Sheol Rú-Arhamein Eruniroi, satu -satunya archdeus yang menguasai dua alam yaitu Underworld dan Empty. Dikenal sebagai perwujudan kematian dan kehancuran, bapak dari semua dosa dan kebatilan tetapi dikenal juga sebagai Pemilik Pengetahuan dan Keingintahuan.
Ia telah lama menutup matanya. Beristirahat setelah melakukan tugasnya. Para archdeus memiliki title khas, misalnya archdeus yang menguasai Heaven, ia dikenal sebagai God Emperor. Adapun Sheol memiliki dua title yakni The God of Unlife dan Dimensioner. Masing-masing title menunjukkan tugas mereka, God of Unlife merujuk pada archdeus pemilik Underworld yang bertugas untuk menghancurkan dan memusnahkan. Sementara Dimensioner, pemilik dari Empty bertugas untuk menjaga pengetahuan dan mengendalikan pembatas antar alam atau multiuniverse. Jadi bisa dibilang tugasnya tersebut saling tumpang tindih. Namun tetap sejalan karena terkadang pengetahuan itu dapat membawa bencana dan bencana dapat menjadi sebuah pelajaran.
Kegelapan yang selalu ia rasakan perlahan memudar dan digantikan oleh sebuah cahaya redup. Ia mulai membuka matanya dan langit-langit istananya adalah objek pertama kali yang terekam di matanya.
"Tuanku."
Sheol memandang ke suara halus tetapi sopan itu berasal. Melalui api kegelapan yang bersemayam di atas takhta kegelapan yang menghubungkan antara alam Neraka dan alam sang Archdeus, ia menatap sosok makhluk bertanduk gelap dengan sepasang sayap hitam di pungunggnya. Satu demon wanita yang sangat cantik membungkuk padanya. Demon itu berada paling depan dari makhluk lainnya.
"Ainuhrim ...."
Ainuhrim, merupakan demon god tingkat tinggi. Ia memiliki tugas sebagai seorang Prime Czar.
Underworld itu terdiri dari tujuh tingkatan. Masing-masing tingkatan diisi oleh setidaknya satu pemimpin. Makhluk yang memimpin salah satu tingkat neraka itu disebut sebagai Realm Czar. Sementara Prime Czar adalah pemimpin dari para czar sekaligus orang yang memimpin Underworld tingkat tertinggi atau Arda.
Masing-masing tingkatan Underworld memiliki nama dan karakteristik berbeda. Dimulai dari paling rendah yaitu Void, Miclan, Irkalla, Niflheim, Helheim, Tartarus, dan tertinggi adalah Arda.
"Sudah berapa lama aku tertidur?"
Sheol bertanya kepada Ainuhrim. Walaupun Ainuhrim hanya melihat api yang seolah berbicara dengannya tetapi ia dapat merasakan tatapan penciptanya yang tak memiliki emosi sehingga membuat Ainuhrim yang hebat sekalipun tak sanggup menatapnya. Ia menundukkan pengelihatannya.
"Seribu tahun, Tuanku."
Sheol tidak menanggapi lebih lanjut. Ia kemudian menatap para hadirin di ruang tahkta. Mereka semua berlutut seperti wanita itu.
"Berapa lama kalian menungguku?"
Ainuhrim menjawab:
"Dua bulan, Tuanku."
Semenjak beberapa rasi bintang menunjukkan pertanda bahwa sang Maharaja Kematian akan kembali terbangun, para hambanya bergegas menuju Arda. Tidak semua dapat ke sana, mengingat Arda hanya untuk immortal tingkat tinggi. Sehingga immortal tingkat menengah ataupun rendah hanya dapat menunggu di realm (tingkat neraka) masing-masing.
Sheol tahu, setiap kali ia terbangun. Dia akan menghancurkan setidaknya satu dunia fana di Univorsum. Jadi ia pun memilih untuk menunggu. Ia duduk diam di singgasananya menunggu 'klien'-nya datang.
♤♤♤
County of Fertiphile, Artchania Kingdom.
Di sebuah mansion, dua pelayanan wanita berlari panik. Salah satu berlari sambil membawa ember berisi air dan yang lainnya membawa tumpukkan rapi handuk putih. Mereka terus berlari di sepanjang lorong hingga keduanya berhenti di depan pintu. Mereka tidak memerdulikan napas berat ataupun kelelahan yang menerpa mereka akibat berlari. Sebaliknya mereka memasang wajah khawatir yang lebih urgent.
Salah satu dari mereka memegang gagang pintu dan mendorongnya.
Kriik ...
Pintu terbuka pelan. Di dalam kamar itu, seorang wanita tua yang memakai baju pendeta dan ditemani seorang pelayan yang lebih muda. Mereka terlihat sangat sibuk.
