Ep 03 - Sosok misterius 1

Sejak Bi Imah mengusirku, esok harinya dia pergi entah kemana. Dan setelah itu, tidak ada kejadian yang mencengangkan selama beberapa bulan.

Aku terbangun dari tidurku dan melakukan aktifitas. Mengepel lantai, membersihkan piring, apapun yang bisa kulakukan. Aku juga mengikat beberapa bunga lili, mawar putih, melati dan juga bunga tabur ini untuk makam Ayah dan Ibuku. Aku ingin menata makam mereka dengan indah.

Gadis itu segera beranjak dari kamarnya menuju halaman belakang, tepatnya garasi mobil. Tempat itu gelap dan berdebu sudah beberapa bulan dia tidak kesini. Anaya mencari tombol lampu, beberapa saat garasi itu telah terang. Anaya melihat mobil silver yang sudah diperbaiki juga di sebelahnya mobil hitam yang ringsek akibat kecelakaan beberapa waktu lalu.

Setelah penyelidikan itu ditutup, kepolisian membawa barang barang kedua orang tuanya, termasuk mobil ringsek ini. Ditambah lagi dengan kejadian tempo hari. Para warga sekitar mulai menjauhinya. Parahnya lagi akibat kabar miring surat ancaman itu, Anaya dikeluarkan dari sekolah. Anaya membaca surat DO itu. Dia bersedih kembali.

"Kami sangat prihatin terhadap semua yang menimpa kamu, Anaya. Tapi kami pihak Guru, Kepala sekolah, dan seluruh staf. Sepakat mengeluarkan kamu dari sekolah, bukan karna kabar itu! Melainkan, kami kasihan melihatmu nak." Surat itu ditutup dengan salam. Sejenak Anaya menatap lembaran itu dengan kesal, lalu merobeknya. Kertas itu segera berhamburan ke lantai.

...****************...

Beruntung baginya, Ayahnya seorang pengusaha sukses. Semua uang yang dimiliki Ayahnya tersimpan di rumah itu. Anaya tahu pintu yang menuju ruangan yang penuh dengan uang. Selain itu. Ibunya juga seorang pelajar yang pintar, mengoleksi begitu banyak buku, termasuk buku untuk sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas. Bahkan buku yang mencatat pelajaran kuliah. Anaya bisa membaca buku itu secara bertahap.

Tapi, kini Anaya hampir menangis mengingat hal itu lagi, matanya berkaca kaca. Sejenak ia menarik nafas dan menghembuskannya. Ia tak ingin mengingatnya lagi. "Kau harus kuat Anaya. huh.." Batinnya mencoba tegar, Anaya melangkah melewati dua mobil itu, dan tiba di tepi mobil silver, disana ada sebuah kain putih menutupi sebuah sepeda.

Sepeda ini adalah hadiah ulang tahun Anaya tahun lalu, Hermawan yang membelikan khusus untuk putri semata wayangnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

satu tahun lalu..

Pagi hari itu, Anaya mengucek matanya. Gadis berambut hitam panjang terurai, paras wajah putihnya terlihat manis, rambutnya berantakan, Anaya bergegas turun dari ranjangnya namun, pintu kamarnya di dorong dari luar. Membuat Anaya menoleh.

"Ibu,.." Anaya menatap ibunya bingung.

Linda tersenyum dengan kedua tangan yang ia sembunyikan. Anaya tidak tau kenapa Ibunya begitu ceria di pagi ini. "Selamat ulang tahun Anaya Prisila." Linda dengan senang menunjukan kotak kado yang dibalut dengan kain bunga yang indah untuknya.

Wajah Anaya terkejut sumringah, dia sangat senang menerima kado pemberian Ibunya. Apalagi saat gadis itu membuka isi hadiahnya. Sebuah baju katun lembut, dengan motif bunga mawar indah. Serta sepasang sepatu bermotif sama. Motif bunga mawar. Anaya memang sangat menyukai bunga.

"Anaya harus memakai ini, trus ke bawah ya. Sampai bertemu di bawah." Ibunya kembali menutup pintu itu. Meninggalkan Anaya sendiri di kamar. Dalam sekejap ia berpakaian rapih.

