2 bulan telah berlalu, persidangan terus berlanjut sampai Arav dan Tasya benar-benar resmi bercerai. Segala cara selalu dilakukan oleh sang wanita untuk menggagalkan semua persidangan, tetapi tidak tahu kenapa sang pria selalu berhasil menghadirinya.
Tasya semakin dibuat ketar-ketir karena ini sudah masuk dalam persidangan yang ke-3. Itu berarti semua tidak ada yang mampu digagalkan, mereka hanya menunggu ketetapan hakim dengan semua bukti yang ada untuk mempertahankanrumah tangga atau berpisah selamanya.
Meskipun sidang terus berlanjut, Arav juga tidak lupa untuk mencari keberadaan Darra yang tidak tahu ada di mana. Dia tidak peduli, bagaimana keadaan sang kekasih saat ini terpenting mereka harua bertemu dan sang pria ingin meminta penjelasan yang akurat kenapa semua ini harus terjadi.
...💜💜💜...
Susah payah Arav berjuang seorang diri untuk mempertahankan haknya supaya berpisah dengan Tasya segera dikabulkan oleh hakim. Walaupun, rintangan terus berusaha menghalangi proses persidangan. Namun, dia telah berhasil melewati semua ini hingga perceraian telah terjadi.
Hakim memutuskan bahwa hubungan Arav dan Tasya benar-benar telah dikabulkan. Di situ sang pria merasa bahagia sambil memeluk pengacaranya untuk berterima kasih atas semua yang sudah mereka lakukan bersama demi kebebasan ini.
Alangkah senangnya perasaan Arav ketika terbebas dari wanita yang selalu mencoba untuk menghasutnya. Sampai menjelek-jelekkan Darra berulang kali tanpa rasa lelah. Untung cinta Arav kepada sang kekasih sangatlah kuat, sehingga tidak mudah untuk dibod*dohi dengan bukti yang tidak jelas asal-usulnya.
Jika memang semua bukti itu benar adanya, kenapa tidak dari awal saja Tasya memberitahukan pada Arav tentang Darra. Meskipun mereka selingkuh atau tidak, yang namanya suami-istri pasti akan ada komunikasi sehingga apa pun itu pasti akan mereka bicarakan bersama.
Tasya yang tidak tahu harus bagaimana, selalu berusaha meminta tolong pada Dika. Bagaimana pun caranya Arav harus kembali padanya, tanpa melihat bahwa pria itu sendiri pun telah menaruh hati padanya. Namun, sang wanita tidak peduli.
Tasya telah menjanjikan sebuah tawaran menarik untuk Dika, jika memang Arav telah kembali padanya. Dia akan mengizinkan pria itu untuk seharian full bersamanya baik jalan-jalan, tidur, makan atau sebagainya. 24 jam full mereka akan menikmati waktu kebersamaan berdua.
Setelah itu, Tasya akan fokus pada rumah tangga dan pekerjaan tanpa menyia-nyikan waktu untuk mengurus Arav seperti sebelumnya. Sakit sih, tetapi Dika tidak akan mengabaikan reword tersebut yang jarang sekali didapatkan dari sang wanita.
Selagi Dika masih bertemu Tasya setiap hari. Dia tidak akan pusing, terpenting semua berjalan sesuai rencana sang pria. Tak apa Dika tidak dapat memiliki Tasya sepenuhnya, terpenting apa yang Tasya lakukan semua sudah diketahui. Sehingga Tasya tidak akan macam-macam sebab kartu AS berada di tangan sang pria.
Itulah bo*dohnya Tasya. Dia bekerja sama dengan orang yang salah, sehingga kelak boom yang sudah ditanam akan meledak dengan sendirinya dan mengenai orang yang sudah menanamnya.
...💜💜💜 ...
Beberapa bulan berlalu, kandungan Darra kini sudah memasuki usia 6 bulan. Perubahan bentuk tubuh wanita itu mulai terlihat. Dia harus selalu menutupi wajah pucat dengan make up yang sedikit tebal supaya orang-orang yang melihatnya tidak akan merasa curiga dan merasa kasihan padanya.
Darra bekerja di salah satu toko kue milik orang sebagai pengawas. Di mana kerjaan Darra hanya akan pengawasi penjualan, pemasukan, dan pengeluaran sama halnya seperti seseorang yang memegang kendali penuh atas toko tersebut.
Kehidupan Darra selama di luar negeri sangatlah baik. Dia dapat menghirup udara dengan bebas dan mendapatkan dokter yang baik serta sabar untuk mendampinginya.
Awal-awal dokter hanya menyarankan untuk Darra memeriksakan secara rutin keadaan kista yang berukuran sedang tersebut. Selagi aman, maka dokter tetap akan memantau pertumbuhan bayi dan kista yang saling berdampingan.
Akan tetapi, berjalannya usia kandungan yang sudah 6 bulan ini. Lama kelamaan kista yang dimiliki semakin besar dan hampir menutupi jalan bayi yang ada di dalam perut. Sehingga dokter harus segera melakukan tindakan operasi untuk pengangkatan kista tersebut. Ditambah setiap hari Darra harus menahan rasa nyeri dan sakit yang luar biasa akibat adanya penyakit yang cukup menguras tenaganya.
"Hahh, sabar ya, Nak. Mommy janji, Mommy akan berjuang sekuat tenaga Mommy untuk mempertahankan kamu. Cuma, Mommy minta maaf. Di saat seperti ini harusnya kamu bisa merasakan pelukan Daddymu, tapi ini tidak. Pokoknya kamu tenang aja, kalo nanti kita sudah sehat Mommy akan bawa kamu ketemu Daddy. Mommy janji, asalkan kita sehat dulu ya, supaya Daddy senang lihat kita sehat. Oke? Mommy sayang sama Dedek, baik-baik di perut Mommy ya, sebentar lagi kita akan melakukan penyembuhan. Jadi, Mommy mohon Dedek bertahan ya, kita tidak boleh lemah. Suatu saat nanti Dedek harus bisa membawa Daddy pulang, setuju? Hihi ...."
Darra mengelus perutnya yang semakin membuncit dengan sangat gemas, apalagi sang anak ketika diajak berbicara selalu menyahuti dengan tendangan kecil. Itu berarti dia paham sama apa yang sang ibu katakan.
Akan tetapi, dibalik kebahagiaan yang dirasakan oleh Darra terdapat kesedihan yang cukup mendalam. Semua itu karena dia telah merahasiakan apa yang sedang dialaminya seorang diri. Namun, harus bagaimana lagi? Wanita itu tidak punya pilihan selain mengalah demi sang anak, daripada memaksakan semuanya hingga pada akhirnya akan kehilangan semua.
...💜💜💜...
Malam hari pukul 7. Arav baru saja sampai di sebuah desa bernama Suka Mulya. Di sana adalah tempat kelahiran Darra, sehingga sudah pasti keluarga kandungnya ada di desa tersebut.
Arav menanyakan sebuah alamat pada beberapa penduduk desa yang ada di sana. Sampai seketika, dia sampai di sebuah rumah yang terlihat sederhana, tetapi sangat cantik dengan desain yang hampir sama seperti di kota.
Perlahan, Arav menekan sebuah bel yang ada di dekat pagar beberapa kali. Setelah menunggu kurang lebih 5 menit, seorang pria keluar dari dalam pagar dengan keadaan tersenyum ramah. Wajah tampan, manis dengan kumis tipis menghiasi wajahnya yang hampir mirip seperti Darra.
"Permisi, Dek. Apakah benar ini rumah dari Darra Putri Wijaya?" tanya Arav dengan tersenyum.
"Oh, iya, benar, Kak. Kakak pasti teman Kak Darra dari kota, ya? Kalo begitu, ayo, masuk, Kak. Kita bicara di dalam saja, Ibu juga ada di dalam lagi kurang enak badan, ayo, mari ...."
Pria muda itu mempersilakan Arav masuk dengan memintanya untuk membawa mobil masuk menuju halaman rumah. Apa lagi cuaca hari ini sedang tidak baik-baik saja, suara petir mulai terdengar pertanda akan turun badai pada malam hari ini.
Arav tersenyum mengikuti pria tersebut untuk masuk ke dalam rumah. Tidak lupa, dia meminta Arav untuk duduk dan akan memanggilkan sang ibu yang ada di kamar sekalian membuatkan minum.
Entah apa yang terjadi, perasaan Arav benar-benar tidak enak. Ditambah dia datang dalam posisi ibu dari Darra sedang tidak enak badan, apakah kedatangan ke sini akan disambut baik oleh mereka setelah mengetahui tujuannya? Atau semua akan murka padanya?
...*...
...*...
...*...
...💜>Bersambung<💜...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Widi Widurai
gimana yaa walaupun dia disini jadi lead actress tp pelakor mah pelakor. ga ada wanita baik yg ngelakor. apalagi suami sahabat sendiri. ga ada alasan apapun. apalagi sampe uda zina. wanita baik secinta apapun dia, ga akan jadi lakor. sok sok an aja ni si darra. malah bagusnya dia mati aja.
2023-11-19
2