Di Kasur kamar itu berbaring seorang wanita berambut pirang, kulit pucat, dan dalam kondisi hamil yang sedang proses melahirkan. Wanita itu memiliki rambut pirang panjang yang indah. Kulitnya yang putih dan bibirnya yang merona betul-betul menunjukkan jika ia adalah wanita kelas atas.
"Aaaarrrgggg!!"
Wajah wanita hamil itu sudah sangat memerah karena beberapa kali kontraksi dan usaha.
Kedua wanita itu segera bergabung dengan yang lainnya, membantu proses persalinan.
Waktu terus berlalu. Wanita itu terus merintih kesakitan. Tubuhnya telah dibanjiri keringat, matanya yang berlinang air mata, dan napasnya yang sesak menunjukkan perjuangannya untuk menjadi seorang ibu.
Selama waktu persalinan ini, ia terus mengingat masa lalunya. Ia terus mengenang bagaimana ibunya merawatnya dengan kasih sayang, menjaganya, dan selalu menghiburnya. Ia kini telah merasakan awal perjuangan untuk menjadi seorang ibu. Hanya perasaan bersalah dan hormat yang muncul padanya ketika ia mengenang ibunya yang telah lama tiada.
Waktu terus berlalu. Selama itu, teriakan wanita melahirkan dan sorak semangat dari para pelayan mengisi ruangan. Di kamar ini, mereka sedang berada di arena perang. Berusaha untuk menyelamatkan dua nyawa yang amat berharga. Kemudian semua itu pecah ketika tangisan mungil terdengar.
Priestess tua itu segera menyelimuti bayi yang telah lahir. Ia bergegas melaporkannya pada sang wanita yang telah menjadi ibu.
"Nyonya, nyonya, selamat, bayi laki-laki!" teriaknya.
"Wahh Nona- maksudku, Nyonya, selamat!"
Ketiga pelayan juga mengucapkan selamat. Dengan air terus mengalir di mata mereka.
"Bayiku? Tolong, aku mau melihat bayiku."
Dengan suara lemah, wanita itu meminta kepada sang pendeta tua. Pendeta tua itu lantas meletakkan bayi imut itu bersebelahan dengan wanita itu.
Wanita itu melihat bayinya. Kulit bayinya yang masihlah merah dan beberapa bekas darah masih terlihat. Tetapi ia merasa senang. Ia kini telah menjadi seorang ibu.
"Harol."
"Maaf Nyonya?"
Wanita tua itu kebingungan dengan nama yang tiba-tiba muncul dari mulut si wanita.
"Dimana Harol?"
"Ah!"
Dengan segera si pendeta tua itu tersadar. Ia bergegas memalingkan wajahnya ke arah para pelayan yang masih berdiri dengan terisak sedih di wajahnya.
"Cepat panggil Tuan Count!"
"Baik!"
Dengan bergegas pelayan termuda berlari keluar dari kamar.
Tak berlangsung lama setelah wanita itu pergi, pintu terbanting dan seorang pria dengan tampilan yang memiliki rambut berantakan dan lingkaran gelap di matanya muncul.
"Clara!"
Pria itu adalah tuan tanah dari wilayah ini. Ia adalah Count Harol Kazastian Fertiphile. Wajahnya terlihat penuh kegentingan. Tanpa memerdulikan yang lain, ia segera menuju Clara.
"Sayang, lihat, dia mirip sepertimu."
Clara memasang senyum lelah di wajahnya. Harol tidak bisa tidak terharu melihat pemandangan ini. Ini adalah pengalaman pertama mereka untu menjadi orang tua. Baik Harol dan Clara merasa gugup. Apalagi proses persalinannya pada tengah malam. Harol yang akan menjadi ayah tidak bisa tidur. Ia terus menunggu di ruang kerjanya. Ia tidak bisa menemani Clara karena setiap kali ia melihat Clara berteriak kesakitan, ia akan menangis keras. Hal itupun yang membuat sang pendeta tua 'menendangnya' keluar.
Kini Harol menggendong bayi yang tertidur lelap. Bayi itu tertidur setelah lelah menangis. Tangannya yang kecil dan rambutnya yang hitam seperti Harol membuat ia seperti melihat miniatur dirinya sendiri.
"Sayang, ayo kita beri nama dia," ucap Clara.
Harol telah lama menunggu momen ini. Ia telah membuat lusinan catatan nama di kantornya. Jika seluruh kertas yang nama itu digabungkan, mungkin tebalnya hampir seperti thesis.
Harol menarik napas. Ia memutar otaknya untuk memilih satu nama terbaik.
"Alex ... namanya Alexander Ivanov Fertiphile."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 235 Episodes
Comments