Hari ini hari spesial, hari ulang tahunku. Tetangga, kerabat, dan teman teman akan memberiku kado. Aku senang sekali.

...****************...

Anaya berputar putar di depan cermin. Untuk kesekian kali ia mematut penampilannya. Setelah puas bercermin Anaya menuruni anak tangga. Dan betapa gembiranya dia melihat kejutan lainnya.

Sebuah kardus besar, mungkin sebesar meja belajar, dan tinggi kardus itu hanya beberapa inci tingginya sebuah meja.

"Wah.. Itu apa Ayah?!" Anaya sampai berteriak karena senang. "Coba tebak!!" Hermawan tersenyum.

"Satu koper baju, gambar bunga!" Jawab Anaya. Hermawan menggeleng.

"Satu kotak sepatu." Tebak Anaya lagi. Ayahnya menggeleng.

"Terus! Apa dong!" Anaya tidak bisa menebaknya. Ibunya melangkah mendekati Anaya. "Kamu buka sekarang. Gih." Linda mengangguk pada Anaya. Wajah sedih Anaya kembali ceria, dia langsung merobek kardus besar itu dengan sebuah gunting.

Kardus besar itu terbuka separuh tapi sudah jelas apa isi kotak itu. Gagang setir terlihat.

"Sepedaa.. Wah.." Anaya sangat senang. Dia melangkah berbalik ke arah kedua orang tuanya, mengucapkan terima kasih dan memeluk erat keduanya.

Mereka melanjutkan acara itu, meriah sekali. Para Tetangga, dan Anak - Anak. Juga memeriahkan acara itu, ada game seru. Hingga sore mengakhirinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Anaya terduduk mengingat semua moment manis itu, yang sekarang hanya menjadi sebuah kenangan. "Ibu,.. Ayah.. Anaya ingat ini, jelas masih mengingatnya.." Anaya merengkuh sepeda itu. Anaya masih tidak percaya kedua orang tuanya telah pergi begitu jauh, sampai dirinya tak bisa menjangkau mereka.

Anaya mengusap air matanya. Bergegas mengeluarkan sepeda itu dari garasi, sepeda dengan motif bunga masih terlihat baru. Karena Anaya tidak menggunakannya lagi sejak mereka sering berlibur ke danau itu.

Anaya mengabil bunga tabur, dan karangan bunga itu. Memakai topi putih motif bunga dan baju katun lebut juga celana putih. Semua senada motif bunga mawar kesukaannya.

Anaya mulai mengayuh sepedanya menuju pemakaman, namun harus melewati jalan utama yang berupa pasar dan pertokoan.

Ketika ia melintas, masyarakat setempat menoleh padanya. Tatapan mereka sinis, tidak senang dengan kehadirannya di tengah keramaian. Bahkan kendaraan yang mau lewat, bergegas menepikan kendaraan. Membiarkan Anaya pergi tanpa halangan.

Tepatnya pengaruh surat itu sudah menyebar beberapa bulan terakhir.

Anaya berusaha mengacuhkan mereka, terus mengayuh sepeda. namun saat tiba di sebuah toko roti, Anaya berhanti sejenak. Dia ingin membeli roti.

Anaya memarkirkan sepedanya dan hendak memasuki toko roti itu. Namun, belum sempat ia memegang gagang pintu, sebuah sayur busuk mengenai dirinya.

Plok!!

Dari arah sampingnya berdiri beberapa Anak yang membawa seonggok plastik berisi sayur busuk. Merekalah yang melemparkan sayur busuk ke arah Anaya. Mereka menatap Anaya dengan marah.

"Pergi..!! Pergi!, sana..!! Kau akan menebar petaka jika tidak pergi sekarang.!!" Teriak salah satu Bocah itu. Anaya menoleh, " Aku hanya ingin membeli roti, apa salahku.?!" Ucapnya.

"Jika kau tidak pergi!, akan kami lempar lagi!. Cepat pergi dari sini.!" Teriak seorang Gadis dibelakangnya, dia mengancam sambil maju ke depan.

