan mereka, aku tidak mau ikut pembicaraan. Seusai makan malam itu Bi Ina mengantarkan ku ke lantai tiga, kamarku terletak beberapa meter dari kamar Janson.

"Silakan, Anaya." Bi Ina tersenyum ramah.

"Trimakasih." Aku beranjak hendak melangkah, tapi tanganku tertahan oleh Bi Ina.

"Ada apa?" Aku refleks berbalik.

"Maafkan Bibi ya, Anaya. Bibi tau Bibi salah telah menuduhmu!" Bi Ina menunduk.

Aku menggeleng. "Tidak apa apa. Aku mau mandi setelah itu istirahat ya Bi." Aku segera berbalik lagi. Bi Ina menjawab samar. Aku sempurna menutup pintu.

Di sana ada lemari yang penuh pakaian gadis, itu pasti milik anak gadis Bibi Janson. Aku tidak menyentuh baju yang mahal. Hanya memakai yang menurutku setara dengan pakaian biasaku, di rumah.

Setelah selesai mandi dan beranjak naik ke ranjang tempat tidur, pintu jendela kamarku diketuk. Aku menoleh. Suara ketukan itu berasal dari balkon. Aku melangkah membuka balkon lantai tiga yang kacanya tertutup gonden putih.

"Siapa?" Kini aku sempurna tengah melihat sekeliling balkon. Angin kencang yang entah dari mana datangnya, tiba tiba menerpaku.

"Anaya.. " Itu suara lirih dari arah mana, aku tak menemukan seorangpun. Menoleh ke sana ke mari. Mencari sumber suara.

"Anaya,.. Aku tak punya banyak waktu, Sosok itu akan tau jika aku ada didepanmu. Kau masih ingat aku kan?" Suara itu bertanya pada Anaya.

"Teman?! Aku tidak punya. Kau siapa?" Ucapnya binggung. Sedari tadi Anaya berusaha mencari wujud lawan bicaranya.

"Meli.., aku meli Anaya, kau sudah menepati janjimu, walau tidak datang. Tapi aku tau kau sudah bersusah payah. Meli temanmu itu adalah aku. Yang kau lihat di kebun itu." Suara itu terdengar normal tidak lirih lagi.

"Meli.. Jadi kau yang aku lihat di kebun teh itu.. Kau, bukannya kau manusia?" Anaya kembali bertanya untuk yang sekian kalinya.

"Bukan, aku merupakan tumbal sosok itu Anaya. Aku budaknya, pesanku padamu. Jangan fikir kau sendiri Anaya. Aku akan selalu menjagamu, melindungimu. Jangan khawatir.!!" Setelah kalimat itu selesai, digantian lagi oleh angin menderu di balkon, udara dingin menguar.

Aku bergegas balik kanan menutup balkon dan segera tidur. Besok saja bertanya pada tentang masa lalu itu. Masalah yang dalam empat puluh tahun menghantui kota kecil ini.

Anaya menarik selimut tebal, perlahan ia terlelap tertidur.

####

"Kau, Anaya. Akan ku jaga dirimu Anaya jangan khawatir!" Meli bergumam sejenak. Gadis berbaju putih itu melihat ada sosok mata yang mengintainya.

Bruak!!

Hantaman itu sangat kencang hingga tubuh meli terpental jauh. Mendarat di pepohonan besar. Berdebam dia mengaduh.

"Budak kurang ajar!!, berani beraninya kau bersekutu dengan calon tumbalku, apalagi berteman dengannya." Bentak sosok hitam itu.

"Kau bukan raja, aku memang budakmu, tapi aku bukan senjatamu, berhentilah memanfaatkanku." Meli pergi dari hadapan sosok itu. Sosok itu dengan nada amarah menyusulnya.

Pertarungan masih sengit antara kedua sosok itu. Meli yang tau bahwa dia takkan bisa menang melawan sosok itu memutuskan pergi.

