Kehidupan keras militer memang mampu merubah seseorang, bahkan Alex tak terkecuali. Tekanan demi tekanan yang ia alami akibat para instruktur terutama Winson membuat dia harus mengangkat pedangnya dengan lebih serius.
Hahh ... hidupku yang malang.
Alex termenung di pinggir lapangan. Ini adalah waktu istirahat setelah mereka melakukan pelatihan harian. Para prajurit secara garis besarnya dilatih terhadap dua hal penting yakni Martial art dan pendidikan kewarganegaraan. Dalam Martial Art adalah seni berpedang, memanah, menombak, dan bela diri.
Di barak ini, teknik dasar sword art adalah Art of Golden Scorpio, sementara untuk memanah adalah Art of Wingsters. Adapun untuk menombak dan bela diri yaitu Art of Lake Spear dan Art of Orchidia
Sangat disayangkan bahwa saat ini the county belum mampu untuk memproduksi prajurit dengan role magic caster dan assassin. Penyebabnya adalah kurangnya sumber daya pengajar, fasilitas, dan bakat. Kebanyakan orang-orang yang berbakat sebagai penyihir akan pergi ke ibukota. Belum lagi setelah gerakan supremasi penyihir sipil sukses ditegakkan di hampir seluruh daratan benua, semakin menyulitkan county mencetak penyihir lokal mereka sendiri.
Supremasi Penyihir Sipil adalah gerakkan para penyihir yang menginginkan pemisahan pendidikan mereka dari dominasi militer. Mudahnya, para penyihir bermazhab Babylonial menganggap bahwa role mereka pada dasarnya menggunakan pendekatan akademik bukan militer. Sehingga mereka menolak pendidikan fisik dan lebih mengutamakan pendidikan intelektual. Itu sebabnya dari keempat role utama yaitu warrior, ranger, assassin, dan magic caster, maka magic caster adalah satu-satunya role yang dipelajari di universitas sihir atau sekolah tinggi teologia (Khusus untuk calon priest). Sementara tiga role lain masih dapat dididik di Akademi Militer ataupun barak.
Hah ... andaikan aku menjadi penyihir.
Alex untuk sekian kalinya merasa sial. Seharusnya dia tidak memiliki nasib ataupun takdir, tetapi ketidakberdayaannya dengan tubuh manusianya membuat dia merasa dikekang oleh benda yang bernama nasib ini.
Sialnya dia lagi, dia lahir di keluarga ahli pedang yang sangat ortodoks. Jadi ayahnya akan sangat menolak apabila ada keturunannya yang keluar dari jalur pedang dan hidup sebagai penyihir.
"Aku hanya mau tidur!"
Alex mengeluarkan keluhannya yang telah lama ia pendam. Namun karena ia duduk di tempat terpencil, tidak ada satupun yang mendengarnya.
"Argh!!"
Untuk sesaat Alex mendengar suara rintihan. Cukup kecil tetapi ia dapat mengetahui suara itu adalah rintihan kesakitan. Asalnya berada agak jauh dari tempatnya. Alex penasaran, ia pun berdiri dan berjalan mendekati asal suara.
♤♤♤
"Keparat!"
"Brengsek!"
Punch!!
"Ugh!!!"
Grain hanya dapat menggeretakkan giginya. Kedua tangannya telah terkunci dan dia di dorong ke dinding.
Sebuah tinju besar mendarat di perutnya.
Punch!!!
"Ugghhh!!"
Grain merasakan kesakitan yang luar biasa. Dia ingin memegang perutnya yang seperti telah pecah ini. Namun dua orang yang menggenggam kedua tangannya tidak mengendorkan kuncian mereka. Tubuh Grain direntangkan sehingga perut dan dadanya menjadi lokasi pendaratan tinju yang nyaman.
"Jangan lukai wajahnya."
Grain melihat orang yang paling besar di sini. Dia adalah pemimpin dari komplotan penggangu ini.
"Sial!"
Grain tidak bisa tidak menyesali perbuatannya. Dua minggu lalu dengan senyum cerah, ia dengan suasana hati yang bagus pergi menuju tempat tinggal kelompok neverland untuk bertemu seorang anak baronet. Namun ekspetasinya terhadap anak bangsawan sangat berbeda dengan realita.
Dia sudah membayangkan seseorang yang duduk dengan anggun dan meminum anggur melalui gelas ramping. Namun anak bangsawan yang ia temui adalah seorang gangster! Tubuhnya besar, kulitnya gelap, wajah sangar, dan bahasanya yang vulgar. Walaupun demikian ia berusaha untuk bergaul dengan orang itu, berharap dapat menjilatnya. Namun hanya berlangsung kurang dari dua minggu, ia tidak dapat bergaul dengan pergaulan gangster-gangster ini! Dimulai dari menyelundupkan narkotik ke barak, nge-**** dengan para prajurit wanita, bahkan cabut keluar barak hanya untuk ngerampok toko-toko di pasar. Jelas ini kriminalitas! Moral Grain tidak dapat menerima ini semua. Sayangnya, ia telah jatuh ke lingkaran setan ini, sehingga ketika ia ingin menjauh dari mereka, dia malah diseret lebih dekat. Ketika ia berusaha kabur, ia akhirnya mendapat pukulan.