"Pergii!!!" Teriaknya.

Anaya mengalah segera kembali ke parkiran sepeda. Namun ia menatap sedih, sepeda itu rusak. "Sebenci itukah mereka padaku. Bahkan mereka merusak bunga tabur dan tangkaian bunga ini. Hiks."

dengan berat hati, Anaya harus kembali ke rumah, untuk mengambil tangkaian bunga di rumahnya. padahal ia sudah dekat menuju pemakaman.

...****************...

Di tengah jalan menuju rumah, Anaya merasa di intai. Keadaan jalan sangat sepi. Dia tidak bisa mengayuh sepeda karena rantainya putus.

"Siapa disana?" Anaya menoleh kiri dan kanan tak ada siapapun. Anaya mempercepat langkahnya sambil menoleh kebelakang, dia melihat Sosok Misterius mengikutinya, Anaya tidak memperhatikan arah depan. Ketika Anaya hendak berbelok dari tikungan, ia menabrak seseorang.

BRUK.

"Woy kalau jalan pake mata,." Anaya menabrak Anak Lelaki yang tengah mengayuh sepedanya, Anak itu terjatuh bersamaan dengannya, berdebam.

"Maaf, aku buru buru," ucap Anaya. Dia segera pergi begitu saja, karna ia sedang ketakutan. Anaya takut Sosok Misterius itu akan berbuat hal yang sama, itu berarti nyawa Anaya dalam bahaya.

"Enak saja kau mau pergi hah," Anak itu menarik tangan Anaya, "Kau mau kemana, woy. Hei kau harus tanggung jawab!! Lihat, sepedaku rantainya putus. Ayo cepat perbaiki." Teriak Anak Lelaki itu.

Anaya akhirnya melihatnya, "Aku kan sudah minta maaf, lagian salahmu juga. Kenapa melaju dengan kencang?, harusnya aku yang marah.!" Anaya menatapnya jengkel.

"Pokoknya kau harus memperbaiki sepedaku, titik. Hei.!" Anaya tidak memperdulikan ocehan Anak itu, dia malah segera pergi dari sana. Anak Lelaki itu, mau tak mau mengikuti Anaya, kalau ia ingin sepeda itu diperbaiki.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mereka telah berada di garasi rumah Anaya. Gadis itu segera membuka pintu belakang, dan menutupnya dengan tergesa gesa.

"Eh, ada apa kau terburu buru begini?" Anak itu menatap Anaya bingung. "Kenapa kau mengikutiku?!" Anaya baru menyadari, Anak Lelaki usia dua - tiga tahun diatasnya itu mengikutinya. Rambutnya pirang kecoklatan, bola matanya yang biru, dan wajahnya yang begitu menawan. Tapi, Anaya tidak peduli dengan penampilan Anak itu.

"Kau tidak seharusnya mengikutiku!" Ujar Anaya ketus, pada Anak didepannya.

"Hei, bagaimana aku bisa pulang!, rumahku 6 kilometer dari sini. Hei, berjalan kaki! Iya 'kali." Anak itu balas berkata menyebalkan.

"Kau harus perbaiki sepedaku ini, baru aku bisa pulang.!" Lanjut Anak itu. Anaya benar benar jengkel padanya. Lagi pula ini memang salahnya! Kenapa jadi kebalikannya?!.Sebaiknya Anaya segera memperbaiki rantai sepeda Anak di hadapannya.

Anaya beranjak ke pojok garasi mencari sesuatu, lalu ia mengangkat sebuah kotak perkakas besar. Anaya tidak sanggup mengangkatnya, ia berteriak.

"Hei, bantu aku!!" Teriak Anaya. "Gak mau, angkat saja sendiri.!" Anak itu menoleh pun tidak. Dia sedang asyik dengan GAME di tangannya.

Anaya yang kesal meraih bola tenis kecil dan melempar ke arah Anak tadi. Plak!! "Hei!, apa apan kau!," Anak itu yang sekarang jengkel, sementara Anaya tersenyum puas.

