Alex bangun dari kamar barunya. Ia kini tinggal bersama dengan para prajurit muda. Tempat ini tidak seperti kamarnya. Tempat ini memang sangat luas, mungkin seluas auditorium. Namun tedapat banyak kasur bertingkat yang tersusun rapi di sini.
Alex masuk di salah satu kelompok prajurit baru yang terdiri dari 30 orang. Masing-masing kelompok prajurit baru memiliki kamar luas serupa yang diharapkan mampu menjadi pengerat pertemanan intra-kelompok. Namun kini dia sendirian. Anggota kelompok lain telah lama terbangun dan melakukan aktivitas mereka. Adapun Alex, berkat kesepakatannya dengan Winson, dia bangun ketika matahari telah cukup tinggi.
Ada ketidaksenangan para prajurit seangkatannya, senior dan para pembimbing terhadap Alex. Namun khusus para pembimbing, mereka tidak terlalu mempermasalahkannya karena hampir dari mereka tahu latar belakang Alex.
Setelah bangun, Alex bergegas mandi. Setelahnya, ia mengenakan kaos militernya, dan pergi menuju kantin.
♤♤♤
"Hmm ... aku lebih mengharapkan sesuatu yang manis."
Makanan yang diberikan tidak terlalu menarik. Ini hanyalah ubi dan dibuat dalam bentuk bubur dan ditambah beberapa bumbu.
Namun Alex saat ini lebih memerdulikan harus makan daripada apa yang dimakan. Dia pun menghabiskan seluruh makanannya.
Jika tidak menghitung juru masak, di kantin ini hanya ada Alex dan beberapa prajurit senior. Mereka memandang Alex dengan penuh tanda tanya. Kenapa seorang anak baru ada di sini, di jam ini?
Namun Alex tidak memerdulikan itu. Setelah makan ia memutuskan untuk pergi keluar, menghirup udara segar.
Ini terlihat lebih seperti rekreasi. Seberapa menyenangkannya ini. Hah ... andaikan Justin ada di sini.
Alex sudah terbiasa hidup dengan bantuan Justin. Pelayanannya yang setia itu selalu mengurus hal-hal kecil hingga besar. Ia selalu membawa cemilan, membersihkan kamar Alex, membangunkannya, dan menjadi orang kepercayaan Alex setiap kali ada masalahnya.
Alex yang sudah berada di luar sedang mencari di mana tempat paling berpotensial menjadi tempat tidurnya. Ia mengharapkan sesuatu seperti di bawah pohon rimbun. Ia akan tidur santai di sana sembari menunggu waktu makan siang.
"Aku rasa ini bagus."
Alex mendapat satu. Ia melihat pohon yang cukup besar dan cukup rimbun. Ia pun berjalan ke arah pohon itu dan membaringkan badannya.
Alex memejamkan matanya. Tidak ada yang lebih baik selain tidur ditemani angin sepoi-sepoi. Ia pada awalnya berpikir bahwa barak adalah tempat yang keras dan disiplin. Namun ia tidak pernah menyangka bahwa tempat ini cukup nyaman. Setidaknya ia terhindar dari omelan kedua orang tuanya, Liana, dan ejekan kedua adiknya. Ia pun tertidur dengan lelapnya.
♤♤♤
Wilayah Archiberia merupakan wilayah yang terdiri dari Artchania Kingdom, Archantolia Kingdom, Ibeltia Kingdom, dan Holy Saintica Iberal States Commonwealth. Wilayah ini memiliki empat musim serta kaya akan hasil tambang, laut, dan perkebunan. Selain itu, lokasinya yang strategis membuat seluruh kerajaan di daerah ini menjadi kaya dan makmur. Di selatan, wilayah ini berbatasan dengan Semenanjung Kaltic dan di barat dibatasi oleh Dataran Anakia. Lebih dari 80% penduduk beragama Hexatheism yaitu agama yang menyebah 6 dewa, sementara sisanya adalah penganut sekte-sekte kecil serta kepercayaan tradisional.
Archentioch, Ibukota Kerajaan Artchania.
Kuil Agung Saint Castelius merupakan kuil terbesar di wilayah Archiberia dan menjadi perwakilan Kedaulatan Pontificia Hexatheisme. Terdiri dari beberapa lantai, dan memiliki bentuk yang artistik dengan dihiasi oleh kaca-kaca yang dipenuhi ilustrasi, serta berbagai menara lancip di sekitar bangunan utama menambah kesan historis dan religius dari bangunan ini.
Note:
Honestly, gw awalnya mau beri istilah basilica dan Papal. Simply gua anggap dua istilah itu keren dan cocok disematkan dgn situs suci. But karena basilica & Papal udh merupakan istilah yg amat lekat utk suatu agama, so gw lebih baik ambil jalan aman aja. Takut ada apa-apa :)
Di ruang kudus, para pendeta, pejabat kuil, serta sang Pontifex Eliarius sedang mengalami pembicaraan serius. Hal ini disebabkan oleh laporan departemen astorologi tentang perubahan pergerakan bintang yang memiliki penafsiran yang amat serius.
"Ini mustahil! A-apa yang telah kita lakukan sampai Dewa melakukan ini?!"
"Jaga bicaramu! Kita akan menghadapi ujian besar! Jangan katakan hal yang sesat!"
"Ya Dewa! Apa tindakan Pontificia? Apa Kongres Sacrorum masih belum dimulai?"
Para High Priest sangat panik. Mereka berusaha menghibur diri tetapi tetap, pesan yang diterima selalu membuat bulu merinding. Diskusi pun terus berlangsung tetapi hanya mengarahkan pada kebuntuan. Akhirnya semua diam dan secara naluriah memandang sang Pontifex dengan ekspresi layaknya anak anjing.
Question: Ahh ... guys, gw mau minta nasehat nih. bagusan ngambil phrasa 'Ya Dewa' apa 'Ya Tuhan'? Personally, setiap kali gw nulis Ya Dewa, selalu teringat film India :p
Di gelari sebagai Pontifex bukanlah hal kecil. Pontifex adalah gelar yang disandang oleh seorang pemimpin kuil agung. Secara struktural, saint adalah posisi yang lebih tinggi dari Pontifex Maximus dan lebih rendah dari seorang rasul/nabi. Adapun Pontifex adalah posisi yang lebih tinggi dari High Priest dan lebih rendah dari Pontifex Maximus.
Pontifex Eliarius juga bingung mengatakan sesuatu. Ini merupakan hal yang di luar kemampuannya. Tentu saja, ketika sebuah wahyu yang berbunyi 'Kedatangan sang Chthonic' bagaimana dia dapat memikirkan sesuatu. Ini betul-betul di luar pemahamannya. Kitab Suci tidak pernah membahas kejadian besar seperti kiamat, lahirnya nabi, atau pembentukan dunia tanpa adanya pertanda atau proses apa pun. Seolah kedatangan bencana ini di luar kehendak para dewa.
Chthonic: Underworld/Neraka (etimologi dari Budaya Yunani Kuno)
Eliarius yang duduk di takhtanya hanya termenung. Ia berusaha memutar otaknya untuk mendapatkan ucapan yang terkesan ilhamiyah dan menenangkan.
"Surga tidak pernah meninggalkan penduduknya. Saya yakin, ini hanyalah ujian layaknya ujian lainnya. Manusia berulang kali berhasil menghadapi ujian dari Dewa. Walaupun selalu menghasilkan korban yang tidak sedikit, tetapi manusia selalu mampu untuk bangkit. Deus le Vult! Mereka yang beriman kepada-Nya akan mendapat kebajikan sesuai dari-Nya, dan mereka yang kafir terhadap-Nya, akan mendapat kemurkaan dari-Nya."
Eliarius tersenyum setelah mengatakan itu. kerutan muncul dalam senyumnya, jenggut putihnya yang panjang juga menambah kesan penatua dari dirinya. Sebagai seseorang yang telah berusia 80-an tahun, Eliarius secara naluri memiliki kebijaksanaan dan pemikiran yang lebih tenang. Sehingga ia dapat mensugesti orang lain dari tindakan dan ucapannya.
Para penghuni ruangan secara tidar sadar memberikan senyuman balasan. Wajah mereka secara perlahan menunjukkan penenangan psikologis. Mereka tetap diam, menunggu instruksi dari sang Pontifex.
Eliarius mengelus-elus jenggotnya. Ia berusaha memikirkan sesuatu yang mungkin dapat menjadi solusi. Untungnya berita ini masih tersimpan rapat di Kuil Agung dan Kuil Utama. Sehingga rakyat, bangsawan, bahkan kuil cabang masih belum mengetahuinya. Jika sampai bocor, ia tidak bisa memikirkan bagaimana mengendalikan situasi. Namun ia tidak bisa santai, cepat atau lambat, pihak-pihak berkepentingan pasti akan meminta penjelasan terhadap kejanggalan astrologi ini. Bila itu sampai terjadi, Organisasi Pontificia tidak dapat lagi menyembunyikan kebenaran ini.
"Pergi, cari ayat-ayat tentang bencana atau sesuatu yang serupa. Cari juga dalil yang dapat dijadikan pegangan dalam upacara religi. Kemudian surati pihak Yizantin tentang masalah ini. Saya yakin para Pontifex lain juga ingin meminta penjelasan yang serupa."
"Baik!"
Para high priest bergegas berlari keluar dari ruangan untuk melakukan instruksi. Para petinggi Pontificia jelas telah tahu tentang pertanda ini. Namun mereka juga bingung apa yang harus dilakukan dalam menghadapi keadaan yang belum pernah diwahyukan dalam Kitab Suci. Namun interpretasi mereka mengenai Chthonic hanyalah sebatas 'Neraka secara fisik, bencana layaknya Neraka, ataupun percepatan Kiamat. Mereka tidak pernah memikirkan Chthonic sebagai suatu hal yang personal.
***
Pontificia: Lembaga keagamaan lintas nasional yang menyebah kepercayaan Hexatheism. Pusat Pontificia berada di Yizantin
Pontifex Maximus: Pemimpin tertinggi Pontificia.
Yizantin: sebutan non-baku dari negara teokrasi, Great Yizantine Theocracy States (Negara Teokrasi Yizantium Raya).
Kongres Sacrorum: Kongres yang dihadiri oleh seluruh pontifex yang berlokasi di Ibukota Yizantin, Sacrorum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments
A.R. Rose / Kim Ruby
aku gak tahu mau komen apa hahaha, tapi semangat yah, 👌😆
2020-07-16
0