"Brengsek! Dasar binatang!!"
Grain berusaha berteriak. Ia tahu dia tidak dapat melawan mereka semua. Itu sebabnya ia berkali-kali berteriak untuk mengharapkan bala bantuan. Namun seperti yang dia duga, tempat ini terlalu jauh dari pusat pelatihan. Lokasinya berada di belakang gudang persenjataan yang cukup bobrok. Karena gudang ini adalah gudang lama dan terdapat gudang lebih besar, sehingga gudang senjata ini hanya berisi senjata karatan dan nyaris tidak pernah ada orang yang mendatangi tempat ini.
"Grain, kau telalu banyak tahu."
Orang besar yang menjadi ketua gangster itu menyeringai, ia bernama Lane. Ia berpikir apakah mungkin melakukan pembunuhan. Namun ia langsung menggelengkan kepalanya. Jika ada darah yang jatuh akan sangat sulit menutupi aromanya.
Lane adalah anak seorang baronet. Ayahnya telah mendapat gelar itu dua tahun lalu setelah menjadi seorang sir knight. Namun pola hidup mereka tidak terlalu berubah kecuali para jelata mulai membungkuk padanya. Sejak awal keluargnya memimpin kelompok kecil preman biasa di kota ini. Walau masih dibilang naif, Lane saat ini telah belajar beberapa cara untuk menutupi kejahatannya, tentu saja cara paling efektif adalah pembunuhan. Namun ia juga tidak semata-mata melakukan pembunuhan. Ia harus memperhitungkan status sosial korban dan kondisi lingkungan.
Grain secara sosial bukanlah seseorang yang penting sehingga membunuhnya tidak akan menyebabkan kegemparan tetapi lokasinya saat ini di barak, sangat tidak menguntungkan.
Saudara tertua Lane menugaskannya masuk sebagai prajurit pemula di barak untuk mendapatkan koneksi dengan para prajurit senior. Hasilnya ia sudah dapat cukup banyak. Sayangnya dia masihlah anak yang berusia lima belas tahun jadi ia kadang tidak dapat membedakan teman untuk bisnis dan teman untuk bermain. Ia salah telah menunjukkan semua bisnisnya di depan Grain. Sekarang ia memikirkan bagaimana membungkam orang ini.
"Hah ... benar juga, kau dari desa Apartia bukan? Bagaimana keluargamu, apa mereka sehat?"
Grain langsung berteriak panik.
"Brengsek! Mereka gak ada sangkut-pautnya!"
Pemimpin itu mengangkat bahunya seolah dia mengatakan itu bukan masalah.
"Yah ... tergantung bagaimana mulutmu berbicara."
Sebenarnya Lane ragu dengan ancaman ini. Dia pernah melihat saudara tertuanya membungkam orang dengan mengancam keselamatan keluarga korban. Namun ia tidak tahu bagaimana prosedurnya setelah itu.
Apakah aku harus mengirim pembunuh ke sana? Apa mematai mereka terlebih dahulu? Eh, mungkin harus mencari rumah mereka dulu?
Untunglah wajahnya yang sangar tidak menunjukkan emosi keraguan sedikit pun sehingga menimbulkan kepanikan bagi Grain.
Grain yang tidak pernah tahu kehidupan kebangsawanan itu menjadi panik. Ia selalu menganggap bangsawan memiliki kekuatan superior dalam keuangan dan militer sehingga bahkan bila itu hanya baronet, ia tetap merasa ketakutan yang luar biasa.
Ia mengangkat kepalanya dan melakukan kontak mata dengan pemimpin gangster ini.
"Aku tidak akan memberitahukan siapapun! Kumohon jangan ganggu keluargaku."
Mata Grain mulai perih. Ia betul-betul merasa putus asa. Seharusnya ia tidak pernah datang di sarang harimau sialan ini.
"Oh, begitukah? Maka pergi ke arahku dengan lututmu dan jilat sepatuku."
Lane langsung membuat seringai mengejek.
Kedua orang yang memegang kedua tangan Grain melepaskan genggaman mereka. Grain jatuh berlutut. Kemudian dengan kedua lututnya, ia berjalan. tepat di hadapan sepatu kotor pemimpin gangster itu, ia bersujud dan mulai menjilati kedua sepatu lusuh itu.
"Hahahaha ...."
para gangster yang berjumlah lima orang tertawa. Salah satu dari mereka bahkan meludahi kepala Grain.
Grain menahan segala ejekan dan kekerasan ini. Ia harus menjamin keselamatan keluarganya.
Boom!
"Arghh!!"