Dengan nada kemurkaannya dia berteriak!!

"Anaya, kau ingin menantangku!! Baik mari kita lihat! Seberapa besar kau bisa bertahan dari belenggu kematian." sosok itu terlalu menyeramkan, matanya yang merah. Wajahnya yang buruk rupa.

Dia adalah salah satu makhluk yang pernah menjajah kota ini, Sosok itu tertawa Lebar, menunjukan taringnya yang menghunus.

Sementara Anaya, ia tidak bisa tidur nyeyak, mendengar suara dengung dengung aneh di telinganya. Dia merasa ada keganjilan yang terjadi di bawah sana. Tapi, dia masih tidak mengerti. Malam semakin suram, dan sunyi.

####

Ditengah hutan belantara, sosok hitam bertaring yang menghunus, wajah yang menyeramkan, dia sedang menyapa seseorang.

"Halo, Wanita tua.. Apa kabarmu.." Sosok itu tengah berbicara pada Wanita lansia usia 70 tahunan. Baju yang dikenakannya penuh darah, serta punggungnya di sayat sayat, pelakunya tak pelak lagi sosok hitam itu. Keadaannya mengenaskan dia digantung terbalik. Tapi, dia masih hidup. Di sebelahnya juga ada satu Wanita dan dua anak kecil.

"Pergi.. Pergi dari sini kau mahluk keji.!!" Teriak Wanita yang terikat di pohon.

"Wanita kurang ajar!! Ini tempat tinggalku memang aku mau kemana?! hah." Ucap sosok hitam itu, sambil tergelak tertawa.

"Marni.. Marni.. Kau dan Imah adalah tahananku sekarang, tidak akan ada yang menyelamatkan kalian.!!" Dia membentak ke empat orang di depannya.

Yaitu: Marni, Imah, dan kedua putri Marni. Sosok itu memang menculik mereka, keadaan Imah saat ini tengah pingsan, dengan darah yang terus menetes dari punggungnya. Ntah apakah dia mampu bertahan. Keadaan putri putri Marni juga mengenaskan, keduanya terus menangis. Di tengah gelak tawa dari sosok hitam, dan Marni yang tengah menyesali sesuatu.

"Maafkan Bibi,.. Anaya.."

Terpopuler

Comments

Tika c

Tika c

😱😱😱 Gawat ternyata mereka pergi lalu diculikk!!! adakah yang bisa selamatkan mereka😰😰😰

2021-03-24

0

BELVA

BELVA

kaka aku bawa bnyak jempol untukmu
kpan2 mampir kembali di karyaku
novel:belvadante
audio:gadis desa
trimksh sebelnya.mari saling dukung

2020-10-14

1

Antir NT

Antir NT

ceritanya seru thor… Kasih saran sedikit ya thor. Dalam penulisannya jangan terlalu banyak pake tanda titik dan koma yang berdekatan thor. Terimasih, semoga sarannya diterima 😊😊

