Antara Senang Dan Sedih

Sesampainya di rumah sakit, Arav langsung membawa Darra ke ruang UGD dan segera di tangani oleh dokter khusus yang ada di sana.

Dengan perasaan cemas, panik, juga penuh kekhawatiran Arav duduk sambil menunggu kabar dari dokter yang sedang menangani kekasihnya. Dia hanya berharap semoga Darra baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu yang membahayakan nyawanya.

Bertahanlah, Sayang. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa, sampai terjadi sesuatu padamu. Aku akan menuntut Tasya, aku janji!

Suara batin Arav ketika wajahnya terlihat frustrasi menghadapi semua ujian ini. Dia sendiri tidak menyangka mantan istrinya memiliki sifat seliar ini, padahal Tasya merupakan model terkenal yang pasti telah diajarkan bagaimana cara bersikap dengan baik. Namun, susah juga. Semua terjadi akibat rasa sakit hati atas perselingkuhan sahabat dengan suaminya sendiri.

Beberapa kali ponsel Arav berbunyi dengan notif panggilan dari Tasya. Saking kesalnya, dia langsung mengangkat sekilas dan mengutarakan apa yang ingin dikatakan tanpa mengizinkan mantan istrinya itu berbicara.

"Sampai sesuatu terjadi sama Darra, maka aku sendiri yang akan menghancurkanmu dan aku tidak akan pernah memaafkanmu! Dan, satu lagi. Perceraian kita sedang dalam proses kau tunggu saja aku pastikan pengacaraku akan segera menuntaskan semua ini dan kita bukan lagi suami-istri, paham!"

Arav langsung menutup ponselnya secara sepihak sebelum Tasya mengatakan apa yang ingin ucapkan. Pria itu langsung memblockir semua tentang mantan istrinya demi ketenangan hidup mereka.

Tak lama dari situ, dokter keluar untuk memberikan kabar mengenai kondisi Darra saat ini. Tanpa basa-basi Arav segera to the point menanyakan kondisi calon istrinya.

"Bagaimana keadaan kekasih saya, Dok? Semuanya baik-baik aja, 'kan? Tidak ada yang harus dikhawatirkan?"

"Tenang, Tuan. Kondisi Nyonya Darra semuanya baik-baik saja. Dia hanya syok dan harus menjalani perawatan intens beberapa hari ke depan demi kesehatan dan luka-lukanya. Setelah ini kami akan memindahkan pasien ke ruangan inap supaya Tuan bisa lebih leluasa untuk menjaganya," jawab dokter tersenyum.

"Hahh ... Syukurlah, kamu baik-baik aja, Sayang. Terima kasih, Dok. Sekali lagi terima kasih," ucap Arav menjabat tangan sang dokter dengan wajah yang terlihat jauh lebih tenang dari sebelumnya. "Tolong, pindahkan Darra ke kamar VVIP, Dok, dan jangan biarkan satu orang pun menjenguknya kecuali dengan persetujuan dari saya. Dokter paham?"

Dokter itu segera menganggukan kepalanya. Dia mengerti apa yang dokatakan oleh Arav karena melihat dari luka yang Darra alami itu pasti akibat sesuatu terjadi pada mereka. Sehingga, dokter akan segera memindahkan pasien ke tempt lebih aman dan akan meminta pada resepsionis, suster, dan para petugas di rumah sakit untuk menjaga kenyamanan pasien bernama Darra ini dari seseorang yang kelak dapat menghilangkan nyawanya.

Meskipun Arav tidak mengatakan apa yang terjadi pada Darra, dokter tersebut mampu membaca pikiran sang pria yang begitu khawatir akan keselamatan sang kekasih Itu pertanda sedang ada bahaya yang ingin merenggut nyawa pasien. Maka dari itu, dokter sebisa mungkin untuk menjaga keamanan pasien-pasien dengan bantuan para pengurus rumah sakit.

Selepas itu, dokter kembali ke dalam ruangan menyiapkan semua perpindahan kamar Darra. Yang mana wanita itu masih dalam keadaan pingsan, dokter sengaja memberikan obat penenang sedikit demi kenyamanan pasien yang pasti masih syok atas apa yang sudah terjadi padanya.

...💜💜💜...

Setelah mendapatkan kamar, keadaan Darra baik-baik saja dokter serta suster meninggalkan ruangan tersebut tidak lupa dengan semua pesan dari Arav.

Perlahan, Arav duduk di kursi tunggal samping bangkar, lalu tangannya menggenggam tangan Darra sambil mengusap wajah yang biasanya terlihat ceria, fress, dan cantik ini benar-benar lesu akibat ulah Tasya.