"Bantu aku, jika kau ingin rantai sepedamu diperbaiki!" Anaya melotot, Anak itu beranjak membantu mengangkat kotak perkakas itu. Mereka akhirnya bekerja sama memberbaiki sepeda, sesekali Anak itu menjaili Anaya. Dengan memberikan benda yang salah, Anaya mengancamnya. Anak itu mengangkat tangan. Dia hanya bercanda.

"Huh,.. Akhirnya selesai juga." Anaya menatap kedua rantai sepeda itu bergantian. Dia telah mengganti dua rantai putus itu, dan memberikan oli di rantainya. Anak tadi hendak berdiri meraih sepedanya, namun guntur membuatnya menoleh ke arah jendela garasi.

"Apa? akan hujan! Duh!" Dengus Anak itu sebal. "Kau bisa menunggu di rumahku!" Ucap Anaya pelan, seraya mengusap dahinya, wajahnya juga terlihat cemong. Pakaian terbaiknya saat ini juga harus diganti dan dicuci, agar oli di pakaiannya bisa segera hilang.

...****************...

Anaya menuruni anak tangga, Anak Lelaki itu tengah menunggu di ruang tengah, Anaya segera duduk di sofa. Sementara Anak tadi duduk di sofa di sebelahnya.

"Maaf sudah merepotkan," Ucap Anak itu pelan, Anaya menyuruhnya untuk duduk disana sementara, menunggu hujan reda. Ini sebenarnya hujan pada waktu tengah hari, tapi mendung membuatnya gelap. Dan keadaan seperti telah malam.

"Tidak apa apa, aku senang punya teman di sini." Ucap Anaya. Anak itu menatap bingung.

"Memang orang tuamu kemana?" Anak itu bertanya.

"Sudah meninggal." Anaya berkata singkat.

"Maaf, aku tidak tau. Dan kau tinggal sendiri?" Ia menunduk.

Anaya mengangguk. Mereka terdiam sejenak. "Tidak apa apa, kau tak perlu minta maaf. Lagian kau tidak tinggal di kompleks ini. Apa kau mau coklat hangat?" Anaya menawari Anak itu, keduanya terlihat akrab. Tidak bertengkar lagi.

Anak itu mengangguk, "Tentu, eh siapa namamu?" Anak Lelaki itu berdiri menghalangi jalan Anaya yang hendak menuju dapur. Tangan Anak itu terjulur. Anaya menggenggam tangan Anak Lelaki itu.

"Anaya Prisila. Kamu?" Ucapnya seraya bertanya.

"Janson bram. pangil saja aku Jon." Jon tersenyum pada Anaya.

Anaya bergegas menuju dapur, membuat minuman, sementara hujan lebat di luar sana sekarang disertai petir menggelegar.

......................

Di kejauhan, sesosok hitam mengawasi mereka dari jauh, sosok itu berupa seperti bayangan. Sesaat sosok itu menyunggingkan senyum, yang memperlihatkan taringnya, matanya yang tadi menutup terbuka memperlihatkan mata yang berwarna merah darah. Tampak mengerikan melihat sosok itu, hujan membuatnya semakin samar, ia menghilang perlahan lahan.

Terpopuler

Comments

Tika c

Tika c

Tetangganya juga percaya sama rumor, kenapa jadi rumit gini coba??

2021-03-24

2

Umi Huda

Umi Huda

semakin horor

2020-12-30

0

Umi Huda

Umi Huda

semakin horor

2020-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Ep 01 - Kecelakaan
2 Ep 02 - Kejadian lain
3 Ep 03 - Sosok misterius 1
4 Sosok misterius 2
5 Mati lampu.
6 Bertemu Ayah Janson
7 Bantuan keluarga Janson
8 Rahasia
9 Kisah masa lalu
10 Kisah masa lalu
11 Kisah masa lalu
12 Kisah masa lalu
13 Amelia memperingati Fariz.
14 Membahas Bu Rizka
15 Buku tua
16 Makam
17 Potongan halaman misteri
18 Amelia mengawasi
19 Wayana dan hutan hitam
20 Guru privat
21 Berenang di kolam
22 Kematian Marni, Mila dan Imah
23 pelindung misterius
24 pertemuan awal Amelia dan Anaya
25 Dilema
26 tentang TO THE DEAD
27 Taman
28 Wayana yang terluka
29 Membahas keluarga Hermawan
30 Kedatangan Hans.
31 Pulang ke rumah
32 Makan di restoran
33 Merasa terhina
34 kemunculannya Amelia
35 Ketiduran di mobil
36 Anaya melihat hal itu lagi
37 Toko roti
38 Keadaan rumah Anaya
39 Koma
40 Alam bawah sadar
41 Menunggu dirimu membuka mata.
42 Kunci yang hilang
43 Si nenek bijak
44 Pengumuman
45 Membahas permasalahan
46 Hutan Kionh
47 Perencanaan keluar hutan
48 Rumah hans
49 Sejak kapan ini terjadi?
50 Cahaya misterius di palung laut
51 Maya dan Farhan
52 Berkemas
53 Galih mengenal Xin
54 memulai perjalanan
55 Area istirahat
56 Bertarung tanpa alasan
57 Quena merasakan sesuatu
58 Perjalanan berlanjut
59 Makan bersama
60 Sihir Xin.
61 Kebingungannya
62 Ketiduran
63 perdebatan
64 Galih yang bingung
65 Kedatangan Ruha
66 Sejarah Tiga Gunung.
67 Galih sadar
68 Ungkapan Galih
69 Jemputan Shi ya
70 Bertemu Shi ya
71 Menceritakan
72 Salah faham
73 Menghentikan
74 Memaafkan
75 Kehilangan
76 Keterangan yang ditolak
77 Melawan Ular Raksasa
78 Selamatkan sahabat
79 Misi pembebasan
80 Pertarungan
81 Fakta yang tertutup
82 Kematian Bi Marni dan Mila
83 Penyelidikan Shi ya
84 Bercerita pada Anaya dan Janson.
85 Pertarungan dan kedatangan Quen
86 Menolong Heng
87 Kekalahan Wayana
88 Perasaan Wayana
89 Pengorbanan Mayana
90 Tentang Yu Jian dan kematian Mayana.
91 Salah faham 2
92 Memecahkan bola cristal
93 Penjelasan 2
94 Kesedihan Fariz
95 kebersamaan masa lampau
96 Balas dendam
97 Keping masa lalu
98 Kezi dan Laras
99 Hari penobatan
100 Kemarahan Ratu
101 Memikirkan Laras.
102 Nenek misterius
103 Moment pertama
104 Pelukan Laras
105 Kezi kembali ke istana
106 Hal yang ingin dikatakan
107 Obrolan Amelia dan Fariz
108 Nenek misterius 2
109 Perubahan Anaya
110 Pelatihan pertama oleh Nenek misterius.
111 Nama
112 Mencari Anaya
113 Kecurigaan Quen
114 Waktu istirahat
115 Rencana Janson
116 Rencana Janson bagian 2
117 Ciuman pertama
118 SEASON SPESIAL
119 Pulang ke rumah Heng
120 Ganti novel baru.
121 Rencana pulang.
122 Rencana pulang 2
123 Pembicaraan
124 perjalanan menuju kota bansar.
125 Ancaman di jalan pulang
126 Moment berharga
127 melanjutkan perjalanan
128 Harapan baru.
129 Puisi dari author
130 Galih temukan suatu kebenaran.
131 Nama dari Quen
132 Nasehat Rey
133 Teriakan Janson
134 Sampai di korea (revisi)
135 Revisi.
136 perbaikan jangan dibaca!!
137 jangan dibaca dulu, tapi boleh di like kok.
138 Typo