2020-10-01

1

lihat semua
Episodes
1 Ep 01 - Kecelakaan
2 Ep 02 - Kejadian lain
3 Ep 03 - Sosok misterius 1
4 Sosok misterius 2
5 Mati lampu.
6 Bertemu Ayah Janson
7 Bantuan keluarga Janson
8 Rahasia
9 Kisah masa lalu
10 Kisah masa lalu
11 Kisah masa lalu
12 Kisah masa lalu
13 Amelia memperingati Fariz.
14 Membahas Bu Rizka
15 Buku tua
16 Makam
17 Potongan halaman misteri
18 Amelia mengawasi
19 Wayana dan hutan hitam
20 Guru privat
21 Berenang di kolam
22 Kematian Marni, Mila dan Imah
23 pelindung misterius
24 pertemuan awal Amelia dan Anaya
25 Dilema
26 tentang TO THE DEAD
27 Taman
28 Wayana yang terluka
29 Membahas keluarga Hermawan
30 Kedatangan Hans.
31 Pulang ke rumah
32 Makan di restoran
33 Merasa terhina
34 kemunculannya Amelia
35 Ketiduran di mobil
36 Anaya melihat hal itu lagi
37 Toko roti
38 Keadaan rumah Anaya
39 Koma
40 Alam bawah sadar
41 Menunggu dirimu membuka mata.
42 Kunci yang hilang
43 Si nenek bijak
44 Pengumuman
45 Membahas permasalahan
46 Hutan Kionh
47 Perencanaan keluar hutan
48 Rumah hans
49 Sejak kapan ini terjadi?
50 Cahaya misterius di palung laut
51 Maya dan Farhan
52 Berkemas
53 Galih mengenal Xin
54 memulai perjalanan
55 Area istirahat
56 Bertarung tanpa alasan
57 Quena merasakan sesuatu
58 Perjalanan berlanjut
59 Makan bersama
60 Sihir Xin.
61 Kebingungannya
62 Ketiduran
63 perdebatan
64 Galih yang bingung
65 Kedatangan Ruha
66 Sejarah Tiga Gunung.
67 Galih sadar
68 Ungkapan Galih
69 Jemputan Shi ya
70 Bertemu Shi ya
71 Menceritakan
72 Salah faham
73 Menghentikan
74 Memaafkan
75 Kehilangan
76 Keterangan yang ditolak
77 Melawan Ular Raksasa
78 Selamatkan sahabat
79 Misi pembebasan
80 Pertarungan
81 Fakta yang tertutup
82 Kematian Bi Marni dan Mila
83 Penyelidikan Shi ya
84 Bercerita pada Anaya dan Janson.
85 Pertarungan dan kedatangan Quen
86 Menolong Heng
87 Kekalahan Wayana
88 Perasaan Wayana
89 Pengorbanan Mayana
90 Tentang Yu Jian dan kematian Mayana.
91 Salah faham 2
92 Memecahkan bola cristal
93 Penjelasan 2
94 Kesedihan Fariz
95 kebersamaan masa lampau
96 Balas dendam
97 Keping masa lalu
98 Kezi dan Laras
99 Hari penobatan
100 Kemarahan Ratu
101 Memikirkan Laras.
102 Nenek misterius
103 Moment pertama
104 Pelukan Laras
105 Kezi kembali ke istana
106 Hal yang ingin dikatakan
107 Obrolan Amelia dan Fariz
108 Nenek misterius 2
109 Perubahan Anaya
110 Pelatihan pertama oleh Nenek misterius.
111 Nama
112 Mencari Anaya
113 Kecurigaan Quen
114 Waktu istirahat
115 Rencana Janson
116 Rencana Janson bagian 2
117 Ciuman pertama
118 SEASON SPESIAL
119 Pulang ke rumah Heng
120 Ganti novel baru.
121 Rencana pulang.
122 Rencana pulang 2
123 Pembicaraan
124 perjalanan menuju kota bansar.
125 Ancaman di jalan pulang
126 Moment berharga
127 melanjutkan perjalanan
128 Harapan baru.
129 Puisi dari author
130 Galih temukan suatu kebenaran.
131 Nama dari Quen
132 Nasehat Rey
133 Teriakan Janson
134 Sampai di korea (revisi)
135 Revisi.
136 perbaikan jangan dibaca!!
137 jangan dibaca dulu, tapi boleh di like kok.
138 Typo
139 xx
140 105
141 106
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Ep 01 - Kecelakaan
2
Ep 02 - Kejadian lain
3
Ep 03 - Sosok misterius 1
4
Sosok misterius 2
5
Mati lampu.
6
Bertemu Ayah Janson
7
Bantuan keluarga Janson
8
Rahasia
9
Kisah masa lalu
10
Kisah masa lalu
11
Kisah masa lalu
12
Kisah masa lalu
13
Amelia memperingati Fariz.
14
Membahas Bu Rizka
15
Buku tua
16
Makam
17
Potongan halaman misteri
18
Amelia mengawasi
19
Wayana dan hutan hitam
20
Guru privat
21
Berenang di kolam
22
Kematian Marni, Mila dan Imah
23
pelindung misterius
24
pertemuan awal Amelia dan Anaya
25
Dilema
26
tentang TO THE DEAD
27
Taman
28
Wayana yang terluka
29
Membahas keluarga Hermawan
30
Kedatangan Hans.
31
Pulang ke rumah
32
Makan di restoran
33
Merasa terhina
34
kemunculannya Amelia
35
Ketiduran di mobil
36
Anaya melihat hal itu lagi
37
Toko roti
38
Keadaan rumah Anaya
39
Koma
40
Alam bawah sadar
41
Menunggu dirimu membuka mata.
42
Kunci yang hilang
43
Si nenek bijak
44
Pengumuman
45
Membahas permasalahan
46
Hutan Kionh
47
Perencanaan keluar hutan
48
Rumah hans
49
Sejak kapan ini terjadi?
50
Cahaya misterius di palung laut
51
Maya dan Farhan
52
Berkemas
53
Galih mengenal Xin
54
memulai perjalanan
55
Area istirahat
56
Bertarung tanpa alasan
57
Quena merasakan sesuatu
58
Perjalanan berlanjut
59
Makan bersama
60
Sihir Xin.
61
Kebingungannya
62
Ketiduran
63
perdebatan
64
Galih yang bingung
65
Kedatangan Ruha
66
Sejarah Tiga Gunung.
67
Galih sadar
68
Ungkapan Galih
69
Jemputan Shi ya
70
Bertemu Shi ya
71
Menceritakan
72
Salah faham
73
Menghentikan
74
Memaafkan
75
Kehilangan
76
Keterangan yang ditolak
77
Melawan Ular Raksasa
78
Selamatkan sahabat
79
Misi pembebasan
80
Pertarungan
81
Fakta yang tertutup
82
Kematian Bi Marni dan Mila
83
Penyelidikan Shi ya
84
Bercerita pada Anaya dan Janson.
85
Pertarungan dan kedatangan Quen
86
Menolong Heng
87
Kekalahan Wayana
88
Perasaan Wayana
89
Pengorbanan Mayana
90
Tentang Yu Jian dan kematian Mayana.
91
Salah faham 2
92
Memecahkan bola cristal
93
Penjelasan 2
94
Kesedihan Fariz
95
kebersamaan masa lampau
96
Balas dendam
97
Keping masa lalu
98
Kezi dan Laras
99
Hari penobatan
100
Kemarahan Ratu
101
Memikirkan Laras.
102
Nenek misterius
103
Moment pertama
104
Pelukan Laras
105
Kezi kembali ke istana
106
Hal yang ingin dikatakan
107
Obrolan Amelia dan Fariz
108
Nenek misterius 2
109
Perubahan Anaya
110
Pelatihan pertama oleh Nenek misterius.
111
Nama
112
Mencari Anaya
113
Kecurigaan Quen
114
Waktu istirahat
115
Rencana Janson
116
Rencana Janson bagian 2
117
Ciuman pertama
118
SEASON SPESIAL
119
Pulang ke rumah Heng
120
Ganti novel baru.
121
Rencana pulang.
122
Rencana pulang 2
123
Pembicaraan
124
perjalanan menuju kota bansar.
125
Ancaman di jalan pulang
126
Moment berharga
127
melanjutkan perjalanan
128
Harapan baru.
129
Puisi dari author
130
Galih temukan suatu kebenaran.
131
Nama dari Quen
132
Nasehat Rey
133
Teriakan Janson
134
Sampai di korea (revisi)
135
Revisi.
136
perbaikan jangan dibaca!!
137
jangan dibaca dulu, tapi boleh di like kok.
138
Typo
139
xx
140
105
141
106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!