Tidak lupa, Arav menghubungi pihak Apartemen untuk mengemasi semua barang milik mereka tanpa tersisa lantaran dia memutuskan untuk menjual Apartemen dan pindah ke rumah tinggal yang baru. Di mana ternyata semua itu sudah dipersiapkan olehnya dari jauh hari sebelum perpisahan ini terjadi.

Dalam waktu hitungan 10 menit, akhirnya Darra perlahan membuka kedua bola matanya menyesuaikan cahaya kamarnya. Sedikit silau, tetapi lama kelamaan dia mampu membuka semua matanya dengan baik.

Wajah Arav adalah hal pertama yang Darra lihat sebelum menyadari bahwa mereka ada di rumah sakit. Perlahan, tangan sang kekasih tetap memegang erat sesekali menciumnya berulang kali.

"Syukurlah, Sayang, akhirnya kamu sadar juga. Aku benar-benar takut banget kamu kenapa-kenapa, sumpah gak tega banget aku lihat kamu begini, Sayang. Maafin aku ya, semua gara-gara aku kamu jadi begini. Maaf hiks ...."

Darra tersenyum sangat kecil sambil mengangguk perlahan, meskipun menahan sakit tetap saja wanita itu berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Tangannya perlahan terangkat untuk mengelus pipi kiri Arav dan tersenyum.

"A-aku gapapa kok, Rav. Jangan menangis seperti ini, kamu laki-laki jadi harus kuat apa pun yang akan terjadi. Kamu tidak boleh lemah, kamu harus tetap semangat, oke?"

"Gimana aku bisa semangat, sementara keadaanmu aja sampai kaya gini akibat ulah Tasya. Jika sampai terjadi sesuatu sama kamu aku janji, aku akan hancurkan dia!" jawab Arav penuh ancaman ketika orang yang paling dia sayang telah terluka seperti saat ini.

Darra menggelengkan kepalanya. Dia tidak setuju dengan apa yang dikatakan sang kekasih, malahan sebisa mungkin wanita itu harus menjadi penengah supaya mereka tidak sampai memutuskan hubungan baik meskipun, hubungan mereka akan berakhir.

"Sstt ... Kamu tidak boleh berbicara seperti itu, Rav. Apa pun yang terjadi padaku, semua ini sudah resikoku, kamu tidak perlu berbicara seperti itu. Jika aku ada diposisi Tasya aku juga akan melakukan ini bahkan lebih pun aku bisa. Cuma, kamu harus ingat! Dulu kamu memulai hubungan dengan Tasya secara baik-baik, maka selesaikan semua juga secara baik. Apabila kamu dan Tasya ingin kembali, aku ikhlas. Aku akan melepaskanmu karena ini juga atas perbuatanku yang telah merusak rumah tangga kalian. Pokoknya apa pun yang terbaik untuk kalian aku rela lakukan, asalkan kalian tidak saling membenci."

Arav yang tidak ingin mendengar kata-kata menyakitkan itu langsung menutup pelan bibir sang kekasih dengan tangannya dan menggelengkan kepala sangat cepat. Dia mencoba menjelaskan bahwa semua ini bukan karena Darra, melainkan sudah takdir Tuhan yang mempertemukan mereka dengan cara seperti ini.

Jika memang harus ada yang disalahkan, maka cukup Arav yang bersalah karena dialah yang memulai menaruh hati hingga perlahan berhasil menarik perhatian Darra dan hubungan terlarang itu terjadi begitu saja.

Akan tetapi, sampai kapan pun Arav telah berjanji akan terus menjaga dan tetap berada di samping Darra. Tidak peduli Tasya akan melakukan apa, setidaknya dia akan melawan keras demi kebebasan hubungan yang selama ini diinginkan.

Darra tidak sanggup berkata apa-apa lagi selain tersenyum sambil menangis. Satu sisi dia merasa sangat bersalah hingga air mata mengalir deras ketika sahabatnya harus merasakan sakit hati atas perbuatan mereka. Di sisi lainnya wanita itu pun merasa bahagia karena apa yang dikatakan sang kekasih selama ini tidaklah sekedar ucapan melainkan bukti bahwa kekuatan cinta mereka berdua sangatlah besar.

Di saat mereka sedang menenangkan perasaaan satu sama lain, tiba-tiba saja seseorang datang mengetuk pintu membuat Arav sedikit terkejut dan segera melihat siapa yang datang dengan wajah paniknya.

...*...

...*...

...*...

...💜>Bersambung<💜...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!