139 xx
140 105
141 106
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Ep 01 - Kecelakaan
2
Ep 02 - Kejadian lain
3
Ep 03 - Sosok misterius 1
4
Sosok misterius 2
5
Mati lampu.
6
Bertemu Ayah Janson
7
Bantuan keluarga Janson
8
Rahasia
9
Kisah masa lalu
10
Kisah masa lalu
11
Kisah masa lalu
12
Kisah masa lalu
13
Amelia memperingati Fariz.
14
Membahas Bu Rizka
15
Buku tua
16
Makam
17
Potongan halaman misteri
18
Amelia mengawasi
19
Wayana dan hutan hitam
20
Guru privat
21
Berenang di kolam
22
Kematian Marni, Mila dan Imah
23
pelindung misterius
24
pertemuan awal Amelia dan Anaya
25
Dilema
26
tentang TO THE DEAD
27
Taman
28
Wayana yang terluka
29
Membahas keluarga Hermawan
30
Kedatangan Hans.
31
Pulang ke rumah
32
Makan di restoran
33
Merasa terhina
34
kemunculannya Amelia
35
Ketiduran di mobil
36
Anaya melihat hal itu lagi
37
Toko roti
38
Keadaan rumah Anaya
39
Koma
40
Alam bawah sadar
41
Menunggu dirimu membuka mata.
42
Kunci yang hilang
43
Si nenek bijak
44
Pengumuman
45
Membahas permasalahan
46
Hutan Kionh
47
Perencanaan keluar hutan
48
Rumah hans
49
Sejak kapan ini terjadi?
50
Cahaya misterius di palung laut
51
Maya dan Farhan
52
Berkemas
53
Galih mengenal Xin
54
memulai perjalanan
55
Area istirahat
56
Bertarung tanpa alasan
57
Quena merasakan sesuatu
58
Perjalanan berlanjut
59
Makan bersama
60
Sihir Xin.
61
Kebingungannya
62
Ketiduran
63
perdebatan
64
Galih yang bingung
65
Kedatangan Ruha
66
Sejarah Tiga Gunung.
67
Galih sadar
68
Ungkapan Galih
69
Jemputan Shi ya
70
Bertemu Shi ya
71
Menceritakan
72
Salah faham
73
Menghentikan
74
Memaafkan
75
Kehilangan
76
Keterangan yang ditolak
77
Melawan Ular Raksasa
78
Selamatkan sahabat
79
Misi pembebasan
80
Pertarungan
81
Fakta yang tertutup
82
Kematian Bi Marni dan Mila
83
Penyelidikan Shi ya
84
Bercerita pada Anaya dan Janson.
85
Pertarungan dan kedatangan Quen
86
Menolong Heng
87
Kekalahan Wayana
88
Perasaan Wayana
89
Pengorbanan Mayana
90
Tentang Yu Jian dan kematian Mayana.
91
Salah faham 2
92
Memecahkan bola cristal
93
Penjelasan 2
94
Kesedihan Fariz
95
kebersamaan masa lampau
96
Balas dendam
97
Keping masa lalu
98
Kezi dan Laras
99
Hari penobatan
100
Kemarahan Ratu
101
Memikirkan Laras.
102
Nenek misterius
103
Moment pertama
104
Pelukan Laras
105
Kezi kembali ke istana
106
Hal yang ingin dikatakan
107
Obrolan Amelia dan Fariz
108
Nenek misterius 2
109
Perubahan Anaya
110
Pelatihan pertama oleh Nenek misterius.
111
Nama
112
Mencari Anaya
113
Kecurigaan Quen
114
Waktu istirahat
115
Rencana Janson
116
Rencana Janson bagian 2
117
Ciuman pertama
118
SEASON SPESIAL
119
Pulang ke rumah Heng
120
Ganti novel baru.
121
Rencana pulang.
122
Rencana pulang 2
123
Pembicaraan
124
perjalanan menuju kota bansar.
125
Ancaman di jalan pulang
126
Moment berharga
127
melanjutkan perjalanan
128
Harapan baru.
129
Puisi dari author
130
Galih temukan suatu kebenaran.
131
Nama dari Quen
132
Nasehat Rey
133
Teriakan Janson
134
Sampai di korea (revisi)
135
Revisi.
136
perbaikan jangan dibaca!!
137
jangan dibaca dulu, tapi boleh di like kok.
138
Typo
139
xx
140
105
141
106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!