Grain dikejutkan oleh gerakan mundur tiba-tiba oleh ketua gangster yang disertai dengan teriakan kemarahannya.
Grain mengangkat pandangannya. Ia melihat orang itu memegangi kepala bagian kirinya yang dilumuri darah.
Apa!?
Grain tidak tahu apa yang terjadi. Dia melihat Lane melototi sesuatu di samping Grain. Maka Grain pun menoleh, ia melihat seseorang berdiri dan yang membuat dia kaget adalah itu merupakan kenalannya.
"A-Alex?"
Alex awalnya bukanlah orang yang suka ikut campur. Namun, bukan berarti ia cukup tidak tahu malu untuk tidak menyelamatkan orang yang telah membantunya. Grain dan Riven adalah dua orang yang membantunya pergi ke ruang kesehatan setelah ia mendapat disiplin dari Winson. Walaupun banyak skeptis dari para dewa Heaven kepada Sheol ketika ia melakukan sesuatu yang baik, tetapi Sheol adalah eksistensi yang selalu membalas kebaikan dengan kebaikan dan kejahatan dengan kejahatan. Dia mengakui dia bukanlah seseorang yang adil jika dibandingkan dengan Grand Alive ataupun Almadeus tetapi tidak membuat dia melupakan kebaikan-kebaikan yang ia terima bahkan walaupun berasal dari makhluk paling rendah sekalipun.
Alex membawa tumpukan batu di pelukannya. Batu-batu itu rata-rata seukuran tinju remaja lima sampai sepuluh tahun. Ia terus melempari orang-orang jahat itu dengan akurasi yang mengerikan.
"Argh! Sakit, sialan!"
"Awas! Arghh!!"
"Sial! Hentikan ******** itu!"
Para gengster marah dan panik. Kepala mereka terluka akibat lemparan batu. Mereka seperti lalat panik yang berusaha melindungi diri dari lemparan insektisida. Namun ....
Itu hanya sesaat.
Lane yang menjadi orang pertama terkena lemparan berlari maju seperti banteng. Beberapa lemparan keras mengenai tubuhnya, tetapi ia tidak berhenti seolah itu hanyalah lemparan kapas. Kemudian ....
Punch!
Dengan sekuat tenaga, ia meninju rahang bawah Alex. Tubuh Alex langsung terhempas naik. Dia kemudian jatuh terduduk dengan bebatuan yang berserakan di sekitarnya. Alex menyentuh rahangnya, memastikan itu tidak patah.
Lane masih berdiri di hadapannya. Dia menggenggam leher Alex dan mengangkatnya. Tubuh Alex yang lebih tinggi daripada Lane hanya membuat ia mengangatnya setinggi pundaknya. Namun Alex tidak berdiri, kakinya terayun lemas.
Tanpa menunda, Lane meninju wajah mulus itu.
Punch!
Segala kemarahannya ia lampiaskan dengan tinju yang seperti batu itu. Tidak masalah jika dia kesakitan karena pertarungan, tetapi sakit yang ia alami hanya karena sebongkah batu?! Sungguh hina aib yang ia terima ini.
Punch!
Setiap kali suara keras terdengar, darah berhamburan dimana-mana.
Punch!
Semua orang memandang kedua orang ini dengan takjub dan ketakutan. Mereka untuk pertama kalinya melihat bagaimana penindasan sebenarnya terjadi.
"Hentikan!"
Grain berteriak sedih. Air matanya mengalir lebih banyak dari sebelumnya.
Punch!
"Kumohon, hentikan."
Grain tidak bisa menahan perasaan bersalah dalam dirinya. Karena dia, teman barunya yang tidak tahu apa-apa harus mengalami kejadian seperti ini. Karena dia, teman barunya yang lemah dan pemalu ini harus menjadi samsak tinju. Karena dia, orang yang berusaha menyelamatkannya harus berakhir dengan menyedihkan.
Punch!
Grain berusaha berusaha berdiri, tetapi di depan teror ini, kakinya hanya bisa menjadi lemas. Setiap kali suara keras itu terdengar, ia memejamkan matanya dengan ketakutan. Ia tidak bisa apa-apa ..., dia lemah!
Punch!
Lane terus meninju dan tidak memberikan Alex kesempatan membalas. Namun pihak lain sama sekali tidak mengeluarkan erangan kesakitan, sebanyak apa pun serangan mendarat, walau hidungnya berdarah, walau matanya lebam, walau pipinya membengkak, walau giginya patah, ia tidak berteriak sedikitpun seolah ia tidak merasakan apa-apa.
Tubuh Sialan!
Adapun Alex hanya dapat mengeluh dalam hati mengenai seberapa lemahnya ia sekarang.
Ini adalah peristiwa historis. Untuk pertama kalinya dalam sejarah alam semesta, seorang dewa yang teragung berhasil dianiaya oleh kepalan tangan anak manusia berumur 15 tahun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments